LANDASAN TEORI
A. POLA HIDUP
1. Pengertian
Pola hidup sehat pada diabetes mellitus perlu dijaga dalam hal
jumlah kalori yang dibutuhkan dan melakukan aktivitas fisik secara teratur
dalam tubuh tidak dapat bekerja dengan baik sehingga pemecahan gula akan
Mengubah gaya hidup dengan tidak merokok, menghindari alkohol, tidur yang
cukup, menurunkan berat badan yang berlebih, mengatur pola makan, dan
berolahraga yang teratur untuk membakar lemak dan kalori yang berlebih dapat
Modifikasi gaya hidup sangat penting untuk dilakukan, tidak hanya untuk
edukasi bagi pasien dan keluarga untuk pengetahuan dan peningkatan motivasi.
Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik melalui dukungan tim penyuluh yang
terdiri dari dokter, ahli gizi, perawat, dan tenaga kesehatan lain. Setiap kali
kunjungan diingatkan kembali untuk selalu melakukan gaya hidup sehat. Gaya
B. DUKUNGAN KELUARGA
1. Pengertian
keluarga merupakan tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
psikologis pada orang yang akan di hadapkan pada situasi stress (Taylor,2006)
dampak fositif terhadap perawatan diri pada pasien diabetes (Neff dalam
Hensarling,2009 ).
Ditekankan lagi bahwa keluarga mempunyai pengaruh kepada sikap dan
dukungan baik secara fisik, psikologis, emosional dan social. Pasien DM akan
apabila terjadi penolakan terhadap pasien dan tanpa adanya dukungsn dari
melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan dan Sadock,
2. Tipe-tipe keluarga
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
manjadi:
dari suami, istri dan anak (anak kandung atau anak angkat).
tanpa anak.
4) Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
a. Dukungan Emosional
dihadapi.
b. Dukungan Penilaian
individu.
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informasional
C. LANSIA
1. Pengertian
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia)
dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas
minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap
dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak
memiliki banyak keterkaitan dengan kenyataan penuaan lansia. Setiap orang
hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan
pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter &
Perry, 2009).
ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
menjadi empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-
59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah
40-55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu
sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75
tahun), old (75-80 tahun), dan very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).
3. Karakteristik lansia
(sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan
masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
D. DIABETES MELLITUS
1. Pengertian
aspek gaya hidup termasuk pola makan, aktifitas fisik, sehingga diabetes
bagian organ tubuh yang menyebabkan kematian 50% akibat penyakit jantung
coroner dan 30% akibat penyakit gagal ginjal. Selain itu sebanyak 30%
bias mengontrol kadar gula darah dalam tubuhnya. Tubuhnya akan selalu
Penyakit diabetes dapat diketahui dari tanda dan gejala khas yang di
timbulkanya serta dari hasil pemeriksaan darah yang menunjukan kadar gula
darah yang tinggi, untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya
diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bias juga diambil setelah
diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa. Lalu, penderita diminta
meminum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa. Sekitar 2-3 jam
kemudian, contoh darah diambil lagi untuk di periksa sebagai kadar gula darah
mellitus jika hasil pemeriksaan menunjukan kadar gula darah puasa lebih dari
126 mg/DL dan kadar gula darah sewaktu tidak berpuasa lebih dari 200 mg/DL
( Khasanah Nur,2012 ).
pakai sebagai sumber energy bagi tubuh. Karbohidrat yang masuk ke dalam
tubuh akan dicerna menjaadi gula sederhana, kemudian diserap didalam usus
halus. Setelah di serap dan masuk kedalam aliran darah, kadar gula dalam
darah akan meningkat. Kondisi ini hanya akan bertahan untuk sementara
waktu, sekitar 2jam setelah makan. Setelah itu, kadar gula darah akan kembali
lagi ke kadar semula, karena telah digunakan tubuh untuk diubah menjadi
Pengaturan kadar gula sebagian besar bergantung pada hati. Sesaat setelah
makan, glukosa yang ada di dalam darah akan dibawa ke hati untuk diubah
jaringan tubuh sebagai sumber energy. Ketika kadar glukosa dalam darah
Pengaturan kadar gula darah tidak terlepas dari peran hormon. Hormon
tersebut adalah hormone yang menurunkan kadar gula glukosa darah dan
darah agar tidak terlalu tinggi dan juga terlalu rendah ( Khasanah Nur,2012 ).
kedalam sel. Insulin diibaratkakn sebagai anak kunci untuk membuka pintu
masuk bagi glukosa kedalam sel. Insulin dibentuk dan dikeluarkan oleh
untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Setiap kali kita makan,
medis.
dalam tubuh tidak cukup untuk membawa glukosa (zat gula) keseluruh
jaringan tubuh. Hal ini terjadi karena gangguan faktor imun atau
insulin. Pengobatan diabetes mellitus tipe ini adalah dengan cara suntik
pada kehamilan kedua dan ketiga. Pada umumnya, kadar gula darah
4. Patofisiologi
Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang
kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu
masuk kedalam sel, pada keadaan tadi jumlah lubang kunncinya yang kurang,
kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit,
sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa pembuluh
juga tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resitensi insulin. Penyebab
resetensi insulin ini sebenernya tidak begitu jelas tetapi terdapat beberapa
faktor yang sangat berperan seperti : obesitas, diet , tinggi lemak dam rendah
Pada DM tipe 2 ini jumlah sel betha berkurang sampai 50-60% dari
normal dan jumlah sel alpha meningkat. Yang mencolok adalah adanya
peningkatan jumlah jaringan amyloid pada sel betha yang disebut amilin. Pada
DM tipe 1 dan DM tipe 2 kadar glukosa darah jelas meningkat dan apabila
kadar itu melewati batas ambang ginjal maka glukosa tersebut akan keluar
5. Etiologi
insulin disebabkan oleh destruksi sel betha pulau Langerhans akibat proses
mellitus yang tidak tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel betha
dan resitensi insulin. Sel betha tidak mampu mengimbangi resitensi insulin ini
bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel betha pankreas mengalami
gangguan sekresi insulin pada pada diabetes tipe 2 masih belum diketahui .
adalah usia ( resitensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun ).
kadar gula dalam darah agar tetap normal dan digunakan pada DM tipe
menghambat oksidasi.
sel betha pankreas dan berperan untuk mengandalikan kadar gula darah
apabila dosis obat sudah maksimal tetapi kadar glukosa tetap tinggi dan
kadar gula darah lebih baik dengan cara : menurunkan produksi glukosa
d. Diet
normal, dan terhindar dari komplikasi. Ada beberapa tujuan lain dalam
sesuai.
e. Aktivitas/ olahraga
7. Komplikasi
kadar gula darah yang tak terkendali dalam waktu yang lama, maka penderita
DM dengan kadar gula darah tinggi terus menerus dan sudah menderita lebih
dari 10 tahun dapat dipastikan akan menderita komplikasi ( Sutedjo.A.Y, 2006
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia
darah yang terlalu tinggi dan kadar insulin yang rendah, maka
1) Neuropati
2008 ).
2) Retinophatyi
(Sutedjo.A.Y, 2010 ).
4) Hipoglikemia
(Tandra, 2007).
2013 ).
6) Impotensi
4. komplikasi penyakit DM
3. pencegahan tersier :