OLEH :
KELOMPOK 2
Segala puji hanya milik Allah SWT. salawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah Tekhnologi Sediaan
Steril “Sistem AHU/HVAC salah satu perusahaan industri produk
Farmasi yaitu PT KALBE”. Hal ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Tekhnologi Sediaan Steril.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang sistem AHU/HVAC yang ada diperusahaan terutama bagi calon
farmasis yang mempunyai minat dibidang industri.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa farmasi Universitas Muslim Indonesia. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengampu mata kuliah ini kami meminta maaf jika banyak
kesalahan pada makalah kami.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem AHU/HVAC
1. Penggunaan Sistem AHU/HVAC
Sistem pengaturan udara (AHS) adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk mengendalikan jumlah partikel dalam ruangan,
tekanan udara baik didalam maupun diluar ruangan (koridor),
kelembapan udara atau Relative Humidity, temperature, filtrasi
udara dan kecepatan pertukaran udara. Hal ini merupakan usaha
untuk memberikan kenyamanan kerja dan keamanan kerja, serta
untuk menunjang proses produksi berlangsung dengan baik
(Fatmawaty, 2015).
AHU merupakan bagian dari sistem AHS atau Heating
Ventilation Air Condition (HVAC). Air Handling Unit (AHU)
merupakan seperangkat alat yang dapat mengontrol suhu,
kelembapan, aliran udara, jumlah pergantian udara, dan
sebagainya, di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan
yang telah ditentukan. Berdasarkan fungsinya tersebut maka AHU
sering disebut pula dengan AHS (Priyambodo, 2014).
Secara umum, AHU terdiri dari Colling Coil (Evaporator),
Ststic Pressurer Fun (Blower), Filter, Ducting, Dumper (Somantri,
2013).
1. Cooling Coil (Evaporator) berfungsi untuk mengatur suhu dan
kelembapan relative udara yang didistribusikn ke ruangan
produksi. Tujuannya untuk menghasilkan output udara sesuai
dengan spesifikasi ruangan yang telah ditetapkan. Proses
pendinginan udara dilakukan dengan mengalirkan udara yang
berasal dari campuran udara balik dan udara luar melalui kisi-
kisi evaporator yang bersuhu rendah.Proses tersebut
menyebabkan terjadinya kontak antara udara dan permukaan
kisi evaporator yang akan menghasilkan udara dengan suhu
yang lebih rendah.
2. Static Pressure Fan (Blower), bagian dari AHU ini berfungsi
untuk menggerakkan udara di sepanjang sistem distribusi udara
yang terhubung dengannya. Blower yang digunakan berupa
blower radial yang memiliki kisi-kisi penggerak udara yang
terhubung dengan motor penggerak blower. Motor digunakan
untuk mengubah energy listrik menjadi energy gerak yang
kemudian disalurkan ke kisi-kisi penggerak udara hingga
kemudian disalurkan ke kisi-kisi penggerak udara hingga
kemudian dapat menggerakkan udara.
3. Filter, berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol jumlah
partikel dan mikroorganisme (partikel asing) yang
mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang produksi.
Biasanya alat ini di tempatkan di dalam rumah filter yang
didesain khusus agar mudah dibersihakan dan atau diganti.
Filter yang digunakan dalam AHU ada beberapa jenis
tergantung efisiensinya :
- Pre Filter (efisiensi penyaringan (35%)
- Medium Filter (efisiensi penyaringan 95%)
- High Effieciency Particulate Air (HEPA) Filter (efisiensi
penyaringan 99,997%)
4. Ducting berfungsi sebagai saluran tertutup tempat mengalirnya
udara. Ducting merupakan suatu sistem saluran udara tertutup
yang menghubungkan blower dengan ruang produksi, yang
terdiri dari saluran udara yang masuk dan saluran udara yang
keluar dari ruangan produksi dan masuk kembali ke AHU.
Didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendistribusikan
udara ke seluruh ruangan produksi yang membutuhkan dengan
hambatan udara yang sekecil mungkin.
5. Dumper adalah bagian dari Ducting AHU yang berfungsi untuk
mengatur debit udara yang dipindahkan ke dalam ruang
produksi. Debit udara dapat diatur sesuai dengan peraturan
tertentu pada Dumper.
AHU merupakan unit terpenting yang beroperasi untuk
menghasilkan udara bersih keruang produksi, dimana temperatur
RH, jumlah partikel, jumlah mikroba, pola aliran udara, dan
perputaran udara dapat dikontrol dengan baik sehingga harus
sesuai dengan penerapan CPOB maupun GMP. Sistem
pengendalian udara atau Air Handling Unit (AHU) telah sampai
pada tujuan pemakaian yang lebih rumit yaitu untuk menghindarkan
terjadinya kontaminasi. Oleh karena itu ruangan kelas dibagi
berdasarkan jumlah partikel yang diperbolehkan di ruang kelas
tersebut, yaitu (Priyambodo, 2014):
A. Kelas F (> 100.000 partikel 0,5µm/ft3) dengan suhu < 25 °C dan
tekanan terhadap bagian luar > 5Pa.
Filter yang digunakan adalah Pre Filter (efisiensi 40 %),
Medium Filter (efisiensi 40 %), dan Return Filter (effisiensi 40
%). Pengecekan kondisi filter dengan melihat perbedaan
tekanan sebelum dan sesudah melewati filter. Exhaust Fan
berada pada lavatory dan Ruang antara. Bagan secara jelasnya
terdapat pada gambar sbb :
PEMBAHASAN
Non-operasional Operasional
3
Kelas Jumlah maksimum partikel/m yang diperbolehkan
≥ 0,5 µm ≥ 5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm
A 3.520 20 3.520 20
B 3.520 29 352.000 2.900
C 352.000 2.900 3.520.000 29.000
Tidak Tidak
D 3.520.000 29.000
ditetapkan ditetapkan
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Anonim, 2010, Materi Induksi PT. Kalbe Farma Tbk., Februari-Maret 2010,
Cikarang.
Somantri, Asep. 2013, Sistem Tata Udara dan Validasi Sistem HVAC,
Indonesia
Kalbe Farma, 2012, Menteri Induksi. Cikarang : PT. Kalbe Farma, Tbk.
Kable Farma, 2015, Annual Report PT. Kalbe Farma, Tbk. Cikarang : PT.
Kalbe Farma, Tbk.