Anda di halaman 1dari 10

“ POROS PADA SISTEM PENGGERAK “

Dosen Pengampu : Khairian

Disusun Oleh :

Angga Andika 302-2016-360

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

2018
KATA PENGANTAR

syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan dapat bermanfaat bagi kita semua, adapaun makalah yang penulis
bahas pada kesempatan ini berjudul “Puli pada sistem penggerak“, pada mata kuliah SISTEM
PENGGERAK.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini penulis akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Ketapang,01 Mei 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gandar (berputar atau diam) atau poros adalah untuk menopang bagian mesin yang
diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan denga demikian
tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Gandar pendek juga disebut sebagai baut.
Bagian yang berputar dalam bantalan dari gandar (dan poros) disebut tap. Poros
(keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momen putar dan mendapat
tegangan puntir dan tekuk.
Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan poros yang bengkok
(poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros berlubang,
keseluruhannya rata atau dibuat mengecil. Menurut penampang melintangnya disebutkan
sebagai poros bulat dan poros profil (contohnya dengan profil alur banyak dan profi)
Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lain-lain.
Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambunagn dari poros dan
naf serta poros dengan poros. Pembuatan poros sampai diameter 150 mmadalah dari baja
bulat (St 42, St 50, St 70 dan baja campuran) yang diputar atau ditarik.Dari lebih tebal
ditempa menjadi jauh lebih kecil. Poros beralur diakhiri dengan penggosokan, dalam hal
dikehendaki bulatan yang tepat. Tempat bantalan dan peralihan menurut persyaratan
diputar halus digosok, dipoles, dicetak dan pada pengaretan tinggi kemudian dikeraskan.
Pemilihan bahan poros selain diarahkan menurut beban yang dikenakan dan kekakuan
bentuk yang diperlukan juga menurut kondisi pemasangannya, contohnya pada poros
rituel yang bahannya dipilih setelah untuk roda giginya. Pada bantalan luncur maka
keausan dan sifat putaran darurat memegang perangkat, tetapi pemuaian dan nilai pukulan
takikan menurun (kepekaan takikan lebih tinggi).
Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros atau gandar
dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang dipasang). Sebagai
gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan benar yang peralihannya
dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada perlemahan dari berbagai pengaruh takikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian poros pada sistem penggerak
2. Fungsi poros
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancang poros
4. Jenis-jenis poros

1.3 Tujuan
Materi ini diambil selain memenuhi tugas sistem penggerak diharapkan agar
mahasiswa dapat mengertahui komponen dasar apa saja yang terdapat pada alat-alat yang
nantinya digunakan dalam pertambangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Poros atau Definisi Poros

Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris memanjang dengan
penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki fungsi sebagai penyalur
daya atau tenaga melalui putaran sehingga poros ikut berputar. Jadi, poros bisa dikatakan
transmisi atau penghubung dari sebuah elemen mesin yang bergerak ke sebuah elemen
mesin yang akan digerakan. Ada berbagai macam penamaan poros, mulai dari shaft
maupun axis ada juga yang menyebut poros sebagai as namun disini as lebih berperan
sebagai poros yang statis dan tidak ikut berputar sebagai penyalur daya atau tenaga.

2.2 Fungsi Poros

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin,
piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros
dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya
sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda keran pemutar gerobak.

2.3 Jenis-Jenis Poros Pada Elemen Mesin

Ada beberapa jenis atau macam-macam poros bila ditinjau dari spesifikasinya masing-
masing antara lain:

1. Jenis Poros Berdasarkan Pembebanannya:


a) Poros Transmisi
Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebanan puntir
(torsi), pembebanan lentur murni, maupun kombinasi dari pembebanan
torsi dengan lentur.

Gambar
b) Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang memiliki dimensi lebih pendek
dengan pembebanan puntir saja. Contohnya: poros pada mesin
perkakas.

c) Gandar
Gandar merupakan poros roda yang biasa dijumpai pada roda kereta
api dan biasanya disebut dengan as.
2. Jenis Poros Berdasarkan Bentuknya:
a. Poros Lurus
b. Poros Engkol
c. Poros Luwes (untuk transmisi daya kecil)

setelah kita mengetahui jenis-jenis serta penggunaan poros, sekarang kita harus
mengetahui bagaimana cara merancang poros yang baik dan benar. Tetapi sebelum itu
kita bahas dulu hal-hal penting yang harus diperhatikan jika kita hendak merancang
poros. Berikut 5 hal yang harus diperhatikan dalam merancang poros pada elemen mesin.

2.3 Lima Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Dalam Merancang Poros

1. Kekuatan Poros
Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang poros yang
baik serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan yang terjadi pada
poros seperti beban puntir, beban lentur, beban tarik kita dapat menentukan
kekuatan poros yang sesuai. Selain itu kita harus memerhatikan faktor lainnya
seperti kelelahan (fatigue), tumbukan, dan konsentrasi tegangan.
2. Kekakuan Poros
Kekakuan poros erat kaitannya dengan defleksi yang akan terjadi pada poros.
Defleksi yang besar akan menyebabkan getaran serta suara bising yang dapat
berakibat kegagalan pada poros. Untuk itu kita harus menyesuaikan kekakuan
pada poros dengan spesifikasi kerja yang kita inginkan.
3. Putaran Kritis Poros
Poros harus dirancang sedemikian rupa sehngga putaran kerja yang
dibutuhkan harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri. Poros dapat
dibuat bekerja di bawah putaran kritisnya ataupun di atas putaran kritisnya
untuk menhindari kegagalan.

4. Bahan Poros
Dari sisi teknis pemilihan bahan untuk pembuatan poros harus memerhatikan
ketersediaan bahan, biaya produksinya, serta manufactureability atau
kemampuan proses manufakturnya. Poros yang berasal dari bahan yang langka
di daerah kita serta membutuhkan pekerjaan yang khusus akan menaikan
harga produksi oleh karena itu perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah
kalian serta perhatikan kemampuan dalam pembuataannya baik dari mesin-
mesinya maupun tenaga ahlinya.
5. Faktor Korosi
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi pada poros.
Oleh karena itu perhatikan penempatan poros agar faktor korosi dapat
dikurangi. Misal poros digunakan pada mesin pompa air laut maka poros
tersebut harus lebih tahan korosi jika dibandingkan dengan poros pada pompa
air tawar.

2.4 Berdasarkan Arah Gaya yang Bekerja Pada Poros :

 Poros Radial
Poros yang arah kerja gayanya tegak lurus dengan sumbu poros. Misalnya poros
gerbong kereta api
 Poros Aksial
Arah gaya yang bekerja menurut arah sumbu poros, misalnya poros baling-baling
kapal, poros ulir, dan poros yang lainnya

 Poros Aksial – Radial


Arah gaya yang bekerja adalah aksial – radial. Misalnya poros transmisi, roda gigi
tirus, roda gigi cacing dan lain-lain
Berdasarkan Penampang Melintang Bahan

 Poros Berlubang (Poros Bolong) Misalnya poros-poros kilang, poros transmisi beban
dan lain-lain
 Poros Pejal Umumnya poros ukuran kecil dan sedang

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris memanjang dengan
penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki fungsi sebagai
penyalur daya atau tenaga melalui putaran sehingga poros ikut berputar.
 Poros dalam pengertian konstruksi dapat berfungsi sebagai :
1) Meneruskan Daya
2) Mendukung bagian-bagian yang berputar atau beban tetap dan berubah
3) Sebagai rol atau penggilingan
4) Sebagai engsel
5) Kekuatan Poros
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancang poros
1) Kekuatan poros
2) Kekakuan Poros
3) Putaran Kritis Poros
4) Bahan Poros
5) Faktor Korosi
 Jenis-jenis poros ada 2 yaitu berdasarkan bentuknya dan pembebannya

Saran

Sebaiknya dalam mengoptimalkan peralatan yang ada serta dalam pemahaman


mahasiswa dosen pengampu melakukan praktek lapangan dan disusul dengan kuis agar
memudahkan dalam pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://otomotif-er.blogspot.com/2014/10/pengertian-dan-macam-macam-poros.html
http://sarang-teknik.blogspot.com/2016/03/poros_1.html

Anda mungkin juga menyukai