Anda di halaman 1dari 2

Kitosan berasal dari deasetilasi kitin.

Kitin banyak ditemukan dalam cangkang hewan


invertebrate laut berkulit keras (Crustacea). Salah satu golongan hewan Crustacea penghasil
kitin terbesar adalah rajungan yakni sekitar 65-70%. Berdasarkan Pusat Data Statistik dan
Informasi Kementrian Kelautan dan Perikanan, pada tahun 2011 jumlah produksi rajungan di
Provinsi Banten mencapai 642,6 ton. Jumlah produksi ini didominasi dari Kabupaten
Tangerang yang mencapai 90,11%, dan produksi dari Kota Serang yang mencapai hampir
9,89%.

Beberapa biopolimer yang biasa digunakan untuk membuat bioplastik dikelompokkan


menjadi 3 kategori utama berdasarkan sumber dan produksinya seperti yang ditampilkan pada
Gambar 2.1. Kategori pertama adalah polimer yang secara langsung diekstrak atau diperoleh
dari biomassa yakni polisakarida seperti kanji, selulosa, pektin, dan kitin atau kitosan; protein
seperti kasein dan gluten serta lipid seperti trigliserida. Kategori kedua adalah polimer yang
diproduksi dengan sintetik kimia menggunakan monomer alam yang terbaharukan, contohnya
polylactic acid, polimerisasi bio-polyester dari asam laktat. Kategori ketiga adalah polimer
yang diproduksi oleh mikroorganisme, contohnya pullulan yang diproduksi dari Pullularia
pullulans.

Kitin atau poli (1,4)-2-asetamida-2-deoksi-β-D-glukosa merupakan senyawa organik yang


melimpah di alam setelah selolusa. Kitosan merupakan aminopolisakarida yang dihasilkan dari
N-deasetilasi senyawa kitin. Sumber kitin dan kitosan sangat melimpah di alam terutama dari
golongan crustaceans seperti udang dan kepiting yang memiliki kandungan kitin sebesar 65-
70%. Secara umum kitosan terbentuk dari deasetilasi turunan kitin dari eksoskeleton hewan
crustaceans. Sumber bahan baku kitosan lainnya adalah dari golongan anthropoda dan
beberapa kelompok jamur tertentu.

Penggunaan cangkang rajungan ( Portunus pelagicus), bahan alami yang tersedia dalam jumlah
besar dalam bentuk limbah sebagai starting material senyawa berpotensi antimikroba yaitu
kitosan. Kitosan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan di Indonesia yang kaya
akan sumber daya alam hayati, baik ditinjau dari segi medis maupun ekonomi. Proses
isolasinya adalah dengan deproteinasi, demineralisasi, dan depigmentasi cangkang
rajungan akan menghasilkan kitin yang memiliki struktur molekul dasar sama dengan kitosan
, kemudian dideasetilasi menghasilkan
kitosan. Kitosan yang merupakan biopolimer hidrofilik yang didapatkan melalui proses
deasetilasi basa kitin telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba. Kelebihannya jika
dibandingkan dengan tipe antiseptik lain adalah aktivitas
antimikroba yang lebih tinggi, spektrum yang lebih luas, killing rate yang lebih tinggi, dan
toksisitas yang lebih rendah terhadap sel mamalia. Mekanisme utamanya adalah dengan
mengubah permeabilitas membran, sehingga terjadi
kebocoran komponen dan konstituen intraseluler mikroba.

Anda mungkin juga menyukai