Anatomi payudara
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar fibrosa, dan
jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis
dan otot serratus anterior. Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding
anterior dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media, dan pinggir
lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus pectoralis major dan
masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda payudara terletak di atas costa II–IV.
Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting. Korpus adalah bagian yang
membesar. Di dalamnya terdapat alveolus (penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola
merupakan bagian yang kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel
Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola. Puting (papilla mammaria)
merupakan bagian yang menonjol dan berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya
ASI.
Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu apertura
duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari
toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju
vena kava superior sedangkan aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit,
puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari
payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar.
4) Pemeriksaan Mammografi
Pemeriksaan melalui mammografi memiliki akurasi tinggi yaitu sekitar 90%
dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena hal tersebut, menurut American Cancer Society
mammografi dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
a) Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi.
b) Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1-2 tahun sekali.
c) Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setiap tahun
dan pemeriksaan rutin.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini terhadap
penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara agar dapat dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat.
Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan
dapat mengurangi kecatatan, mencegah komplikasi penyakit, dan memperpanjang
harapan hidup penderita Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
a) Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis di mulai dengan mewawancarai penderita kanker payudara,
pemeriksaan klinis payudara, untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya, insfeksi
payudara, palpasi, dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang dilakukan dengan menggunakan alat-alat
tertentu antara lain dengan termografi, ultrasonografi, scintimammografi, lalu
dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologis untuk mendiagnosis secara pasti
penderita kanker payudara.
b) Penatalaksanaan Medis yang Tepat
Semakin dini kanker payudara ditemukan maka penyembuhan akan semakin
mudah. Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium kanker didiagnosis yaitu
dapat berupa operasi/pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi homonal.
3. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan tujuan
mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit dan
mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial, dan
26
spritual. Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan Rehabilitasi supaya
penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali.Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara
fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri, harus mendapatkan
asupan gizi yang baik, dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita
pasca operasi.
1. Breast Cancer Estimated Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012.
International Agency for Reasearch on Cancer. 2012.
2. Putri N. Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta: Aura Media; 2009
3. FAM
a. Etiologi
b. Faktor resiko
c. Prognosis
4. Fibrositik
a. Patofisiologi
b. Diagnosis
c. Edukasi
5. Bagaimana hubungan menarche <10 tahun dengan kasus?
Pergeseran usia Menarche yang lebih muda, akan menyebabkan remaja putri mengalami
dampak kanker payudara. Perbaikan nutrisi akan berdampak kepada penurunan usia menarche.
Menarche dini lebih cenderung ditemui pada wanita dengan status nutrisi yang baik. Hal ini
dikarenakan status nutrisi mempengaruhi maturitas sistem endokrin.
Karena resiko kanker payudara akan meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun, umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan
lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap
proses poliferasi jaringan, termasuk jaringan payudara.
Depkes RI. Prevalensi Kejadian Kanker Payudara Di Indonesia. 2012. (Diakses tanggal 02 juni
2018). Didapat dari : http://www.depkesri.co.id.