Anda di halaman 1dari 18

Kuliah 11

Kristal & Mineral


(MKD C1A2 223)

Rizki Kumalasari, ST., MT


rizki.miningusn@gmail.com

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2018
OUTLINE
 Pengamatan Petrografi dan Mineragrafi
 Sifat Kimia Mineral
Pengamatan Petrografi
Pengamatan petrografi menggunakan analisis sayatan tipis untuk
menentukan sifat fisik suatu mineral yang belum teramati jelas
dalam pengamatan megaskopis. Pengamatan petrografi hanya
digunakan dalam pengamatan mineral non logam. Selain itu, juga
mengamati alterasi pada batuan tersebut, sehingga zonasi alterasi,
intensitas alterasi dan paragenesa dari alterasi dapat diketahui.
Intensitas alterasi merupakan perbandingan antara volume mineral
ubahan terhadap volume total dari keseluruhan mineral penyusun
batuan (Browne, 1989). Intensitas alterasi pada tabel 1,
menunjukkan pengaruh fluida hidrotermal terhadap suatu massa
batuan. Variasi intensitas dapat dibagi menjadi empat tingkatan
yaitu lemah, sedang, kuat dan sangat kuat (Browne, 1989).
Pengamatan Petrografi
Tabel 1. Intensitas Ubahan (Browne, 1989)
Pengamatan Mineragrafi
Pengamatan mineragrafi dilakukan untuk mengetahui jenis
mineral logam dan hubungan antara mineral logam tersebut
dengan mengamati tekstur mineral bijih tersebut. Pengamatan
mineral bijih ini menggunakan sayatan poles dan miskroskop bijih
(Gambar 1).

Gambar 1. Mikroskop Bijih dan Sayatan Poles


Tekstur Penggantian (Replacement)
Penggantian (Replacement) merupakan tekstur yang sangat
penting dalam studi paragenesa. Sangat jelas bahwa mineral yang
digantikan lebih tua dibanding mineral yang menggantikan. Karena
replacement umumnya merupakan sebuah reaksi kimia pada
permukaan kristal, maka replacement biasanya dimulai dari luar
batas butir mineral atau sepanjang rekahan menuju kedalam
kristal. Secara umum, selama replacement tahap lanjut terjadi,
mineral yang digantikan menunjukkan bentuk cekung sedangkan
mineral yang menggantikan menujukkan bentuk yang cembung
dan kemudian akan meninggalkan sisa mineral yang berbentuk
pulau di dalam matriks.
Sifat Kimia Mineral
Dasar untuk mempelajari sifat kimia mineral adalah pengetahuan
tentang komposisi unsur-unsur penyusun mineral. Untuk
menentukan susunan kimia dari mineral digunakan analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif.
 Analisis kuantitatif
Mengidentifikasi dan menentukan jumlah atau kadar relatif
unsur yang ada dalam suatu mineral.
 Analisis kualitatif
Menentukan unsur-unsur yang menyusun suatu mineral.
Hasil analisis keduanya dinyatakan dalam % berat, jadi jumlah
seluruh unsur atau senyawa harus 100%, tetapi dalam analisis
dilaboratorium sangat sulit berjumlah 100%.
Sifat Kimia Mineral
Ada 4 jenis ikatan kimia, yaitu :
1. Ikatan logam
2. Ikatan kovalen
3. Ikatan ion
4. Ikatan van der waals

Beberapa mineral seperti mika terdiri dari dua atau lebih jenis
ikatan (heterodesmik), yang menunjukkan perbedaan sifat dan
kekuatan. Sedangkan mineral intan hanya memiliki satu jenis
ikatan saja (isodesmik).
Sifat Kimia Mineral

1. Ikatan logam
Ikatan ini menimbulkan kohesi dalam logam. Logam adalah unsur
yang atomnya mudah sekali melepas elektron terluarnya,
dibentuk oleh kumpulan ion positif dan elektron bebas yang
besar. Kebebasan bergerak dari eletron tersebut menimbulkan
sifat penghantar panas dan listrik yang baik. Pada mineral, ikatan
logam ini terdapat dalam kelompok mineral native element dan
beberapa sulfide serta arsenide.
2. Ikatan kovalen
Ikatan ini terbentuk karena adanya pemakaian bersama eletron
valensi. Umumnya konfigurasi paling stabil dari suatu atom adalah
bila kulit terluar eletron terisi penuh oleh 2 atau 8 elektron.
Konfigurasi demikian dimiliki oleh gas mulia. Misalnya ikatan gas
Klor (Cl2), mempunyai EV= 7, sehingga untuk mencapai kondisi
stabil harus menggabungkan satu elektronnya agar kedua unsur
tersebut mempunyai 8 elektron.
Jenis ikatan ini banyak dimiliki oleh mineral dari senyawa organik
dan jarang dimiliki oleh mineral dari senyawa lainnya. Contohnya;
pada intan yang tersusun oleh atom (karbon C), tiap atom C
dikelilingi 4 atom C dan masing-masing atom menggabungkan
satu elektron mereka dengan atom karbon yang pertama
bertindak sebagai pusat, sehingga setiap atom mempunyai 8
elektron terluar.
3. Ikatan ion
Pada ikatan ini, kulit terluar elektron akan melepaskan atau
menerima elektron dalam jumlah tertentu. Pada ikatan ini,
dikenal adanya atom positif dan atom negatif. Atom yang
bermuatan negatif disebut sebagai anion. Sedangkan yang
bermuatan positif disebut sebagai kation. Kation umumnya
dikelilingi oleh anion, hal ini disebabkan karena gaya elektrostatis
dan jumlah anion yang dapat mengelilingi satu kation, hal ini
ditentukan oleh ukuran relatif jari-jari atomnya. Ikatan ion ini
sangat umum terdapat pada mineral dengan senyawa anorganik
dan hampir semua mineral mempunyai ikatan ini.
Contohnya; NaCl, MgCl2, dll.
4. Ikatan van der waals
Ikatan ini khas pada kristal gas mulia, karena pada ikatan gas
mulia kulit elektron terluarnya sudah jenuh, sehingga tidak
sanggup lagi membentuk ikatan lain. Akibatnya, gaya tarik antar
atom sangat lemah. Kondisi ini dicerminkan dengan
diperlukannya temperatur yang sangat rendah dan tekanan yang
sangat tinggi untuk meleburkan atau memadatkan gas tersebut.
Belajar itu tak ada batasnya, umur itu ada
batasnya, maka hargailah waktu yang kamu miliki
(Rizki K).
TUGAS 3
1. Carilah berbagai jenis atau tipe tekstur mineral secara
megaskopis dan mikroskopis !
2. Carilah jenis-jenis zona alterasi mineral!

Catatan :
- Tugas dikerjakan tulis tangan di kertas HVS bebas, rapi, & dapat
dibaca.
- Tugas paling lambat dikumpul sampai pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai