Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

KUNJUNGAN LAPANGAN KKP KELAS I TANJUNG PRIOK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi


Tugas Mata Kuliah International Health Regulation

Dosen Pengajar:

Okky Assetya Pratiwi, SKM., MKM

Kelompok 1:

Fras Effensi 151325100

Lesi Navanca 1513201002

Syaifudin Amirullah 1513201005

Vianita Eka Putri 151325100

Zakiah Indriani 1513201008

INSTITUT KESEHATAN INDONESIA


JAKARTA, 2017

ii
KATA PENGANTAR

Jakarta, Januari 2018

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................
3.1. 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................
3.2. 1.3. TujuanKegiatan .................................................................................................
1.3.1. TujuanUmum ................................................................................................
1.3.2. Tujuan Khusus ..............................................................................................
3.3. 1.4. Manfaat Kegiatan .............................................................................................
1.4.1. Manfaat Teoritis ...........................................................................................
1.4.2. Manfaat Praktis .............................................................................................
BAB IIMETODE DAN WAKTU KEGIATAN
3.4. 2.1. Lokasi dan Waktu Kunjungan .........................................................................
3.5. 2.2. Agenda Kegiatan ................................................................................................
3.6. 2.3. Metode Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.7. 3.1. Sejarah KKP.......................................................................................................
3.8. 3.2. Profil KKP Kelas 1 Tanjung Priok ..................................................................
3.9. 3.3. Visi Misi KKP Kelas 1 Tanjung Priok .............................................................
3.4. Struktur Organisasi KKP Kelas 1 Tanjung Priok..........................................
3.10. 3.5. Landasan Hukum KKP Kelas 1 Tanjung Priol ..............................................
3.11. 3.6. Wilayah Kerja KKP Kelas 1 Tanjung Priok ...................................................
3.12. 3.7. Program Kerja KKP Kelas 1 Tanjung Priok ..................................................
3.13. 3.7.1. Tugas dan Fungsi KKP Kelas 1 Tanjung Priok ....................................
3.14. 3.7.2. Pengawasan Kekarantinaan ...................................................................
3.15. 3.7.3. Proses Karantina Alat Angkut, Barang dan Orang .............................
3.7.4.Instalasi Penunjang...................................................................................
3.7.5.Program Kerja Unggulan KKP Kelas 1 Tanjung Priok
..............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan .........................................................................................................


4.2. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terbesar
didunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan garis pantai sepanjang
lebih kurang 81.000 km dan luas wilayah laut mencapai 5,9 juta m2.
Transportasi laut di Indonesia mempunyai peran sangat penting dalam
kehidupan bangsa, yaitu sebagai sarana antara lain untuk melayani morbilitas
manusia, barang dan jasa, peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat, penunjang sektor perdagangan, ekonomi, dan sektor lainnya untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah yang belum atau sedang
berkembang serta komoditas produksi nasional.

Pelabuhan laut merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang, dan
alat angkut baik dari luar dan dalam negri maupun antar pulau (interinsular).
Disamping itu, transportasi laut juga berperan sebagai sarana memperkokoh
persatuan dan kesatuan nasioanal, mendukung perwujudn wawasan nusantara
serta mempererat hubungan antar bangsa. Dengan peranan yang demikian
penting dan strategis transportasi laut berfungsi sebagai urat nadi kehidupan dan
sarana pemersatu Negara Kepulauan Republik Indonesia.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), di mana KKP merupakan sebuah


institusi yang mengawasi dan mengendalikan masuknya penyakit-penyakit
maupun vektor penyakit yang terbawa dari luar wilayah Indonesia melalui
transportasi laut maupun udara. Pada beberapa tahun belakangan ini terbukti
bahwa KKP memegang peranan amat penting dalam mencegah masuknya
penyakit-penyakit berbahaya dari wilayah Indonesia, seperti SARS, Avian
disease, Penyakit Flu, dan beberapa penyakit lainnya. Dengan semakin ramainya
transportasi melalui gerbang-gerbang pelabuhan di berbagai wilayah Indonesia,
maka semakin besar pula kebutuhan akan tenaga kesehatan lingkungan yang
profesional untuk ditempatkan di KKP.
Faktor risiko yang mengarah pada potensi bahaya menimbulkan penyakit
pada Anak Buah Kapal (ABK) dapat ditimbulkan pada semua ruangan kapal,
namun dengan tingkat risiko yang berbeda. Risiko tinggi biasanya terjadi pada
area engine room, stores, galley, dan cargo. Di dalam Permenkes RI Nomor:
356/ MENKES/PER/IV/2008 dan SK Menkes Nomor : 431/ MENKES/IV/2007,
bahwa KKP dalam hal ini Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)
mempunyai tanggung jawab besar untuk melaksanakan fungsi pengendalian
risiko lingkungan di wilayah pelabuhan dan sekitarnya.
1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan dari Laporan Kegiatan Dokumen ANDAL


1.3.1. Tujuan Umum

1. Digunakan sebagai sarana diskusi.


2. Untuk memperdalam pembahasan materi, khususnya tentang fungsi dan
tugas KKP di Pelabuhan.
3. Sebagai bahan referensi dan penambah pengetahuan pembaca.
1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Mata
Kuliah Hukum Internasional dan Undang-Undang Wabah.

1.4. Manfaat dari Laporan Kegiatan Dokumen ANDAL

Manfaat yang diperoleh dari kunjungan lapangan di Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas 1 tanjung Priok adalah supaya pembaca dapat lebih mengetahui
tentang tugas dan fungsi KKP di Pelabuhan.
BAB II
METODE DAN WAKTU KAJIAN

2.1. Lokasi dan Waktu Kunjungan

Lokasi yang bertempat di Jl. Nusantara No.2, TanjungPriok, Tj. Priok,


Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14430 dan Waktu Kunjungan
pada hari Selasa, 09/Januari/2018.

2.2. Agenda Kegiatan


1. 07.00 a.m – 08.00 a.m : Berkumpul dan berangkat bersama ke KKP
(Kantor
KesehatanPelabuhan)
2. 08.00 a.m – 08.15a.m : Melakukan registrasi syarat-syarat masuk ke
kantor KKP dan
Pembagian kelompok
3. 08.15 a.m– 08.30 a.m : Berangkat kekapal
4. 08.30a.m – 09.30 a.m : Kelompok 1 masuk kapal pertama dan
mengecheck
Kelayakan dan kebersihan kapal
5. 09.30 a.m – 09.35 a.m : Berpindah ke kapal kedua
6. 09.35 a.m – 10.35 a.m : Kelompok 2 masuk kapal kedua dan mengecek
Kelayakan dan kebersihan kapal
7. 10.35 a.m – 10.40 a.m : Semua kembali ke KKP (Kantor
KesehatanPelabuhan)
8. 10.40 a.m – 12.30 p.m : Materi tambahan tentang KKP (Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
9. 12.30 p.m – 01.00 p.m : ISHOMA (Istirahat, Sholat, danMakan)
10. 01.00 p.m – 02.30 p.m : Pengenalan Laboratrium dan Alat KKP (Kantor
Kesehatan Pelabuhan)
11. 02.30 p.m – 03.00 p.m : Pamitan dan berfoto dengan pihak KKP (Kantor
Kesehatan Pelabuhan)
2.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pembelajaran ini kami menggunakan metode kegiatan lapangan
dengan melihat data primer (data langsung dari lapangan).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sejarah KKP


Pada zaman Belanda ada salah satu institusi di daerah pelabuhan dengan
nama Heven Arts dibawah Heven Master (Departemen Perhubungan) pada
tahun 1911 – 1950. Tujuan dari Heven Arts adalah untuk mencegah masuk
dan keluarnya penyakit karantina ke Indonesia melalui pelabuhan laut.
Dengan diterbitkannya Undang – Undang No.1 Tahun 1962 tentang Karantina
Laut, Heven Arts menjadi perangkat Departemen Kesehatan, dengan
organisasinya disebut dengan Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL). Dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
147/Menkes/IV/SK/1978, maka organisasi DKPL ada perubahan nama
organisasinya menjadi Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Hingga tahun 2008 dengan diterbitkannya Permenkes Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 dan telah diperbaharui dengan Permenkes
Nomor 2348/MENKES/PER/IX/2011 yang menyatakan bahwa KKP adalah
unit pelaksana teknis Ditjen P2P Kemenkes RI, yang mempunyai tugas pokok
untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah,
surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak risiko
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru (new emerging disease) dan penyakit yang muncul
kembali (re-emerging disease), bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja pelabuhan bandara dan pos lintas batas.
Dari klasifikasi yang ada terbagi menjadi 4 kelas yaitu KKP Kelas I, KKP
Kelas II, KKP Kelas III dan KKP Kelas IV. KKP Kelas I Tanjung Priok
dipimpin oleh seorang Kepala Kantor serta membawahi 3 bidang yaitu Bidang
Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi, Bidang Pengendalian
Risiko Lingkungan, Bidan Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Serta 1
Bagian Tata Usaha.
3.2. Profil KKP Kelas I Tanjung Priok
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Tanjung Priok merupakan salah
satu KKP yang terdapat di kepulauan Jawa yang beralamat di Jalan Nusantara
No.2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Telepon : 021-43931045, Fax: 021-
43931045. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sendiri merupakan unit
pelaksanaan teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

3.3. Visi Misi KKP Kelas I Tanjung Priok


Kantor Kesehatan Pelabuhan Memiliki Visi dan Misi yaitu:
Visi KKP Kelas I Tanjung Priok adalah:
“Masyarakat Sehat yang Mandiri dalam Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dan Berkeadilan”.
Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berkeadilan.
3.4. Struktur Organisasi KKP Kelas I Tanjung Priok

Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung


Priok Tahun 2017

3.5. Landasan Hukum KKP Kelas I Tanjung Priok


1. IHR 2005  Revisi IHR 1969
2. Undang – Undang No. 14 Tahun 2014 Tentang Keterbukaan Informasi
Publik
3. Undang – Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang – Undang No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
5. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2009 Tentang Jenis dan Tarif PNBP
6. Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil
7. Peraturan Pemerintah RI No. 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil
8. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 85/PMK.05/2017
9. Inpres Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
10. Perpers Nomor 105 Tahun 2015 Tentang Kunjungan Kapal Wisata
(Yacht) Asing ke Indonesia
11. Perpres RI No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
12. Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
13. Perpres Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementrian Negara
14. Perpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN Tahun 2015 – 2019
15. Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 Nomor HK. 02. 02/
MENKES/52/2015
16. Kepmenkes No. 452 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyelenggaraann
Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
17. Kepmenkes No. 852 Tahun 2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
18. Permenkes RI No. 13 Tahun 2016 Tentang Pemberian Sertifikat Vaksinasi
Internasional
19. Surat Edaran Nomor HK 0202 Tahun 2017 Tentang Waspada Flu Burung
20. Peraturan Bersama No. 7 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Asap Rokok
21. SKB 5 Menteri No. 2433 Tahun 2011 Tentang Upaya Peningkatan
Konprehensif HIV – AIDS
22. Peraturan Keuangan RI Nomer 85/PMK.05/2017
3.6. Wilayah Kerja KKP Kelas I Tanjung Priok
Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan mempunyai 5 Wilayah Kerja yaitu:
1. Pelabuhan Laut Sunda Kelapa dan Pantai Marina Ancol
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok Wilayah Kerja
Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina Ancol berukuran 385 m2.
Untuk gedung dan bangunan merupakan status hak milik KKP Kelas 1
Tanjung Priok sedangkan status tanah merupakan hak pengguna lahan
yang merupakan kepemilikan dari PT. Pelindo II (Persero).
2. Pelabuhan Samudra Muara Baru
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok Wilayah Kerja Muara
Baru mempunyi tugas dan fungsi untuk menghadapi berbagai
permasalahan kesehatan di wilayah. Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam
Zachman dalam rangka revitalisasi dan refungsional sebagaimana yang
terdapat dalam permenkes 2348 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Terdapat di dalamnya menjelaskan
fungsi KKP yaitu pencegahan. Wilayah kerja Muara Baru untuk berperan
lebih optimal dalam menginformasikan segala kegiatan yang telah
dilaksanakan terutama yang berkaitan untuk mencapai tujuan.
3. Pelabuhan Laut Marunda
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Marunda merupakan lanjutan dari KKP
Kelas 1 tanjung priok yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yang
sama. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Marunda terletak di tepi pantai utara
Jakarta dan berjarak sekitar 12 km dari pelabuhan Tanjung Priok.
Memiliki luas area 413,35 hektar.
4. Pelabuhan Laut Kali Baru
Kalibaru yaitu sebuah kawasan yang merupakan kelurahan di kecamatan
cilincing, Jakarta Utara. Kalibaru daerah yang cukup penting karena
memiliki koneksi dengan aktivitas para nelayan di Pelabuhan Tanjung
Priok. Pada zaman dahulu pelabuhan kalibaru dilakukan pendaratan,
pelelangan, serta bongkar muat dan memasarkan ikan. Perkembangan
selanjutnya kalibaru merupakan pelabuhan yang menyediakan prasarana
khusus untuk bongkar muat kayu di Jakarta, dan keberadaannya di bawah
manajemen Ditjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan RI.
Pelabuhan Kalibaru seluas 34.533 m2, merupakan lapangan terbuka
dimana produk atau barang – barang yang baru datang akan diangkut atau
dibongkar dan disimpan langsung di gudang penumpukan. Fasilitas teknis
yang terdapat di pelabuhan kalibaru yaitu steger kayu (turap) sepanjang
114 m dan pinggiran sepanjang 914 m.
5. Pelabuhan Laut Muara Angke dan Pantai Mutiara
Pelabuhan Muara Angke merupakan Pelabuhan dengan luas wilayah
sekitar 9 Ha, dimana sebagian besar wilayahnya diperuntukan bagi
kegiatan bongkar muat dan jual beli ikan. Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas 1 Tanjung Priok wilayah kerja muara angke sebagai pelabuhan ikan
yang bertaraf nasional mempunyai permasalahan yang cukup komplek,
baik dari segi masyarakat pelabuhan dan lingkungannya. Masyarakat
Pelabuhan Muara Angke Mayoritas bekerja sebagai nelayan dan pedagang
ikan.

3.7. Program Kerja KKP Kelas I Tanjung Priok


3.7.1. Tugas dan Fungsi KKP Kelas I Tanjung Priok
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan
OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit
yang muncul kembali, bioterorism, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,
biologi, dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi
sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional,
regional, dan internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan
penaggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan
kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkngan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,
kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA)
ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA
impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,
dan surveilans kesehatan pelabuhan
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
3.7.2. Pengawasan Kekarantinaan
Pengawasan karantina menurut UU karantina no.1 dan 2 pada
tahun 1962 meliputi Plaque (Pes), Cholera, Yellow Fever, Smallpox,
Louse Borne Typhus, Louse Borne Relapsing Fever. Berbeda dengan IHR
pada tahun 1969 terdapat tiga kelompok penyakit karantina(plaque,
Yellow Fever, dan Cholera), emerging disease yaitu (AIDS, DHF, dll),
dan new emerging disease (SARS, Avian Flue, Ebola, dll). Dan IHR pada
tahun 2005 pengawasan kekarantinaan berdasarkan Publick Health
Emergency Of International Concern (PHEIC).
Secara Operasional Penyelenggaraan identifikasi faktor risiko
penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, meliputi :
a. Alat angkut (kapal laut, pesawat)
b. Muatan yang terdiri dari crew, penumpang , dan barang (Omka)
c. Lingkungan (pelabuhan dan bandara)
3.7.3. Pemeriksaan dan Pengawasan KKP
Pemeriksaan di Kantor Kesehatan Pelabuhan terdapat beberapa yaitu :
a. Dokumen
1. Maritime declaration of health (MDH)
2. SSCEC(Ship Sanitation Control Exemption of
Certificate)/SCC (Ship Sanitation ControlCertificate)
3. Medicine chest certificate
4. Health of Book (buku kesehatan)
5. List port clearance
6. Free pratique
7. Certificate of medicine/p3k
8. Port health clearance
b. Penumpang
1. Internasional certificate of veccination (icv) dan profilaksis
2. Health certificate (crew)
3. Pemeriksaan dan pengobatan rujukan
4. Surat ijin mengangkut orang sakit
5. Allert card
c. Barang meliputi obat-obatan, makanan, kosmetik dan alat
kesehatan (omka)
1. Fisik
2. Laboratorium
3. Rujukan BPOM
4. Manifest
5. Surat keterangan
6. Surat ijin mengankut jenazah
d. Lingkungan
1. Vektor : tikus, lalat, kecoa dll)
2. Kualitas air
3. Limbah
4. Komunitas pelabuhan dan bandara
e. Upaya kesehatan pelabuhan dan lintas wilayah
1. Kesehatan haji dan umroh
2. Kesehatan kerja
3. Kesehatan matra
4. Pelayanan kesehatan terbatas
5. Dan Pelayanan rujukan

3.7.4. Proses Karantina Alat Angkut, Barang dan Orang


Proses karantina alat angkut, barang dan orang dimulai ketika
terdapat kedatangan kapal dari luar negri, maka kapal tersebut
diharuskan untuk mengibarkan bendara warna kuning untuk menandai
bahwa kapal tersebut sehat. Kemudiaan akan datang 1 tim dari petugas
karantina yang terdiri dari petugas medis dan petugas sanitasi yang
akan memeriksa kapal tersebut. Apa bila kapal tersebut terindikasi
terdapat penyakit yang termasuk dalam penyakit karantina, maka kapal
tersebut dilarang bersandar dan harus menunggu sampai proses
karantina selesai. Namun jika kapal tersebut bebas dari penyakit
karantina, maka akan diberikan ijin untuk bersandar dipelabuhandan
diberikan Certificate of Pratique.
3.7.5. Dasar Pedoman, Tujuan, cara, Pelaksaan, Proses Pemeriksaan,
Standar Sanitasi Kapal Pengendalian Vektor di Kapal, Dermaga
3.7.6. Instalasi Penunjang
KKP di tanjung priok memiliki instalasi tambahan sebagai
penunjang pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terkait dengan
tugas pokok dan fungsi dari KKP, diantaranya sebagai berikut :
1. Instalasi Klinik
Melaksanakan pelayanan kesehatan terbatas, pelayanan vaksinasi
internasional, pengawasan kesehatan bagi pelaksana tindakan
penyehatan pada alat angkut.
2. Instalasi farmasi
Membuat perencanaan pengadaan obat dan alat kesehatan,
mendistribusikan obat dan alat kesehatan, melaksanakan peracikan
obat, dan membuat laporan pemakaian.
3. Instalasi data dan informasi
Terdapat Beberapa Dalam Instalasi Data dan Informasi
a. Melakukan kegiatan teknis dan administratif dalam bidang
Data dan Informasi.
b. Melaksanakan kegiatan dalam rangka kelancaran arus
komunikasi, data dan informasi.
c. Melakukan pemeriksaan operasional sarana prasarana data,
server, software, dan peralatan pendukung lainnya.
d. Melakukan perekama nkehadiaran pegawai secara
elektronik dan membuat laporan Informasi akumulasi
kehadiaran pegawai.
e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi
Data dan Informasi secara berkala.
f.
3.8. Program Kerja Unggulan KKP Kelas I Tanjung Priok

Program Kerja di KKP Kelas 1 Tanjung Priok secara umum sama


dengan KKP Kelas 1 lainnya seluruh wilayah Indonesia, yang
membedakannya yaitu dari segi tingginya mobilitas atau lalu lintas alat
angkut baik barang maupun manusia yang masuk melalui KKP Kelas 1
Tanjung Priok. Dengan tingginya lalu lintas tersebut, maka risiko masuk dan
tersebarnya penyakit karantina akan semakin tinggi juga. Oleh karena itu,
diperlukan suatu upaya lebih dalam melakukan tugas pemeriksaan dan
pengawasan terhadap lalu lintas alat angkut, yang di lakukan tunjangan oleh
petugas karantina yang terampil dan cekatan serta teknologi yang lebih
canggih dan modern dalam mendeteksi adanya penyakit karantina.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok sangat konsen


terhadap pengendalian vektor di tempat – tempat umum seperti bandara dan
pelabuhan. Sehingga seluruh bandara dan pelabuhan diwilayah kerjanya
menjadi tempat yang bebas vektor penyakit. Upaya yang dilakukan adalah
dengan kerjasama dengan lintas sektoral, dan pengawasan secara terus
menerus.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka

KementerianKesehatan. 2013. Sejarah KKP. Jakarta: Kantor Kesehatan


Pelabuhan Tanjung Priok.

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Struktur Organisasi KKP Kelas 1 TanjungPriok.


Jakarta: Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok.

Kementerian Kesehatan. 2017. Wilayah Kerja KKP Tanjung Priok Marunda.


Jakarta: KKP Kelas 1 Tanjung Priok.

Kementerian Kesehatan. 2017. Wilayah Kerja KKP Tanjung Priok Muara Baru.
Jakarta: KKP Kelas 1 Tanjung Priok.

Kementerian Kesehatan. 2017. Wilayah Kerja KKP Tanjung Priok Muara Angke
dan Pantai Mutiara. Jakarta: KKP Kelas 1 Tanjung Priok.

Kementerian Kesehatan. 2017. Wilayah Kerja KKP Tanjung Priok Sunda Kelapa
dan Pantai Marina Ancol. Jakarta: KKP Kelas 1 Tanjung Priok.

Kementerian Kesehatan. 2017. Wilayah Kerja KKP Tanjung Priok Kali Baru.
Jakarta: KKP Kelas 1 Tanjung Priok.
67
72
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai