Anda di halaman 1dari 18

Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

BAB I
Preliminary Design (Pra Dimensi)

1. Data-data pada Bangunan


Bahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang dengan data-data
bangunan sebagai berikut :
 Type bangunan : Perkantoran ( 3 tingkat )
 Lokasi pembangunan : Kota Padang
 Kolom Persegi
Untuk spesifikasi material yang digunakan ialah sebagai berikut :
 f’c pada Beton : 30 MPa.

 Modulus elastisitas (Ec) Beton : 4700√𝑓′𝑐 = 4700 √30 = 25742.96 Mpa


 fy baja: 400 MPa

2. Pra Dimensi pada Struktur


a. Pra dimensi pada Balok dan plat (L= 4,5 m)
Berdasarkan acuan SNI 2847: 2013 untuk dimensi balok dan plat diatur seperti pada tabel
dibawah ini.

Maka ukuran balok cukup diperkirakan dimensinya H= L/12 dengan L adalah panjang bentang
balok ,dan B= H/2.
𝐿 4500
 H= 12 = = 375 mm ≈ 400 mm
10
𝐻 400
 B= = = 200 mm
2 2

Maka, digunakan dimensi Balok pada preliminary design adalah H = 400 mm dan B = 200 mm.

Pada pelat beton dengan perbandingan antara bentang panjang dan bentang pendek sama
dengan satu maka pelat diharuskan didesain menggunakan sistem pelat dua arah. Untuk
menentukan tebal pada pelat berdasarkan SNI 2847 : 2013 karena bentangan yang kami buat
adalah 4,5 m maka kami mengambil plat yang di kategorikan satu arah sehingga kami
menggunakan ketebalan plat h = 13 cm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

b. Pra Dimensi pada Kolom


Untuk menentukan dimensi pada kolom ditentukan beban yang bekerja akibat beban sendiri
dari pelat, balok, dan kolom yang nantinya akan dipikul oleh kolom di bawahnya. Kolom pada tiap
lantai haruslah memiliki dimensi yang sama agar mudah dalam pengerjaan di lapangan nantinya.
Oleh karena itu, jika setelah dihitung didapatkan dimensi yang berbeda, maka kolom lantai 2 dan
3 harus disamakan dengan lantai 1 dan dihitung kembali apakah dengan ukuran tersebut masih
aman dipikul oleh lantai 1.
 Ditentukan terlebih dahulu tributary area untuk kolom yang paling kritis.
 Jumlah Lantai =3

Tributary area lantai 1 dan 2 Tributary area lantai 3 (atap)

Beberapa nilai pembebenan yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :


 SIDL =1750 N/m2
 SIDL pada atap = 1500 N/m2
 LIVE LOAD = 2500 N/m2
 LIVE LOAD pada atap = 1000 N/m2
Berikut adalah contoh perhitungan untuk preliminary design pada kolom :
Lantai 3
 Beban Balok = (0,4 x 0,2 x 9 ) m3 x 24000 N/m3 x = 17280 N
 Beban Plat = (20,25 ) m2 x 0,13 m x 24000 N/m3 = 63180 N
 Pbs = Pbalok + Pplat = 17280 + 63180 = 80460 N
 P akibat SIDL = 1500 x luas Tributary lantai 3 = 1500 N/m2 x 20,25 m2 = 30375 N
 P akibat LL = 1000 x luas Tributary lantai 3 = 1000 N/m2 x 20,25 m2 = 20250 N
Pu = 1,2 (Pbs + SIDL pada atap) + 1,6 (LL pada atap)
= 1,2 (80460+30375) + 1,6 (20250)
= 165402 N
Pu 165402
Ag = = = 22053,6mm2
0,25 x f′ c 0,25 x 30

B = h = √22053,6 = 148,5 mm ≈ 150 mm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Lantai 2
 Beban Balok = (0,4 x 0,2 x 9) m3 x 24000 N/m3 = 17280 N
 Beban Plat = (15,1875) m2 x 0,13 m x 24000 N/m3 = 47385 N
 Beban Kolom lt. 3 = (0,15 x 0,15 x 4) m3 x 24000 N/m3 = 2160 N
 Pbs = Pbalok + Pplat + Pkolom + Pbs lt.3 = 17280 + 47385 + 2160 + 80460 = 147285 N
 P akibat SIDL = 1750 x luas Tributary lantai 2 = 1750 N/m2 x 15,1875 m2 = 26578,125 N
 P akibat LL = 2500 x luas Tributary lantai 2 = 2500 N/m2 x 15,1875 m2 = 37968,75 N
Pu = 1,2 (Pbs + SIDL ) + 1,6 (LL )
= 1,2 (147285 + 26578,125) + 1,6 (37968,75)
= 269386 N
Pu 269386
Ag = = = 35918,1 mm2
0,25 x f′ c 0,25 x 30

B = h = √35918,1 = 189,5 mm ≈ 200 mm

Lantai 1
 Beban Balok = (0,4 x 0,2 x 9) m3 x 24000 N/m3 = 17280 N
 Beban Plat = (15,1875) m2 x 0,13 m x 24000 N/m3 = 47385 N
 Beban Kolom lt.2 = (0,15 x 0,15 x 4) m3 x 24000 N/m3 = 2160 N
 Pbs = Pbalok + Pplat + Pkolom + Pbs lt.2 = 17280 + 47385 + 2160 + 269386 = 215790 N
 P akibat SIDL = 1750 x luas Tributary lantai 2 = 1750 N/m2 x 15,1875 m2 = 26578,125 N
 P akibat LL = 2500 x luas Tributary lantai 2 = 2500 N/m2 x 15,1875 m2 = 37968,75 N
Pu = 1,2 (Pbs + SIDL ) + 1,6 (LL )
= 1,2 (215790 + 26578,125) + 1,6 (37968,75)
= 351592 N
Pu 351592
Ag = = = 46878,9 mm2
0,25 x f′ c 0,25 x 30

B = h = √46878,9 = 216,6 mm ≈ 250 mm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Maka, Berdasarkan hitungan diatas kolom dimensi 250 x 250 aman masih aman dipakai pada
lantai 1 .
Selanjutnya dicek kembali pada kolom apakah kolom tersebut aman terhadap tekuk atau tidak
menggunakan persamaan seperti berikut:
𝑘𝐿 𝑘𝐿
≤ 36 = ≤ 36
𝜆 𝐼

𝐴
0,7 𝑥 4000
= ≤ 36
1 3
√(12)𝑥 250 𝑥250
250 𝑥250

= 38,79 > 36 ……. ( tidak OK! )

Karena menggunakan dimensi 250 x 250 mm tidak aman terhadap tekuk, maka kita coba lagi
menggunakan dimensi yang lebih besar. Kita ambil dimensi 300 x 300 mm

0,7 𝑥 4000
= ≤ 36
1 3
√(12)𝑥 300 𝑥300
300 𝑥300

= 32,2 < 36 .….. (OK!)

Setelah di cek menggunakan dimensi 300 x 300 ternyata dimensi kolom tersebut aman terhadap
tekuk, maka kita ambil dimensi kolom b= 300 mm dan h= 300 mm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

BAB II
Pembebanan Pada Struktur

1. Kombinasi Beban
Dalam perencanaan struktur menggunakan metode tegangan ultimate, beban harus
dikombinasikan dengan faktor-faktor tertentu sehingga menghasilkan beban ultimate sebagai dasar
perencanaan. Kombinasi beban terfaktor diatur dalam SNI-1727-2013 pasal 2.3.2 yaitu sebagai
berikut :
1. 1.4 D
2. 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (Lr atau S atau R)
3. 1.2 D + 1.6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0.5 W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2 D + 1,0 E + L + 0,2 S
6. 0,9 D + 1,0 W
7. 0,9 D + 1,0 E

Dimana : D = dead load (beban mati)


E = beban gempa
L = live load (beban hidup)
Lr= beban hidup atap
S = beban salju
R = beban hujan
W= beban angin

Pada perhitungan pembebanan tugas ini kami hanya menggunakan kombinasi dari beban mati,
beban hidup, beban angin, dan beban gempa.

a. Beban mati
Beban mati adalah beban gravitasi yang berasal dari berat semua komponen gedung/bangunan
yang bersifat permanen selama masa layan struktur tersebut. Termasuk pula ke dalam jenis beban
mati adalah unsur-unsur tambahan, mesin serta peralatan tetap yang tak terpisahkan dari gedung
tersebut. Selain itu, berat sendiri strukutur, system perpipaan, jaringan listrik, penutup lantai, serta
plafond, juga termasuk jenis beban mati.
Pada beban mati tambahan seperti plafond, spesi, perpipaan , mechanical & electrical ,dll. Kami
mengasumsikan nilainya sebesar :
 SIDL lantai 1 dan 2 =1750 N/m2
 SIDL pada atap = 1500 N/m2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Untuk beban beban sendiri, dihitung berdasarkan dimensi-dimensi balok, plat, dan kolom yang
sudah direncanakan pada sebelumnya. Perhitungan berat sendiri struktur bangunan adalah sebagai
berikut :
Lantai 1
 Beban Balok = (0,4 x 0,2 x 4,2 ) m3 x 24000 N/m3 x 22 = 177408 N
 Beban Plat = (18,48) m2 x 0,13 m x 24000 N/m3 x 6 = 345945,6 N
 Beban Kolom = [(0,3 x 0,3 x 4) m3 x 24000 N/m3 x 16] + [(0,3 x 0,3 x 2) m3 x 24000 N/m3 x 16]
= 207360 N
Lantai 2
 Beban Balok = (0,4 x 0,2 x 4,2 ) m3 x 24000 N/m3 x 22 = 177408 N
 Beban Plat = (18,48) m2 x 0,13 m x 24000 N/m3 x 6 = 345945,6 N
 Beban Kolom = (0,3 x 0,3 x 4) m3 x 24000 N/m3 x 16 = 138240 N
Lantai 3
 Beban Balok = (0,4 x 0,2 x 4,2 ) m3 x 24000 N/m3 x 23 = 185472 N
 Beban Plat = (18,48) m2 x 0,13 m x 24000 N/m3 x 8 = 461260 N
 Beban Kolom = (0,3 x 0,3 x 2) m3 x 24000 N/m3 x 16 = 69120 N

a. Beban hidup
Beban hidup termasuk ke dalam kategori beban gravitasi, yaitu jenis beban yang timbul akibat
penggunaan suatu gedung selama masa layan gedung tersebut. Beban manusia, peralatan yang dapat
berpindah, kendaraan bermotor, serta barang/benda lain yang letaknya tidak permanen.
Untuk Bangunan perkantoran maka beban hidup yang dipakai adalah sebesar :
 LIVE LOAD = 2500 N/m2
 LIVE LOAD pada atap = 1000 N/m2

b. Beban angin
Beban angin adalah beban yang timbul sebagai akibat adanya tekanan dari gerakan angin. Beban
angin sangat ditentukan oleh lokasi dan ketinggian dari struktur bangunan. Intensitas tekanan tiup
yang direncanakan dapat diambil minimum sebesar 25 kg/m2
Maka, pada perencanaan kali ini diapakai beban angin sebesar W = 30 kg/m2

c. Beban Gempa
Penentuan Beban- beban gempa dihitung berdasarkan acuan dari SNI 1726 – 2012. Perhitungannya
adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Data-data pada bangunannya adalah sebagai berikut :


 Lokasi Gempa : Kota Padang
 Jenis Bangunan : Perkantoran
 Jenis Tanah : Tanah Sedang
Perhitungan beban gempa dipengaruhi oleh beban- beban yang bekerja pada bangunan, termasuk
kedalamnya beban sendiri, beban mati, dan beban hidup. Beban-beban yang bekerja pada bangunan
kali ini ialah sebagai berikut :
 Beban mati (DL) pada lantai 1 (tipikal dengan lantai 2)
= SIDL x luas plat lantai 1
= 1750 N/m2 x 121,5 m2
= 212625 N
 Beban mati (DL) pada lantai 3
= SIDL x luas plat lantai 3
= 1500 N/m2 x 162 m2
= 243000 N
 Beban hidup (LL) pada lantai 1 (tipikal dengan lantai 2)
= Live Load x luas plat lantai 1
= 2500 N/m2 x 121,5 m2
= 303750 N
 Beban hidup (LL) pada lantai 3
= Live Load x luas plat lantai 3
= 1000 N/m2 x 162 m2
= 162000 N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Kategori resiko dan faktor keutamaan gempa terhadap bangunan didapat dari tabel yaitu sebagai
berikut :

Kategori resiko gedung perkantoran temasuk ke dalam kategori II. Maka, factor keutamaan gempa
Ie adalah 1,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Penentuan nilai Ss dan S1 berdasarkan peta zonasi gempa pada SNI 1726- 2012 adalah sebagai
berikut :

Ss = 1,345 g

S1 = 0,599 g

Dari kedua peta zonasi gempa Indonesia di atas didapat nilai Ss dan S1 yaitu :
 Ss = 1,345 g
 S1 = 0,599 g

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Penentuan nilai Fad an Fv

Maka, didapat nilai Fa = 1,0 dan nilai Fv = 1,5.

Menentukan SDS dan SD1 , yaitu sebagai berikut :


 SDS = 2/3 x Fa x Ss
= 2/3 x 1,0 x 1,345
= 0,897
 SD1 = 2/3 x Fv x S1
= 2/3 x 1,5 x 0,599
= 0,599

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Berdasarkan kedua table di atas dapat disimpulkan bahwa kategori desain gempa struktur
bangunan adalah D.

Menentukan waktu getar alami Tc


Waktu getar alami fudamental (T1) yang didapatkan dari hasil analisa modal program struktur
dibatasi tidak boleh lebih besar dari Cu.Ta (ASCE 7-10 pasal 12.8.2 ) atau SNI 03-1726-201X pasal
7.8.2., dan tabel 7.9-1 berikut ini.

Untuk kota Padang dengan SD1 = 0,599 ,maka dari table di atas diperoleh nilai koefisien Cu = 1,4.

Ta = Ct . hnx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

 Arah – X : Ta = Ct . hnx = (0,0466)(12)0,9 = 0,436 sec, sehingga

Tx max yang diijinkan = Cu.Ta = (1,4)(0,436)= 0,61sec (arah- X)

 Arah – y : Ta = Ct . hnx = (0,0466) (12)0,9 = 0,436 sec, sehingga

Ty max yang diijinkan = Cu.Ta = (1,4)(0,436)= 0,61 sec (arah- Y)

Maka , T1x = 0,61 sec , dan T1y = 0,61 sec

Prosedur analisis ditentukan berdasarkan ASCE 7-10 Pasal 12.6. atau SNI 03-1726-201X pasal 7.6.

Berdasarkan table di atas, maka untuk perhitungan analisis gempa diperbolehkan menggunakan
metode statik ekivalen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Menentukan Beban Seismik Dasar (Seismic Base Shear)


Berdasarkan prosedur analisa static ekivalen sebagai berikut:
V= Cs W
Dengan:
Cs = koefisien respon gempa,
W = berat seismic efektif

 SD1 = 0,599 g dan SDS = 0,897 g


 Rx dan Ry nilainya di dapat dari table dibawah dimana nilai Rx = 8,00 dan Ry = 8,00

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Cs min Cs Cs max Cs
(0,044 Sds Ie) (Sds/(R/Ie)) (sd1/T(R/Ie)) Yang dipakai
0,039 0,109 0,121 0,109
0,039 0,109 0,121 0,109

Menentukan berat efektif bangunan untuk perhitungan gempa

 Diketahui berat Total bangunan ( W ) = 3545909,2 N


Sehingga didapatkan beban gempa dasar untuk masing-masing arah adalah :
V= Cs x W
Vx = 386504,1 N
Vy = 386504,1 N

Menentukan distribusi vertical gaya gempa static ekivalen

Gaya gempa lateral (Fx)(N) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

k untuk perhitungan static ekivalen

T (sec) K
T ≤ 0,5 1
0,5 < T < 2,5 interpolasi
T ≥ 2,5 2

T1x = 0,61 sec Kx = 1,055 sec


T1y = 0,61 sec Ky = 1,055 sec

kesimpulan
Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas tadi, maka didapatkanlah gaya gempa yang bekerja
pada bangunan seperti pada tabel di atas, dimana Fx adalah gaya gempa pada sumbu x bangunan dan
Fy gaya gempa pada sumbu y bangunan. Pada perhitungan ini untuk Fy nilainya sama dengan Fx.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

BAB III
ANALISA STRUKTUR BANGUNAN

Pada analisa struktur bangunan si tugas ini kami menggunakan bantuan software SAP2000 v.19
untuk menentukan atau menghitung momen, gaya lintang, gaya normal, yang akan digunakan pada
perhitungan penulangan sesuai dengan kondisi struktur yang didesain.

1. Pemodelan pada SAP2000


Tahap pertama dalam menentukan gaya-gaya dalam menggunakan program SAP2000 adalah
dengan membuat pemodelan struktur bangunan pada program tersebut. Pemodelan dimulai dengan
menggambar struktur bangunannya, lalu mendefinisikan material dan section properties berdasarkan
yang telah kita tentukan pada BAB I sebelumnya.

Gambar pemodelan struktur bangunan pada tugas kali ini ialah sebagai berikut :

Tampak atas Struktur lantai 3 (atap)

Tampak atas struktur lantai 1 dan 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

Tampak samping arah bidang X-Z

Tampak samping arah bidang Y-Z

Gambar struktur 3 dimensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17


Tugas Perencanaan Rekayasa Sipil ( Konstruksi Beton )

1. Gaya dalam Struktur


Gaya dalam pada struktur digunakan sebagai parameter untuk menghitung tulangan pada struktur
bangunan. Penentuan gaya dalam pada program SAP2000 dilakukan setelah selesai pemodelan
struktur dan diinput beban dengan kombinasi yang diperhitungkan pada struktur.

Berikut adalah hasil output pada SAP2000 setelah diinput beban-beban yang diperhitungkan
sebelumnya :

 Pada Balok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18

Anda mungkin juga menyukai