Anda di halaman 1dari 8

Pencampuran Bahan Kimia (MIXING PROCESS)

PENCAMPURAN BAHAN KIMIA

A. MIXING (PENCAMPURAN)
1. Defenisi Pencampuran (mixing)
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan.
Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya
pencampuran dapat berlangsung
dengan baik
2. Tujuan pencampuran
- Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen
- Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen,
mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan
konsentrasi dan perbedaan suu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan
uap-uap yang timbul
- Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan
produk akhir yang baik
Derajat pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan yang ada dalam
suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang homogeny.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran
Derajat pencampuran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
- Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi basanya menguntungkan proses pencampuran.
Sebalikanya aliran yang laminer dapat menggagalkan pencampuran
- Ukuran Partikel
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil
partikel dan semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses pencampuran akan
semakin baik. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan dalam
terciptanya derajat pencampuran yang tinggi.
- Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada pencampuran, maka akan semakin
baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula perstiwa difusi laju difusi dipercepat
oleh adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula.
- Viskositas campuran
- Jenis bahan yang dicampur
- Urutan pencampuran
- Suhu dan Tekanan (pada gas)
- Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator.

4. Keadaan Agregasi pada pencampuran


Keadaan agregasi adalah bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas, cairan atau padat.
Sehubungan dengan itu campuran dapat memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama
lain dan memerlukan persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur.
5. Jenis – jenis campuran
Suatu campuran bahan kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut ini :
- Campuran heterogen
- Koloid
- Suspensi
- Larutan sejati atau campuran homogen
6. Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur didasarkan pada :
- Jenis bahan-bahan yang akan dicampur (keadaan agregasi, besarnya partikel,kerapatan bahan)
- Jenis campuran yang akan dibuat atau dihasilkan dari pencampuran
- Jumlah pencampuran
- Derajat pencampuran yang ingin dipakai
- Tujuan pencampuran yang diinginkan
- Sistem operasi dari pencampuran

Pencampuran padat-padat
Pada pencampuran padat-padat, pencampuran biasanya dilakukan setelah proses sizing dan
grinding. Dalam hal ini alat penggiling dan alat pencampur dapat dijadikan satu dalam suatu alat yang
lebih besar. Proses pemberian bentuk dan pengisian sering dirangkai sesudahnya. Pengecilan
ukuran dimaksudkan agar derajat pencampuran yang dihasilkan lebih tinggi, dengan waktu
pencampuran lebih singkat dan sistem pencampuran lebih sederhana dan mudah. Pada industri
pencampuran bahan padat biasanya menggunakan alat pengguliran dengan bejana-bejana
berkedudukan tetap tetapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar.
Faktor-faktor yang tidak menguntungkan pada proses pencampuran diantaranya adalah :
- Kadar kelembaban yang tinggi di dalam bahan atau yang sangat berbeda diantara bahan dapat
mengakibatkan penggumpalan. Bahan tidak lagi dapat ditaburkan tetapi melekat pada dinding bejana
atau pada bagian pencampur lainnya, atau juga membentuk gumpalan-gumpalan yang ikut berputar.
- Muatan elektrostatik pada bahan juga dapat menyebabkan penggumpalan, khususnya pada
partikel-partikel yang amat kecil (< 20µm) - Perbedaan mencolok dalam ukuran butir atau kerapatan
bahan mempersulit pencampuran. Pola aliran yang kurang menguntungkan akan menyebabkan
campuran terpisah kembali. - Ukuran butir yang sangat kecil mengakibatkan tahanan gesek yang
tinggi sehingga waktu pencampuran semakin lama. - Fraksi volume terisi yang terlalu besar (>2/3
volume bejana) tidak memungkinkan pengguliran bahan secara intensif.
- Frekuensi putaran bejana atau alat pencampur yang terlalu tinggi mengakibatkan bahan hanya
berputar dalam bentuk lingkaran saja. Gerakan yang diinginkan (misalnya gerakan jatuh) tidak
tercapai.
Beberapa alat pencampur bahan padat-padat
a. Pencampur tromol
Pencampur ini berupa sebuah bejana silindris yang horizontal berputar pada sumbu panjangnya.
Dengan putaran ini, bahan terangkat sepanjang bagian dalam dinding dan kemudian jatuh kembali.
Karena sebagian besar aliran berarah vertikal, diperlukan waktu campur yang lama. Pencampur
tromol yang besar seringkali diberi bentuk kerucut pada penyangga saluran keluaran. Adapun
persyaratan untuk pencampuran dengan menggunakan alat ini adalah derajat pencampuran yang
dihasilkan haruslah tidak terlalu kental.

b. Pencampur Pusar
Pencampur ini berupa bejana silindris berputar mengelilingi suatu sumbu diagonal. Prinsip kerjanya
adalah bahan diangkat dan kemudian dijatuhkan lagi kebawah. Pada saat jatuh bahan terdistribusi
dan termampatkan. Pencampur jenis ini akan baik untuk memperoleh derajat pencampuran yang
tinggi, tetapi proses yang berlangsung tidak efektif karena bahan yang dicampurkan harus dalam
jumlah yang sedikit.
c. Pencampur kerucut
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisi berbentuk kerucut berputar mengelilingi
sumbu yang melintang. Prinsip kerja dan keuntungan pencampur ini sama seperti pencampur Pusar
d. Pencampur V
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisinya berbentuk V berputar mengelilingi
sumbu yang melintang. Sama seperti pencampur kerucut, pencampur ini tidak efesien digunakan
dalam industri.

e. Pencampur Kocok (pencampur Turbula)


Berupa sebuah bejana yang dipasang pada sutu sistem pemegang, digoyangkan hingga memberikan
gerakan kocok tiga dimensi. Dengan gerakan tersebu bahan mengalir kian kemari bercampur aduk.
Pencampur ini digunakan untuk pencampuran < 1m3 yang cepat dan intensif.
f. Pencampur Pedal
Berupa sebuah bejana silindris yang mendatar yang didalamnya terdapat beberapa pedal yang dapat
berputar pada sumbu horizontal. Pencampur jenis ini dapat mencampur bahan dalam jumlah yang
relatif banyak.
g. Pencampur Spiral Ganda
Berupa bejana silindris mendatar yang didalamnya terdapat dua buah pita spiral yang mempunyai
jari-jari berlawanan. Pita-pita jari-jari ini berputar secara horizontal dan bertikal secara bersamaan.

h. Pencampur spiral Planet (Pencampur Nauta)


Berupa bejana berbentuk kerucut yang didalamnya terdapat spiral yang dapat berputar dan
menyusuri dinding bejana. Karena putaran spiral, bahan diangkat dan kemudian jatuh kembali
kebawah mengikuti aliran spiral tersebut. Pencampur ini sesuai untuk digunakan dalam mencapur
bahan dalam jumlah yang besar.
i. Pencampur Unggun Denyut
Berupa seuah bejana yang bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kerucut.
Dibagian bawah terdapat cincin berongga yang dilengkapi dengan penyembur gas. Jadi bahan
dipusarkan oleh aliran gas. Pencampur ini tidak begitu populer karena prinsip kerjanya yang rumit
dan bahaya penggunaannya cukup besar.

Pencampuran Padat-Cair
Pembentukan bahan-bahan kimia umumnya memerlukan air dalam pencamprannya. Disini dapat
terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan.
Pada saat pencampuran bahan-bahan yang sangat viskos dibutuhkan gaya yang besar untuk
memisah-misahkan bahan. Bagian bahan yang satu harus saling digesekkan dengan bahan yang
lain, kemudian disatukan kembali. Proses ini dinamakan menguli. Untuk tujuan inilah dibuat suatu alat
penguli yang memudahkan dalam proses pencampuran. Beberapaalat penguli umum yaitu :

a. Penguli Bak Ganda


Berupa sebuah bejana persegi yang mempunyai bagian bawah berbentuk sepasang setengah-
silinder yang berdampingan. Didalamnya berputar dua perkakas campur yang terletak horizontal dan
umumnya berbentuk seperti huruf Z. bahan secara terus menerus dicabik-cabik, ditekan ke dinding
dan disatukan kembali oleh kedua perkakas tersebut.
b. Penguli Spiral
Satu atau dua perkakas campur yang biasanya berbentuk spiral berputar dalam rumah penguli yang
horizontal dan panjang. Rumah dan spiral seringkali dilengkapi dengan komponen pengganggu
berupa gigi-gigi, rusuk-rusuk, cakram-cakram penahan. Bahan yang bergerak maju dalam arah
memanjang dicabik-cabik dan disatukan kembali oleh aliran balik dan gaya geser yang kuat.
c. Penguli Aduk
Didalam sebuah bejana vertikal yang berbrntuk silinder atau kerucut, bahan digilas dan diuli oleh satu
atau dua perkakas campuryang mirip pengaduk. Pengaduk dapat dipasangkan di dalam bejana dari
sebelah atas ataupun dari bawah, baik secara vertikal ataupun miring. Untuk menunjang proses
pencampuran dan untuk membangkitkan efek gaya geser sering diperlukan perkakas pengikis atau
perkakas pengganggu lainnya. Penguli aduk digunakan untuk mencampur dan menguli bahan
dengan viskositas menengah.

d. Penguli Gilas
Sejumlah rol penggilas disusun sejajar dalam jarak yang dekat satu sama lain. Rol-rol berputar
dengan kecepatan yang berbeda, secara searah atau berlawanan. Bahan secata terus menerus di
cabik-cabik oleh geseran antara roda dan kemudian disatukan kembali. Penguli ini terutama
digunakan untuk mencampur bahan-bahan yang sangat lengket.

Pencampuran Padat-Gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan
ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu
diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh
gas, disemprotkan atau difluidisasikan. Lat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan
bejana unggun terfluidisasikan.

Pencampuran Cair-Padat
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan produk akhir
komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat. Pencampuran cairan dengan
padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila kelaruta padatan dalam cairan tersebut cukup
besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan. Pelarutan dan kelarutan
bahan umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut yaitu :
- Luas permukaan bahan
- Konsentrasi
- Suhu
- Tekanan (khusus pada gas)
- Efek ion senama
- Efek ion asing
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan padatan adalah dengan
menggerakkan cairan di dalam bejana secara turbulen. Gerakan turbulen dapat dihasilkan oleh
pengaduk ataupun pencampur getar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran Cair-Padat :
1. Bejana Pengaduk
Dalam industri kimia, bejana pengaduk merupakan tangki pengaduk ataupun autoklaf. Penggunaan
bejana ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan pencampuran. Misalnya untuk operasi kontinyu
seringkali dipergunakan tanki pengaduk, sedangkan untuk maksud pencampuran bertekanan
digunakan autoklaf.
Wadah pengaduk biasanya adalah berbentuk silinder terbuka atau tertutup sedikit sesuai jenis reaksi
yang akan dilangsungkan. Kebanyakan dari wadah pengaduk dibuat dari bahan isolator ataupun semi
konduktor.
Tangki pengaduk atau tanki reaksi biasanya didesain untuk melakukan reaksi-reaksi pada tekanan
diatas tekanan atmosfir, namun seringkali juga digunakan untuk proses lain seperti pencampuran,
pelarutan, penguapan, ekstraksi ataupun kristalisasi.untuk pertukaran panas, tanki biasanya
dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas atau disambung dengan flens, atau dilengkapi dengan
kumparan berbentuk pipa yang di las. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki, tanki
dapat diisolasi.
Perlu diingat bahwa tanki pengaduk didesain sesuai dengan keperluan, misalnya untuk reaksi dalam
beberapa sistem operasi (terisolasi, terbuka ataupun tertutup), proses kerja dan keperluan
pengerjaan. Oleh karena itu kadangkala tangki dilengkapi dengan berbagai lubang khusus. Lubang-
lubang khusus ini misalnya : sumbu pengaduk/penyekat, pipa penyuling, alat ukur pengendali,
saluran pemasukan dsb.
Autoklaf adalah salah satu jenis bejana pengaduk yang dapat melangsungkan reaksi pada tekanan
diatas 2 bar.
2. Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan didalam bejana pengaduk yang digunakan. Alat
pengaduk ini biasanya terdiri atas sumbu pengaduk dan sirip pengaduk yang dirangkai menjadi satu
kesatuan. Alat pengaduk dibuat dan didesain sesuai dengan keperluan pengadukan. Jenis pengaduk
harus disesuaikan dengan faktor berikut ini yakni :
- Jenis dan ukuran pengaduk
- Jenis bejana pengaduk
- Jenis dan jumlah bahan yang dicampur
Pemilihan alat pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya dapat dilakukan melalui
percobaan dan pengalaman. Untuk masalah pencampuran yang tertentu dari bahan campur dan
bejana pengaduk tertentu, pengaduk yang optimal biasanya hanya dapat dipilih melalui pengalaman
saja.
Alat pengaduk yang paling sering digunakan untuk masalah pencampuran cairan dengan padatan
ataupun untuk cairan dengan cairan antara lain adalah :
1. Alat pengaduk jangkar
Alat pengaduk ini terdiri dari sebuah batang yang dilengkungkan sehingga menyerupai sebuah
jangkar. Kelengkungan disesuaikan dengan bentuk bejana pengaduk. Pengaduk jangkar memiliki
diameter yang besar (misalnya 95% dari diameter bejana) dan berputar lambat. Bejana ini dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang sangat viskos atau bahan-bahan dengan berat spesifik yang
tinggi seperti suspensi. Pengaduk ini memungkinkan terjadinya pertukaran panas, mencegah
terjadinya pengendapatn atau pelekatan padatan pada dasar bejana. Pengaduk ini menghasilkan
derajat pencampuran yang cukup besar.
2. Alat Pengaduk Bingkai
Pengaduk ini terdiri dari sebuah bingkai persegi atau dua buah lengan jangkar yang dipasang
bersusun. Pengaduk ini mempunyai diameter 2/3 dari diameter bejana tersebut dan berputaran
lambat.
3. Alat Pengaduk Palet
Pengaduk ini tersusun atas sebuah bingkai atau dua pelat yang dipasang bersusun. Bagian atasnya
berbentuk persegi, bagian bawah terpotong miring sehingga sesuai denan bentuk bejana, memiliki
diameter ½ kali diameter bejana.

4. Alat pengaduk Impeler


Pengaduk ini terdiri atas tiga daun yang melengkung. Biasanya daun tersebut agak bengkok keatas
sehingga sesuai dengan bentu dasar bejana. Pengaduk impeler mempunyai diameter sebesar 2/3
hingga ½ dari diameter bejana dan frekuensi putarannya 100-200 rpm
Pengaduk impeler dibuat dari satu atau beberapa bagian. Karena pengaduk ini dapat dilapisi email
dengan baik, alat ini seringkali digunakan dalam bejana pengaduk yang beremail. Bersama dengan
perangkat penggerak yang dapat dikontrol, pengaduk impeler dapat dimanfaatkan secara serba
guna, misalnya untuk melarutkan, mensuspensikan atau mengemulsikan padatan dalam cairan serta
juga untuk reaksi-reaksi kimia dan proses-proses pertukaran panas.
5. Alat Pengaduk Propeler
Pengaduk ini terdiri atas sebuah propeler yang mirip dengan baling-baling pendorong kapal dengan
dua atau tiga daun yang dipasang miring. Biasanya alat pengaduk propeler dibuat dalam dua bagian
dan berputar dengan cepat.
Pengaduk propeler digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah (pada viskositas
yang tinggi, biasanya bahan tidak dapat digerakkan oleh propeler).

6. Alat pengaduk Turbin


Jenis sederhana dari pengaduk ini terdiri atas sebuah cakram yang sisi bawahnya mempunyai
beberapa sudu vertikal yang disususun secara radial. Pengaduk turbin lebih sering digunakan untuk
bahan dengan viskositas yang rendah. Pengaduk ini seringkali disebut sebagai pengaduk serba guna
karena dapat digunakan untuk berbagai jenis keperluan.
7. Pencampur Getar
Alat ini terdiri atas sebuah cakram mendatar dengan lubang-lubang yang berbentuk kerucut. Sebuah
sumber getar elektromagnetik digantungkan dengan pegas pada kerangka alat. Elalui sebuah batang
penghubung, cakram digetarkan vertical oleh sumber getar. Akibat getaran tersebut, bahan ditekan
untuk melewati lubang-lubang cakram dari bawah ke atas atau sebaliknya. Dengan demikian terjadi
suatu aliran vertical yang kuat di sekitar cakram, dan terjadi turbulensi yang tinggi dalam seluruh
bahan.
Pencampur getar sesuai misalnya untuk membuat larutan, suspensi atau emulsi dengan viskositas
yang rendah. Bejana yang dipakai seringkali terbuka, dengan ukuran yang kecil hingga sedang.
Intensitas getaran-yang berarti juga derajat turbulensi- ummnya dapat diatur secara elektrik. Yang
merugikan dari pencampur getar adalah kebisingan yang ditimbulkannya.

Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan proses-proses
kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersil. Beberapa contoh
pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode
turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar. Metode lainnya adalah
misalnya dengan menyampur dengan penyemprot, dengan pompa, dengan menghembuskan gas
kedalam cairan atau dengan mesin pengecil ukuran.
1. Pencampuran dengan alat pengaduk dan pencampur getar
Untuk persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat larutan sejati, dapat
digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk jangkar, pengaduk bingkai, pengaduk
palet dan pengaduk impeler. Untuk membuat emulsi halus dapat dipergunakan alat pengaduk dengan
putaran cepat seperti alat pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk cakram gigi, ataupun
pengaduk palet.
2. Pencampuran dengan alat semprot
Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang dapat saling melarut
seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-saluran pipa. Akan tetapi karena
pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa adanya alat pendukung lain tidak begitu besar,
cairan dengan volume yang lebih kecil seringkali dimasukkan bersama-sama cairan lain ke dalam
pipa.
3. Pencampuran dengan Alat Pompa
Seringkali penggunaan pompa sentrifugal telah cukup untuk menanggulangi persoalan pencampuran
yang sederhana. Pompa tersebut dipasang sebagai alat pendorong cairan pada saluran pipa. Untuk
persoalan yang lebih sukar, efek pencampuran yang baik dapat dicapai dengan memutar bahan
secara terus menerus secara sirkulasi. Bahan umumnya dihisap dari bejana campur dengan sebuah
pompa sentrifugal dan disalurkan kembali.

Pencampuran Cair-Gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam cairan, artinya cairan dicampur
secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Adapun contoh pencampuran cair-gas adalah
pada proses hidrogenasi, chlorinasi dan fosfogenasi.
Metode yang paling sering dilakukan untuk mencampur cairan dengan gas adalah membuat gerakan
turbulen di dalam bejana pengaduk dengan alat pengaduk atau dengan pencampur getar. Untuk hal-
hal yang khusus misalnya pembuatan busa pemadam api, digunakan suatu injektor.
Pencampuran Gas-Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang dilakukan. Proses tersebut
digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada pembakaran serbuk
pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu
secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat
akan terbentuk debu maupun asap.
Metode terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat
penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.

Pencampuran Gas-Cair
Sama seperti pencampuran gas-padat, proses ini jarang dilakukan. Pencampuran ini misalnya
digunakan pada alat pengering sembur, pembakaran minyak pada menara-menara linang (trickled
tower). Persoalan dalam pencampuran ini umumnya ialah bagaimana mendistribusikan cairan secara
merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan cairan akan terjadi
tetesan ataupun kabut.

Pencampuran Gas-Gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang
berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode
terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau
injektor.

B. AGLOMERASI
Aglomerasi dapat diartikan secara luas sebagai penyatuan partikel-partikel kecil yag berbentuk padat
atau cair menjadi bagian-bagian yang lebih besar (aglomerat). Mengaglomerisasikan berarti
memperbesar, jadi proses ini akan berlawanan dengan proses grinding.
Tujuan aglomerisasi diantaranya adalah menghasilkan aglomerat yg lebih baik dalam hal :
- Lebih mudah untuk diolah, ditakar dan diangkat
- Lebih mudah digunakan pada produk akhir
- Lebih mudah untuk digunakan dalam pengolahan selanjutnya
Pembentukan Aglomerat pada dasarnya terbentuk dari tiga cara yakni :
- Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granula,pellet) dengan bantuan cairan ataupun
zat-zat pengikat
- Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang mempunyai bentuk (misalnya
briket, tablet). Pemampatan dilakukan dengan atau tanpa zat pengikat.
- Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam yang berpori) dengan proses
thermal.

Proses aglomerisasi terpenting yang terutama dilakukan adalah pada industri farmasi seperti
pembuatan butiran (granulasi), pembuatan tablet dan pembuatan pil berlapis gula (drage). Proses-
proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk penyajian yang khusus bagi produk farmasi

Anda mungkin juga menyukai