Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, epilepsi merupakan salah satu masalah
kesehatan yang menonjol di masyarakat, karena permasalahan tidak hanya
dari segi medis tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita
maupun keluarganya. Epilepsi merupakan suatu gejala kompleks dari banyak
gangguan fungsi otak yang dikarakteristikan dengan kejang berulang. Epilepsi
ini didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi
otak yang bersifat sementara dan proksimal, yang memberi manifestasi berupa
gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, dan
psikologik. Defisit memori adalah masalah kognitif yang paling sering terjadi
pada pederita epilepsi. Sehingga sangat diperlukan pencegahan agar terhindar
dari resiko penyakit epilepsi serta dibutuhkan penanganan yang tepat untuk
menangani penderita epilepsi.
Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan
bayi yang baru lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi
dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi
seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk
terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani
pengobatan pada lima tahun terakhir. Menurut World Health
Organization (WHO) sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap
epilepsi (2004 Epilepsy.com).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian epilepsi
2. Apa saja penyebab dan faktor-faktor pemicu epilepsi
3. Bagaimana gejala penderita epilepsi
4. Bagaimana pencegahan dan penanganan bagi epilepsi
5. Bagaimana pengaruh epilepsi terhadap perkembangan anak

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa itu epilepsi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penderita epilepsi
3. Untuk mengetahui gejala penderita epilepsi

1
4. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan bagi epilepsi
5. Untuk mengetahui pengaruh epilepsi terhadap perkembangan anak

1.4 Manfaat
Sebagai salah satu acuan bagi pengajar dalam mengenali sifat dan sikap
peserta didiknya sehingga jika nantinya dihadapkan dengan anak atau peserta
didik yang mengalami epilepsi dapat mengambil tindakan yang tepat dan baik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epilepsi


Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia
karena terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron
pada otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia
mulai dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-
kejang, lidah menjulur, kadang-kadang keluar air liur. Epilepsi atau yang
sering kita sebut ayan atau sawan tidak disebabkan atau dipicu oleh
bakteri atau virus dan gejala epilepsi dapat diredam dengan bantuan
orang-orang yang ada disekitar penderita.
Penyakit epilepsi merupakan penyakit yang dapat terjadi pada
siapa pun walaupun dari garis keturunan tidak ada yang pernah
mengalami epilepsi. Epilepsi tidak bisa menular ke orang lain karena

2
hanya merupakan gangguan otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman
virus dan bakteri. Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun
rumah sakit bisa membantu penderita epilepsi untuk mengurangi serangan
epilepsi maupun menyembuhkan secara penuh epilepsi yang diderita
seseorang.
Ada dua jenis epilepsi yang dikenal, yaitu epilepsi umum, berupa
hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga kadang-kadang
mengeluarkan air liur berbusa dan nafas mengorok, serta terjadi kontraksi
otot yang mengakibatkan penderita mendadak jatuh atau melemparkan
benda yang tengah dipegangnya.
Selain itu dikenal epilepsi parsial yang ditunjukkan oleh rasa
kesemutan atau rasa kenal pada suatu tempat, yang berlangsung selama
beberapa menit atau jam. Bias juga, rasa seerti bermimpi, daya ingat
terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-
ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan.

2.2. Penyebab dan Faktor-Faktor Pemicu Epilepsi

2.2.1 Penyebab Epilepsi


Secara umum hanya sebagian kecil kasus epilepsi yang diketahui
jelas penyebabnya. Adapun beberapa penyebab epilepsi antara lain :
a) Pengaruh genetik
Beberapa tipe epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya
seperti ada keterkaitan dengan genetik.
b) Trauma pada kepala
Kecelakaan mobil atau cedera lain dapat menyebabkan epilepsi.
c) Penyakit medis
Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada
otak dapat juga menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab
yang paling utama pada kejadian epilepsi terhadap orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.
d) Cedera sebelum melahirkan

3
Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu,
kurangnya nutrisi atau kekurangan oksigen. Hal ini dapat
menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen
kejang-kejang pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak
atau tidak normalnya neurological.
e) Perkembangan penyakit
Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain,
seperti autis dan down syndrome.

2.2.2 Faktor-Faktor Pemicu Epilepsi


Faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko epilepsi adalah :
a) Usia
Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan
setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang sama dapat terjadi pada
usia berapapun.

b) Jenis kelamin
Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.

c) Catatan keluarga
Jika seseorang memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, maka
hal ini mungkin memiliki peningkatan risiko mengalami kejang-
kejang.

d) Cedera kepala
Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Untuk
dapat mengurangi risikonya dapat dilakukan dengan selalu
menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan
menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski,
bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena
cedera kepala.

e) Stroke dan penyakit vaskular lain

4
Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi.
Adapun beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-
penyakit tersebut yaitu dengan membatasi konsumsi alkohol dan
hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu berolahraga.

f) Infeksi pada otak


Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak
atau tulang belakang dan menyebabkan peningkatan risiko
terkena epilepsi.

g) Kejang-kejang berkepanjangan pada saat anak-anak


Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama
terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk waktu yang
lama dan epilepsi pada saat nanti. Khususnya untuk mereka
dengan catatan sejarah keluarga dengan epilepsi.

2.3 Gejala Penyakit Epilepsi


Karena epilepsi terjadi akibat tidak normalnya aktivitas listrik di
otak disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang
dapat berdampak pada proses kordinasi otak. Kejang-kejang dapat
menghasilkan :
1) Kebingungan yang temporer
2) Gerakan menghentak yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki

3) Hilang kesadaran secara total

Perbedaan gejala yang terjadi tergantung jenis kejang-kejang. Pada


banyak kasus, orang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis
kejang-kejang yang sama setiap waktu, jadi gejala yang terjadi akan sama
dari kejadian ke kejadian.
Dokter mengklasifikasikan kejang-kejang secara parsial atau general,
berdasarkan bagaimana aktivitas otak yang tidak normal dimulai. Pada
beberapa kasus, kejang-kejang dapat dimulai secara parsial dan kemudian
menjadi general.

5
* Kejang-kejang parsial (sebagian)
Ketika kejang-kejang muncul sebagai hasil dari aktifitas otak yang
tidak normal pada satu bagian otak tersebut, ilmuan menyebutnya kejang-
kejang parsial atau sebagian. Kejang-kejang jenis ini terdiri dari dua
kategori.

 Simple partial seizures (kejang-kejang parsial sederhana). Kejang-


kejang ini tidak menghasilkan kehilangan kesadaran. Kejang-kejang
ini mungkin akan mengubah emosi atau berubahnya cara memandang,
mencium, merasakan, mengecap, atau mendengar. Kejang-kejang ini
bisa juga menghasilkan hentakan bagian tubuh secara tidak sengaja,
seperti tangan atau kaki, dan gejala sensorik secara spontan seperti
perasaan geli, vertigo dan berkedip terhadap cahaya.
 Complex partial seizures (kejang-kejang parsial kompleks). Kejang-
kejang ini menghasilkan perubahan kesadaran, itu karena anda
kehilangan kewaspadaan selama beberapa waktu.

*Kejang-kejang general
Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-
kejang general. Empat tipe dari kejang-kejang general adalah:

 Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini memiliki


dikarakteristikan oleh gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan
dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara singkat.
 Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan
hentakan atau kedutan secara tiba-tiba pada tangan dan kaki.

 Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack, kejang-kejang ini


menyebabkan hilangnya keselarasan dengan otot-otot dan dengan
tiba-tiba collapse dan terjatuh.

6
 Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang
memiliki intensitas yang paling sering terjadi. Memiliki karakteristik
dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar, dan hilangnya kontrol
terhadap kandung kemih.

2.4 Pencegahan dan Penanganan Bagi Penderita Epilepsi


2.4.1 Pencegahan
Pencegahan penyakit epilepsi dapat dilakukan bergantung
pada apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Untuk
mencegahnya epilepsi akibat komplikasi saat kehamilan dan proses
kelahiran, diperlukan perawatan prenatal (sesaat sebelum
kelahiran) yang baik. Untuk mencegah epilepsi yang dicetuskan
akibat infeksi, dapat diberikan vaksinasi penyakit tertentu.
Pada epilepsi yang disebabkan oleh trauma kepala,
mencegahnya dengan menggunakan helm, safety belt, dan alat
pelindung lain saat berkendara untuk mencegah trauma kepala. Jika
telah terjadi cedera, obati segera untuk menurunkan resiko
terjadinya epilepsi. Pada lansia, hindari fakto-faktor resiko yang
dapat menyebabkan stroke

2.4.2 Penanganan
Saat ada orang yang mengalami kejang akibat penyakit
ayan atau epilepsi di tempat umum, reaksi yang umum dijumpai
adalah orang-orang menjadi panik dan mencoba menghentikan
kejang dengan memegangi orang tersebut bahkan ada yang
menjejalkan sendok, handuk atau kain ke dalam mulut orang yang
sedang kejang. Perlu diketahui, bahwa umumnya kejang akan
berhenti dengan sendirinya.
Penanganan yang perlu diberikan kepada penderita
penyakit epilepsi yang sedang kambuh di tempat umum atau di
rumah adalah:
A. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik. Hal ini
merupakan salah satu kunci dalam menolong seseorang yang
kejang, baik akibat epilepsi atau bukan.

7
B. Bersihkan ludah yang keluar dari mulutnya utuk mencegah
terjadinya penyumbatan saluran nafas, dan jangan
memasukkan benda apapun juga ke dalam mulut pasien karena
ini hanya akan dapat menyebabkan penderita tersedak, gigi
patah, atau cedera lain yang lebih serius.
C. Balikkan tubuh orang tersebut secara perlahan ke satu sisi
dalam posisi miring. Jangan coba-coba menghentikan kejang
dengan menahan tangan atau kaki penderita. Ini malah dapat
menyebabkan cedera pada otot tulang.
D. Istirahatkan kepala penyandang epilepsi pada tempat yang
datar. Beri bantal atau tumpukan kain yang empuk dan lembut
supaya tidak membentur lantai dan berfungsi untuk menopang
leher.
E. Jauhkan benda-benda yang berbau tajam dari sekitar
penyandang epilepsi yang sedang kejang untuk mencegah
cedera.
F. Jangan pernah meninggalkan orang yang sedang mengalami
serangan kejang. Jika perlu telepon ambulans. Penyandang
perlu segera dibawa ke rumah sakit jika ia belum pernah
kejang sebelumnya untuk dilakukan pemeriksaan agar dapat
menjadi pencegahan penyakit epilepsi.

2.5 Pengaruh Epilepsi terhadap Perkembangan Anak

Epilepsi paling sering terjadi pada anak-anak. Tak jarang banyak


orang tua yang frustasi mengetahui anaknya mengidap penyakit epilepsi
atau dalam istilah sehari-hari dikenal dengan penyakit ayan. Epilepsi akan
mempengaruhi otak anak, hal ini disebabkan karena otak yang sedang
berkembang sangat rentan terhadap perubahan dari dalam maupun luar
tubuh. Pada anak epilepsi dapat mempengaruhi fungsi kognitifnya yaitu
kemampuan dalam belajar, menerima dan mengelola informasi dari
lingkungan untuk menghadapi masalah yang dihadapi.
Bagian otak yang mengalami gangguan akan menentukan jenis
gangguan kognitif yang dialami. Misalnya, jika otak bagian kiri yang
terkena, anak akan mengalami gejala berupa gangguan berbahasa,

8
kemampuan mengenal dan mengingat apa yang didengar, mengeja,
membaca, berbicara, kemampuan berhitung dan kemampuan bidang
matematika.
Sementara jika otak bagian kanan yang terkena maka gejala yang
ditimbulkan dapat berupa gangguan untuk mengenal dan mengingat
kembali apa yang dilihat, menulis serta mengakibatkan koordinasi motorik
yang buruk, sehingga tidak terampil dan sulit membedakan antara kanan
dan kiri.
Gangguan yang dialami ibu pada masa kehamilan serta proses
persalinan yang sulit bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak
pada anak sehingga dapat memicu timbulnya penyakit ayan atau epilepsi.
Bahaya epilepsi pada anak ditandai dengan adanya serangan
epileptic yang episodenya bias bermacam-macam jenis, mulai dari
serangan yang terjadi secara singkat dan hamper tidak terdeteksi oleh
orang di sekitar hingga guncangan yang kuat untuk episode yang lama.
Efek lain yang terjadi pada anak penderita epilepsy adalah kesulitan
belajar sehingga mengakibatkan turunnya prestasi belajar pada anak dan
kesempatan kerja yang lebih buruk dibandingkan anak yang normal.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia
karena terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron
pada otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia
mulai dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-
kejang, lidah menjulur, kadang-kadang keluar air liur. Terdapat dua jenis
epilepsi yaitu epilepsi umum dan epilepsi parsial. Ada banyak penyebab
dan faktor yang memicu seseorang menderita epilepsi, baik dari dalam
maupun luar.
Pencegahan penyakit epilepsi dapat dilakukan bergantung pada apa
yang menjadi penyebab penyakit tersebut, sedangkan bagi penderita yang
sudah mengalami gejala epilepsy dapat dilakukan penanganan yang tepat
sehingga tidak menimbukan cedera pada penderita.

10
Epilepsi paling sering terjadi pada anak-anak dan akan
mempengaruhi otak anak, hal ini disebabkan karena otak yang sedang
berkembang sangat rentan terhadap perubahan dari dalam maupun luar
tubuh.

3.2 Saran
Dengan makalah yang kami buat ini, kami harapkan agar sebagai
orang tua, guru, maupun orang dewasa lainya mampu memiliki
pengetahuan yang lebih tentang epilepsi. Sehingga kita mampu
mengetahui dan menghindari hal-hal apa yang dapat menyebabkan epilepsi
serta bagaimana cara pencegahan dan penanganan bagi penderita epilepsi.

11

Anda mungkin juga menyukai