Medulloblastoma Referat
Medulloblastoma Referat
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Mesencephalon
Merupakan bagian otak yang pendek dan terkontriksi, yang
menghubungkan pons dan cerebellum. Fungsi dari mesencephalon adalah sebagai
jalur penghantar & pusat reflex. Bagian bagian mesencephalon yaitu:
• Korpora quadrigemina → kolikulus superior (berkaitan dgn refleks visual) &
inferior (berkaitan dengan refleks auditori).
• Pedunkulus cerebralis dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus
ascenden & descenden yang membentuk bagian dasar mesencephalon.
• Mengandung aquaductus Sylvius → saluran yg menghubungkan ventrikel 3
dgn ventrikel 4.
Di dalam mesencephalon mengandung nuclei saraf cranial III, IV dan V
(sebagian). Terdapat juga substansi Nigra, yakni area neuron berpigmen yang
penting dalam fungsi motorik. Selain itu ada juga nukleus merah yaitu masa
neuron merah muda berbentuk oval yang berperan dalam tonus otot dan postur.1,2,3
3
2.1.2. Pons
Pons terdiri dari substansi alba dan menghubungkan medulla dengan
berbagai bagian otak melalui pedunkulus cerebralis. Pons merupakan Pusat
respiratori, mengatur frekuensi dan kedalaman pernafasan. Serta terdapat nuklei
saraf kranial V, VI, VII dan VIII.
2.1.4 Pyramid
Decussatio pyramid terletak di area superior Medulla Spinalis. Pyramida
menonjol keluar krn 85% serabut piramida bersilangan ke sisi lain medulla
spinalis. Traktus pyramidalis / kortikospinalis lateral → jalur motorik utama dari
cerebrum ke Medullo Spinalis. Sisa 15% akson akan memanjang pada traktus
kortikospinalis dan bersilangan di MS.
2.2 Medulloblastoma
Hampir 20% kanker pada anak-anak dimulai dari susunan saraf pusat SSP
yang terdiri atas otak, saraf tulang belakang dan sekitar fluida lapisan jaringan
(meninges). Dalam beberapa tahun terakhir kejadian tumor SSP meningkat.
4
Medulloblastoma adalah tumor ganas CNS yang paling umum terjadi pada
anak-anak. Medulloblastoma muncul pada ventrikel ke IV, di antara batang otak
dan cerebellum di daerah yang disebut fossa posterior. Gejala mungkin timbul
karena tekanan langsung oleh tumor pada area otak ini, atau dikarenakan
penyumbatan cairan cerebrospinal pada saluran ventrikel ke III atau ke IV dan
akibatnya adalah hidrosefalus. Gejala yang umum (termasuk sakit kepala dan
muntah) dikarenakan hidrocefalus dan keadaan tidak tenang yang progresif.
Diagnosa biasanya ditegakkan setelah 1-3 bulan setelah terjadinya gejala, karena
medulloblastoma merupakan tumor dengan kecepatan pertumbuhan yang
tinggi.1,2,3,4,5
6
Dimana sel-sel tumor terlihat mirip dengan sel saraf yang abnormal.
e. Medulloblastoma with Glial differentiation
Memiliki sel-sel yang terlihat mirip dengan sel glial otak.
f. Medullomyoblastoma dan Melanotic medulloblastoma
Kedua jenis ini jarang terjadi dan biasanya hanya ditemukan pada anak-anak.
Histologi susunan jaringan tersebut digunakan untuk mengelompokan dan
memberi nama tumor medulloblastoma, dan mungkin suatu saat akan menjadi
berguna dalam pemilihan terapi yang tepat. Untuk sekarang ini, diperkirakan
subtype dari medulloblastoma tidak mempengaruhi cara pengobatannya.
Secara mikroskopis, medulloblastoma merupakan jenis tumor yang cepat
membesar, biasanya mengilfitrasi cerebellum. Berasal dari dasar ventrikel IV dan
jarang menyebar sampai ke rongga subarachnoid dan diluar sistem saraf pusat.
Sedangkan secara makroskopis, medulloblastoma terdiri dari sel-sel bulat yang
tidak berdiferensiasi, lamanya hidup sejak timbulnya gejala pertama sampai
meninggal kurang lebih 9 bulan.4,5,6
2.3 Epidemiologi
diantara usia 20-24 tahun. Insidensi pada usia dewasa ini meningkat tajam dalam
frekuensi setelah usia 45 tahun.1,5,6,7
2.4 Etiologi
Penyebab pastinya masih belum diketahui secara pasti dan masih dalam
penelitian, tetapi pada pasien dengan medulloblastoma didapatkan perubahan pada
gen dan kromosom (hasil dari Blueprint DNA cell) yang mungkin berperan dalam
perkembangan tumor ini. Misalnya 1/3 sampai setengah dari anak dengan
medulloblastoma mengalami perubahan pada kromosom 17 dan siasanya
perubahan pada kromosom 1, 7, 8, 9, 10, 11 dan 16. Ada sedikit kemungkinan
sindrom genetic yang berhubungan dengan peningkatan factor resiko untuk
perkembangan tumor ini misalnya sebagian kecil orang dengan Gorlin sindrom
mengakibatkan medulloblastoma.
Beberapa pendapat tentang asal sel-sel medulloblastoma adalah:
a. Satu hipotesis bahwa tumor berasal dari sel-sel lapisan granular eksternal
dari otak kecil. Sel medulloblastoma secara sitologi mirip dengan sel dari
lapisan granular eksternal.
b. Sumber lain menyatakan bahwa medulloblastoma adalah velum medullar
posterior, dimana sel-sel yang terdiferensiasi bermigrasi ke lapisan granula
eksternal. Sel-sel ini bertahan hanya dalam waktu singkat setelah
kelahiran.8,9,10
Sebuah faktor resiko adalah segala sesuatu yang meningkatan kesempatan tumor
untuk berkembang pada tubuh manusia. Meskipun faktor resiko dapat
mempengaruhi perkembangan tumor, tetapi tidak selalu dapat secara langsung
dapat menyebabkan tumor. Dalam beberapa kasus anak-anak dengan sindrom
karsinoma sel basal nevoid (NBCCS), suatu penyakit keturunan yang juga dikenal
sebagai sindrom Gorlin, memiliki peningkatan resiko terhadap medulloblastoma.
9
2.7 Patofisiologi
Berikut ini sedikit gambaran perbedaan antara jenis tumor supratentorial dan
infratentorial:
Berdasarkan teori stadium Chang yang sering dipakai acuan. Sistem ini di
pakai sekitar tahun 1960 an sebelum meluasnya sistem scan radiologi. Jadi
melihat dengan sistem manual melihat ukuran tumor dari operasi bisa dibedakan
beberapa kategori :
1. T1 : tumor dengan diameter <3 cm dan terbatas pada posisi garis tengah
vermis, bagian atas ventrikel IV dan jarang menuju hemisfer serebral.
2. T2 : tumor dengan diameter >3 cm, lebih menyerang pada 1 struktur yang
berdekatan atau sebagian isi ventrikel IV.
3. T3a : tumor dengan diameter >3cm dan dengan penyebaran. Tumor
menyerang 2 struktur yang berdekatan atau semua bagian ventrikel IV
dengan penyebaran ke saluran Sylvius, foramen magendie atau
foramen Luschka. Hidrocepalus internal.
4. T3b : tumor dengan diameter >3cm, dengan penyebaran ke kebatang otak.
Tumor timbul dari permukaas Ventrikel IV atau batang otak dan
memenuhi ventrikel IV.
12
5. T4 : tumor dengan diameter > 3cm dan menyebar melalui silvius dan
foramen magnum. Tumor lebih menyebar melalui saluran sylvius
untuk menyerang ventrikel III atau otak tengah (midbrain). Atau
tumor memanjang menuju bagian bawah cervical cord.
Pada pasien medulloblastoma dari hasil pemeriksaan fisik bisa didapatkan data
sebagai berikut:
a. Fisiognomi
-
Peningkatan lingkar kepala (gejala yang sering muncul pada bayi)
-
Bayi tersebut memiliki fontanelles anterior penuh dengan sutura
cranial yang lebar.
b. Pemeriksaan funduskopi
13
-
Kesulitan visual, biasanya disebabkan papilledema tetapi juga dapat
berasal dari kelumpuhan saraf karnial.
-
Beberapa studi telah menemukan papilledema pada 90% pasien.
c. Pemeriksaan extraokular
-
Sebagai konsekuensi dari hidrosefalus saraf cranial VI dapat
dikompresi pada ligamentum petroclival, sehingga menghasilkan
diplopia dan paresis pandangan lateral.
-
Kelumpuhan CN IV dapat dideteksi pada pemeriksaan ekstraokular
yang teliti dan harus diprhatikan saat pasien dalam kondisi head tilt.
-
Pasien dengan disfungsi saraf cranial ke IV memiliki kesulitan terbesar
ketika mata diputar medial dan akomodasi (misalnya saat turun
tangga).
d. Pemeriksaan otot mata dapat mendeteksi mistakmus nystagmus meskipun
tidak spesifik dan dapat berhubungan dengan lesi dari fermis cerebral.
e. Tanda-tanda Cerebellar
-
Medulloblastoma paling sering terletak pada garis tengah, oleh karena
itu dysmetria unilateral kurang umum terjadi dibandingkan ataksia
trunkal. Gejala selanjtunya lebih mudah diamati pada gaya berjalan.
-
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, medulloblastoma demoplastic
lebih umum terjadi pada orang dewasa dan biasanya muncul di belahan
cerebelllar.
-
Tanda disfungsi cerebellar ipsilateral pada tangan dan kaki lebih sering
terjadi pasa subtype ini (medulloblastoma demoplastic).
f. Tortikollis: kepala dalam posisi head tilt dapat menjadi manifestasi
kelumpuhan foramen Magnum ataupun kelumpuhan saraf cranial ke
IV.17,18
tes sebelumnya. Selain pemeriksaan fisik tes berikut ini dapat digunakan untuk
mendiagnosis medulloblastoma.14,15
1. Biopsi
Biopsi adalah pengangkatan sejumlah kecil jaringan untuk diteliti dibawah
mikroskop. Biopsi dapat membuat diagnosis yang pasti.
2. MRI
MRI dapat dilakukan baik dengan kontras laser (dye) maupun tidak,
dan kemudian digunakan untuk mengidentifikasi adanya tumor di otak.
Kontras dye diberikan pada intravena untuk meningkatkan tampilan
gambar. Dengan konsentrasi di jaringan yang abnormal, dye membuat
tumor terlihat lebih terang dari pada area sekitarnya.
Jika sebuah tumor yang diduga medulloblastoma telah
teridentifikasi, MRI pada tulang belakang bisa dilakukan untuk melihat
adanya tumaor di area tersebut. PET (Positron Emission Tomography) dan
MRS (Magnetic Resonance Spectroscopy) mungkin berguna jika apa yang
dilihat pada scan mengalami pertumbuhan, tumor hidup sebagai akibat
dari efek radiasi atau jaringan yang tidak tumbuh.
Hasil MRI pada anak dengan Medulloblastoma :
15
Gb.6. Meduloblastoma
Batang otak dikompresi dan bergeser ke ventral.
-
T1-weighted sagittal MRI pada anak laki-laki 8 tahun dengan gejala
mual muntah, mengungkapkan tumor meningkat pada ventrikel ke IV.
16
Gb.7.Meduloblastoma
-
T1-weighted sagittal MRI pada anak laki-laki 4 tahun yang
menunjukan gaya berjalan ataksia dan pubertas yang terlalu cepat. MRI
memperlihatkan lokasi tumor heterogen yang meningkat pada ventrikel IV,
yang ditandai dengan hidrosefalus.
Gb.8.Medulloblastoma
-
Pada orang dewasa pola yang lebih heterogen biasanya sering terlihat.
Gambaran Proton density dan T2-weighted menampilkan massa
hyperintense dengan luas di sekitar edema.
17
-
Jika tumor meluas ke atas otak dan ventrikel III, ditandai hidrosefalus
dengan trensependymal reabsorbsi CSF mungkin terjadi.
-
Kadang daerah pendarahan atau kista dapat dibedakan. Karena
klasifikasi sangat jarang dilakukan, setiap area harus diperhatikan
dengan cermat dan amati jjuga laju aliran darah (vaskularisasi).
-
MRI bisa membantu membedakan medulloblastoma dan ependymoma.
Ependyoma lebih meluas ke dalam lateral ventrikel ke IV atau lebih
jauh ke dalam sudut cerebellopontine.
-
MRI juga dapat membantu membedakan antara medulloblastoma dan
glioma batang otak exophytic. Glioma batang otak exophytic memiliki
keterkaitan yang lebih luas pada dasar ventrikel IV.
-
Pada orang dewasa, dapat memiliki variasi medulloblastoma
demoplastik. Bentuk tumor ini terletak lateral pada hemisfer dengan
batas yang tidak jelas dan daerah kistik atau nekrotik kecil.
-
Disamping mengidentifikasi lesi primer, MRI bermanfaat dalam
mendeteksi lesi metastasis. Untuk memastikan metastase, MRI pada
tulang belakang perlu dilakukan, ketika medulloblastoma telah
terdiagnosa.
-
Pencitraan tulang belakang paling baik dilakukan sebelum operasi
untuk menghindari gambaran pasca operasi, yang dapat ditafsirkan
menjadi metastase tumor. Metastase dapat terjadi pada system basalis.
Baik lesi berulang dan metastase menunjukan peningkatan yang jarang
terjadi.
3. CT-scan
Semua tumor ditunjukan dengan perbandingan zat abu-abu pada
kontras tinggi CT. Berikut ini merupakan contoh hasil CT-scan pada
pasien dengan medulloblastoma.
A B
18
C D
Gb.9.-Hemispheric medulloblastoma with cyst in a 35-year-old man.
4. Myelography
-
Di waktu lampau., myelografi adalah standar tes diagnostik untuk
metastase medulloblastoma pada tulang belakang.
-
Sekarang ini, ketika MRI merupakan kontraindikasi, myelografi akan
digunakan disertai dengan CT-scan.
5. Pencitraan Rangka (Skeletal Imaging)
-
Metastase pada tulang harus diperhatikan pada setiap anak dengan
medulloblastoma dan nyeri tulang.
-
Sebuah surve rangka (tulang) membantu menjelaskan lesi sklerotik.
6. Tes Cairan Serebrospinal
Pungsi lumbal adalah metode yang paling umum untuk mendapatkan
CSS, namun hal ini dapat memicu herniasi tonsil cerebellum (coning) pada
pasien dengan piningkatan tekanan intracranial. Meskipun lebih aman,
pungsi lumbal yang dilakukan tidak lama setelah operasi bisa
mendapatkan hasil yang menyesatkan, cairan dapat mengandung sel-sel
19
yang secara kllinis tidak signifikan yang telah terganggu selama operasi,
hal ini dapat dilakukan 2 minggu setelah operasi.
7. Genetika Tumor
Sampai saat ini penggunaan studi sitogenetika telah menjadi
kontroversi. Beberapa laporan telah menemukan korelasi antara
kandungan DNA aneuploid dan prognosis yang lebih baik. Sedangkan
DNA sel medulloblastoma paling banyak adalah diploid, dan menandakan
hasil yang lebih buruk. Kajian yang lebih mutakhir, gagal untuk
menghubungkan antara ploidi dan hasilnya.
Kelainan genetic yang paling umum ditemukan pada
medulloblastoma adalah 17 qi, yakni sebuah isokromosom pada lengan
kromosom 17. Ditemukan pada 1/3 sampai 2/3 medulloblastoma, dan
merupakan hal yang umum pada tumor-tumor yang lainnya., termasuk
leukemia.
Hal yang menyertai isokromosom 17qi adalah hilangnya materi
genetic pada lengan pendek kromosom 17, dimana p53 (gen penekan
tumor) berada.12,13,17
2.10 Penatalaksanaan
1. Operasi/ Pembedahan
Selain untuk konfirmasi histologi, tujuan utama operasi adalah
pengangkatan tumor sebanyak mungkin. Pasien dengan reseksi total yang
kemungkinan memiliki interval yang lebih panjang dari kekambuhan dari pada
pasien yang memiliki sisa tumor pada akhir operasi. Operasi juga memiliki
manfaat tambahan untuk memulihkan saluran / jalur CSS di otak. Mayoritas
hidrosefalus pada pasien akan teratasi setelah menjalani operasi.
Pertimbangan bedah / operasi dapat diberikan kepada pasien yang
menunjukan gejala neurological signifikan (terutama baik dengan perubahan
status mental atau bukti pencitraan adanya hidrosefalus misalnya edema
transpendymal) dan mereka memerlukan pemantauan selama perawatan di rumah
sakit. Sedangkan pasiena dengan tanda-tanda neurologis maupun hidrosefalus
yang sedikit, hasil pemeriksaan sebelum pembedahan dapat difasilitasi dengan
rawat jalan.
Tempurung kepala (kranium) awalnya dapat menampung peningkatan
kecil CSS dengan sedikit perubahan pada tekanan intrakarnial. Akan tetapi, karena
20
- lakukan konsultasi pada ahli bedah saraf dan ahli radiasi onkologi.16,17,18
Pasien Post Op
-
Pencitraan diperlukan untuk memonitor adanya penyakit sisa,
keberhasilan perawatan medis serta terjadinya pengulangan atau
metastase. MRI harus diulang setiap 3 bulan pada tahun pertama,
setiap 4 bulan pada tahun ke dua, dan setiap 6 bulan pada tahun-tahun
berikutnya.
-
Kemoterapi dan terapi radiasi dapat memperburuk edema dan
memerlukan dosis rendah kortikosteroid untuk jangka waktu singkat.
-
Obat anti epilepsy biasanya tidak diperlukan jika tumor terletak di
fossa posterior.
-
Penyebaran penyakit ke kompartmen supratentorial dapat
menyebabkan kejang dan membutuhkan obat anti kejang.
-
Kemoterapi biasanya diberikan dengan rawat inap.11,13
belakang dengan dorongan 18-20 cGy ke sisi tumor primer. Beberapa institusi
menggunakan regimen yang berbeda termasuk dosis yang lebih tinggi pada
beberapa bagian. Terapi lain yang direkomendasikan adalah terapi sinar proton.
Radiasi memiliki dampak kerusakan pada pertumbuhan system saraf.
Komplikasi dari terapi radiasi dapat mencakup skor intelegence quotient (IQ)
yang rendah, postur tubuh yang kecil, disfungsi endokrin, kelainan perilaku/
perilaku yang abnormal, dan neoplasma sekunder (dialami oleh mereka yang
beruntung dan dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama).15,16
Komplikasi Radioterapi: Setelah tindakan, perburukan pasien bisa
terjadi karena beberapa hal:
-
selama tindakan: peningkatan edema, reversible;
-
setelah beberapa minggu/bulan: demielinasi;
-
enam bulan-10 tahun: radionekrosis, irreversible (biasanya satu hingga
dua tahun).
Studi oleh Gupta et al melaporkan tingkat kelangsungan hidup yang baik
untuk anak yang memiliki resiko standar yang diobati dengan terapi
hyperfractionated (2 kali fraksi setiap hari) dengan total dosis tumor 68 Gy untuk
6-7 minggu. Cara ini mungkin menjadi alasan tidak dilakukannya kemoterapi..
Massa nekrosis yang berwarna putih, yang dapat membesar dan
menghasilkan efek gangguan masa dan vaskularisasi, hal ini merupakan
komplikasi lain pada radiasi jangka panjang yang ditakuti. Penuruna IQ dan
fungsi neurobehavioral dihubungkan langsung dengan usia dimana prosedur
radiasi diberikan. Bagain=manapun juga, radioterapi tetap menjadi terapi yang
paling efektif dan sangat membantu untuk medulloblastoma, dan digunakan
untuk anak-anak meskipun ada konsekuensinya.17,18
3. Kemoterapi
Kemoterapi telah dikembangkan untuk mengatasi penyakit yang
kambuh-kambuhan, dan umum digunakan untuk melawan medulloblastoma. Akan
tetapi, meskipun sekarang ini kemoterapi telah umum digunakan, keuntungan
yang jelas masih belum dapat ditunjukan. Untuk mengurangi dosis radiasi atau
menunda penyinaran sampai bias di toleransi dengan lebih baik, manfaat
kemoterapi berfokus pada anak-anak muda. Diantara beberapa regimen yang
sering digunakan, salah satu obat yang paling agresif adalah “8 obat dalam 1
23
2.11 Pengobatan
Medulloblastoma diatasi terutama dengan prosedur bedah, dan diikuti
dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Beberapa obat dapat bermanfaat dalam
pengobatan medulloblastoma. Tidak terkecuali Glucocorticoids, yang dapat
membantu dalam menurunkan edema vasogenik. Manitol berguna untuk keadaan
akut ketika pasien dalam kondisi hemiating. Kemoterapi digunakan untuk terapi
adjuvant pada beberapa pasien. Pengawasan terhadap kandungan senyawa toksik
yang dapat mempengaruhi beberapa sistem organ masih diteliti dalam bidang
onkologi.
24
1. Terapi Steroid
Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,
namun tidak berefek langsung terhadap tumor.Dosis pembebanan
dekasametason 12 mg. iv, diikuti 4 mg. q.i.d. sering mengurangi perburukan
klinis yang progresif dalam beberapa jam. Setelah beberapa hari
pengobatan, dosis dikurangi bertahap untuk menekan risiko efek samping
yang tak diharapkan.
2. Glukokortikosteroid
Mengurang edema vasogenik adalah peran dari glukokortikosteroid pada
tumor otak ganas. Mereka bisa menjadi sangat efektif untuk medulloblastoma
dan bahkan dapat meringankan hidrosefalus dengan cara pembukaan kembali
jalur CSF pada fossa posterior. Meskipun banyak macam glukokortikosteroid
dapat digunakan, Dexametason adalah yang paling sering digunakan. Dosis
yang setara dengan berbagai glukokortikoid adalah 0,75 mg untuk
deksametason, 4 mg untuk metilprednisolon dan triamcinolone, 5 mg untuk
prednisolon dan prednison, mg 20 untuk hidrokortison, dan 25 mg untuk
kortison.
a. Dexamethasone (Decadron, Dexasone)
Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati edema vasogenik
sekunder pada medulloblastoma. Dianjurkan untuk mengurangi edema
setelah kraniotomi.
b. Methylprednisolone (solu-medrol, depo-medrol)
c. Prednisolone (AK-Pred, Delta-Cortef, Articulose-50, Econopred)
d. Prednisone (Sterapred)
e. Hydrocortisone (solu-cortef, westcort)
f. Cortisone (cortone acetate)
Jenis-jenis obat di atas bekerja dengan cara mengurangi inflamasi dengan
menekan migrasi/ aktifitas leukosit polimorfonuklear dan menurunkan
permeabilitas kapiler.
3. Diuretik
Obat jenis ini digunakan dalam keadaan akut untuk mencegah kenaikan
tekanan intracranial yang lebih parah. Manitol (Osmitrol) dapat mengurangi
takanan ruang subarachnoid dengan menciptakan gradient osmotik antar CSS
dalam ruang subarachnoid dan plasma. Akan tetapi, obat diuretik tidak dapat
digunakan dalam jangka panjang.1,2,6
2.12 Komplikasi dan Prognosis
25
2.11.1 Komplikasi
1. Hidrosefalus, merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada
medulloblastoma, karena kompresi dari jalur cairan serebrospinal.
Hidrosefalus dapat menybabkan masalah penglihatan sekunder.
2. Disfungsi Cerebellar, merupakan komplikasi kedua yang paling umum
terjadi. Tumor infiltrasi otak kecil biasanya digaris tengah, menyebabkan
kesulitan dengan ambulasi dan trunkal ataksia. Disfungsi cerebellar dapat
menyebabkan masalah ada koordinasi dan cara berjalan (gait).
3. Kelumpuhan saraf kranial dari batang otak dapat menyebabkan kesulitan
dalam penglihatan, kemampuan bicara dan menelan.
4. Dengan penyebaran subarachnoid ke sumsum tulang belakang, komplikasi
yang tidak menguntungkan adalah radikulopaty dan kelemahan.
5. Penyebaran Leptomeningeal, salah satu komplikasi yang paling ditakuti
yakni deseminasi CSF. Terapi medis dan terapi bedah harus diarahkan un
tuk mengendalikan penyebran pada saraf tengkorak dan saraf tulang
belakang beserta struktur terkait. Hal ini menandakan penyebaran penyakit
ke stratifikasi resiko tinggi.
6. Komplikasi dapat timbul dikarenakan efek penanganan medulloblastoma.
Sebagian besar komplikasi bersifat sementara. Komplikasi yang paling
umum terjadi setelah pembedahan/ operasi adalah memburuknya ataksia dan
nistagmus yang bersifat sementara. Salah satu komplikasi yang paling
umum adalah “cerebellar mutisme”. Sisi anatomis yang diduga terkena
adalah cerebellar nuclei. Gejalanya meliputi apatis, bicara minimal sampai
dengan tidak ada, amosi yang labil dan penolakan untuk melakukan
gerakan. Hemipharesis dapat menyertai mutisme. Saraf kranial yang lebih
rendah dapat baik-baik saja, tetapi menunjukan sindrom yang disertai
kesulitan menelan. Hal itu bisa terlihat jelas beberapa jam setelah operasi
dan berlangsung untuk beberapa minggu, tetapi bisa sembuh sepenuhnya.
Komplikasi lain termasuk sindrom prinaud yang bersifat sementara dan
pneumocephalus. Sebuah komplikasi yang umum pada pembedahan di fossa
posterior adalah meningitis aseptic. Hal ini bisa dipersingkat dengan
penggunaan kortikosteroid jangka pendek.
26
7. Komplikasi dari terapi radiasi diantaranya penurunan IQ, tubuh yang kecil
(gangguan pertumbuhan), disfungsi endokrin, kelainan perilaku, neoplasma
sekunder, dan nekrosis pada substansi putih (white matter).
8. Kemoterapi juga memiliki efek yang merugikan pada beberapa system
organ, diantaranya: tokisitas pada ginjal, ototoxicity, hepetotoxicity, fibrosis
pulmonal, dan gangguan pada pencernaan. Methotrexate, ketika digunakan
dengan kombinasi radiasi, bisa menyebabkan nekrosis leukoencephalopathy
yang permanen.14,15,16
2.11.2 Prognosis
Metastase sistemik, karena tidak adanya shunt (saluran) CSS juga masalah
yang terjadi pada 10-20 % pasien. Tulang adalah sisi metastase sistemik yang
paling umum, didikuti oleh daerah nodus limfe. Usia yang lebih besar pada saat
diagnose telah dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik, kemungkinan besar
karena orang dewasa lebih sering mengalami medulloblastoma demoplastic yang
kurang agresif. Mengapa perempuan memiliki kemungkinan kekambuhan yang
lebih kecil masih belum dapat dipahami.15,16
2.12 Pencegahan
Untuk saat ini masih belum ada pencegahan yang dapat dilakukan, baik
untuk mencegah penyakitnya maupun mencegah kekambuhan/ pengulangannya.
BAB 3
PATHWAYS
28
Otak abnormal
Nyeri TIK ↑↑
Muntah, Nausea
kompresi batang
otak + medulla
oblongata
Obstruksi drainage vena retina kompresi pada akar saraf/ saraf spinal
BAB 4
29
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
30
Buku :
3. Rendle, Short, John. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Jilid 2, Ed. 6. Jakarta:
Binar Putra Aksara.
10. Capodano AM. Nervous system : Astrocytic tumors. Atlas Genet Cytogenet
Oncol Haematol. November 2000. Availaible from
http://atlasgeneticsoncology.org/Tumors-/AstrocytID5007.html . Accessed on
13th July 2013
31
14. Kevin Lay, Mandy Tam, Sharon Karackattu: Deferential Gene Expression in
Metastatic Medulloblastoma.
16. Pierre M.Bourgounin, Donatella Tampieri, dkk. 1992. CT and MRI Imaging
Findings in Adults with Cerebellar Medulloblastoma: Comparison with
Findings in Children. AJR, September 1992.
17. Roger J.Packer (2010) : Medulloblastoma, Written for the Childhood Brain
Tumor Foundation, Germantown, Maryland 20876.