PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa itu epilepsi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penderita epilepsi
3. Untuk mengetahui gejala penderita epilepsi
1
4. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan bagi epilepsi
5. Untuk mengetahui pengaruh epilepsi terhadap perkembangan anak
1.4 Manfaat
Sebagai salah satu acuan bagi pengajar dalam mengenali sifat dan sikap
peserta didiknya sehingga jika nantinya dihadapkan dengan anak atau peserta
didik yang mengalami epilepsi dapat mengambil tindakan yang tepat dan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2
hanya merupakan gangguan otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman
virus dan bakteri. Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun
rumah sakit bisa membantu penderita epilepsi untuk mengurangi serangan
epilepsi maupun menyembuhkan secara penuh epilepsi yang diderita
seseorang.
Ada dua jenis epilepsi yang dikenal, yaitu epilepsi umum, berupa
hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga kadang-kadang
mengeluarkan air liur berbusa dan nafas mengorok, serta terjadi kontraksi
otot yang mengakibatkan penderita mendadak jatuh atau melemparkan
benda yang tengah dipegangnya.
Selain itu dikenal epilepsi parsial yang ditunjukkan oleh rasa
kesemutan atau rasa kenal pada suatu tempat, yang berlangsung selama
beberapa menit atau jam. Bias juga, rasa seerti bermimpi, daya ingat
terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-
ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan.
3
Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu,
kurangnya nutrisi atau kekurangan oksigen. Hal ini dapat
menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen
kejang-kejang pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak
atau tidak normalnya neurological.
e) Perkembangan penyakit
Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain,
seperti autis dan down syndrome.
b) Jenis kelamin
Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.
c) Catatan keluarga
Jika seseorang memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, maka
hal ini mungkin memiliki peningkatan risiko mengalami kejang-
kejang.
d) Cedera kepala
Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Untuk
dapat mengurangi risikonya dapat dilakukan dengan selalu
menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan
menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski,
bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena
cedera kepala.
4
Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi.
Adapun beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-
penyakit tersebut yaitu dengan membatasi konsumsi alkohol dan
hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu berolahraga.
5
* Kejang-kejang parsial (sebagian)
Ketika kejang-kejang muncul sebagai hasil dari aktifitas otak yang
tidak normal pada satu bagian otak tersebut, ilmuan menyebutnya kejang-
kejang parsial atau sebagian. Kejang-kejang jenis ini terdiri dari dua
kategori.
*Kejang-kejang general
Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-
kejang general. Empat tipe dari kejang-kejang general adalah:
6
Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang
memiliki intensitas yang paling sering terjadi. Memiliki karakteristik
dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar, dan hilangnya kontrol
terhadap kandung kemih.
2.4.2 Penanganan
Saat ada orang yang mengalami kejang akibat penyakit
ayan atau epilepsi di tempat umum, reaksi yang umum dijumpai
adalah orang-orang menjadi panik dan mencoba menghentikan
kejang dengan memegangi orang tersebut bahkan ada yang
menjejalkan sendok, handuk atau kain ke dalam mulut orang yang
sedang kejang. Perlu diketahui, bahwa umumnya kejang akan
berhenti dengan sendirinya.
Penanganan yang perlu diberikan kepada penderita
penyakit epilepsi yang sedang kambuh di tempat umum atau di
rumah adalah:
A. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik. Hal ini
merupakan salah satu kunci dalam menolong seseorang yang
kejang, baik akibat epilepsi atau bukan.
7
B. Bersihkan ludah yang keluar dari mulutnya utuk mencegah
terjadinya penyumbatan saluran nafas, dan jangan
memasukkan benda apapun juga ke dalam mulut pasien karena
ini hanya akan dapat menyebabkan penderita tersedak, gigi
patah, atau cedera lain yang lebih serius.
C. Balikkan tubuh orang tersebut secara perlahan ke satu sisi
dalam posisi miring. Jangan coba-coba menghentikan kejang
dengan menahan tangan atau kaki penderita. Ini malah dapat
menyebabkan cedera pada otot tulang.
D. Istirahatkan kepala penyandang epilepsi pada tempat yang
datar. Beri bantal atau tumpukan kain yang empuk dan lembut
supaya tidak membentur lantai dan berfungsi untuk menopang
leher.
E. Jauhkan benda-benda yang berbau tajam dari sekitar
penyandang epilepsi yang sedang kejang untuk mencegah
cedera.
F. Jangan pernah meninggalkan orang yang sedang mengalami
serangan kejang. Jika perlu telepon ambulans. Penyandang
perlu segera dibawa ke rumah sakit jika ia belum pernah
kejang sebelumnya untuk dilakukan pemeriksaan agar dapat
menjadi pencegahan penyakit epilepsi.
8
kemampuan mengenal dan mengingat apa yang didengar, mengeja,
membaca, berbicara, kemampuan berhitung dan kemampuan bidang
matematika.
Sementara jika otak bagian kanan yang terkena maka gejala yang
ditimbulkan dapat berupa gangguan untuk mengenal dan mengingat
kembali apa yang dilihat, menulis serta mengakibatkan koordinasi motorik
yang buruk, sehingga tidak terampil dan sulit membedakan antara kanan
dan kiri.
Gangguan yang dialami ibu pada masa kehamilan serta proses
persalinan yang sulit bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak
pada anak sehingga dapat memicu timbulnya penyakit ayan atau epilepsi.
Bahaya epilepsi pada anak ditandai dengan adanya serangan
epileptic yang episodenya bias bermacam-macam jenis, mulai dari
serangan yang terjadi secara singkat dan hamper tidak terdeteksi oleh
orang di sekitar hingga guncangan yang kuat untuk episode yang lama.
Efek lain yang terjadi pada anak penderita epilepsy adalah kesulitan
belajar sehingga mengakibatkan turunnya prestasi belajar pada anak dan
kesempatan kerja yang lebih buruk dibandingkan anak yang normal.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia
karena terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron
pada otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia
mulai dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-
kejang, lidah menjulur, kadang-kadang keluar air liur. Terdapat dua jenis
epilepsi yaitu epilepsi umum dan epilepsi parsial. Ada banyak penyebab
dan faktor yang memicu seseorang menderita epilepsi, baik dari dalam
maupun luar.
Pencegahan penyakit epilepsi dapat dilakukan bergantung pada apa
yang menjadi penyebab penyakit tersebut, sedangkan bagi penderita yang
sudah mengalami gejala epilepsy dapat dilakukan penanganan yang tepat
sehingga tidak menimbukan cedera pada penderita.
10
Epilepsi paling sering terjadi pada anak-anak dan akan
mempengaruhi otak anak, hal ini disebabkan karena otak yang sedang
berkembang sangat rentan terhadap perubahan dari dalam maupun luar
tubuh.
3.2 Saran
Dengan makalah yang kami buat ini, kami harapkan agar sebagai
orang tua, guru, maupun orang dewasa lainya mampu memiliki
pengetahuan yang lebih tentang epilepsi. Sehingga kita mampu
mengetahui dan menghindari hal-hal apa yang dapat menyebabkan epilepsi
serta bagaimana cara pencegahan dan penanganan bagi penderita epilepsi.
11