Ipi155292 PDF
Ipi155292 PDF
Effendy
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang - 30139
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki lahan rawa yang cukup luas, diperkirakan sekitar 39,4 juta hektar rawa
potensial yang tersebar di beberapa pulau, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Lahan rawa
merupakan suatu ekosistem yang masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap, sehingga dalam berbagai
tulisan mengenai rawa, dikatakan memiliki opsi masa depan. Di sisi lain lahan rawa merupakan pilihan akhir setelah
yang lainnya tidak memungkinkan lagi untuk dieksploitasi. Belakangan, sumberdaya yang tersimpan di daerah rawa
mulai terungkap dan opsi untuk berbagai kegiatan telah dijatuhkan ke daerah rawa. Sebagai contoh, reklamasi rawa
dan pembukaan lahan dilakukan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan fungsi dan untuk kepentingan masyarakat
luas, terutama yang bermukim di daerah sekitar. Usaha ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan produksi
pangan, meratakan penyebaran penduduk, mempercepat pembangunan di daerah dan ketahanan nasional. Produksi
pangan akan meningkat, jika lahan rawa yang ada diberdayakan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesuburan
tanahnya. Keberhasilan program peningkatan produksi pangan melalui pemberdayaan lahan rawa sangat
dipengaruhi oleh sistim drainase yang ada. Drainase secara umum dapat mempengaruhi kondisi tanah pertanian,
yaitu terhadap aerasi tanah, kelembaban tanah, transportasi dan keefektifan nutrien dan pestisida, temperatur atau
suhu tanah, bahan-bahan racun dan hama penyakit, erosi tanah dan banjir, kesuburan tanaman dan hasil tanaman.
Kesemua pengaruh adalah positif dari perspektif pertanian dan menggambarkan nilai teknologi drainase untuk
produksi pertanian. Agar pengaruh positif dari perspektif pertanian tersebut muncul, maka ada 2 konsep sistem
drainase yang dilakukan yaitu dengan pencucian lahan (leaching) dan pembuatan saluran drainase dangkal.
Pencucian lahan (leaching) dimaksudkan agar air di lahan tidak asam, yaitu dengan membuang bahan beracun (toxi)
yang ada di lahan rawa dengan proses drainase, tanah yang dicuci adalah tanah pada zona perakaran. Sementara
pembuatan saluran drainase dangkal dimaksudkan untuk membuang bahan beracun (toxi) dengan oksidasi dari
drainase zona perakaran. Elevasi muka air tanah dijaga pada kedalaman 0.40 – 0.60 m dari muka tanah melalui
pembuatan saluran parit dangkal.
3. Pengaruh Drainase Terhadap Tanah Pertanian 3.5 Bahan-bahan Beracun dan Hama Penyakit
Drainase secara umum dapat mempengaruhi Drainase membantu menghilangkan
kondisi tanah pertanian. Yaitu pengaruhnya terhadap penyakit-penyakit yang dapat merugikan manusia,
dan gagal panen. Manfaat bagi tanaman adalah
aerasi tanah, kelembaban tanah, transportasi dan
tanaman hidup lebih subur dan produktif yang
keefektifan nutrien dan pestisida, temperatur atau akhirnya menghasilkan bertambahnya nilai ekonomi.
suhu tanah, bahan-bahan racun dan hama penyakit,
erosi tanah dan banjir, kesuburan tanaman dan hasil 3.6 Erosi Tanah dan Banjir
tanaman. Kesemua pengaruh adalah positif dari Perbaikan drainase bawah permukaan pada
perspektif pertanian dan menggambarkan nilai lahan pertanian telah ditemukan pengaruh negatif dan
teknologi drainase untuk produksi pertanian. positifnya pada hidrologi dan kualitas air permukaan.
Diantara pengaruh yang signifikan pada drainase
bawah tanah pada hidrologi adalah penurunan muka
40
Drainase Untuk Meningkatkan..........(E f f e n d y)
PILAR Jurnal Teknik Sipil, Vol. 6, No. 2, September 2011 ISSN: 1907 - 6975
air tanah, waktu yang pendek saat terjadi banjir, lebih 4.3 Rawa Lebak yang dipengaruhi pasang surut
banyak perkolasinya, berkurangnya aliran Bila sungai yang bermuara ke laut cukup
permukaan, berkurangnya aliran bawah tanah. besar, maka pengaruh pembendungan air (back
Pada lahan pertanian, perbaikan drainase water effect) sungai oleh air laut ketika terjadi
telah ditemukan berkurangnya aliran permukaan, pasang akan merambat sampai jauh ke hulu sungai.
tingkat banjir, dan kehilangan sedimen. Oleh karena itu daerah lebak disamping airnya
berasal dari luapan air di musim hujan juga
4. Rawa ditambah lagi dengan genangan air sungai di kala
Rawa merupakan dataran rendah yang selalu terjadi pasang. Rawa seperti ini disebut rawa lebak
tergenang air, baik yang bersifat sementara maupun yang dipengaruhi pasang surut.
sepanjang waktu. Genangan ini disebabkan oleh
suatu kondisi pembuangan air atau drainase yang 5. Pertanian pada Lahan Rawa
buruk. Rawa bisa juga merupakan suatu cekungan Lahan rawa merupakan salah satu lahan
yang menampung luapan air dari sekitarnya, marginal yang sangat potensial untuk dikembangkan
misalnya luapan dari sungai akibat pengaruh menjadi lahan pertanian baru, namun
terjadinya air pasang, pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini
Berdasarkan letaknya, rawa terbagi menjadi disebabkan terbatasnya informasi tentang
3 macam yaitu: karakteristik lahan yang dipengaruhi oleh pasang
surut dan intrusi air laut serta besarnya kendala
4.1 Rawa Lebak (Rawa Pedalaman) agrofisik dan kimia lahan tersebut. Pengaruh pasang
Yaitu suatu dataran yang cekung atau yang surut dan intrusi air laut terhadap sifat tanah dan
dikelilingi oleh perbukitan dimana drainase alam pertumbuhan tanaman timbul karena tingkat salinitas
yang terjadi mengalami hambatan. Curah hujan dan kandungan pirit yang tinggi.
yang terjadi lebih besar dari proses evaporasi, Usaha pengembangan pertanian pada lahan
infiltrasi, perkolasi maupun aliran permukaan yang rawa didasarkan pada suatu konsep pengaturan dan
terjadi. Rawa lebak (rawa pedalaman) dapat pula pengendalian air, yaitu air permukaan di saluran dan
berupa dataran rendah yang berada dekat atau di air tanah di lahan rawa. Sedangkan sumber air untuk
pinggir sungai dimana luapan air sungai di musim pengembangan lahan pertanian dapat berasal dari air
hujan dapat menggenangi dataran rendah tersebut. hujan dan air pasang surut.
Rawa ini letaknya sedemikian jauh dari pantai Pengembangan rawa di Indonesia dipelopori
sehingga tidak dipengaruhi oleh pasang surutnya oleh orang-orang Bugis yang memanfaatkan rawa
air laut. sebagai lahan pertanian. Kemudian di awal Pelita I
Air yang mengalir di dalam sungai pada dilakukan pengembangan oleh Pemerintah secara
waktu musim hujan biasanya berwarna keruh dan nasional, hal ini mengingat pengetahuan tentang rawa
banyak mengandung sedimen dan unsur hara saat itu masih rendah dan mengantisipasi tingkat
tanaman. Pada saat air sungai ini melimpas ke tepi resiko kegagalan. Pada tahap ini oleh pemerintah
sungai di musim hujan, masuk ke rawa yang ada di disebut tahap I, dimana diterapkan “low cost and
kanan kiri sungai, maka sedimen yang butirannya simple technology dan open system“. Sasarannya
lebih kasar akan mengendap lebih dulu di tepi adalah pembuatan saluran drainase yang sederhana
sungai dan yang lebih halus akan mengendap lebih tanpa bangunan pengendali. Akibatnya dapat
jauh dari sungai. Dengan kondisi genangan ini menyebabkan terjadinya drainase yang berlebihan
komposisi tanahnya akan berlapis-lapis yang (over drain) dan intrusi air asin. Aktivitasnya
dasarnya bahan organik bercampur dengan meliputi pembukaan lahan, persiapan lahan,
endapan. Karena itu ciri rawa lebak letaknya tidak pembuatan saluran drainase dan pemeliharaannya.
jauh dari sungai besar dan lahannya sangat subur. Tahap berikutnya tahap II, dimana
diterapkan “semi controlled system” mulai hadirnya
4.2 Rawa Pantai (Rawa Pasang Surut) bangunan air. Realisasi di lapangan, mulai adanya
Dataran pantai yang rendah atau daerah pengaturan dan pengontrolan air serta manajemen
rendah dekat pantai di muara atau dekat muara pranata sosial. Pada tahap ini dimulai kegiatan
sungai yang digenangi oleh luapan air pasang akan penanggulangan intrusi air laut serta proses
menjadi rawa pantai atau rawa pasang surut. pencucian lahan (leaching).
Pada saat air laut pasang naik di muara sungai, Tahap berikutnya tahap III, mulai diterapkan
mengakibatkan pengaruh pembendungan air (back “fully controlled system”. Disini mulai
water effect) dari aliran sungai kemudian meluap dikembangkan adanya pasokan air yang terpisah
ke kiri kanan sungai dan menggenangi daerah antara pasokan air dari hulu dan saluran pembuangan.
rendah tersebut. Seluruh potensi dikembangkan, tata air terkontrol
penuh, saluran pemberi dan saluran pembuangan
41
Drainase Untuk Meningkatkan..........(E f f e n d y)
PILAR Jurnal Teknik Sipil, Vol. 6, No. 2, September 2011 ISSN: 1907 - 6975
pembuangan air akan lebih cepat. Untuk mempercepat proses pencucian tanah
(leaching), maka dibuat sub drain serta saluran
5. Bahan-bahan Beracun dan Hama Penyakit drainasenya dibuat rapat sehingga banyak dan
Drainase membantu menghilangkan bahan- pendek-pendek. Di beberapa tempat, tanaman padi
bahan beracun dan penyakit-penyakit yang dapat dapat tumbuh dengan bagus pada musim basah.
merugikan kesehatan manusia maupun terjadinya
gagal panen. Manfaat bagi tanaman adalah tanaman b. Drainase Dangkal
hidup lebih subur dan produktif yang akhirnya Yaitu membuang bahan beracun (toxi)
menghasilkan bertambahnya nilai ekonomi. Drainase dengan oksidasi dan drainase zona perakaran. Elevasi
yang diperlukan berupa drainase permukaan, berupa muka air tanah dijaga pada kedalaman 0.40 – 0.60 m
saluran terbuka (open channel). dari muka tanah melalui pembuatan saluran parit
dangkal. Zona perakaran dibilas (leaching) oleh air
6. Erosi Tanah dan Banjir hujan yang turun.
Perbaikan drainase bawah permukaan pada Tidak diperlukan pencucian secara besar-
lahan pertanian telah ditemukan pengaruh negatif dan besaran pada kasus ini, sebab dengan tingkat
positifnya pada hidrologi dan kualitas air permukaan. kejenuhan yang cukup dari zona perakaran sudah
Diantara pengaruh yang signifikan pada drainase mampu mencegah terjadinya pembentukan asam
bawah tanah pada hidrologi adalah penurunan muka organik. Pertumbuhan kondisi tanah asam
air tanah, waktu yang pendek saat terjadi banjir, lebih dikarenakan terjadinya oksidasi lapisan asam sulpat,
banyak perkolasinya, berkurangnya aliran dapat dicegah dengan menjaga muka air tanah agar
permukaan, berkurangnya aliran bawah tanah. tidak turun lebih dari 0.70 m dari muka tanah.
Bila lahan rawa akan dimanfaatkan sebagai Metoda ini direkomendasikan untuk semua
lahan produksi pertanian, diperlukan perbaikan lahan rawa termasuk lahan rawa yang tidak
drainasenya untuk menghambat aliran air dan dipengaruhi oleh pasang surut. Tanaman padi dapat
menghambat proses erosi tanah. Drainase bawah tumbuh dengan baik pada musim kering.
tanah akan mengurangi bahaya erosi tanah, sedang Dari ke dua opsi di atas, terindikasi bahan
bahaya banjir dapat dicegah dengan menambah racun (toxi) akan terbawa pada saat proses leaching,
kapasitas drainasenya. sehingga dapat mencemari air pada saluran kanal
pembuang. Untuk menghindari ini, dapat dilakukan
7. Konsep Sistem Drainase dengan penggelontoran sistim jaringan drainasenya.
Secara umum ada dua konsep untuk Penggelontoran ini menjadi sangat penting, manakala
mencegah dan memperbaiki kondisi tanah dan air air dari kanal pembuang juga dipakai untuk air irigasi
yang kurang menguntungkan di lahan rawa. atau untuk keperluan domestik dan bahkan untuk
penyediaan air bersih.
a. Pencucian Lahan (Leaching)
Kunci keberhasilan pengembangan rawa KESIMPULAN
adalah pencucian lahan (leaching) agar tidak asam,
yaitu membuang bahan beracun (toxi) yang ada di Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan
lahan rawa dengan proses drainase. Tanah yang sebagai berikut:
dicuci adalah tanah pada zona perakaran. 1. Drainase ialah usaha untuk memindahkan atau
Tinggi muka air tanah tetap dijaga mengalirkan sejumlah kelebihan air dari suatu
kedudukannya terhadap muka tanah serta harus selalu wilayah ke wilayah lain, sehingga diperoleh
berada di atas lapisan tanah pirit. Bila muka air tanah kondisi yang relatif kering.
berada di bawah lapisan tanah pirit, maka lapisan 2. Drainase untuk lahan pertanian akan
tanah pirit akan teroksidasi. Sehingga nanti bila mempengaruhi beberapa kondisi tanah, antara lain:
waktu musim hujan, akan terbentuk asam sulfat o aerasi tanah
(H2SO4). Untuk menjaga agar muka air tanah selalu o kelembaban tanah
berada di atas lapisan tanah pirit, maka digunakan o transportasi nutrien dan pestisida
pintu air. Proses pencucian tanah ini dilakukan o suhu tanah
dengan pemberian air tetap dengan debit 12 – 14 o bahan-bahan beracun dan penyakit
mm/hari. Yang paling efektif yaitu pada waktu o erosi tanah dan banjir
musim penghujan atau pada waktu terjadi air pasang. Kesemua kondisi tersebut di atas akan
Metoda ini mudah dilaksanakan pada lahan rawa berpengaruh pada kesuburan tanaman pertanian.
yang berdekatan dengan sungai atau saluran primer, 3. Untuk meningkatkan aerasi tanah, dilakukan
dimana pada saat terjadi pasang air dapat dengan membuat lahan petak-petak. Untuk
menggenangi lahan secara teratur sepanjang mengurangi tingkat kelembaban tanah, dilakukan
terjadinya pasang. dengan pembuatan drainase permukaan dan
43
Drainase Untuk Meningkatkan..........(E f f e n d y)
PILAR Jurnal Teknik Sipil, Vol. 6, No. 2, September 2011 ISSN: 1907 - 6975
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT PENULIS