Implementasi Manajemen Pembelajaran
Implementasi Manajemen Pembelajaran
Vinka Emilda
Tahun 2010-2011
Bab 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses manajemen pembelajaran
siswa dengan diagnosa ADHD, di SD YPS Singkole
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru : guru dapat belajar cara mengajar yang baru bagi peserta
didik yang memiliki latar belakang dan kondisi yang beragam
memiliki keterbukaan terhadap masukan dari orangtua dan anak untuk
memperoleh hasil yang positif.
A.Kajian Teori
Pembangunan pendidikan merupakan bagian penting dari upaya
menyeluruh dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan harkat dan martabat
bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi
besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional. Berdasarkan hal tersebut,
pembangunan pendidikan mencakup berbagai dimensi yang luas dan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan
multimakna.
a. Asesmen Fungsional
b. Asesmen Klinis
Bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), sejak tahun 1979 sudah ada
sekolah umum yang menerima ABK untuk belajar bersama-sama anak-anak
normal lainnya karena orang tua menginginkan anak mereka mendapatkan
pelayanan pendidikan di sekolah umum dan bukan di sekolah luar biasa (SLB).
Searah dengan perkembangan pendidikan baik di luar dan di dalam negeri, pada
tahun 2003 Dirjen Dikdasmen menerbitkan SE no. 380/C.C6/MN/2003 tanggal 20
Januari 2003 tentang pendidikan inklusif yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan inklusif di setiap kabupaten/kota
sekurang-kurangnya empat sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMA, dan SMK.
Filosofi Inklusi adalah mengenai;kepemilikan, keikutsertaan dalam komunitas
sekolah dan keinginan untuk dihargai. Lawan katanya adalah eksklusi yang berarti
penolakan, keterbatasan dan ketidakberdayaan dan sering mengarah kepada
frustasi dan kebencian. Inklusi dan Pendidikan Inklusif tidak mempermasalahkan
apakah anak dapat mengikuti program pendidikan, namun melihat pada guru dan
sekolah agar dapat mengadaptasi program pendidikan bagi kebutuhan individu.
(Els Heijnen, EENET asia—ENABLING EDUCATION, Versi Bahasa Indonesia,
EDISI 1 JUNI 2005
Kompetensi Guru
Kualifikasi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh guru pendidikan
kebutuhan khusus tergantung pada berbagai faktor kontekstual. Hasil dari suatu
program yang mendidik guru pendidikan kebutuhan khusus dipengaruhi oleh
ideologi dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya serta jenis
kesempatan belajar yang mereka dapatkan melalui program dan mata kuliah yang
tercantum dalam kurikulum.
Jadi pendidikan inklusif terfokus pada setiap kelebihan yang dibawa anak
ke sekolah daripada kekurangan mereka yang terlihat, dan secara khusus melihat
pada bidang mana anak-anak dapat mengambil bagian untuk berpartisipasi dalam
kehidupan alami dan normal di sekolah atau masyarakat, serta memperhatikan
apakah mereka memiliki hambatan fisik dan sosial karena lingkungan yang tidak
kondusif.(Anita E Woolfol,2004)
ADHD
Gangguan perilaku yang khas disebut dengan ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
(GPPH). ADHD adalah istilah psikiatrik yang dipakai untuk menyebut gangguan
perilaku yang ditemukan pada anak. V. Mark Durand & David H. Barlow
membagi dua gangguan ini yaitu, (1) perilaku hilang atau beralihnya perhatian,
dan kesulitan mengorganisasi tugas-tugas. Inatensi ini juga sering disebut ADD
(Attention Deficit Disorder). (2) Hiperaktif-impulsive, yaitu perilaku yang tidak
terkendali, dan sikap impulsive atau terburu-terburu yang berlebihan
ADHD merujuk kepada masalah perilaku anak yang berkaitan dengan
gangguan pemusatan perhatian dan perilaku yang berlebihan atau sering
diistilahkan dengan hiperaktif. Sampai saat ini belum jelas faktor apa yang dapat
menyebabkan munculnya ADHD, meskipun banyak penelitian yang dilakukan
dalam bidang neurologi dan ilmu genetika sepertinya menunjukkan sedikit titik
terang. Banyak peneliti mencurigai faktor genetik dan biologis sebagai penyebab
ADHD, meskipun lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang juga
membantu menentukan perilaku anak yang spesifik. Studi terhadap gambar otak
menunjukkan bagian mana dari otak anak-anak ADHD yang tidak berfungsi dan
penyebab tidak berfungsinya disebabkan karena adanya ketidakseimbangan
neurotransmitter atau penghantar sinyal-sinyal saraf pada lobus frontal (salah satu
bagian otak besar), ganglia basal, dan cerebellum (otak kecil).
Selain itu disebutkan bahwa 20-60 % anak dengan ADHD juga mengalami
kesulitan belajar (Sandra F. Rief, 2008). Hubungan antara ADHD dengan
kesulitan belajar sangat bisa dimengerti ketika anak dengan ADHD kehilangan
perhatian dan konsentrasi pada pelajarannya, dan justru beralih perhatian pada
situasi-situasi umum di lingkungan belajarnya, seperti gambar di dinding, suara
kendaraan di lluar kelas, dan sebagainya. Pada siswa hiperaktif-impulsif,
kecenderungan yang selalu bergerak dan berpindah tempat, serta perilaku yang
terburu-buru dan tidak bisa dikendalikan tentunya juga menghambat proses
belajarnya. Secara umum gangguan belajar anak ADHD dalam membaca dan
menulis adalah kehilangan konsentrasi dan tidak bisa fokus. Dalam matematika,
anak ADHD ini seringkali kesulitan dalam membaca tanda operasi hitungan dan
kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal cerita (Sandra F. Rief, 2008).
Seorang guru kelas reguler harus memahami bahwa bukan ABK tidak
ingin mengikuti aturan, hanya pikiran mereka gagal menginternalisasikan
konsekuensi dari perilaku yang tidak pantas mereka lakukan. Bila guru mendapati
perilaku ABK seperti ini, penting untuk tetap tenang lalu lakukan pendekatan.
Informasikan kepada mereka bahwa jika melakuka perbuatan tidak baik,ada
konsekuensinya.
Guru harus menetapkan standar dan aturan yang jelas di dalam ruang
kelas. Anak dengan ADHD seringkali diperparah oleh perubahan dan gangguan
struktur. Anda tidak harus membuat pengecualian khusus untuk anak dengan
kondisi ini. Hal ini dimungkinkan untuk mengajari mereka benar dan salah, dan
penegakan peraturan kelas adalah cara penting dan efektif untuk melakukan hal
ini. Sistem manajemen kelas yang kuat membantu semua siswa mengembangkan
perilaku kelas yang positif, kebiasaan belajar, dan keterampilan organisasi. Untuk
siswa dengan gangguan kurang perhatian , manajemen perilaku sistem ini sering
memberikan struktur yang mereka butuhkan untuk mengelola perilaku mereka
sendiri setiap hari. Mengurangi gangguan anak-anak dengan ADHD harus
dilakukan dengan hati-hati sehingga harga diri anak dapat dipertahankan,
terutama di depan orang lain. Mengembangkan "bahasa rahasia" dengan anak
dengan ADHD dengan menggunakan gerak tubuh atau kata-kata bijaksana .
Membuat kesepakatan supaya Mereka tidak menyela pembicaraan.
4. Tulis jadwal setiap hari di papan tulis atau pada selembar kertas dan
mencoret setiap item sudah selesai dilakukani. ABK mendapat
dorongan kontrol terhadap perilaku dan merasa tenang ketika mereka
tahu apa yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Di dalam ruang kelas tempatkan anak dengan ADHD jauh dari pintu dan
jendela. Meja kursi belajar di kelas di posisikan berjajar,sendiri-sendiri tidak
berkelompok. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan anak lain(normal)
mengganggu ABK atau ABK yang mennganggu temannya.
Kurikulum inklusi
Di banyak negara, kurikulum dirancang secara terpusat, kaku, hanya
sedikit ruang bagi guru untuk membuat adaptasi lokal dengan mencoba
pendekatan baru. Isinya berbeda jauh dengan kenyataan dimana siswa tinggal,dan
oleh karenanya kurang mengena dan tidak dapat memberikan motivasi.
Kemungkinan juga karena bias jender, meremehkan atau mengasingkan kelompok
sosial budaya tertentu, dan ini membatasi kemajuan dan pengakuan bagi semua
siswa. Pendekatan responsif mengkritik pengajaran berdasarkan kriteria rata-rata.
Pendekatan ini menempatkan siswa pada pusat pembelajaran berdasarkan
apresiasi perbedaannya dalam pemahaman,perasaan, ketrampilan sosial dan
persepsi, serta mendorong guru untuk kreatif, berbagi dan mencari solusi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Pengadaptasian
kurikulum inklusif berdasarkan pada:
Kebutuhan siswa
penyesuaian
mempengaruhi belajar
Donath Skjørten,2001)
Kurikulum menyajikan informasi, keterampilan, dan kriteria evaluasi
yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar. Sebelum memutuskan jenis
pendekatan instruksional yang akan digunakan siswa ADHD, terlebih dahulu
mempertimbangkan tuntutan kognitif dan linguistik dari bidang kurikulum yang
diajarkan. Selain itu, penting untuk menganalisis keduanya:
B. Kerangka Konsep
Siswa ADHD
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Fokus Penelitian
(1) Kompetensi guru kelas reguler terhadap siswa ADHD
(2) Pelaksanaan manajemen pembelajaran bagi siswa ADHD di kelas
reguler
(3) Peran guru dan orang tua dalam menindak lanjuti
kemajuan siswa dengan diagnosa ADHD
C. Informan diambil secara purposive(bertujuan) yaitu kepala sekolah,wakil
kepala sekolah
bidang kurikulum,guru-guru sekolah reguler,psikolog,shadow/guru
pendamping ABK dan orang tua ABK.