Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang
ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada
di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan
masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat
ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak
tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai
dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap
belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya
revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan
generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan
menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa,
maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu
pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga
Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat
martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan
menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya
sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal
dengan negara-negara maju di dunia.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan

1
menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara
Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak
dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan
peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013 ?
3. Apa saja karakteristik Kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013 ?
5. Apa saja prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ?
6. Apa saja tahap Persiapan Pelaksanaan kurikulum 2013 ?
7. Bagaimana kerangka Kerja Kurikulum 2013 ?
8. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?
9. Apa saja konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?
10. Apa aja metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?
11. Apa saja model Pembelajaran dalam Kurikulum ?
12. Apa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013
3. Untuk mengetahui Karakteristik Kurikulum 2013
4. Untuk mengetahui Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
5. Untuk mengetahui Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
6. Untuk mengetahui Tahap Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013
7. Untuk mengetahui Bagaimana Kerangka Kerja Kurikulum 2013
8. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013
9. Untuk mengetahui Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
10. Untuk mengetahui Metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013
11. Untuk mengetahui Model Pembelajaran dalam Kurikulum
12. Untuk mengetahui Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013


Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah
pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah
materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga
mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan
materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa
menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan
pembelajaran tujuan pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kgnitif
dengan menafikan aspek psikomotrik dan afektif.
Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan pada
kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (yang
dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan), telah juga
menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat pemberlakuan
Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah
dilupakan para praktisi pendidikan, digaungkan.
Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar.
Penyebabnya adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis,
tetapi malah dijegal dengan kebijakan ujian nasional.
Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif.
Pencapaian aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan
menggunakan tes ini. Padahal tes ini adalah penentu kelulusan. Maka
pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berbasis materi tanpa
memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.
Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi
soal-soal model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar
yang yang nanti akan diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru
yang menggunakan soal-soal ujian nasional yang telah diujikan pada tahun

4
sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian
nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya.
Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan
kebijakan yang konsisten, yaitu sistem avaluasi yang mengukur pencapaian
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa
dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan, sehingga penentu
kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap
semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran
mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan
diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga aspek itu.
Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi
kembali kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

2. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013


Kesalahan fatal dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama
kemunculan kebijakan yang sejatinya tidak konsisten dengan kurikulum-
kurikulum tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan ujian
nasional dengan standar kelulusannya. Dimana siswa dikatakan berhasil jika ia
telah mampu menembus jarring ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan
bermutu apabila kelulusan siswnya 100% dan banyak siswanya yang
mendapatkan nilai 10. Bahkan untuk tujuan itu, kecurangan sistematis selalu
terjadi. Penanaman nilai moral seolah tak diperhatikan.
Oleh karena itu, jika nantinya Kurikulun 2013 diterapkan dan ditujukan
agar guru memperoleh ruang yang lebih leluasa untuk mengembangkan
potensi siswa secara seimbang dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif. Kurikulum ini harus dikawal dengan kebijakan yang

5
sinergis. Dan akhirnya siswa dapat belajar dengan semangat, antusias, tidak
bosan dan mampu menyerap nilai-nilai moral yang terkandung secara tersitat
dalam setiap materi.

3. Karakteristik Kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut
dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran.
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan
menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat
oleh kompetensi inti.
g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di
kelas tersebut.

6
h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang
untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

4. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013


Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-
kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
a. Pembelajaran intra kurikuler
proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam
struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
1. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI
berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK
berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
guru.
2. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat
yang memuaskan (excepted).
b. Pembelajaran ekstra-kurikuler
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran
terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas
kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler
wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:
1. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang
tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa.
2. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
ketrampilan hidup.
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:

7
1. Sekolah
2. Masyarakat
3. Alam
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan
sebagai unsur pendukung kegiatan intra-kurikuler.

5. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran
karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran
untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum
sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus
dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di
satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam
rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan
dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan
untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar
12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu
sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan
pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi

8
berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi
yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas
dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran,
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi
horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi
prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

6. Tahap Persiapan Pelaksanaan


Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi PPKN , perlu dilakukan
beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan
pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan
silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
a. Tahap Perencanaan
1. Pemetaan Kompetensi Inti
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam
tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam
indikator Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan
kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator.
Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
 Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran
 Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau
dapat diamati.

9
2. Menentukan tema
a. Cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat
keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat
bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak.
b. Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip
yaitu:
1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
 Dari yang termudah menuju yang sulit
 Dari yang sederhana menuju yang kompleks
 Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
 Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses
berpikir pada diri siswa
 Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan
perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan
kemampuannya
2. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar
dan Indikator. Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok
untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
3. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan
indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan
terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap

10
mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan
alokasi waktu setiap tema.
4. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen
silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
5. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini
merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah
ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana
pembelajaran tematik meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan,
kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang
dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi
pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar
dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti
dan penutup).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang
harus dikuasai.
f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan
digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta
tindak lanjut hasil penilaian).

11
b. Tahap Pelaksanaaan
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang
lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3
x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan.
Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman
anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan
yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan
menyanyi.
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.
Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa
contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim,
pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

12
7. Kerangka Kerja Kurikulum 2013
Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka
Kerja berikut:
a. Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan
masyarakat Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis
kesenjangan mengenai kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara pada dekade ketiga dan keempat abad
ke-21. Adanya tantangan seperti keterikatan Indonesia dalam perjanjian
internasional seperti APEC, WTO, ASEAN Community, CAFTA. Hasil dari
analisis ini menunjukkan bahwa penguasaan soft skills perlu mendapatkan
prioritas dalam pengembangkan kemampuan warganegara untuk
kehidupan masa depan.
b. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan
kurikulum. Setiap upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain
untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa
pendidikan (the heart of education) harus selalu dirancang untuk mencapai
kualitas peserta didik dan bangsa yang dirumuskan dalam tujuan
pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan nasional memberi arah yang
juga mengacu kepada pengembangan soft skills yang berimbang dengan
penguasaan hard skills.
c. Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi
anak dan psikologi perkembangan, tahap-tahap perkembangan
kemampuan intelektual peserta didik serta keterkaitan tingkat kemampuan
intelektual peserta didik dengan jenjang kemampuan kompetensi yang
perlu mereka kuasai. Analisis ini diperlukan agar kompetensi yang
dikembangkan dalam Kurikulum 2013 bersesuaian untuk menerapkan
prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa proses pembelajaran
dimulai dari kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk mencapai
kemampuan di atasnya dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum.
d. Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu pengembangan
Standar Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar

13
Kompetensi Lulusan yang sudah ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di
arahkan untuk lebih memberikan keseimbangan antara aspek sikap dengan
pengetahuan dan ketrampilan. Walau pun Standar Kompetensi Lulusan
bukan kurikulum tetapi berdasarkan pendekatan pendidikan yang
berstandar standar sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka
pengembangan Standar Kompetensi Lulusan merupakan sesuatu yang
mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan berdasarkan standar maka
kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
e. Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang
menjadi dasar dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2005 tentang Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat
Kerangka dasar Kurikulum dan struktur kurikulum. Analisis terhadap
dokumen kurikulum tersebut menunjukkan bahwa desain kurikulum
dikembangkan atas dasar pengertian bahwa kurikulum adalah daftar
sejumlah mata pelajaran. Oleh karena itu satu mata pelajaran berdiri
sendiri dan tidak berinteraksi dengan mata pelajaran lainnya. Melalui
pengembangan kurikulum yang demikian maka ada masalah yang cukup
prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai konten
berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan
untuk dikembangkan secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti
nilai, sikap dan ketrampilan (intelektual dan psikomotorik) memerlukan
desain kurikulum yang menempatkan satu mata pelajaran dalam jaringan
keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata pelajaran lain. Dari hasil
analisis tersebut maka dikembangkan desain baru yang memberikan
jaminan keutuhan kurikulum melalui keterkaitan vertikal dan horizontal
konten.
f. Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka
dikembangkanlah Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup
Kerangka Filosofis, Yuridis, dan Konseptual. Landasan filosofis yang
dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar

14
bagi pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari
aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang
diperlukan untuk mengembangkan kehidupan individu peserta didik,
sebagai anggota masyarakat dan bangsa yang produktif, dan memiliki
kemampuan berkontribusi dalam meningkatkan kehidupan pribadi,
masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis kurikulum
adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan
di Indonesia. Kerangka konseptual berkenaan dengan model kurikulum
berbasis kompetensi yang dinyatakan dalam ketetapan pada Undang-
undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ditetapkan
antara lain termasuk penyederhanaan konten kurikulum, keseimbangan
kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik sebgai subjek dalam
belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model pembelajaran
sains, dan penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat (organizing
element) bagi KD mata pelajaran.
g. Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur kurikulum.
Struktur kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum terdiri atas
sejumlah mata pelajaran, pengelompokkannya, posisi mata pelajaran,
beban belajar mata pelajaran per minggu dan jumlah beban belajar
keseluruhan per minggu. Berdasarkan prinsip penyederhanaan kurikulum
maka jumlah mata pelajaran dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap
mata pelajaran mau pun untuk keseluruhan ditambah. Penambahan jam
belajar adalah untuk memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik
mengembangkan kompetensi ketrampilan dan sikap melalui proses
pembelajaran yang berorientasi pada sains.
h. Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya
dirumuskan Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari
berbagai Kompetensi Dasar. Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin
terjadinya integrasi Kompetensi Dasar antarmata pelajaran dan antarkelas.
Proses pengembangan Kompetensi Dasar melibatkan pengembang
kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para pakar pendidikan.

15
i. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus.
Pengembangan silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal mengenai
kualitas hasil belajar untuk seluruh Indonesia. Dalam silabus ditetapkan
sebagai patokan minimal adalah indikator yang dikembangkan dari
Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok, proses
pembelajaran yang dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya,
mengasosiasi, dan mengomunikasi. Keempat kemampuan ini
dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik
dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar
sepanjang hayat. Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru
dalam mengembangkan proses pembelajaran karena silabus akan
dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian
diterjemahkan dalam proses pembelajaran.
j. Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan
buku panduan guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang
dikembangkan dari KD sedangkan buku panduan guru terdiri atas
komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta didik dan
komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks peerta
didik dan guru adalah patokan yang memberikan jaminan kualitas hasil
belajar minimal yang harus dimiliki peserta didk.

8. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013


a. Kelebihan Kurikulum 2013
1. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik
untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam

16
bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan.
2. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta
pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal
berdasarkan standar kompetensi tertentu.
3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
4. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan
inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi
menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter
harus diintegrasikan kesemua program studi.
5. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak
desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
6. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru
untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
b. Kelemahan Kurikulum 2013
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas
yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan
ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena
rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

17
9. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk
menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud lingkungan disini
adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
a. Pengertian kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk
menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan
hasil optimal.
b. Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru
harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.

c. Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan
sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil
yang optimal.

18
10. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode
pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran,
antara lain:
a. Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik
verbal maupun nonverbal.
b. Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan
tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
c. Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab
oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan
selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak
didik menjawab.
d. Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik
ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat
mengamati atau mengalami secara langsung.
e. Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu
benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
f. Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam
kehidupan sosial.
g. Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak
didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup

19
maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab,
dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
h. Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa
diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
i. Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa.
Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk
melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
j. Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
k. Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah
disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya
bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam
pembelajaran antara lain:
a. Tujuan pembelajaran
b. Tingkat kematangan anak didik
c. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran

11. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013


Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusu yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :
a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta tau
pengembangnya.

20
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan
pembelajran yang akan dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi
berikut :
1. Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :
a. Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik
yang kuat?
b. Apakah terdapat konsistensi internal ?
2. Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :
a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan
dapat terapkan.
b. Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut
dapat diterapkan.
3. Efektif. Parameter :
a. Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.
b. Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan
harapan.
Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis
digunakan guru dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah
dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu
harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.

12. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP


Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014
pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara

21
resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai
perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai
perbedaan dengan KTSP.
Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum
2013 di Tingkat SMA/MA:
1. Perbedaan
No Kurikulum 2013 KTSP
1 SKL (Standar Kompetensi Standar Isi ditentukan terlebih
Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No
dahulu, melalui 22 Tahun 2006. Setelah itu
Permendikbud No 54 Tahun ditentukan SKL (Standar
2013. Setelah itu baru Kompetensi Lulusan) melalui
ditentukan Standar Isi, yang Permendiknas No 23 Tahun 2006
bebentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, yang dituangkan
dalam Permendikbud No 67,
68, 69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan Lebih menekankan pada aspek
ada keseimbangan soft skills pengetahuan
dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik di jenjang SD Tematik Terpadu
Terpadu untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per Jumlah jam pelajaran lebih
minggu lebih banyak dan sedikit dan jumlah mata pelajaran
jumlah mata pelajaran lebih lebih banyak dibanding
sedikit dibanding KTSP Kurikulum 2013

22
5 Proses pembelajaran setiap Standar proses dalam
tema di jenjang SD dan pembelajaran terdiri dari
semua mata pelajaran di Eksplorasi, Elaborasi, dan
jenjang SMP/SMA/SMK Konfirmasi
dilakukan dengan pendekatan
ilmiah (saintific approach),
yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan
Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi TIK sebagai mata pelajaran.
dan Komunikasi) bukan
sebagai mata pelajaran,
melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian Penilaiannya lebih dominan pada
menggunakan penilaian aspek pengetahuan
otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai Penjurusan mulai kelas XI
kelas X untuk jenjang
SMA/MA

23
10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi masalah siswa
siswa

Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun


kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan
KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan
KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya
adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan
menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya
bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di
kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013
akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila
guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
2. Persamaan
a. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama
menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-
sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah
yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang
mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
kewenangan guru; menyusun rencana pembelajaran, melaksanakn kegiatan
pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulun 2013
diterapkan dan ditujukan agar guru memperoleh ruang yang lebih leluasa
untuk mengembangkan potensi siswa secara seimbang dalam tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
No Kurikulum 2013 KTSP
1 SKL (Standar Kompetensi Standar Isi ditentukan terlebih
Lulusan) ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No
dahulu, melalui 22 Tahun 2006. Setelah itu
Permendikbud No 54 Tahun ditentukan SKL (Standar
2013. Setelah itu baru Kompetensi Lulusan) melalui
ditentukan Standar Isi, yang Permendiknas No 23 Tahun 2006
bebentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, yang dituangkan
dalam Permendikbud No 67,
68, 69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan Lebih menekankan pada aspek
ada keseimbangan soft skills pengetahuan
dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik di jenjang SD Tematik Terpadu
Terpadu untuk kelas I-VI untuk kelas I-III

25
4 Jumlah jam pelajaran per Jumlah jam pelajaran lebih
minggu lebih banyak dan sedikit dan jumlah mata pelajaran
jumlah mata pelajaran lebih lebih banyak dibanding
sedikit dibanding KTSP Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap Standar proses dalam
tema di jenjang SD dan pembelajaran terdiri dari
semua mata pelajaran di Eksplorasi, Elaborasi, dan
jenjang SMP/SMA/SMK Konfirmasi
dilakukan dengan pendekatan
ilmiah (saintific approach),
yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan
Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi TIK sebagai mata pelajaran.
dan Komunikasi) bukan
sebagai mata pelajaran,
melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian Penilaiannya lebih dominan pada
menggunakan penilaian aspek pengetahuan
otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib

26
9 Pemintan (Penjurusan) mulai Penjurusan mulai kelas XI
kelas X untuk jenjang
SMA/MA

10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan


mengembangkan potensi masalah siswa
siswa

B. Saran
Jangan terlalu cepat merubah kurikulum di Indonesia, supaya pendidikan
di Indonesia bisa lebih mendalami kurikulum yang diterapkan, setidaknya
perubahan diadakan setiap 10 tahun sekali. Guru diminta lebih kreatif dan
inovasi dalam mengajar agar suasana belajar tidak jenuh dan membosankan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Mulyoto. 2013. Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013, Jakarta: Prestasi


Pustaka Raya.

Mulyasa E. 2013. Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sofan Amri. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/
(diakses tanggal 20 Maret 2018)

28

Anda mungkin juga menyukai