Anda di halaman 1dari 10

Humaidy Nur Saidy – F051171507

Herbert Marcuse; Globalisasi sebagai


alat Kapitalis menciptakan Kebutuhan
Palsu

1. Riwayat Hidup dan Karyanya

Herbert Marcuse, lahir di Berlin tahun 1898 dari sebuah keluarga

Yahudi kaya. Selama perang dunia pertama ia bergabung di divisi infantri

di Berlin namun setelah kekalahan Jerman dalam perang tahun 1918 ia

kemudian kembali ke dunia akademik melanjutkan studi di sastra Jerman di

Universitas Freiburg dan menjadi asisten Prof Filsafat Martin Heidegger—

termasuk berguru sama Husserl. Dia menerima gelar doktor dari Universitas

Freiburg pada tahun 1923 dengan disertasi berjudulKunstlerroman. Pada

tahun 1933 dia bersama intelektual Jerman muda; Adorno, MaxHorkheimer

dan Friedrich Pollock—melanjutkan gagasan pemikir besar ilmu sosial; Marx,

Hegel, Freud, Weber, Heidegger dan Nietzche—mengembangkan Institut

untuk Riset Sosial di Universitas Franfurt yang didirikan pada tahun 1923

untuk tujuan menciptakan sinergi disiplin-disiplin ilmu pengetahuan dari

filsafat, sejarah, ekonomi dan politik ke sosiologi.

Institut tersebut kemudian pindah dari Jerman ke Amerika Serikat dan

didirikan kembali di Universitas Columbia. Di Amerika Marcuse bergabung

dengan institut partner kerjanya, Max Horkheimer. Dari tahun 1950-an

sampai dengan tahun 1970-an kembali aktif dalam dunia akademik

mengajar dan melakukan penelitian seperti di Columbia, harvard, Brandies

1
Humaidy Nur Saidy – F051171507

and US San Diego dan memproduksi banyak buku seperti; Eros and

Civilization, Soviet Marxism, One Dimensional Man, Repressive Tolerance and

Essay in Critique of Pure Tolerance, An Essay on Liberation and

Counterrevolution and Revolution.

2. Tujuan dasar teori

Melalui karya-karyanya, menjelang tahun 1960-an Marcuse telah

dikenal sebagai nabi gerakan kiri baru. Ada dua tujuan besar dalam

karyanya dan menjadi pijakan teori kritis yang mencerminkan refleksi

Marcuse atas perkembangan masyarakat dalam eranya. Pertama, melalui

ilmu pengetahuan dia ingin menghapuskan ketidak adilan dalam pemilikan

aset-aset produksi dan segala bentuk dominasi sehingga tercipta masyarakat

adil dan makmur. Kedua, berharap adanya sebuah tatanan masyarakat

sosial demokratik melalui ilmu pengetahuan di masa depan.

Lingkungan sosial memainkan peranan penting mendorong Marcuse

memformulasikan teorinya—termasuk tujuan-tujuan dalam lingkup

praktis. Kekuatan-kekuatan yang memotivasinya; Revolusi Rusia, munculnya

Nazi di Jerman dan perkembangan kekinian Kapitalisme. Dalam era Marcuse,

Rusia mengalami perubahan luar biasa melalui revolusi besar tahun 1917—

di ikuti sejumlah negara-negara lain di Eropa Barat walaupun beberapa

diantaranya mengalami kegagalan. Menurut Marcuse, penyebab revolusi

komunis gagal di negara-negara Eropa Barat karena tidak mendidik dan tidak

membebaskan petani dan buruh justru mempertahankan mereka dalam

2
Humaidy Nur Saidy – F051171507

kesadaran palsu. Munculnya Nazi Jerman dianggap sebagai bentuk

baru kapitalisme dengan mempergunakan aparatur represif dalam

membangun dan mengembangkan produksi dan konsumsi. Fenomena sosial

baru ini dalam sebuah masyarakat kapitalis maju menurut Marcuse

menunjukkan bahwa datangnya masyarakat industri menghilangkan daya

kritis tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi yang mampu

memuaskan sebagian besar masyarakat akan tetapi membunuh daya

negativitas setiap individu.

Melalui lingkungan sosialnya, Dia mengakomodasi gagasan self-

reflection (refleksi atas diri sendiri). Dia menentang konsep positivisme yang

membuat masyarakat menjadi satu dimensi dengan hilangnya negativitas

dalam diri mereka masing-masing. Ini terjadi melalui teknologi karena

kebanyakan masyarakat percaya teknologi memiliki sifat netral padahal

dalam kenyataan menurut Marcuse, ada agenda politik melekat pada

teknologi, sehingga teknologi tidak menjadi sesuatu yang netral dalam

memengaruhi masyarakat. Marcuse berasumsi; jika fakta bukanlah sesuatu

yang bebas nilai atau netral— kaum positivis berpendapat bahwa sangat

mungkin membuat fakta menjadi netral dan bebas nilai. Konsepnya juga

menolak Marxism ortodok yang tidak mampu menjajaki bagaimana sebuah

budaya melalui rasio teknologi mendominasi masyarakat sehingga bangunan

atas menjadi elemen penting dalam memahami masyarakat kapitalis maju

(Bronner and kellner,1989:1-6;Marcuse,1989;Bronner,1994).

3. Bagaimana Kebutuhan Palsu Dihadirkan

3
Humaidy Nur Saidy – F051171507

Masyarakat industri maju, menurut Marcuse; telah mengalami

sebuah proses berlanjutnya dominasi di masyarakat melalui apa yang

disebut ”Kebutuhan Palsu”. Melalui konsep ini, Marcuse ingin mengatakan

bahwa masyarakat melakukan atau membeli sesuatu tidak karena mereka

menginginkannya tetapi oleh sebuah ideologi yang kuat memengaruhi

perilaku konsumen dalam menentukan keputusan atas sebuah

produk. Tetapi disini juga Marcuse menekankan bahwa kebutuhan palsu

bukan berarti manusia tidak menyukai sebuah produk yang diproduksi dan di

konsumsi masyarakat hanya kemudian menjadi palsu karena mereka tidak

melalui refleksi rasional. Dengan demikian sistem kapitalis

menghilangkan kreativitas secara sistematis melalui penetrasi alienasi

dalam realita keberadaan kesenangan dan konsumsi, dan media menjadi

elemen krusial sebagai alat yang digunakan pemilik modal untuk

memperkokoh kondisi-kondisi yang menguntungkan mereka. Karena itu

dalam masyarakat kapitalisme maju, ada fenomena dimana fungsi refleksi

yang dimiliki setiap individu tidak lagi kapabel menyaring informasi yang

dikirim oleh para pemilik modal.

Realita baru dimaksud dia atas adalah sebuah langkah maju dan

dewasa di mana para pemilik modal dapat mengontrol manusia, masuk lebih

dalam kesetiap keperibadian dan hasrat individu. Karenanya, menurut

Marcuse ada sebuah proses antara ekonomi politik dan budaya atau antara

struktur bawah dan atas sehingga mereka bersatu. Apa yang dimaksud

Marcuse dengan satu-dimensi tidak hanya proses perkembangan ideologi

4
Humaidy Nur Saidy – F051171507

yang sedang berlangsung, memengaruhi masyarakat dalam aksi mereka,

tetapi juga menyangkut perkembangan praktik-praktik sosial— ideologi di

dalam mata rakyat sangat nyata dan bisa diterima dalam realita mereka.

Melalui gagasan satu dimensi, Marcuse memperkenalkan konsep baru dalam

menjelaskan perkembangan baru kapitalisme. Dia melengkapi dan

memperbaiki gagasan kesadaran palsu yang dikemukakan Marx dan surplus

refresif dari Sigmud freud. Dalam gagasan Marcuse, masyarakat kapitalis

maju memunculkan satu pemikiran dan perilaku melalui mediasi budaya dan

teknologi dalam memproduksi alienasi (Agger,1992).

Kebutuhan palsu berkembang dan dipercaya sebagian besar rakyat

menurut Marcuse tidak dapat dipisahkan dari positivis. Marcuse melihat

positivisme sebagai sebuah ideologi yang membujuk masyarakat

mempercayai sesuatu atas nama objektivitas sehingga produk dan gagasan

mereka tidak dapat dipertanyakan. Gagasan inilah menurut Marcuse tidak

bisa memisahkan positivisme dari gagasan rasionalitas teknologi. Marcuse

lalu menunjukkan bagaimana kebutuhan palsu dipaksakan ke individu

melalui kepentingan-kepentingan sosial tertentu dalam represinya;

kebutuhan-kebutuhan yang mengabadikan kerja keras, keagresifan,

kesengsaraan dan ketidakadilan (Marcuse,1964,10-11:Ben

Agger,1992:136).Kritik atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tersebut bahwa mereka bukanlah bebas nilai seperti yang diasumsikan oleh

banyak masyarakat, akan tetapi ada sebuah kepentingan politik dan

ekonomi yang melekat pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata

5
Humaidy Nur Saidy – F051171507

lain, mereka membawa misi ketika mereka diperkenalkan ke

masyarakat. Ini membuat masyarakat banyak cenderung menguji mereka

sendiri tidak sebagai agen yang organik akan tetapi sebagai orang yang

pasif. Karena melalui gagasan ini, masyarakat percaya bahwa positivisme

dapat memecahkan banyak masalah dalam masyarakat.

Contoh konkret kebutuhan palsu dalam masyarakat seperti;

restoran fast-food (siap saji) seperti McDonald,Kentucky Fried Chicken atau

Burger King. Cara makanan cepat di persiapkan dan mekanik. Kita bisa

menemukan restoran seperti ini dimana-mana. Harganya murah dan mereka

mampu memanipulasi rasa. Agar membuat orang tertarik untuk membeli,

mereka mempergunnakan televisi dan radio sebagai media iklan. Mereka

mempergunakan pulblik figur seperti aktor dan aktris ternama,

politisi,olahragawan dan siapapun yang memiliki pengaruh dalam

masyarakat. Dalam iklan mereka, mereka mencoba menciptakan

sebuah imagetentang betapa orang bangga dan menjadi terhormat bila

mereka memakan produk mereka.

Disisi lain, mereka tidak pernah mengatakan bagaimana mereka

membuat produk tersebut. Tidak pernah mengatakan bagaimana ribuan

hektar hutan harus dipotong di Amerika Latin untuk menyediakan lahan bagi

ternak-ternak mereka yang tidak hanya mengikatkan laju penggundulan

hutan tetapi juga menyebabkan hancurnya budaya asli masyarakat

Amerika. Bahkan, mereka tidak menyebutkan bagaimana buruknya mereka

memperlakukan para karyawannya. Perusahaan-perusahaan tersebut

6
Humaidy Nur Saidy – F051171507

membayar pekerjanya dengan standar gaji minimum, yang tidak pernah

cukup untuk memenuhi hidup sehat. Pekerja juga mengalami kesulitan

dalam membentuk serikat kerja dan faktor terpenting adalah para pekerja

membuat makanan bukan karena mereka menginginkannya tetapi karena

kekuatan besar yang memaksa mereka untuk melakukan itu, yaitu untuk

mendapatkan pekerjaan. Karena makanan fast food murah dan dapat di

hidangkan dengan cepat membuat masyarakat melupakan makanan-

makanan lokal. Situasi ini juga di dukung oleh lingkungan kerja dalam sistem

kapitalisme dimana waktu memainkan peranan penting, artinya para

pemilik modal hanya mengizinkan waktu istrahat yang sangat singkat.

Menurut Marcuse, contoh di atas adalah alasan utama-proses satu

dimensi sedang berlangsung di masyarakat yang menyebabkan kecilnya

harapan bagi individu-individu yang tertindas untuk menyadarkan diri

mereka sendiri. Dengan kata lain, hampir tidak mungkin bagi individu-

incividu untuk menghapuskan kebutuhan palsu. Orang-orang yang tertindas

telah mempersiapkan realita pada poin tertentu bahwa si penindas terlalu

kuat untuk dihancurkan. Solusinya adalah menerima realita apa adanya dan

mencoba bekompromi dengan realita tersebut.

4. Gerakan sosial; sebagai Pembebasan Rakyat

One Dimensional Man s sebuah analisis masyarakat Amerika pasca

perang dunia kedua ketika gagasan keynesian tentang ekonomi kapitalis

domestik dan ekspansi kapitalis global dengan pemerintah memainkan

7
Humaidy Nur Saidy – F051171507

peranan penting dalam merangsang produksi dan konsumsi atas produk dan

jasa di masyarakat. Teori Marcuse masih cukup relefan dipergunakan

sebagai pisau uji fenomena sosial baru di abad 21. Rakyat menamakan

fenomena baru itu di sebut dengan” globalisasi.”

Globalisasi menginginkan seluruh negara di dunia mengikuti aturan

tunggal dalam ekonomi dan politik. Dalam lapangan ekonomi, setiap negara

mengizinkan perusahaan dari manapun dari negara manapun menjual

produknya dan menginfestasikan uangnya pada wilayah tertentu. Oleh

karena itu, dilarang bagi sebuah negara untuk menghambat perdagangan

dan investasi. Dalam lapangan politik,negara-negara yang setuju dengan

globalisasi mengnharuskan pemerintah atau negara memainkan peranan

yang minor dalam ekonomi. Otoritas mereka hanya menjadi eksekutor bila

ada perusahaan atau masyarakat yang melanggar aturan tersebut. Gagasan

ini dikembangkan dan di dorong keseluruh penjuru dunia melalui lembaga-

lembaga seperti Bank Dunia,Bank pembangunan Asia, IMF, WTO dan

lembaga-lembaga pendidkan yang membuat konsep tersebut lebih

kuat. Perusahaan raksasa dan multi nasional mengganti produk lokal. Coca

Cola dan Pepsi mengganti produk minuman lokal. McDonald dan Kentucky

Fried Chicken menggantikan produk makanan lokal. Proses ini,

menurut Marcuse akan menciptakan satu dimensi pikiran. Orang dipaksa

secara halus melalui iklan dan image untuk membeli makanan dan minuman

yang sesungguhnya bukan budaya makanan dan minuman mereka.

8
Humaidy Nur Saidy – F051171507

Marcuse juga benar bahwa globalisasi akan memunculkan sebuah

gerakan global atau penolakan besar dominasi atas benda dan jasa. Jika kita

lihat gerakan anti-globalisasidi seattle, Washington DC, Praha dan genoa ini

menunjukkan beragam komponen dari buruh, aktifis hak asasi manusia,

petani, lingkungan hidup, mahasiswa, Gay, lesbi, timur, barat dan wanita

menyatu dalam sebuah gerakan. Mereka agenda tunggal, menolak

globalisasi karena hanya menguntungkan segelintir orang dan melegitimasi

dominasi atas benda dan manusia.

Marcuse meniggalkan harapan bagi individu-individu dalam

masyarakat industri maju mampu mengubah realita itu. Elemen dasar yang

menjadi target perubahan bukan kelas tetapi individu-individu, karena

dalam masyarakat industri maju ancaman serius satu dimensi pada level

individu baik pikiran maupun keinginan. Cara digunakan untuk

membebaskan individu-individu dari dominasi. Pertama, kita bisa

mempergunakan teknologi tidak untuk memanipulasi rakyat tetapi

mengirimkan data dan analisis pembanding sebanyak mungkin atas

perkembangan yang terjadi di masyarakat kepada rakyat. Dengan

melakukan ini kita telah mempersepsikan teknologi tidak untuk

melayanistatus quo namun sebagai alat pembebasan dalam

masyarakat. Kedua, pendidikan memainkan peranan

penting memperkenalkan dan mengembangkan refleksi kritis atas masing-

masing individu dalam masyarakat. Karena itu, universitas dan lembaga

pendidikan lain sangat kaya atas sumber material yang dapat di pergunakan

9
Humaidy Nur Saidy – F051171507

oleh kita, disana ditemukan satu kelompok yang juga menderita dari satu-

dimensi dan kelompok-kelompok ini relatif mudah di ubah dengan gagasan

pembebasan baru. Ketiga, pentingnya ekonomi sebagai dasar perubahan,

Marcuse juga peduli bahwa pada waktu yang bersamaan tujuan dari

perjuangan kita juga didedikasikan untuk mencapai perbaikan ekonomi baik

dalam ruang produksi dan konsumsi. Dalam lapangan politik, Marcuse

menyarankan tidak hanya model parlemennter sebagai alat mencapai tujuan

tetapi juga gerakan mahasiswa, buruh, gender, ras dan lingkungan hidup. Ini

berarti dia setuju dengan cara extra- parlementer sebagai alat mencapai

tujuan.

___________________

 *Arwan Nurdin; Disampaikan dalam diskusi akhir bulan—November

2013 di Teras Ubermensch

 Catatan; Abdul Wahab Situmorang. Gerakan Sosial; Studi Kasus

Beberapa Perlawanan, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2007

 http://arsyadmuhammad21.blogspot.co.id/2014/02/herbert-marcuse-globalisasi-

sebagai_12.html

10

Anda mungkin juga menyukai