Anda di halaman 1dari 31

 Beranda

 About
 Daftar Isi
 SPSS
 Kesehatan

FREYADEFUNK
Blog berisi materi-materi kebidanan dan kesehatan :)

Feeds:

Pos

Komentar
« Kunjungan Masa Nifas
Fisiologi Nifas »

Tanda-Tanda Vital dan Pemeriksaan Fisik pada Bayi


16 November 2011 oleh freyadefunk

Tanda-tanda vital seorang manusia antara lain:

1. Tekanan darah

2. Nadi / pols

3. Suhu Tubuh / temperatur

4. Pernapasan

TEKANAN DARAH

Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

– Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg

– Usia 1 – 6 bulan : 90/60 mmHg

– Usia 6 – 12 bulan : 96/65 mmHg

– Usia 1 – 4 tahun : 99/65 mmHg

– Usia 4 – 6 tahun : 160/60 mmHg

– Usia 6 – 8 tahun : 185/60 mmHg

– Usia 8 – 10 tahun : 110/60 mmHg

– Usia 10 – 12 tahun : 115/60 mmHg

– Usia 12 – 14 tahun : 118/60 mmHg

– Usia 14 – 16 tahun : 120/65 mmHg

– Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg

– Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

* Hypertensi rendah : 140 – 159/ 90-99 mmHg


* Hypertensi sedang : 160 – 169/100-109 mmHg

* Hypertensi berat : 180 – 209/110-119 mmHg

Seseorang dikatakan hypotensi jika tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg

Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:

– Lengan atas

– Pergelangan kaki

NADI

Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol

dan gystole dari jantung.

Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

– Bayi baru lahir : 140 kali per menit

– Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit

– Umur 1 – 6 bulan : 130 kali per menit

– Umur 6 – 12 bulan : 115 kali per menit

– Umur 1 – 2 tahun : 110 kali per menit

– Umur 2 – 6 tahun : 105 kali per menit

– Umur 6 – 10 tahun : 95 kali per menit

– Umur 10 – 14 tahun : 85 kali per menit

– Umur 14 – 18 tahun : 82 kali per menit

– Umur di atas 18 tahun : 60 – 100 kali per menit

– Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi.

Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah:

* Untuk mengetahui kerja jantung

* Untuk menentukan diagnosa

* Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:

– Ateri radalis : Pada pergelangan tangan

– Arteri temporalis : Pada tulang pelipis

– Arteri caratis : Pada leher

– Arteri femoralis : Pada lipatan paha

– Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki

– Arteri politela : pada lipatan lutut

– Arteri bracialis : Pada lipatan siku

– Ictus cordis : pada dinding iga, 5 – 7


SUHU

Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:

– Ketiak/ axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar 10 – 15 menit

– Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3 – 5 menit

– Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2 – 3 menit

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36oC – 37,5oC

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36oC

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:

– Demam : Jika bersuhu 37,5 oC – 38oC

– Febris : Jika bersuhu 38oC – 39oC

– Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC

PERNAPASAN

Pola pernapasan adalah:

– Pernapasan normal (euphea)

– Pernapasan cepat (tachypnea)

– Pernapasan lambat (bradypnea)

– Sulit/sukar bernapas (oypnea)

Jumlah pernapasan seseorang adalah:

– Bayi : 30 – 40 kali per menit

– Anak : 20 – 50 kali per menit

– Dewasa : 16 – 24 kali per menit

A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk

memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.

Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian

terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.

Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila

suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

1. PRINSIP PEMERIKSAAN PADA BAYI BARU LAHIR

Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan

Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan

Pastikan pencahayaan baik

Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang

pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat

Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh


2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

a) Kapas

b) Senter

c) Termometer

d) Stetoskop

e) selimut bayi

f) bengkok

g) timbangan bayi

h) pita ukur/metlin

i) pengukur panjang badan

3.PROSEDUR

Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan

Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu

(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal

Susun alat secara ergonomis

Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih

Memakai sarung tangan

Letakkan bayi pada tempat yang rata

4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI

a). Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum

penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi

b). Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan

kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

c). Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.

d). Ukur lingkar dada

ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui

kedua puting susu)

5. PEMERIKSAAN FISIK

a). Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang

berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut

moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah

diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar

dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada

mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial,

sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara

fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21

Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan

subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak

Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan

sebagainya

b). wajah

wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi

bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere

robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

c). Mata

Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

Periksa jumlah, posisi atau letak mata

Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian

sebagai kekeruhan pada kornea

Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.

Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan

adanya defek retina

Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi

panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

d). Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.

Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada

obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang

menonjol ke nasofaring

Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya

sifilis kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya

gangguan pernapasan

e). Mulut

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan

adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)

Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak

Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s

pearl atau gigi

Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan

intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

f). Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya

Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang

Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas

Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada

bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas

ginjal

g). Leher

Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika

terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher

Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis

Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran

kelenjar tyroid dan vena jugularis

Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan

trisomi 21.

h). Klavikula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan

presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

i). Tangan

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah

Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan

neurologis atau fraktur

Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili


Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan

abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan

luka dan perdarahan

j). Dada

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi

mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal

dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada

saat bernapas perlu diperhatikan

Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris

Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

k). Abdomen

Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat

bernapas. Kaji adanya pembengkakan

Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika

Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya

Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus

omfaloentriskus persisten

l). Genetalia

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.

Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

Periksa adanya hipospadia dan epispadia

Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh

hormon ibu (withdrawl bedding)

m). Anus dan rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar

kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

n). Tungkai

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya

dan bandingkan

Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.

Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

p). Spinal

Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti

spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya

abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

q). Kulit

Perhatikan kondisi kuli bayi.

Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir

Periksa adanya pembekakan

Perhatinan adanya vernik kaseosa

Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK

Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih)

tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali

anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk

anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic

Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD

1. ANAMNESIS

Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis)

dimana Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini Merupakan bagian yang

sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada akan terjadinya “Bias”.

Menggunakan bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat dan suasana yang

memungkinkan. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat dengan anak. Pemeriksa

harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwawancarai, Pada kasus gawat darurat

anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang penting saja, anak harus segera ditolong,

Anamnesis harus diarahkan oleh pemeriksa, supaya tidak ngelantur

2. IDENTITAS

Supaya tidak keliru anak lain berakibat fatal

a) Nama, Umur

b) Jenis kelamin

c) Nama orang tua (ayah, ibu)

d) Alamat (lengkap)

e) Umur, Pendidikan Orang tua


f) Pekerjaan Orang tua

g) Agama, Suku bangsa

3. RIWAYAT PENYAKIT

a) Keluhan Utama

Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat

Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua/pengantar

Keluhan utama harus sejalan dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis

Riwayat Perjalanan Penyakit

Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas

Dimulai dengan perincian keluhan utama

Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak berobat

b) Perincian gejala mencakup

Lamanya keluhan

Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul

Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat

Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya

Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama

Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan

Keluhan utama yang sering dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak

sadar, bengkak, kuning, perdarahan

Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding

4. RIWAYAT KEHAMILAN

Kesehatan Ibu selama hamil

Kunjungan antenatal

Imunisasi TT

Obat yang diminum

Makanan ibu

Kebiasaan merokok, minuman keras

5. RIWAYAT KELAHIRAN

Siapa yang menolong

Cara kelahiran, masa hamil

Tempat melahirkan

Keadaan setelah lahir (nilai APGAR)

BB & Panjang badan Lahir

Keadaan anak minggu I setelah lahir


6. RIWAYAT PERTUMBUHAN

Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS)

Dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik,

7. RIWAYAT PERKEMBANGAN

Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus, sosial,

bahasa

8. RIWAYAT IMUNISASI

Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi

Imunisasi lain ditanya kalau ada

9. RIWAYAT MAKANAN

Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang

Harus dapat gambaran tentang kwantitas dan kwalitas makanan

10. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Untuk mengetahui hubungan penyakit sekarang dengan penyakit yang diderita sebelumnya

11. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Penting untuk mendeteksi penyakit keturunan atau penyakit menular

12. RIWAYAT SOSIO EKONOMI KELUARGA

Penghasilan Orang tua

Jumlah keluarga

Keadaan perumahan dan lingkungan

Kebersihan diri dan lingkungan

13. PEMERIKSAAN FISIK

Cara pendekatan tergantung umur dan keadaan anak

Kehadiran orang tua mengurangi rasa takut anak

Pada bayi < 4 bulan pendekatan mudah, juga pada anak besar

Pemeriksa bersifat informal dan komunikatif

Pada anak sakit berat langsung diperiksa

Dimulai dengan Inspeksi (melihat), Palpasi (raba), Perkusi (ketuk), dan Auskultasi (dengar)

Tempat periksa cukup tingginya, terang dan tenang

Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien

Bayi dan anak kecil sebaiknya diperiksa tanpa pakaian

a. Inspeksi

Dapat diperoleh kesan keadaan umum anak

Inspeksi lokal, dilihat perubahan yang terjadi


b. Palpasi

Menggunakan telapak tangan dan jari tangan

Palpasi Abdomen Flexi sendi panggul dan lutut Abdomen tidak tegang

Dapat menentukan bentuk, besar, tepi, permukaan, konsistensi organ

c. Perkusi

Jari II, III tangan kiri diletakkan pada bagian yang diperiksa (landasan untuk mengetuk) jari II-III

tangan kanan untuk mengetuk (engsel pergerakan pada pergelangan tangan)

Dilakukan pada dada, abdomen

Suara Perkusi

Sonor (pada paru normal)

Tymphani (pada abdomen / lambung)

Pekak (pada otot)

Redup (antara sonor – pekak)

Hipersonor (sonor – tympani)

d. Auskultasi

Menggunakan Stetoskop

Mendengar suara nafas, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, aliran darah

Stetoskop pediatrik dapat digunakan untuk bayi dan anak

Sisi membran mendengar suara frekwensi tinggi

Sisi mangkok mendengar suara frekwensi rendah bila ditekan lembut pada kulit Mendengar suara

frekwensi tinggi, bila ditekan keras pada kulit

Bising presistolik, mid-diastolik nada rendah

14. KEADAAN UMUM

Dapat diperoleh kesan keadaan sakit dan keadaan gawat darurat yang memerlukan pertolongan

segera

Kesan keadaan sakit tidak identik dengan serius tidaknya penyakit

Selanjutnya perhatikan kesadaran pasien

Komposmentis (CM)

Sadar sepenuhnya

Apatis

Sadar tapi acuh terhadap sekitarnya

Somnolen

Tampak mengantuk dan ingin kembali tidur

Memberi respons terhadap stimulus agak keras kemudian tidur lagi

SoporSedikit respon terhadap stimulus yang kuat


Refleks pupil cahaya positif

Koma

Tidak bereaksi terhadap stimulus apapun

Reflek pupil negatif

Delirium

Kesadaran menurun disertai disorientasi

GCS (Glasgow Coma Scale)

Spontan Terhadap nyeri

Respon Verbal

Orientasi ada

Bingung

Kata-kata tidak dimengerti

Hanya suara

ResponMotorik

Selain kesadaran juga dinilai status mental (tenang, gelisah, cengeng)

Posisi pasien perlu dinilai dengan baik

Fasies pasien

Status Gizi

15. TANDA VITAL

a). Frekwensi Nadi

Paling baik dihitung dalam keadaan tidur / tenang

Meraba A.Radialis dengan ujung jari II, III, IV tangan kanan, ibu jari berada di bagian dorsal

tangan anak

Pada bayi dengan penghitungan Heart Rate (denyut jantung)

Penghitungan 1 menit penuh

Tekanan darah

Anak berbaring telantang dengan lengan lurus disamping badan atau duduk dengan lengan bawah

diatas meja Lengan atas setinggi jantung

Alat sfignomanometer air raksa

Lebar manset 1/2 – 2/3 panjang lengan atas

Pasang manset melingkari lengan atas dengan batas bawah kira-kira 3 cm dari siku

10

Manset dipompa sampai denyut a. brakhialis difossa cubiti tidak terdengar dengan stetoskop.

Teruskan pompa sampai 20 – 30 mmHg lagi, kosongkan manometer pelan-pelan dengan

kecepatan 2 – 3 mm/detik

Pada penurunan air raksa akan terdengar bunyi korotkof


Bunyi korotkof I : bunyi pertama yang terdengar Tekanan sistolik

Tekanan Diastolik : saat mulai terdengarnya bunyi korotkof IV yaitu bunyi tiba-tiba melemah

b). Frekwensi pernapasan

Dihitung satu menit penuh melalui inspeksi/palpasi/auskultasi

Bayi tipe abdominal

Anak tipe torakal

Takipneu

Pernapasan yang cepat

Dispneu

Kesulitan bernapas

Didapatkan Pch, Retraksi interkostal suprasternal

Disertai takipneu, sianosis

Ortopneu

Sulit bernapas bila berbaring, berkurang bila duduk

Pernapasan Kussmaul

Napas cepat dan dalam

Frekuensi pernapasan normal per menit

Umur Range Rata-rata waktu tidur

Neonatus 30 – 60 35

1 bulan – 1 tahun 30 – 60 30

1 tahun – 2 tahun 25 – 50 25

3 tahun – 4 tahun 20 – 30 22

5 tahun – 9 tahun 15 – 30 18

10 tahun atau lebih 15 – 30 15

c). Tekanan Darah Pada Bayi dan Anak

Usia Sistolik ±SD Diastolik ±SD

Neonatus 80 ± 16 46 ± 16

6 – 12 bulan 89 ± 29 60 ± 10

1 tahun 96 ± 30 66 ± 25

2 tahun 99 ± 25 64 ± 25

3 tahun 100 ± 25 67 ± 23

4 tahun 99 ± 20 65 ± 20

5 – 6 tahun 94 ± 14 55 ± 9

6 – 7 tahun 100 ± 15 56 ± 8

7 – 8 tahun 102 ± 15 56 ± 8

8 – 9 tahun 105 ± 16 57 ± 9
9 – 10 tahun 107 ± 16 57 ± 9

10 – 11 tahun 111 ± 17 58 ± 10

11

11 – 12 tahun 113 ± 18 59 ± 10

12 – 13 tahun 115 ± 18 59 ± 10

13 – 14 tahun 118 ± 19 60 ± 10

d). Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak

Frekuensi denyut per menit

Umur Istirahat Istirahat Aktif

(bangun) (tidur) /demam

Baru lahir 100 – 180 80 – 160 sampai 220

1 mgg – 3 bln 100 – 220 80 – 200 sampai 220

3 bln – 2 thn 80 – 150 70 – 120 sampai 200

2 thn – 10 thn 70 – 110 60 – 90 sampai 200

> 10 tahun 55 – 90 50 – 90 sampai 200

e). Suhu Tubuh

Menggunakan termometer badan

Umumnya suhu axilla

Sebelumnya air raksa diturunkan < 35 0C dengan mengibaskan termometer

Dikepitkan di axilla ± 3 menit

Normal 36 – 37 0C

Suhu rektum core temperatur lebih tinggi 1 0C > tinggi dari suhu Axilla ato 0,5 0C > tinggi dari

suhu mulut

16. DATA ANTROPOMETRIK

a) Berat Badan

Bayi: Timbangan bayi

Anak:Timbangan berdiri

Sebelum menimbang cek dulu apakah mulai nol

b) Tinggi Badan

Bayi Tidur terlentang. Ukur verteks – tumit

Anak Berdiri tanpa alas kaki, punggung bersandar ke dinding

Lingkar Kepala (LK)

Bayi < 2 thn rutin LK

Alat pengukur meteran yang tidak mudah meregang

Ukur glabella – atas alis- protoberensia oksipitalis eksterna

Lingkar Lengan Atas (LLA)


Menggunakan pita pengukur

Mengukur pertengahan lengan kiri antara akromion dan olecranon

17. KULIT

a). Anemi

Paling baik dinilai pada telapak tangan / kaki, kuku, mukosa mulut dan conjunctiva

b). Ikterus

Sebaiknya dinilai dengan sinar alamiah

Paling jelas terlihat di sklera, kulit, selaput lendir

Harus dibedakan dengan karotenemia

12

c) Sianosis

Warna kebiruan pada kulit dan mukosa

Sianosis sentral oleh karena penyakit jantung, paru

Sianosis perifer oleh karena kedinginan, dehidrasi, syok

d) Edema

Akibat cairan extraseluler abnormal

Pitting edema : meninggalkan bekas

Edema minimal cenderung dijaringan ikat longgar (palpebra)

Edema lebih banyak kaki sakrum, skrotum

Edema hebat Anasarka

Edema Lokal alergi, trauma

e) Lain-lain yang perlu dilihat

– Ptechiae – Purpura

– Eritema – Haemangioma

– Sclerema – Turgor kulit

18. KEPALA

Bentuk : ukuran kepala

Rambut : Warna, Kelebatan, Rontok

Ubun-ubun besar

Normal : Rata / sedikit cekung

Umur ±18 bulan – menutup

Wajah

Mata : Palpebra,Conjungtiva, Sklera, Kornea, Pupil, Bola mata

Telinga

Bentuk daun telinga

Sekret telinga
Hidung

Pernapasan cuping hidung

Mukosa hidung, Sekret

Epistaksis

Mulut

Trismus, Halitosis

Bibir : Labioskisis, Keilitis ,warna mukosa bibir

Mukosa pipi : Oral thrush, Bercak koplik spots’

Palatum : Palatoskisis

Lidah : Makroglossi, lidah kotor

Gigi : Caries

Salivasi : Hipersalivasi

Faring, tonsil : Hiperemi, Edem, Eksudat, Abses

19. LEHER

Tekanan vena jugularis

Edema – Bullneck – Parotitis

Tortikolis

Kaku kuduk

Massa : Kelenjar Getah Bening, Tiroid

13

20. DADA

Inspeksi

Bentuk, simetris

Gerakan dada, Retraksi

21. PARU – PARU

a) Inspeksi

Tercakup pada inspeksi dada

b). Palpasi

Simetri

Kel. Axilla

Fremitus Suara

Meraba getaran pada dada

pada konsolidasi paru jika ada cairan

c). Perkusi

Mulai supraklavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri

Normal : Sonor
Hipersonor : Emfisema, pneumothorax

Redup : Pneumonia, tumor, cairan

d). Auskultasi

Dilakukan pada seluruh dada atas, bawah, kanan, kiri

Suara Napas Normal Vesikuler

Inspirasi > Ekspirasi

Suara napas tambahan

Ronki basa Cairan

Halus : Alveolus, bronkiolus

Sedang : Bronkus

Nyaring : Nyata terdengar oleh karena melalui benda padat

Ronki kering menyempit

Jelas pada fase ekspirasi

Wheezing

22. JANTUNG

a). Inspeksi

Denyut Apex (Apex / ictus cordis) biasanya sulit dilihat

b). Palpasi

Menentukan letak apex / ictus cordis

NormalICS IV MCL sinistra pada bayi, anak kecil

Anak besar ICS V

Kardiomegali bergeser kebawah, lateral

Getaran bising (thrill) bising jantung (murmur) derajat IV

VSD di ICS III – IV sternum kiri

RHD di Apex (insufisiensi mitral)

c). Perkusi

Perifer ketengah

Kesan besarnya jantung sulit dilakukan pada anak . Inspeksi, Palpasi lebih baik untuk menentukan

besarnya jantung

14

d). Auskultasi

Bunyi, murmur Sisi mangkok stetoskop

4 daerah auskultasi

• Apex Mitral

Parasternal kiri bawah Trikuspid

ICS II sternum kiri Pulmonal


ICS II sternum kanan Aorta

• Bunyi jantung I

Fase sistolik

Bersamaan dengan ictus cordis

Paling jelas di apex

Penutupan katup atrioventrikular

• Bunyi jantung II

Fase diastolik

Penutupan katup semilunar (aorta, pulmonal)

Paling jelas di ICS II sternum sinistra

• Bunyi jantung III, IV

Bernada rendah

Sulit didengar

Akibat deselerasi darah

Irama derap (Gallop)

Bunyi jantung III, IV terdengar jelas + takikardi

Adanya gagal jantung

Bising jantung

Akibat turbulensi darah melalui jalan yang sempit

• Bising sistolik

Terdengar antara S I – S II

Pada VSD, MI, TI

• Bising Diastolik

Terdengar antara S II – S I Pada AI, PI

• Bising Kontinyu Pada PDA

Derajat Bising

1: Sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman, ditempat tenang

2: Lemah tapi mudah didengar

3: Keras, tidak disertai thrill

4: Keras disertai thrill

5: Sangat keras

6: Paling keras, terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada

23. ABDOMEN

a). Inspeksi

Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis
Distensi abdomen simetris / tidak simetris

Umbilikus

15

b). Auskultasi

Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 – 30 “

Frekuensi Pada Diare atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis

Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif

c). Perkusi

Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa

Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara

Asites ditentukan dengan :

– Shifting Dulness

– Undulasi

– Batas daerah pekak – timpani

d). Palpasi

Bagian terpenting pada abdomen

Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak

Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis

• Hati

Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae

• Limpa

Splenomegali diukur dengan cara Schuffner

Tarik garis dari arcus costae – pusat – lipat paha

Sampai pusat S IV

Sampai lipat paha S VIII

Massa Intra abdominal

Tumor, Skibala, Hernia

• Anus

Anus Imperforata

Fisura ani . Polip Rektum

Diaper Rash

Colok Dubur

• Genetalia

Pada neonatus melihat kel. Kongenital

Inspeksi, Palpasi, kadang Transluminasi

Laki-laki: Phymosis, Hipospadia, Skrotum, Testis


• Extremitas

Memperhatikan sikap anggota gerak, jari-jari, warna kuku, deformitas

Pemeriksaan otot

Kekuatan, Tonus

• Atrofi

Pemeriksaan sendi

Radang sendi (artritis)

16

24. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Tanda rangsang Meningeal

Kaku Kuduk

Brudzinski I, II

Kernig

Kekuatan Otot

Pada anak yang kooperatif

5: Normal

4: Dapat melawan tekanan

3: Dapat menahan berat – tidak dapat melawan tekanan

2: Hanya dapat menggerakkan anggota badan

1: Teraba gerakan konstraksi otot, tidak dapat bergerak

0: Tidak ada konstraksi

Reflek tendon

KPR, BPR

Pada Tumor batang otak, hipokalsemia, hipertiroid

pada malnutrisi

Reflek

Babinski, oppenheim

Klonus hiperrefleksi, reflek patologis (+)

Pemeriksaan saraf otak

N.I–XIINeurologi

25. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS

1. setelah lahir

Menilai APGAR Score

Menentukan Prognosa

Mencari kelainan kongenital


Menentukan perawatan selanjutnya

Yang perlu diperhatikan

Mengetahui Riwayat kehamilan dan persalinan

Bayi telanjang dibawah lampu penghangat

Menjaga kebersihan tangan dan lain-lain

Bila ada kelainan kongenital sindroma APGAR

Tindakan

Prognosis

2. pemeriksaan lanjutan

Warna kulit, keadaan kulit

Keaktifan, suhu badan

Tangis bayi

Wajah neonatus

Gizi (BB, TB)

Kepala

Dada

17

Bentuk dada, apnea

Fraktur clavicula

Bunyi jantung

Abdomen

Distensi abdomen

Tali pusat

Anus , Genetalia

Atresia ani

Skrotum, Testis

Extremitas

Polidaktili, Sindaktili

CTEV

Claw hand

Pemeriksaan Neurologis

Reflek moro

Rooting Reflek

Dr. H. AHMAD NURI, Sp.A. http://www.google.com, Diagnosis Fisik Pada Anak

http://www.google.com. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir


Report this ad
Report this ad

Beri peringkat:

16 Votes

Share this:

 Twitter
 Facebook106
 Google
 LinkedIn

Terkait
Fase Bayi dan Neonatus, Bayi Sakitdalam "Materi Kuliah Kebidanan"
Psikologi Daur Wanita : Pengaruh Alkohol untuk Ibu Hamil, Bersalin, Menyusui, dan
untuk Bayidalam "Materi Kuliah Kebidanan"
Kunjungan Masa Nifasdalam "Materi Kuliah Kebidanan"

Ditulis dalam Materi Kuliah Kebidanan | Dengan kaitkata nadi, napas, pemeriksaan fisik pada bayi, status

present bayi, suhu, tanda-tanda vita. vital sign, tekanan darah | 11 Komentar

11 Tanggapan

1. pada 6 September 2012 pada 10:21 AM | Balas aisyah

emang ada tekanan darah seseorang itu ada yang ganjil sperti 95,85,139???

o pada 17 September 2012 pada 9:31 PM | Balas freyadefunk

Tekanan darah yang disebutkan di atas berdasarkan rata-rata dari hasil penelitian para ahli.

Perlu diketahui tekanan darah seseorang tidaklah konstan akan tetapi tekanan darah sistole

normal bisa naik/ turun kurang lebih 10mmHg tergantung dari berbagai hal yang

mempengaruhinya, salah satu contohnya ialah aktivitas fisik (orang sehabis berlari/

melakukan aktivitas yang berat pasti tekanan darahnya akan naik). Jadi perlu diingat bahwa

sebelum mengukur tekanan darah seseorang, pastikan dahulu orang tersebut beristirahat

sejenak demi mendapatkan ukuran tekanan darah yang akurat.


Jadi maksud dari tekanan darah sistole 95, 85, dsb artinya dapat fleksibel kurang atau lebih

dari angka tersebut. Tidak mutlak normalnya harus sebesar angka itu (ingat itu angka rata-

rata dari hasil penelitian para ahli).

2. pada 23 Oktober 2012 pada 8:15 PM | Balas Trie

aurikel berhubungan dengan abnormalitas ginjal,,,

memang apa hubungannya aurikel dengan abnormalitas ginjal

TERIMAKASIH,,,,

o pada 18 November 2012 pada 8:55 PM | Balas freyadefunk

Coba saya jawab yah, akan tetapi saya kurang jelas dengan pertanyaannya.. Aurikel yg

dimaksud apakah aurikel flap pada telinga, ataukah aurikel atrium pada jantung?

3. pada 18 November 2012 pada 8:34 PM | Balas Endang Lezthary

yah terima kasih

4. pada 5 Januari 2013 pada 8:46 PM | Balas husnul

maaf kak kalo boleh saya tau dari manakah kakak mendapatkan referensi tekanan darah terebut

dan bisakah kakak menyebutkan pakar yang menyatakan nilai tersebut? terimakasih

o pada 7 Januari 2013 pada 10:11 PM | Balas freyadefunk

Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008. http://www.infobunda.com


5. pada 11 Januari 2013 pada 9:47 AM | Balas Roma Ambarita

thank u banget ya buat infonya, ngebantu banget

o pada 11 Januari 2013 pada 12:08 PM | Balas freyadefunk

Sama-sama ^^

6. pada 21 April 2013 pada 9:23 AM | Balas Aryono Usman

assalamu alaikum…. maaf mbak saya mau bertanya sedikit… masalah TD : pada anak 4-6 =

160/60 mmHg dan pada usia 6-8 = 185/60 mmHg… pertanyaan saya knapa pada anak usia

tersebut tekanan darah normalnya sangat tinggi… sdangkan anda jga menuliskan kategori

hypertensi… apabila sdah mencpai 180 itu sdah hypertensi berat… mohon bantuannya

o pada 25 April 2013 pada 12:13 PM | Balas freyadefunk

Walaikum salam..

Kemungkinan anak tersebut ada kelainan hipertensi bawaan (genetika) mas, alangkah lebih

baik kalau konsultasi langsung dengan pakarnya, dokter spesialis anak atau dokter penyakit

dalam

Comments RSS
Tinggalkan Balasan

 APA YANG SEDANG KAMU CARI??


Cari untuk:
 BUTUH PERSIAPAN CPNS????
 INVESTASI CUMA MODAL 10RB BISA DAPAT JUTAAN RUPIAH!!

 FACEBOOK SAYA
Anita Fatmawati

Buat Lencana Anda


 TOPIK-TOPIK DI FREYADEFUNK
Topik-Topik di freyadefunk
 TULISAN TERBARUUU…
o Cara Mengkategorikan Data Menjadi 3 Kategori part 2 (NORMALITAS data Tidak Normal)
o Cara Mengkategorikan Data Menjadi 3 Kategori part 1
o Cara Mengkategorikan Variabel Penelitian dengan SPSS (2 Kategori)
o Cara Menguji Normalitas Data dengan SPSS
o Teori Jean Ball
 KALENDER SAYA
November 2011
S S R K J S M
Agu »
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30
 IKUTI BLOG FREYADEFUNK MELALUI SURAT ELEKTRONIK YUKK..

Masukkan alamat surat elektronik kamu untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan

baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 1.091 pengikut lainnya

 ARSIP
ARSIP
 MY TWEET
o Legacy of Discordfb.me/3SIphN5Oa_time_>>6 months ago
o Legacy of Discordfb.me/1BMNVzWHh_time_>>6 months ago
o Hahahafb.me/xdETQM9D_time_>>6 months ago
o Legacy of Discordfb.me/960YE5FEo_time_>>7 months ago
o Legacy of Discordfb.me/1xDr1EqrW_time_>>7 months ago
 MY GRAVATAR

Materi-materi Kuliah Kebidanan dan juga Kesehatan, baca secermat mungkin dan dipersilakan untuk bertanya

kalo masih belum paham. Saya akan berusaha tuk menjawab semampu saya dengan sebaik-baiknya :)

Enjoy it and lets study together :)

Learning is fun!
 BLOG STATS
o 893,955 visitors
 KOMUNITAS FREYADEFUNK

o
o

o
o

o
 …PARA DEFUNKER…
o Mysterious Thing • Conspiracy • Controversy • UFO & Alien • Archeology • Science • Universe • • • • •
•••••••
o freyadefunk
o Arleta Fenty - she talks in math
o FatmaNita
o Fiazku
o PITHECANTROPUS
o Dunia Koponk
o tututdwijayanti
o Belibis A-17
o Triwulandari
o Kuliah Bidan
o The WordPress.com Blog
Report this ad

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

WPThemes.

 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai