OLEH
Abdurrahman Sudaesi
F1B014001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2. Proses Soda
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai
NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga
bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang
dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam
dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F). Pulp yang sudah
jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk
direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter,
kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah
agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan.
Hasilnya terbentuklah pulp kering.
3. Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian
dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk
mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan
dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar
SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang
melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh
air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah
dengan spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara
absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu
dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester
sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira
4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam
pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai
51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap)
dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu
yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.
Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp
dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini
pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk
dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian
pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan
penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp
dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll
pulp.
3.1.2. Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah
dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan
untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan
mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses
pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih
besar.
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk
menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa
black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses
selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas
dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu
memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp,
seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.
HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu
memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan
berat jenisnya.
3.1.3. Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk
menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah
kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau
pemotong yang berbentuk disc plate.
2. Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-
logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses
ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari
sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi
gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi.
Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit
ini ialah :
Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia
chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam proses
pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk meningkatkan
efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke
unit pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur
dioksida.
Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp
seharusnya memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo
untuk membunuh bakteri dan jamur sebelum mengalami proses pengendapan di
dalam settling basin dan penyaringan sehingga dihasilkan air proses yang bersih
dan bebas jamur.
Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium
hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat
selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah
dan menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi
limbah cair.
Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan
yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan
kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun.
3. Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah
menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut yang
biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Pengolahan
secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan
(bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang
memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan
mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari. Pabrik-
pabrik di Amerika Utara sekarang dilengkapi dengan laguna aerasi bahkan dengan
waktu tinggal yang lebih panjang, atau kadang-kadang dilengkapi dengan kolam
aerasi pemolesan dan penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD dan TSS
sampai di bawah 30mg/1. Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya
mengadopsi proses pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang
tumbuh membutuhkan energi berupa unsure karbon (C) dimana unsure karbon (C)
tersebut dengan mudah diperoleh dari senyawa organic dalam air limbah,
sehingga senyawa organic tersebut terurai menjadi CO2 dan H2O. Salah satu
limbah yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil perasan sludge yang
berasal dari primary clarifier yang berupa larutan. Larutan ini didinginkan di 6
unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep tank air activated sludge untuk
mengurangi kandungan organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan
gas oksigen dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan
nitrogen.
Setelah penjelasan mengenai tiga unit operasi Instalasi Pengelolaan Air
Limbah diatas, maka satu hal yang penting untuk diketahui ialah standar baku
mutu limbah cair yang telah ditetapkan pemerintah untuk pabrik pulp. Standar
baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan Keputusan
Menteri LH No 51 Tahun 1995 untuk pabrik pulp, yakni toleransi PH dikisaran
6,0-9,0, BOD5: 150 mg/l, COD: 350 mg/l, dan TSS 150 mg/l.
4.1. Kesimpulan
Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam
jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di
sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air
dan merubah suhu air.
Limbah yang dihasilkan dari proses produksinya juga dapat dikatakan
sangat berbahaya apabila tidak diolah dengan baik dan benar, karena dapat
merusak lingkungan sekitar maupun makhluk hidupnya.
http://ranniarif.blogspot.com/2013/05/industri-kertas.html
http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/07/proses-pembuatan-bubur-kertas-
pulp.html
http://blog.unsri.ac.id/kaskuserr/nais-inpo-gan/proses-pembuatan-kertas-
/mrdetail/3317/
http://media.isnet.org/iptek/100/TsaiLun.html
http://rizkizuriadi.blogspot.com/2011/07/makalah-pulp-and-paper.html