Anda di halaman 1dari 30

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang
mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada
benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia,
maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia
selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Teori penduduk modern
Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
Ø Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting
dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara
dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.
Ø Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian
dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.
Ø Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat
menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah
penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang
dapat diproduksi oleh tanah.
Ø Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang
cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang layak.

Pertumbuhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa berubahnya


jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi neto.
Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih
antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett migration) adalah
pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran.

Faktor mendorong terjadinya kependudukan


Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, antara lain:
Ø Kemajuan IPTEK.

1
Ø Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
Ø Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan.

Pengertian Tenaga kerja


Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia,
karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan
selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan
penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak
pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun
ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun
karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

Peranan Penduduk dalam Pembangunan Ekonomi


Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan negara-negara sedang berkembang,yaitu:
 Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi
 Adanya struktur umum yang favorable
 Tidak adanya distribusi penduduk yang merata
 Tidak adanya tenaga kerja yang terlatih dan terdidik

Tingkat Perkembangan Penduduk yang Tinggi


Tidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang
negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Kaum klasik mengemukakan
bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat pada suatu negara yang maju, akan memberikan
dampak positif. Dengan bertambahnya penduduk maka daya beli masyarakat semakin

2
meningkat. Hal ini dikarenakan dalam negara maju, tingkat tabungan yang dimiliki mampu
mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, sehingga dengan penduduk yang banyak justru
meningkatkan purchasing power.
Permintaan akan meningkat seiring bertambahnya penduduk. Penawaranpun akan
bertambah pula karena semakin banyak kebutuhan penduduknya yang harus dipenuhi. Efek
yang lain, dengan semakin banyaknya penduduk yang berkualitas, maka sektor tenaga kerja ahli
mudah didapat. Apalagi di negara maju ditunjang oleh banyak faktor. Hal ini sesuai dengan pendapat
Keynes, bahwa dalam negara maju meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan permintaan
tenaga kerja akan selalu mengiringi kenaikan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk di negara
berkembang umumnya memberikan efek yang negatif, karena pertumbuhan penduduk tidak
diimbangi dengan kualitas dan produktivitas manusianya tersebut.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kaum Klasik bahwa selalu ada perlombaan antara
tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk yang akhirnya akan
dimenangkan oleh perkembangan penduduk. Hal itu terjadi karena penduduk juga berfungsi
sebagai tenaga kerja, sehingga biasanya sering terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan
pekerjaan. Kalau misalnya penduduk tersebut dapat mendapatkan pekerjaan, maka akan
dapat meningkatkan kesejahteraan bangsanya, namun apabila tidak,mereka akan menjelma
menjadi pengangguran yang hanya akan meningkatkan angka ketergantungan dan otomatis
menurunkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Produktivitas penduduk di negara
berkembang relatif rendah sehingga mengakibatkan rendahnya produksi.Hal itu dikarenakan
sebagian besar penduduk di negara berkembang berasal dari sektor agraris, sehingga hasil
dari produksinya biasanya hanya habis untuk dikonsumsi sendiri.Bahkan untuk konsumsi
sendiri saja masih kurang, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan tentang menabung
(saving) apalagi investasi.
a) Isu Kependudukan
Di negara berkembang, masalah kependudukan merupakan masalah yang sulit
untuk diatasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan
tingkat tabungan yang cukup. Apalagi jika kualitas penduduk itu sendiri tidak cukup
bagus setidaknya untuk memproduksi atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia akan
menjadi pengangguran yang tentunya akan mengurangi tingkat kesejahteraan. Oleh
karena itu, di negara berkembang dibutuhkan suntikan investasi untuk mengembangkan
perekonomian.

3
b) Trend Fertilitas dan Mortalitas
Pada umumnya tingkat kelahiran yang tinggi dihubungkan dengan
kemiskinannasional. Namun adalah keliru bila kita menyiimpulkan bahwa berhubung
angka kelahiran yang tinggi pada umumnya terdapat di negara miskin. Sedangkan angka
kelahiran rendah terdapat di negara maju. Maka dengan meningkatkan pendapatan per
kapita lalu tingkat kelahiran akan menurun. Juga tidak ada kepastian hubungan antara
laju pertumbuhanpendapatan nasional per kapita dengan tingkat kelahiran. Namun jelas
ada bukti bahwa ada hubungan positif antara distribusi pendapatan dengan tingkat
kelahiran. Akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa negara-negara yang berjuang
untuk mengurangi tidak meratanya penghasilan atau dengan kata lain berusaha
menyebarkan hasil (benefit) dari pembangunan ekonomi ke sebagian besar penduduk
akan mungkin sekali mampu menurunkan tingkat kelahiran daripada negar-negara yang
kurang memperhatikan pemerataan hasil pembangunan ekonominya.
c) Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi
Untuk meningkatkan output, tambahan investasi harus cukup besar sehingga
dapat meningkatkan penghasilan riil per kapita. Tetapi kesulitan dalam hal ini sering
dialami oleh negara berkembang, sesuai dengan Teori Perangkap pada Keseimbangan
Pendapatan yang Rendah Malthus. Kesimpulannya untuk dapat mempertinggi
penghasilan per kapitanya negara berkembang memerlukan kebijakan dorongan yang besar. Atau
perekonomian harus memenuhi apa yang disebut ³usaha minimum yang sangat perlu´.
Pembangunan yang secara sedikit demi sedikit pun bisa dilakukan asal dengan memilih
sektor yang yang mempunyai kapasitas berkembang yang cepat.
 Struktur Umur yang Tidak Favorable
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada umumnya pada
negarayang berkembang memiliki angka ketergantungan yang tinggi karena
besarnya jumlahpenduduk usia muda. Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak
menguntungkanbagi pembangunan ekonomi, karena:
 Penduduk golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan
per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukan produsen dalam
perekonomian tersebut. Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu
negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi faktor-faktor produksi ke arah
³investasi-investasi sosial´ dan bukan ke ³investasi-investasi kapital´. Oleh karena
itu, paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.
 Distribusi Penduduk yang Tidak Seimbang

4
Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya terjadi pada daerah-daerah yang
sudahmaju. Sebab para penduduk lebih banyak berpindah dari daerah yang kurang
maju ke daerah yang lebih maju, sehingga pada negara maju tingkat urbanisasi lebih
kecil. Adanya tingkat upah yang leih menarik di sektor industri mendorong penduduk yang
ada di desa berpindah ke kota yang menyebabkan penduduk di negara maju yang
bekerja di sektor pertanian lebih sedikit. Berbeda dengan di negara yang
berkembang. Urbanisasi yang tinggi menyebabkan ketidakseimbangan dalam
proses perkembangan ekonomi antara sektor pertanian dengan sektor industri.
Ketidakseimbangan distribusi penduduk baik antara desa dan kota maupun antara
daerah yang lebih berkembang dan daerah yang kurang berkembang akan menghambat jalannya
pembangunan ekonomi karena pembangunan ekonomi memerlukan mobilitas
tenagakerja yang lebih mudah, yang didapati di negara-negara atau daerah-daerah
yang memiliki distribusi penduduk yang lebih merata.
 Kualitas Tenaga Kerja yang
RendahRendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan
ekonomi suatunegara disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga
kerja yang rendah. Makamenurut Schumacher pendidikan merupakan sumber daya yang
terbesar manfaatnyadibandingkan faktor-faktor produksi yang lain

Dinamika Pertumbuhan Penduduk Indonesia


Penduduk Indonesia pada saat ini masih digolongkan sebagai penduduk muda. Itu
berarti jika tidak ada kondisi yang sangat ekstrim, seperti misalnya peperangan (dalam
peperangan akan banyak orang muda yang mati), maka penurunan pertumbuhan
penduduk tidak secara otomatis menurunkan pertumbuhan angkatan kerja. Dalam kondisi
normal, pertumbuhan penduduk akan menurunkan jumlah penduduk pada struktur yang muda (0 -15 tahun).

Nilai pertumbuhan penduduk


Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
dimanajumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada
perubahanpopulasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah
individu dalam populasi ketika dimulainya periode.
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan
nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika
dimulainya periode. Yang merupakan: Lapangan kerja datang dari adanya pertumbuhan

5
ekonomi. Namun pertumbuhan yang tinggi tidak selalu memberikan lapangan kerja yang besar.
Ini berkaitan dengan strategi pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan dunia
usaha. Sebagai contoh pada kurun waktu 1971-1980, pertumbuhan ekonomi adalah 7,9 persen
per tahun, namun daya serapnya angkatan kerja relatif kecil, yaitu hanya bertambah tiga persen
setahun.Payaman (1996), melakukan proyeksi mengenai pertambahan angkatan kerja dan
kesempatan kerja dalam PJP II. Proyeksi ini dilakukan sebelum krisis ekonomi terjadi. Jika
mengikuti proyeksi tersebut, maka Indonesia mengalami masalah kesenjangan antara angkatan
kerja dan kesempatan kerja sampai dengan akhir Repelita VIII. Baru setelah Repelita VIII,
kesempatan kerja diperkirakan akan berada di atas angkatan kerja
Namun sekali lagi bahwa proyeksi ini dibuat sebelum adanya krisis ekonomi. Hal lain
yang juga harus diperhatikan dalam menganalisa hubungan antara angkatan kerja dan
kesempatan kerja adalah bahwa jika kesempatan kerja berada di atas angkatan kerja bukan
berarti masalah ketenagakerjaan, atau lebih khususnya pengangguran, teratasi. Adanya
kesempatan kerja baru merupakan ³potensi´ dan ³potensi´ tersebut mungkin saja tidak dapat
dimanfaatkan bila angkatan kerja yang tersedia tidak memiliki kualitas yang memadai.

Solusi Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi di Negara-Negara Berkembang


Pertambahan penduduk yang pesat tidak selalu merupakan penghambat jalannya
pembangunan ekonomi, asal saja penduduk tersebut mempunyai kapasitas yang tinggi
untuk menghasilkan dan menghisap hasil produksi yang dihasilkan. Keberhasilan usaha
pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor,
salah satunya yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan ditentukan
oleh jumlah dan mutu tenagakerja yang tersedia sebagai pelaksana berbagai usaha di lapangan
pekerjaan yang tersedia. Tenaga kerja di negara-negara berkembang yang banyak bekerja di
sektor pertanian dapat disalurkan pada sektor industri yang mampu menyerap relatif lebih
banyak tenaga kerja, terutama yang bersifat padat karya. Jumlah penawaran tenaga kerja di
negara-negara berkembang yang tinggi disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang pesat
dapat dimanfaatkan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan oleh pemerintah. Pelatihan-
pelatihan yang diberikan tersebut bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja yang berlebih
agar sumber-sumber alam yang melimpah dan belum diolah secara maksimal menghasilkan
sesuatu yang dapat menaikkan angka pertumbuhan ekonomi.
Jumlah penduduk yang banyak atau khususnya tenaga kerja yang menganggur,
tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan. Tenaga kerja yang kurang
produktif terutama yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan

6
lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga
penciptaan lapangan pekerjaan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan. Pembangunan
ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat meningkatkan
kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di
negara-negara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek.
Hal ini dikarenakan untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia diperlukan tenaga kerja yang
memiliki kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan keperluan pembangunan.

Jumlah Penduduk dan Pembangunan


Salah satu tanda negara berkembang umumnya terletak pada jumlah penduduk yang
begitu banyak, sedangkan jumlah yang banyak itu sebagian besar tidak produktif, karena
kualitasnya yang sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk di negara-negara berkembang
disebabkan tidak seimbangnya jumlah kelahiran dan kematian. Walaupun sudah sejak lama
diadakan pengendalian melalui keluarga berencana. Masalah jumlah penduduk yang begitu
banyak baik di negara-negara yang terbelakang maupun negara-negara berkembang
sebenarnya sudah sejak lama dikhawatirkan oleh hipotesis Malthus yang mengatakan bahwa
konsumsi keseimbangan jangka panjang tidak terletak lebih tinggi dari pada tingkat
subsistence. Bahkan secara umum para mahasiswa lebih kenal dengan teori Malthus yang
menekankan bahwa jumlah produksi makanan menurut deret hitung, sedangkan jumlah
pertumbuhan penduduk menurut deret ukur. Walau teori Malthus akhirnya juga ditolak oleh
para ahli yang menyatakan bahwa
1. Teori Malthus tidak memperhitungkan peranan serta pengaruh adanya
kemajuanteknologi.
2. Teori itu hanya didasarkan pada satu hipotesis, yang berkaitan dengan hubunganmakro
antara jumlah pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita, yang ternyatatidak
tahan uji secara empiris.
3. Teori Malthus hanya menitik beratkan pada variabel yang ternyata dianggap
keliru,dimana pendapatan perkapita sebagai determinan utana dalam pertumbuhan
pendudul.Tapi seharusnya berdasarkanp pada mikro ekonomi yang menitik beratkan
pada taraf hidup individu, dimana determinan utamanya bagi keluarga adalah
keputusanmengenai jumlah anak, dan bukannya pada taraf hidup masyarakat
secarakeseluruhan.

7
Penduduk dan Pendapatan Per-Kapita
Pengaruh pertumbuhan penduduk pada pendapatan per-kapita biasanya
tidak menguntungkan. Pertumbuhan penduduk cenderung memperlambat pendapatan per
kapita dalam 3 cara :
1. Memperberat beban penduduk pada lahan.
2. Menaikan biaya barang konsumsi karena kekurangan faktor pendukung
untuk meningkatkan penawaran mereka.
3. Memerosotkan akomodasi modal, karena dengan tambah anggota keluarga , biaya
meningkat.

Penduduk dan standar kehidupan


Karena salah satu faktor penting standar kehidupan adalah pendapatan per kapita, maka
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan per kapita dalam hubungannya dengan
pertumbuhan penduduk sama-sama mempengaruhi standar kehidupan.

Penduduk pembangunan pertanian


Di negara terbelakang, kebanyakan rakyat tinggal di wilayah pedesaan. Pertanian
merupakan mata pencarian utama oleh karena itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi
rasio lahan manusia. Produktivitas per kapita yang rendah mengurangi kecenderungan untuk
menabung dan menginvestasi. Akibatnya, pemakaian teknik yang lebih baik dan perbaikan
lainnya pada lahan menjadi tidak mungkin

Penduduk dan lapangan kerja


yang meningkat dengan cepat menjerumuskan perekonomian pengangguran dan
kekurangan lapangan kerja. Kerena penduduk meningkat proporsi pekerja pada penduduk total
menjadi naik. Tetapi karena ketiadaaan sumber pelengkap, tidaklah mungkin untuk
mengembangkan lapangan pekejaan. Akibatnya tenaga buruh, pengangguran dan kekurangan
lapangan kerja meningkat. Penduduk yang meningkat dengan cepat mengurangi pendapatan,
tabungan dan investasi. Karenanya pembentukan modal menjadi lambat dan kesempatan kerja
kurang dan dengan begitu meningkatkan pengangguran. Lebih dari itu , apabila tenaga buruh
dibandingkan dengan lahan meningkat, sumber modal dan sumber lainnya, faktor komplemen
tersedia per pekerja merosot dan akibatnya pengangguran dan kekurangan pekerjaan
meningkat.

8
Penduduk dan tenaga buruh
Tenaga buruh di dalam suatu perekonomian adalah rasio antara penduduk yang bekerja
dengan penduduk total .dengan asumsi 50 tahun sebagai harapan hidup rata-rata dinegara ter
belakang, tenaga buruh pada pokoknya adalah penduduk pada kelompok usia 15-50 tahun.
Selama tahap peralihan demografis tingkat kelahiran meningkat dan kematian menurun.
Akibatnya, sebagian terbesar penduduk berada pada kelompok usia rendah 25-50 tahun, dan
hanya sebagian kecil yang terrmasuk pada kelompok usia tanaga buruh. Adanya anak-anak
dewasa di dalam tenaga buruh mengandung makna bahwa orang yang berpartisipasi pada
pekerjaan produktif sebenarnya sedikit. Bahkan jika angka kelahiran mulai menurun, tenaga
buruh yang tersedia bagi pekerjaan produktif pun dalam jangka pendek akan tetap sama.
Sebaliknya, jumlah anak-anak menjadi turun dan pendapatan nasional meningkat karena
jumlah konsumen menurun.

Penduduk dan pembentukan modal


Pertumbuhan penduduk memperlambat pembentukan modal. Jika
penduduk meningkat , pendapatan per kapita yang di dapat menurun. Dengan pendapatan yang
sama orang terpaksa member makan kepada anak-anak yang lebih banyak. Itu berarti bagian
terbesar pendapatan terpakai untuk pengeluaran konsumsi. Tabungan yang memang sudah rendah menjadi
semakin rendah.akibatnya, tingkat investasi juga menjadi semakin rendah.penduduk yang
meningkat secara cepat akan memperlambat seluruh usaha pembangunan dinegaara
terbelakang kecuali kalau dibarengi dengan laju pembentukan modal dan kemajuan teknologi
yang tinggi. Tetapi faktor yang menetralkan ini tidak ada dan akibatnya ledakan penduduk
mengakibatkan produktifitas pertanian merosot, pendapatan per kapita rendah ,standar
kehidupan rendah, pengangguran dan tingkat pembentukan modal rendah.
Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Transformasi ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan
transformasi struktur produksi dan perbedaan pertumbuhan produktivitas per pekerja
menurut sector atau lapangan pekerjaan yang terjadi selama pertumbuhan ekonomi
berlangsung. Perkembangan produktivitas per pekerja di suatu negara biasanya dipengaruhi
oleh : (1) perkembangan stok barang modal per pekerja; (2) perkembangan mutu tenaga
kerja, yang tercermin pada perbaikan pendidikan, keterampilan dan kesehatan pekerja; (3)
peningkatan skala unit usaha; (4) pergeseran pekerja dari kegiatan yang relatif lebih rendah
produktivitasnya ke yang lebih tinggi; (5) perubahan product mix atau komposisi output pada

9
masing-masing sektor atau sub-sektor; dan (6) pergeseran teknik produksi dari padat karya
kepadat modal

Pergeseran struktur pekerja menurut status pekerjaan


Statistik ketenagakerjaan membagi pekerjaan menurut status menjadi 5 golongna.
Pertama, golongan yang berusaha sendiri tanpa dibantu pakerja keluarga atau buruh tidak tetap
(status 1). Kedua, golongan yang berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak
tetap (status 2). Ketiga, golongan yang berusaha dengan dibantu buruh tetap (status 3).
Keempat, buruh dan/atau karyawan (status 4). Dan status (5) pekerja keluarga. Dalam
perkonomian yang sedang berkembang, struktur pekerja menurut status seperti di atas
jugamengalami pergeseran. Persentase pekerja yang termasuk status 1, 2 dan 5 (pekerja
sector nonformal) biasanya cenderung menurun, sementara pekerja status 3 dan 4 (sektor
formal) meningkat.

Perubahan Demografi di Indonesia


Demografi dalam pengertian yang paling sempit dinyatakan sebagai ³demografi formal´
yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk; distribusi atau persebaran penduduk;
struktur penduduk atau komposisi; dan dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk
menyatakan jumlah orang dalam suatu wilayah pada waktu tertentu. Distribusi penduduk
menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu waktu tertentu, baik
berdasarkan wilayah geografi maupun konsentrasi daerah pemukiman. Struktur penduduk
menyatakan komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan ataugolongan umur. Sedangkan
perubahan penduduk secara implicit menyatakan pertambahan atau penurunan jumlah
penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai akibat berubahnya tiga komponen utama
perubahan jumlah penduduk: kelahiran, kematian dan migrasi.
Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik
individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya, dan ekonomi. Karakteristik sosial dapat
mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Karakteristik
ekonomi meliputi antara lain aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan(occupation), status pekerjaan,
lapangan pekerjaan, dan pendapatan. Sedangakan aspek budaya berkaitan dengan persepsi,
aspirasi dan harapan-harapan.
Dalam pengertian yang paling luas, demografi mempelajari pemakaian data dan
penerapan hasil analisisnya dalam berbagai aspek termasuk berbagai permasalahan yang

10
berkaitan dengan proses demografi. Di antaranya, dampak pertambahan penduduk terhadap
lingkungan hidup dan pemanfaataan sumber daya alam

PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN

Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-negar sedang


berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah yang
sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari sudut
tingkat kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, yaitu dengan mencegah
penurunan tingkat kematian: atau dengan kata lain meningkatkan adanya kematian. Tetapi
tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada umumnya ingin hidup
lama di dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.

Klasifikasi Tenaga Kerja Berdasarkan penduduknya


1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja,
mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15
tahun sampai dengan 64 tahun.
2. Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.
13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah
15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para
lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

Berdasarkan batas kerja


· Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.
· Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

11
 anak sekolah dan mahasiswa
 para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
 para pengangguran sukarela

Berdasarkan kualitasnya
· Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:
pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
· Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli
bedah, mekanik, dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga
saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Ø Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat
pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya
masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil
produksi barang dan jasa.
Ø Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja
akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin
banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
Ø Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

12
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain
masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan
kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah
lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Ø Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia
mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu,
banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja
yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran
akan semakin banyak

Konsep dan Definisi


Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun keatas
yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara
tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang
termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak
mempunyai pekerjaan dan tidak mencari kerja
Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang
dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja
pada pengusaha dengan menerima upah (www.tempointeraktif.com). Pengangguran
merupakan usaha mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu
yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam status
menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan. Penganguran
semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.

Pemanfaatan Sumberdaya Manusia


Beberapa Konsep KetenagakerjaanYang dimaksud dengan human resource disini
adalah penduduk yang berupa tenagakerja (human power) yang dianggap sebagai faktor
produksi. Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15-64 tahun.Beberapa
konsep/definisi yang digunakan dalam ketenagakerjaan adalah sbb:
1. Penduduk Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia
selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam
bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

13
2. Usia kerja Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active
population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari
usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja.
3. Angkatan Kerja Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang
dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Angkatan Kerja adalah
penduduk usia kerja yang bekerja, ataupunya pekerjaan namun sementara tidak
bekerja, dan pengangguran.
4. Bukan angkatan kerja
Penduduk usia kerja tidak termasuk angkatan kerja mencakup penduduk yang
bersekolah,mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainya.
5. Bekerja
Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntingan paling sedikit 1(satu) jam
secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup,
baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu
yang lalu sementara tidak bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya. Kriteria satu
jam (the one-hour criterion) digunakan dengan pertimbangan untuk mencakup
semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk didalamnya
adalah pekerja dengan waktu singkat (short-time work), pekerja bebas, stand-by
work dan pekerja yang tak beraturah lainnya. Kriteria satu jam juga dikaitkan
dengan definisi bekerja dan pengangguran yang digunakan, dimana pengangguran
adalah situasi dari ketiadaan pekerja secara total, sehingga jika batas minimum dari
jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah definisi pengangguran yaitu bukan lagi
ketiadaan pekerjaan secara total.

Jenis dan macam-macam Pengangguran


Pengangguran adalah keadaan dimana seorang yang termasuk dalam angakatan kerja,
ingin mencari pekerjaan namun tidak memperolehnya dikarenakan jumlah pencari kerja yang
tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ingin menampungnya. Tenaga kerja yang
menganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari
pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Sejak tahun 2001 definisi pengangguran mengalami
penyesuaian/perluasan menjadi sebagai berikut ; Pengangguran adalah mereka yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (sebelumnya
dikatagorikan sebagai bukan angkatan kerja), yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai

14
bekerja (sebelumnya dikatagorikan sebagai bekerja), dan pada waktu yang bersamaan mereka
tak bekerja (jobless). Pengangguran dengan konsep/definisi tersebut biasanya disebut sebagai
pengangguran terbuka (open unemployment). Secara spesifik, pengangguran terbuka dalam
Sakernas, terdiri dari :
 Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan,
 Mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha,
 Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, dan
 Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterimabekerja,
tetapi belum mulai bekerja.Tingkat Pengangguran Terbuka dihitung sbb;

Pengangguran Friksional/Frictional Unemployment


Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara
yangdisebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja
dengan pembuka lamaran pekerjaan.

Pengangguran Struktural / Structural Unemployment


Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencarilapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembukalapangan kerja.
Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkankebutuhan akan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik darisebelumnya.

Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment


Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasikegiaan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.Contohnya seperti petani yang
menanti musim tanam, tukan jualan duren yangmenanti musim durian.

Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripadapenawaran kerja.Di
negara berkembang pengangguran dapat digolongkan menjadi:
 Visible Employment
Akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih
sedikit daripada waktu kerja yang disediakan untuk bekerja.

15
 Disguised Employment
Pengangguran ini terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanyasecara
penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sektor-sektor atau pekerjaan laintanpa
mengurangi sektor outpout yang ditinggalkan.
 Potential Under Employment
Merupakan suatu perluasan dari pengangguran tak kentara dalam artian suatu pekerja
dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output, tetapi harus dibarengi
dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan
pembentukan kapital yang berarti.

Memanfaatkan Tenaga-tenaga yang menganggur.


Tenaga yang menganggur merupakan persediaan faktor produksi yang dapat
dikombinasikan dengan faktor produksi yang lain guna meningkatkan output dinegara yang
berkembang. Masalah pemanfaatan tenaga kerja yang menganggur ini baik segi penawaran
maupun segi permintaan hanya diperlukan kapital yang relatif sedikit. Keuntungan tenaga yang
menganggur tersebut misalnya saja dalam sektor pertanian yang tenaganya menganggur saat
tidak musim panen dialihkan atau dimanfaatkan ke dalam industri-industri kecil seperti yang
dinyatakan oleh Profesor Leibenstein bahwa kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak
tergantung pada kalori yang dimiliki tenaga kerja itu, sehingga tidak mudah untuk menarik
tenagakerja dari sektor pertanian yang kemudian akan diikuti oleh penarikan bahan makanan
dari sektor pertanian pula.

Jumlah penduduk, Kesempatan Kerja dan pengangguran


Jumlah penduduk yang besar pada dasarnya merupakan potensi yang sangat berharga
ditinjau dari segi tenaga kerja, jika dapat didayagunakan dengan baik, penduduk yang sangat
banyak dan memiliki keterampilan ini merupakan potensi yang berharga. Jumlah
penduduk yang besar dan tidak memiliki keterampilan ini adalah kerugiannya yang dapat
menyebabkanpengangguran di mana-mana. Hal yang diharapkan kesempatan seimbang
dengan angkatankerja tetapi hal ini tidak terwujud.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi, manusia,
sosial budaya, dan politik, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.
Dalam melaksanakan pembangunan nasional, perluasan lapangan kerja dan peningkatan
kualitas tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
dan tujuan pembangunan. Masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang

16
yaitu laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sehingga menjadi masalah pokok dalam
pembangunan ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat pada pengadaan
kebutuhan-kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan pangan dan
mengakibatkan naiknya angkatan kerja.
Negara-negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban ketergantungan yang lebih
berat. Selain itu, ledakan angkatan kerja banyak dialami oleh negara-negara berkembang yang
tidak diikuti dengan meningkatnya perluasan lapangan kerja sehingga terjadi pengangguran
baik di kota-kota maupun di desa-desa. Jumlah penawaran tenagakerja yang tinggi di negara-
negara berkembang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja di
negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila dibandingkan dengan negara-
negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja di negara-negara maju.
Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara berkembang salah satunya
dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan
pembangunan dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu
peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di negara-negara berkembang, yaitu
dengan melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek. Keberhasilan usaha pembangunan
ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya
yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan ditentukan oleh jumlah
dan mutu tenagakerja yang tersedia sebagai pelaksana berbagai usaha dilapangan pekerjaan.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di negara-negara berkembang, khususnya
tenaga kerja yang menganggur tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan
ekonomi. Tenagakerja yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan
lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga
permasalahan mengenai tenaga kerja di negara-negara berkembang dapat teratasi dengan baik
dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan
kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi
solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi mengenai tenaga kerja di negara-negara
berkembang dapat teratasi dengan baik dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat
pembangunan ekonomi. Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui
peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi solusi dalam melaksanakan pembangunan
ekonomi mengenai tenaga kerja di negara-negara berkembang dapat teratasi dengan baik dan
tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan

17
kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi
solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.

DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN


Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah
sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan
penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan
tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam
yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia?
Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu
potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola
sumber daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya
alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek
pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan
asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk
Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya
manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk
Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya
manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara
terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
1. Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan
kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu
kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu
pengetahuan?
2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang
berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk
dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan
penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana
kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban

18
pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi
kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih
tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN


Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a. Program Transmigrasi
b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah
5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya
usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak
menyerap tenaga kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas
umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif


19
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan
karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga
berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya
pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup
sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%
pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan
suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga.
Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau
merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan
hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,
kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya
±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia
Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun

20
1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998
menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin
sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak
lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia.
Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan
demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah
dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif


a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia
masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan
melihat:
1) Angka Kematian
2) Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah.
Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.
Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin
tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin
tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang
memenuhi standar kesehatan.
b. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM
penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang
tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang
terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur.
Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi
orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
c. Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah

21
garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus
dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa
banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
Ada beberapa ciri kependudukan Indonesia dimasa depan yang harus dicermati dengan
benar oleh para perencana pembangunan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Beberapa ciri tersebut antara lain adalah:
1. Penduduk Dimasa Depan Akan Semakin Tinggi Pnedidikannya. Penduduk yang
makin berpendidikan dan sehat akan membentuk sumber daya manusia yang makin
produktif. Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja yang memadai. Sebab bila
tidak, jumlah penganggur yang makin berpendidikan akan bertambah. Keadaan ini
dengan sendirinya merupakan pemborosan terhadap investasi nasional. Karena
sebagian besar dana tercurah dalam sektor pendidikan, disamping kemungkinan
terjadinya implikasi sosial lainnya yang mungkin timbul.
2. Penduduk Yang Makin Sehat Dan Angka Harapan Hidup Naik. Usia harapan
hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut semakin besar akan juga menuntut
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang serasi dan sesuai dengan perubahan tersebut. Suatu
tantangan pula untuk dapat memanfaatkan panduduk usia lanjut yang masih potensial
agar dapat dimanfaatkan sesuai pengetahuan dan pengalamannya.
3. Penduduk Akan Bergeser Ke Usia Yang Lebih Tua. Pada saat ini di Indonesia telah
terjadi proses transisi umur penduduk Indonesia dari penduduk muda ke pensusuk tua
(ageing process). Pergeseran struktur umur muda ke umur tua produktif akan membawa
konsekuensi peningkatan pelayanan pendidikan terutama pendidikan tinggi dan
kesempatan kerja. Sedang pergeseran struktur umur produktif ke umur tua pada
akhirnya akan mempunyai dampak terhadap persoalan penyantunan penduduk usia
lanjut. Bersamaan dengan perubahan sosial ekonomi diperkirakan akan terjadi
pergeseran pola penyantunan usia lanjut dari keluarga kepada institusi. Apabila hal ini
terjadi, maka tanggung jawab pemerintah akan semakin berat.
4. Penduduk Yang Tinggal di Perkotaan Semakin Banyak. Seiring dengan
peningkatan status sosial ekonomi masyarakat, presentase penduduk yang tinggal
diperkotaan meningkat dari tahun ke tahun. Masalah urbanisasi akan menjadi masalah
yang semakin meninjol. Penduduk perkotaan akan bertambah terus sejalan dengan
pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, tuntutan fasilitas perkotaan akan bertambah

22
pula. Tambahan volume fasilitas perkotaan akan sangat berpengaruh terhadap keadaan
dan perkembangan fisik kota yang bersangkutan. Meningkatnya sarana perhubungan
dan komunikasi antar daerah, termasuk di daerah perdesaan, menyebabkan orang dari
perdesaan tidak perlu lagi melakukan migrasi dan berdiam di daerah perkotaan. Mereka
cukup menuju daerah perkotaan manakala diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dalam
kurun waktu harian, mingguan, bahkan bulanan. Dengan semakin berkembangnya
sarana transportasi dan komunikasi, pola mobilitas penduduk seperti itu akan semakin
banyak dilakukan, sementara migrasi permanen cenderung akan makin menurun.
5. Jumlah Rumahtangga akan Meningkat namun Ukurannya Makin Kecil.
Perubahan pola kelahiran dan kematian akan berpengaruh pada struktur rumahtangga.
Dimasa depan ukuran rumahtangga akan semakin mengecil, namun jumlahnya akan
semakin banyak. Dengan makin sedikitnya jumlah anak yang dimiliki dan disertai
dengan peningkatan kesehatan penduduk, seiring tingkat pendidikan dan keterampilan
yang lebih baik, memberikan kesempatan pula bagi individu maupun keluarga untuk
melakukan mobilitas kedaerah lain. Apalagi bilamana otonomi daerah dilaksanakan
sesuai aturan dan keperluannya.
6. intensitas Mobilitas Penduduk Yang Makin Tinggi. Mobilitas penduduk yang makin
tinggi baik secara internal maupun internasional menuntut jaringan prasarana yang
makin baik dan luas. Selain itu akan membawa kepada pergeseran norma-norma
masyarakat, seperti ikatan keluarga dan kekerabatan. Kesemuanya ini dapat membawa
dampak yang berjangka panjang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat.
7. Masih Tingginya Pertumbuhan Angkatan Kerja. Sejalan dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi.
Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja
tersebut disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar. Dipihak lain
menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran
yang lebih tinggi sebagai prasyarat untuk memasuki era globalisasi dan perdagangan
bebas.
8. Terjadi Perubahan Lapangan Kerja. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan
pembangunan pada umunmnya, lapangan pekerjaan penduduk berubah dari yang
bersifat primer, seperti pertanian, pertambangan, menuju lapangan pekerjaan sekunder
atau bangunan. Lalu pada akhirnya akan menuju lapangan kerja tersier atau sektor jasa.
Berbagai ciri dan fenomena diatas sudah sepantasnya diamati secara seksama, dalam
rangka menetapkan alternatif kebijaksanaan selanjutnya.

23
Krisis ekonomi yang masih berlangsung dewasa ini telah berhasil memberikan
pelajaran bahwa pembangunan yang mengejar pertumbuhan dan dilakukan tanpa melihat
kondisi dan potensi penduduk serta sumberdaya alam dan lingkungan hidup, tidak akan bersifat
kberkesinambungan. Pada masa dan pasca krisis ekonomi, perhatian terhadap masalah
kependudukan dan lingkungan harus tetap dilakukan, terutama menyangkut upaya
mengembangkan pemabngunan berwawasan kependudukan (people-centered-development).
Ketidak pedulian terhadap isu pemabangunan berwawasan kependudukan akan menyebabkan
Indonesia kembali menghadapi situasi krisis yang sama pada beberapa tahun mendatang. Justru
perkembangan ini yang perlu diwaspadai, bahkan harus dihindarkan semampu mungkin.
Dalam kondisi keuangan negara yang semakin terbatas dan dengan derasnya tuntutan
politik dalam dan luar negeri, perencanaan pembangunan yang bersifat ‘bottom-up’ menjadi
sangat penting. Dalam hal inimasing-masing daerah dituntut harus dapat memanfaatkan
keuangan negara yang semakin terbatas untuk mencapai tujuan pemabngunan, yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.
Pemabanguan yang hanya mengejar pertumbuhan terbukti tidak berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak dinikmati oleh seluruh masyarakat, sehingga filosofi sebagai
subyek dan obyek pembangunan tidak tercapai. Pembangunan tidak dirasakan sebagai milik
rakyat, sehingga tidak mengakar. Apa yang terjadi kemudian adalah jika terjadi sedikit gejolak
(seperti apa yang sedang dialami saat ini), maka gejolak tersebut menjadi sulit untuk diatasi,
dan masyarakat menjadi kurang berpartisipasi dalam mengatasi gejolak yang ada. Hal ini
disebabkan mereka tidak pernah merasa memiliki dan merasakan hasil pemabangunan itu
sendiri.

Kebijakan dan Strategi

Dalam rangka terwujudnya pelayanan ketenagakerjaan guna meningkatkan kualitas dan


daya saing tenaga kerja dalam agenda penanggulangan pengangguran dan perbaikan iklim
ketenagakerjaan harus dilakukan secara holistic dan terpadu, maka upayanya dimulai dari tahap
sebelum bekerja, pada saat bekerja dan setelah bekerja (pre-during-post employment), hal
tersebut dilakukan dalam kerangka menjamin kesempatan kerja yang sama (equal

24
opportunities) sebagaimana amanat UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, UU 32
tahun 2004 tentang pemerintah daerah serta keputusan menteri tenagakerja dan transmigrasi
tentang standart pelayanan minimal (SPM) yang wajib diberikan pemerintah kepada
masyarakat di bidang ketenagakerjaan.
Di bidang ketransmigrasian dan kependudukan sebagaimana amanat UU No. 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian dan UU No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, bahwa kebijakan umum yang ditempuh adalah : Meningkatkan kesejahteraan
penduduk melalui perlindungan, penataan dan persebaran penduduk sesuai dengan daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan untuk mendorong percepatan pembangunan dan
pertumbuhan wilayah strategis, cepat tumbuh dan berkembang dalam penciptaan peluang
usaha.
a)Arah Kebijakan.
Untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
maka ditetapkan arah kebijakan yang telah disesuaikan dengan agenda pembangunan dan
prioritas pembangunan Jawa Timur antara lain meliputi :
1).Arah kebijakan dibidang perluasan lapangan kerja.
Sasaran perluasan lapangan kerja adalah meningkatnya jumlah lapangan kerja, baik fomal
maupun informal, dipedesaan dan perkotaan terutama angkatan kerja bagi penduduk
miskin korban PHK, baik laki–laki maupun perempuan yang terukur dalam : (a)
menurunnya tingkat pengangguran terbuka, (b) menurunnya angka setengah penganggur,
(c) meningkatnya kualitas dan produktivitas tenagakerja, (d). meningkatnya pengawasan
dan perlindungan bagi tenaga kerja, serta keharmonisan dalam hubungan industrial.
2).Arah kebijakan dibidang penanggulangan kemiskinan.
Sasaran penanggulangan kemiskinan adalah memberikan aset tempat tinggal dan lahan
usaha melalui program transmigrasi sekaligus memberikan peluang kesempatan kerja bagi
penduduk miskin, yang terukur dalam : (a) menurunnya secara nyata jumlah penduduk
miskin Jawa Timur (b) terpenuhinya hak-hak dasar penduduk utamanya kebutuhan papan
dan lahan usaha (c) terbukanya kesempatan kerja dan usaha mandiri.
3).Arah kebijakan terkait pelayanan prima.
Menyangkut layanan dasar di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan
kependudukan, telah ditetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) melalui Keputusan
Kepala Dinas Nomor 144A Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Publik Bidang
Ketenagakerjaan. Pelayanan dasar di bidang ketenagakerjaan ini harus disesuaikan dengan

25
kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nasional dan daerah. Di samping itu,
terkait pelayanan dasar khususnya di bidang ketenagakerjaan, Menteri Tenaga Kerja dan
Transimigrasi RI telah mengeluarkan 4 (empat) bidang dan 9 (sembilan) indikator untuk
pelayanan dasar ketenagakerjaan, yang meliputi :
(a). Bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, lingkup indikator
layanan minimalnya adalah : Pelaksanaan pelatihan kerja.
Bidang Pembinaan dan Penenpatan Tenaga Kerja, lingkup indikator layanan
(b).
minimalnya adalah
(1). Pelayanan Informasi Pasar Kerja,
(2). Penempatan Tenaga Kerja dalam Negeri dan
(3). Penempatan Tenaga Kerja luar negeri.
Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, lingkup
(c).
indikator minimalnya adalah :
(1). Pembinaan Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat-syarat kerja serta
Jaminan sosial,
(2). Pemerantaraan/ mediasi perselisihan hubungan industrial.
Bidang Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, lingkup indikator layanan
(d).
minimalnya adalah :
(1). Pengawasan norma ketenagakerjaan,
(2). Pengawasan norma kerja perempuan dan anak dan
(3). Pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja.
Disamping itu, untuk menyelaraskan dengan SPM Bidang Ketenagakerjaan,
Disnakertransduk Prov.Jatim menetapkan layanan minimal untuk Bidang Pembinaan
Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi, lingkup indikator layanan
minimalnya adalah :
(1). Layanan informasi peluang berusaha di kawasan LPT dan WPT serta pada wilayah
PWSCT termasuk di kawasan Kota Terpadu Mandiri,
(2). Pemberian Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigran,
(3). Pembinaan / Pelatihan calon transmigran sesuai dengan tingkat kopetensi yang
dibutuhkan / dikembangkan.
Arah kebijakan pembangunan ketenagakerjaan, ketransmigrasian & kependudukan lebih
lanjut diwujudkan dalam :
1. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di dalam dan ke luar negeri ;

26
2. Terwujudnya perluasan jejaring informasi pasar kerja di berbagai media ;
Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat karya
3.
produktif ;
Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja
4.
dalam dan luar negeri ;
5. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ;
Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh dan khususnya
6.
bagi pekerja perempuan dan anak ;
Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan informasi dan
7.
perencanaan tenaga kerja di daerah ;
8. Terwujudnya pengembangan kemampuan SDM aparatur dan Tenaga Fungsional
ketenagakerjaan di Propinsi dan Kab / Kota ;
Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan ketenagakerjaan pada Unit
9.
Pelaksana Teknis (UPT) ;
Terwujudnya fasilitasi pelayanan perpindahan dan penempatan transmigran dilokasi
10.
WPT dan LPT ;
11.Terwujudnya kemandirian dan integrasi masyarakat transmigran dengan sekitarnya
melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan transmigran di daerah asal
dan daerah tujuan ;
Terwujudnya sitem informasi administrasi kependudukan (SIAK) online di Provinsi
12.
Jawa Timur ;
Terwujudnya peningkatan pelayanan sistem administrasi kependudukan (SAK)
13.
Kabupaten/Kota.
b).Strategi Organisasi.
Arah Pembangunan di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan dalam
rencana strategi (Renstra) tahun 2009-2014, didukung oleh strategi pelaksanaan, yang
meliputi upaya :
1.Penciptaan lapangan kerja di dalam dan di luar negeri melalui pengembangan informasi
pasar kerja, penyuluhan bimbingan jabatan, pengembangan wirausaha mandiri bagi
angkatan kerja muda dan pengembangan padat karya produktif ;
2.Revitalisasi dan renovasi sarana prasarana dan peningkatan kualitas SDM dan kuantitas
instruktur UPT. Pelatihan Kerja serta pendayagunaan Lembaga Pelatihan Swasta untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja berbasis kompetensi ;

27
3.Mengembangkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ;
4.Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas pengawas ketenagakerjaan untuk peningkatan
perlindungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta perlindungan terhadap pekerja anak
serta petugas fungsional ketenagakerjaan lainnya ;
5.Memperkuat jejaring kerjasama antara pemerintah pusat, propinsi dan kab/kota dalam
penyusunan perencanaan tenaga kerja dan pelaksanaan standar pelayanan minimal di
bidang ketenagakerjaan.
6.Mendiskusikan sislatkernas kepada LPK/LLS dan perusahaan.
7.Pemberian peluang kepada penduduk miskin dan penganggur di wilayah asal (Jawa
Timur) dalam memperoleh aset tempat tinggal, peluang usaha dan atau kesempatan
bekerja secara berkelanjutan;
8.Mendorong pelaksanaan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Transmigrasi
Swakarsa Berbantuan (TSB) pada wilayah strategis dan cepat tumbuh ;
9.Peningkatan SDM dalam pengelolaan dan pengembangan sistem administrasi
kependudukan (SAK) di Kabupaten/Kota

UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).

2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:


a. Program Transmigrasi
b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a.Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah

28
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga-lembaga
pemerintah
5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya
usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih
banyak menyerap tenaga kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan

29
PENUTUP

Perekonomian dinegara berkembang dan negara maju sangat berbeda, dinegara


berkembang modalnya berkurang dan jumlah buruhnya melimpah. Ini menunjukkanadanya
perbedaan yang sangat tajam bahkan bertolak belakang dengan kondisi di negara-negara kaya atau di
negara maju. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang dianggap
sebagai hambatan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang cepat berarti
memperberat tekanan pada lahan pekerjaandan menyebabkan terjadinya pengangguran. Juga
masalah penyediaan pangan yang semakin banyak jumlahnya. Pertumbuhan penduduk
terutama berpengaruh yang sangat besar baik dalam hal pendapatan per kapita, standar
kehidupan, pembangunan pertanian, lapangan kerja,tenaga buruh, maupun dalam hal
pembentukan modal

30

Anda mungkin juga menyukai