Disusun Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
Disusun Oleh:
Diketahui,
(Sri S. Purnamawati, S. Si, Apt., M.Kes) (dr. Arlinda Sri Wahyuni, M.Kes)
NIP. 196712071997032001 ` NIP. 196906091999032001
i
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Esa atas berkat dan hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Pada laporan kegiatan ini, kami menyajikan
mengenai rangkaian kegiatan selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
(KKS) di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Adapun tujuan penulisan
laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan pula terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
beserta para staf atas kesediaan beliau membimbing kami selama menjalani
kegiatan KKS di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan kegiatan ini. Atas bantuan dan segala
dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis
ucapkan terima kasih. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan.
Penulis
ii
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Tujuan ..........................................................................................................2
1.1.1. Tujuan Umum .......................................................................................2
1.1.2. Tujuan Khusus ......................................................................................2
1.3. Manfaat ........................................................................................................2
BAB 2 SITUASI KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN ............................3
2.1. Kependudukan .................................................................... .........................3
2.1.1. Pertumbuhan, Penyebaran, Kepadatan, Sex Ratio penduduk,
Kelahiran, dan Kematian.......................... ............................................3
2.1.1.1. Laju PertumbuhanPenduduk ......................... .............................3
2.1.1.2. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk .......... .............................3
2.1.1.3. Sex Ratio ....................................................... .............................4
2.1.1.4. Penduduk Menurut Golongan Umur.............. .............................4
2.1.1.5. Angka Kelahiran Kasar ................................. .............................4
2.1.1.6. Tingkat Fertilitas............................................ .............................5
2.2. Sosial Ekonomi ..................................................................... ......................5
2.2.1. Pendapatan Perkapita/Gross National Product (GNP)..........................5
2.2.2. Tingkat Pendidikan .................................................... ..........................6
2.2.3. Ketenagakerjaan ...................................................................................6
2.3. Lingkungan Fisik dan Biologi .............................................. ......................7
2.3.1. Penyediaan Air Bersih dan Jamban Keluarga ............ ..........................7
2.3.2. Pengawasan Terhadap TP2M, TTU, dan TP Pestisida. ........................7
2.3.3. Pengawasan Air Bersih ................................................ ........................8
2.3.4. Pengawasan Jamban Keluarga, SPAL dan Rumah Sehat .....................8
iii
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
iv
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
v
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
1.2. Tujuan
1.1.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui program kegiatan Departemen Kesehatan yang
ditindaklanjuti di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
1.1.2. Tujuan Khusus
Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari pelaksanaan
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
1.3. Manfaat
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta
Kepaniteraan Klinik Senior tentang program Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara, Dinas Kesehatan Kota Medan, Puskesmas Amplas dan pelaksanaannya
serta menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bersosialisasi dengan
masyarakat dan sejauh mana gambaran pengetahuan sikap dan tindakan
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang berkembang.
2
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
BAB 2
SITUASI KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN
2.1 Kependudukan
Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya terbesar
keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut
Sensus Penduduk tahun 1990, penduduk Sumatera Utara per tanggal 31 Oktober
1990 berjumlah 10,26 juta jiwa. Dari hasil sensus penduduk (SP) tahun 2000
penduduk Sumatera Utara berjumlah 11,51 juta jiwa, hasil proyeksi Pustadin
(Pusat Data dan Informasi Indonesia) dan BPS tahun 2002 berjumlah 11.890.399
jiwa, dan menurut BPS jumlah penduduk tahun 2012 tercatat 13.215.401 jiwa
(Sumber: Profil Kesehatan Provinsi SUMUT 2012)
3
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
dengan kepadatan penduduk yaitu 7.971 jiwa per km2, dan Kota Tebing Tinggi
dengan kepadatan penduduk yaitu 3.844 jiwa per km2. Daerah dengan kepadatan
penduduk terendah yaitu kabupaten Pak-Pak Barat yaitu 34 jiwa per km2, disusul
dengan Kabupaten Samosir yaitu 50 jiwa per km2, dan disusul Kabupaten Padang
Lawas Utara yaitu 58 jiwa per km2.
(Sumber: Profil Kesehatan Provinsi SUMUT 2012)
4
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
5
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstanta 1993
2.2.3 Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk umur 15 tahun ke
atasmengalami peningkatan yaitu 68,33% (2008), 69,14% (2009), 69,51% (2010),
72,09% (2011) sedangkan tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 69,41%.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 9,10% pada
tahun 2008 menjadi 8,45% pada tahun 2009, menurun menjadi 7,43% pada tahun
6
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
2010. Tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 6,37% dan menjadi 6,20% pada
tahun 2012. (Sumber: Profil Kesehatan Provinsi SUMUT2012)
Jika dilihat dari status pekerjaan utama sebesar 36,49% penduduk
berusia15 tahun ke atas yang bekerja sebagai buruh atau karyawan, sebesar
19,02% adalah penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga, penduduk yang
berusaha sendiri yaitu 16,03%, penduduk yang bekerja dibantu anggota keluarga
mencapai 16,61%. Hanya 3,61% penduduk Sumatera Utara yang berusaha dengan
mempekerjakan buruh tetap/karyawan. Berdasarkan lapangan usaha, penduduk
Sumatera Utara yang terbanyak adalah di sektor pertanian yaitu 43,40%,
kemudian diikuti di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,42%, jasa
kemasyarakatan yaitu 15,56%, bekerja di sektor industri hanya sekitar 7,68%.
(Sumber: Profil Kesehatan Provinsi SUMUT2012)
7
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
kesehatan sebesar 65,31% pada tahun 1998 dan meningkat menjadi 67,45% di
tahun 2000.
8
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
BAB 3
PENGORGANISASIAN DAN PROGRAM DINAS
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Kepala Dinas
Seksi
Seksi Kesehatan Seksi Pelayanan
Seksi
Keluarga dan Surveilans dan Kesehatan
Kefarmasian
Gizi Imunisasi Primer dan
Tradisional
UPTD
9
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
10
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
11
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
3.1.2. Sekretaris
1. Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
penyelenggaraan urusan yang meliputi adminitrasi umum, keuangan,
dan program.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada poin (1)
diatas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi:
a. Inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana
standar, StandardOperating Procedure (SOP), kebijakan,
regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainya dalam penanganan urusan kesekretariatan.
b. Melakukan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait dalam penanganan urusan kesekretariatan dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam penanganan
urusan kesekretariatan.
c. Pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan kesekretariatan.
d. Penyusunan Perencanaan Jangka Menengah (Rencana Strategis)
dan Rencana Kerja Tahunan (Renja), serta koordinasi
penyusunan program, anggaran, penyediaan data, informasi dan
12
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
13
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
14
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
15
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
16
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
17
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
18
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
19
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
20
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
21
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
22
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
23
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
f. melaksanakan analisas, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam
penanganan urusan seksinya.
g. mengkoordinatori perusahaan dan penyusunan penggunaan media,
teknologi dan sarana promosi kesehatan, partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat yang dibutuhkan oleh sub bagian/ sekretariat, seksi/bidang
dinas UTP Dinas.
h. melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
i. melaksanakan pembinaan koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
kabupaten/kota dalam penanganan urusan seksinya.
j. melaksanakan peyusunaan perecanaan jangka menengah dan rencana
tahunan dan koordinasi penyusunaan program, anggaran, penyediaan
data informasi dan mansinkronisasikan perencanaan kabupaten/kota
terhadap perencanaan tingkat provinsi dalam penanganan urusan
seksinya.
k. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
l. melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
m. melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
24
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
25
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
26
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
27
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
28
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
29
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
30
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
31
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
32
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
b. Melaksanakan upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan dasar.
c. Melaksanakan surveilans gizi buruk dan pemantauan
penanggulangan gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan dasar.
d. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan dasar.
e. Melaksanakan upaya kesehatan rujukan/spesialistik dan pengelolaan
sistem rujukan, upaya kesehatan rujukan perkotaan.
f. Melaksanakan upaya kesehatan ibu,bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan rujukan.
g. Melaksanakan surveilan gizi buruk dan pemantauan penanggulangan
gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan rujukan.
h. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan
rujukan.
i. Melaksanakan penanganan penunjang medik dan keperawatan.
j. Melaksanakan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil,
rawan, kepulauan, dan kerjasama lintas batas Kabupaten/Kota.
k. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan
khusus.
4. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, 2, dan 3 pasal ini, Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan dibantu oleh:
a. Kepala Seksi Kesehatan Dasar
b. Kepala Seksi Kesehatan Rujukan
c. Kepala Seksi Kesehatan Khusus
33
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
34
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
35
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
36
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
37
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
38
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
39
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
40
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
41
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
42
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
43
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
44
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
45
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
46
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
47
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
48
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
49
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
50
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
51
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
52
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
53
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
54
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
55
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
56
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
57
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
58
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
59
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
60
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
61
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
62
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
63
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
64
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
65
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
66
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
67
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
68
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
69
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
70
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
71
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
72
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
73
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
74
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
75
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
76
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
77
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
78
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
79
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
80
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
BAB 4
LAPORAN KEGIATAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PEMBIMBING: Linda Bangun, SKM, M.Kes.
Materi Diberikan Pada: Senin, 16 April 2018
Latar Belakang
Kesehatan Lingkungan menurut Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun
2014 adalah upaya pencegahan penyakit dan/ atau gangguan kesehatan dari faktor
risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dari aspek
fisik, kimia, biologi maupun sosial yang diselenggarakan melalui upaya
penyehatan, pengamanan dan pengendalian faktor risiko lingkungan.
Paradigma kesehatan lingkungan merupakan model dasar bagi suatu
analisis terhadap perubahan-perubahan langsung atau dampak primer,
yaituperubahan komponen lingkungan yang langsung disebabkan oleh dinamika
alam atau kegiatan manusia, dan memiliki potensi dampak baik langsung maupun
tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Risiko merupakan konsep yang
sangat fundamental dalam kesehatan lingkungan sebagai kemungkinan terjadinya
hal yang merugikan akibat terpajan suatu bahaya/ agentpada kondisi tertentu baik
81
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
82
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Tujuan
Dibaginya pelaksanaan STBM di bawah naungan lima pilar akan
mempermudah upaya mencapai tujuan akhir STBM, tidak hanya untuk
meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik tetapi juga merubah dan
mempertahankan keberlanjutan praktik-praktik budaya hidup bersih dan sehat.
Sehingga dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong
tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Program STBM
Lima pilar STBM, yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) atauOpen Defecation Free (ODF)
Kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan
perilaku buang air besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan
sabun.
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)
83
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Pendekatan
Konsep STBM diadopsi dari konsep Community Led Total Sanitation
(CLTS) yang telah disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan di Indonesia.
CLTS adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan sanitasi pedesaan dan
mulai berkembang pada tahun 2001. Pendekatan ini awalnya diujicobakan di
beberapa komunitas di Bangladesh dan saat ini sudah diadopsi secara massal di
negara tersebut. Salah satu negara bagian di India yaitu Provinsi Maharasthra
telah mengadopsi pendekatan CLTS ke dalam program pemerintah secara massal
yang disebut dengan program Total Sanitation Campaign(TSC). Beberapa negara
lain seperti Cambodia, Afrika, Nepal, dan Mongolia juga telah menerapkan
CLTS.Pendekatan ini berawal dari sebuah penilaian dampak partisipatif air bersih
dan sanitasi yang telah dijalankan selama 10 tahun oleh Water Aid. Salah satu
rekomendasi dari penilaian tersebut adalah perlunya mengembangkan sebuah
strategi untuk secara perlahan-lahan mencabut subsidi pembangunan toilet. Ciri
utama pendekatan ini adalah tidak adanya subsidi terhadap infrastruktur (jamban
keluarga), dan tidak menetapkan model standar jamban yang nantinya akan
dibangun oleh masyarakat.
84
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Peserta
Penyelenggara pelaksanaan 5 pilar STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri
dari individu, rumah tangga maupun kelompok-kelompok masyarakat.
PRETEST
PERTANYAAN:
1. Jelaskan pengertian:
a. Ilmu Kesehatan Masyarakat
b. Ilmu Kedokteran Pencegahan
c. Epidemiologi
d. Prevalensi
2. Jelaskan pengertian Puskesmas dan program yang ada di Puskesmas
menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014!
3. Sebutkan pengertian keluarga sehat dan 12 indikator keluarga sehat!
4. Sebutkan pengertian JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional!
5. Jelaskan pengertian posyandu dan jenis-jenis posyandu serta sebutkan
tahapan pelaksanaan posyandu!
6. Gambarkan bagan struktur organisasi Dinas Kesehatan Provsu dan bagan
struktur organisasi Puskesmas!
JAWABAN
1. a. Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang mempelajari
tentang pencegahan penyakit, memperlama kehidupan, dan meningkatkan
derajat kesehatan, serta mengatur komunitas agar berupaya untuk :
- menjaga sanitasi lingkungan
- mengendalikan penularan infeksi
- melakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri bagi individu
- mengatur pelayanan kesehatan untuk diagnosis dini serta pencegahan
dan pengobatan penyakit
85
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
86
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
87
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Jenis-jenis posyandu:
a. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu ini merupakan posyandu yang kegiatannya masih belum
rutin setiap bulan dan kader aktifnya terbatas.Keadaan ini dinila
“gawat” sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang.Artinya
kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
b. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun.Akan tetapi cakupan program utamanya
(KB, KIA, gizi, dan imunisasi) yaitu kurang dari 50%.Ini berarti
kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya.Untuk itu dilakukan penggerak masyarakat secara intensif,
serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat.
Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu:
- Pelatihan tokoh masyarakat dengan modul eskalesi posyandu yang
sekarang sudah dilengkapi dengan metode simulasi.
- Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
88
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
89
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
90
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Pada hari kedua, KKS kembali dimulai pada pukul 08.00 WIB di Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Bimbingan pada hari ini terbagi menjadi tiga
sesi, yaitu sesi pertama pada pukul 09.00-11.00 , sesi kedua pada pukul 11.15-
13.00 dan sesi ketiga pada pukul 14.00-16.00.
Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang dan
merupakanproses yang terus menerus berlajut secara alamiah.Menurut Bab 1
Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No.13Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
UsiaLanjut, lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Negara Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (aging
population) dengan persentase penduduk lansia lebih dari 7%. Perkembangan
jumlah penduduk lansia di Indonesia sejak tahun 1980 yaitu 5,45%, tahun 2000
sebanyak 7,18%, tahun 2010 sebanyak 9,77%, dan diproyeksikan pada tahun 2020
mencapai 11,34% lansia dari total penduduk Indonesia.
Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah di antaranya
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang antara lain meliputi: 1)
Pelayanan keagamaan dan mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah
dengan pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia; 2) Pelayanan kesehatan melalui
peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik; 3) Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan
dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus;
4) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi
pemerintah (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup), pelayanan kesehatan pada
91
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Tujuan
Tujuan program kesehatan lanjut usia yaitu Meningkatkan kesejahteraan
usia lanjut melalui kegiatan kelompok usia lanjut yang mandiri kegiatan kegiatan
kelompok kelompok usia lanjut yang mandiri mandiri.
Sasaran
Sasaran langsung:
1. Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 thn
2. Usia lanjut 60-69 thn
3. Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 thn atau usia lanjut berumur 60 thn
atau lebih dgn masalah kesehatan
92
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Program
Program peningkatan kesehatan untuk lanjut usia adalah:
1. Peningkatan dan pemantauan upaya yayaasan kesehatan lansia di sarana
yankes dasar yaitu puskesmas yang disebut dengan program santun usia
lanjut. Puskesmas Santun Lanjut usia merupakan bentuk pendekatan
pelayanan proaktif bagi usia lanjut untuk mendukung peningkatan kualitas
hidup dan kemandirian usia lanjut, yang mengutamakan aspek promotif
dan preventif, di 6 samping aspek kuratif dan rehabilitatif.
Puskemas Santun Lanjut usia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Pelayanan yang baik berkualitas dan sopan
Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut
Memberikan keringanan atau penghapusan biaya pelayanan kesehatan
bagi usia lanjut dari keluarga miskin atau tidak mampu
2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia yaitu poli geriatrik yang
berada di rumah sakit tipe A dan B
3. Penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan bagi lansia
4. Perawatan kesehatan bagi lansia dan keluarga (home care)
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok lansia
6. Pengembangan lembaga tempat perawatan bagi lansia
7. Membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan sehat
dan lain-lain
93
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
TENAGA KESEHATAN
94
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
1. Dokter
Dokter adalah setiap orang yang memiliki ijazah dokter, dokter spesialis,
dokter superspesialis atau dokter subspesialis atau spesialis konsultan yang diakui
oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.5 Berdasarkan pasal 1 ayat (11) Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter adalah suatu pekerjaan yang
dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.
2. Perawat
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam situasi
yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling
mempengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang
bersangkutan. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
menjelaskan definisi perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Definisi bidan terakhir
disusun melalui kongres International Confederation of Midwife (ICM) ke-27
pada Juli 2005 adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktik kebidanan di negeri tersebut, bidan harus mampu
memberikan supervisi, asuhan, dan memberikan nasihat yang dibutuhkan kepada
perempuan selama masa hamil, persalinan, dan pasca persalinan, memimpin
persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan
anak.
95
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
A. VISI
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya mencapai Visi
“Indonesia Sehat 2015”. Sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, maka
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Departemen Kesehatan harus
dengan seksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan
sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2015, yaitu:
1. Perikemanusiaan,
2. Pemberdayaan dan Kemandirian,
3. Adil dan Merata, dan
4. Pengutamaan dan Manfaat.
96
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
B. MISI
Dalam rangka mewujudkan Visi “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup
Sehat”, maka misi Departemen Kesehatan adalah: MEMBUAT RAKYAT
SEHAT. Departemen Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat
termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat, baik fisik, sosial, maupun
mental/jiwanya.
C. STRATEGI
Untuk mewujudkan Visi Departemen Kesehatan pada tahun 2014, dan
sesuai dengan Misi yang telah ditetapkan, maka dalam periode 2010- 2014 akan
dilaksanakan strategi sebagai berikut:
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
D. SASARAN UTAMA
Dengan empat strategi utama dalam upaya mencapai Visi Departemen
Kesehatan “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan misi
97
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
“Membuat Rakyat Sehat”, berikut ini adalah sasaran utama yang akan dicapai
pada akhir tahun 2014:
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
• Seluruh desa menjadi Desa Siaga
• Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
• Seluruh keluarga sadar gizi
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
• Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
• Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi
terlindungi dari penyakit
• Di setiap desa tersedia sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang
kompeten
• Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
• Setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
• Pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya
memenuhi standar mutu
3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.
• Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desa/lurah
untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
• Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi
secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan
masyarakat
• Semua ketersediaan farmasi, makanan, dan perbekalan kesehatan
memenuhi syarat
• Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standard kesehatan
• Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh
Indonesia
98
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
99
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
2. Sasaran
a. Ketersediaan obat esensial-generik di sarana pelayanan kesehatan menjadi
95%.
b. Anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik setara dengan 2
USD/kapita/tahun.
100
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
2. Sasaran
a. Terwujudnya komitmen semua unsur/stakeholders pembangunan kesehatan
di semua tingkat akan pentingnya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat.
b. Terwujudnya pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(posyandu, polindes, UKS, TOGA, Poskestren dan Saka Bakti Husada serta
kelompok-kelompok kesehatan masyarakat).
c. Tercapainya persentase rumah tangga ber-PHBS sebesar 60%.
d. Meningkatnya persentase posyandu purnama mandiri menjadi 40%.
e. Tersedia dan beroperasinya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) diseluruh desa.
2. Sasaran
a. Mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan pada Balita menjadi
setinggi-tingginya 5%, pada anak sekolah dan orang dewasa menjadi
setinggi-tingginya 10%.
101
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
102
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
103
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
104
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
105
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
2. Sasaran
a. Tersedianya alokasi anggaran kesehatan pemerintah mencapai minimal
Rp.120.000/kapita/tahun.
b. Tercapainya persentase penduduk miskin yang menjadi peserta jaminan
kesehatan sebesar 100 %.
c. Tercapainya persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan
kesehatan dengan sistem jaminan kesehatan sebesar 60 %.
d. Terselenggaranya sistem perencanaan dan penganggaraan, pelaksanaan,
pengedalian dan evaluasi pembangunan kesehatan.
e. Terbentuknya dan terselenggaranya sistem informasi manajemen
kesehatan, yang ditunjang oleh sistem informasi manajemen kesehatan
daerah.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
a. Peningkatan kajian manajemen dan kebijakan kesehatan.
b. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat bagi penduduk
miskin.
c. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan
pengendalian, pengawasan, dan penyempurnaan administrasi keuangan
serta hukum kesehatan.
d. Pengembangan SIK dan penelitian kesehatan.
106
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
107
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab menggunakan metode yang sama, dan
tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah kesehatan masyarakat,
sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core
science of public health).
Penyakit yang paling sering disurveilans dari binatang di Provinsi
Sumatera Utara adalah:
1. Arbovirosis
Arbovirosis adalah penyakit yang bersumber dari hewan arthropodan
(hewan berbuku – buku). Ada dua penyakit yang sering terjadi di Sumatera Utara
yaitu DBD (Demam Berdarah Dengue) dan Chikungunya.
108
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan
perlahan naik kembali normal kembali.
Sampai saat ini BD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi
antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota
keluarga dan berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga
dan berkurangnya usia harapan hidup msyarakat. Dampak ekonomi langsung
adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung
adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan
seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan sakit.
Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum
ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba, maka
cara yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk
penular (vektor). Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih
berupa jentik atau nyamuk dewasa.
Chikungunya
109
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
2. Zoonosis
Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia atau
sebaliknya. Penyakit yang paling sering terjadi di Provinsi Sumatera Utara adalah
Rabies.
Rabies
Rabies (penyakit anjing gila) adalah infeksi akut susunan saraf pusat oleh
virus rabies (famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus). Hewan penular virus rabies
antara lain anjing, kucing, kera, kelelawar, musang, dan serigala. Di Indonesia,
umumnya hewan penular virus rabies adalah anjing (98%), kucing, dan kera.
Penularan rabies pada manusia sebagian besar berasal dari air liur hewan yang
masuk melalui gigitan, atau jilatan pada kulit lecet ataupun mukosa/ selaput lendir
(mata, mulut, hidung, anus, genital). Walaupun jarang, dapat pula melalui
transplan organ dari orang terinfeksi, dan udara yang tercemar virus rabies.
Patogenesis dimulai dari inokulasi virus dan bereplikasi di jaringan perifer, lalu
110
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
3. Filariasis
Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria
yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat tiga spesies cacing
penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori (1)
. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus
filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi (2). Cacing tersebut hidup di
kelenjar dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem
limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis. Gejala akut berupa
111
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
1. Deli Serdang
2. Serdang Berdagai
3. Batubara
4. Labuhan Batu Utara
5. Labuhan Batu
6. Labuhan Batu Selatan
7. Tapanuli Selatan
8. Nias Barat
9. Nias
10. Gunung Sitoli
4. Cacingan
Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths
(STH) merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Infeksi kecacingan
tergolong penyakit neglected disease yaitu infeksi yang kurang diperhatikan dan
penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas dan
dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang seperti
kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif pada anak.
Penyebabnya adalah Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator
americanus, Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis. Selain itu infeksi
kecacingan dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit penting lainnya
seperti malaria, TBC, diare dan anemia.
112
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
5. Malaria
POST TEST
PERTANYAAN
1. Jelaskan tentang program Tenaga Kesehatan
2. Jelaskan tentang program Promosi Kesehatan.
3. Jelaskan tujuan dan sasaran Program Lansia serta contohnya.
113
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
JAWABAN
114
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Tujuan umum:
Setelah posyandu Lansia terbentuk diharapkan dapat meningkatkan derajat
dan mutu kesehatan serta pencegahan penyakit lansia agar mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya di strata masyarakat.
Tujuan khusus:
Meningkatkan kesadaran pada usia lanjutuntuk membina kesehatan
diri sendiri.
Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
menyadari dan menghayati kesehatan usia lanjut secara optimal.
Meningkatkan mutu kesehatan usia lanjut.
Program Lansia
115
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
Surveilans Epidemiologi
Imunisasi
TBC
Malaria
Kusta
DBD
Penanggulan KLB
ISPA/Pneumonia
Filariasis
AFP
Diare
Rabies/gigitan hewan penular rabies
Kesehatan Mata
Frambusia
Leptospirosis
HIV/AIDS
Penyakit tidak menular (DM, Hipertensi, dll)
5. Lima pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat):
116
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
117
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Dinas Kesehatan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan di Sumatera Utara dilandaskan pada prinsip
pemberdayaan masyarakat.Sebagai agen penggerak, Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara mempunyai peran penting dalam menyusun program dan
evaluasinya. Tujuan pembangunan kesehatan di Sumatera Utara adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, berhasil-
guna dan berdaya-guna serta serasi dan seimbang dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pada profil kesehatan
provinsi tahun 2012 telah ditunjukkan bahwa upaya pelaksanaan kesehatan
sudah cukup baik walaupun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan
MDGs 2015. Sebagai calon petugas kesehatan, peserta KKS diberikan
kesempatan dalam mengikuti kegiatan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara dalam menunjang keterampilan khususnya di bidang preventif dan
promotif.
5.2. Saran
1. Penyuluhan serta promosi kesehatan masyarakat harus terus dilakukan secara
berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat baik ditempat tinggal maupun diluar tempat tinggal.
2. Peningkatan SDM baik tenaga kesehatan ataupun pihak lain yang ada dalam
wilayah kerja Dinas Provinsi Sumatera Utara.
3. Perlunya pendataan ulang hasil dari program yang telah dilaksanakan,
khususnya pada program-program yang berhubungan dengan sarana kesehatan
strata pertama lainnya.
4. Perlunya pengawasan berkelanjutan mengenai keberhasilan program-program
yang terkait masalah kesehatan sehingga diperoleh evaluasi yang akan
meningkatkan kualitas program tersebut.
118