DASAR TEORI
2.1 3D Scanner
2.1.1 Pengertian 3D Scanner
Teknologi pemindaian objek adalah teknologi yang menggabungkan
kemampuan hardware untuk melihat objek dan kemampuan software yang
digunakan untuk mengolah data yang diterima oleh hardware tersebut. Sistem ini
akan menerima data gambar dua dimensi (2D) yang berupa garis tipis, lalu secara
otomatis software akan mengolah garis tipis tersebut dan menjadikannya sebagai
objek tiga dimensi (3D). Proses manufaktur tradisional meliputi desain, analisis dan
uji prototipe membutuhkan waktu yang sangat lama dan secara ekonomis mahal.
Sedangkan dengan cara scanning 3D maka proses desain, analisis dan simulasi
dapat dilakukan secara bersamaan, terintegrasi dan sangat cepat. 3D scanner adalah
alat Pemindai yang digunakan untuk mengscan benda kerja. 3D scanner pada
umumnya digunakan dengan tangan manusia tanpa ada alat bantu (Rudy, 2016).
Kesalahan yang terjadi dapat langsung terlihat dan diperbaiki. Model 3D yang
tercipta pada dasarnya merupakan kumpulan point yang tersusun pada muka ruang
3D dari objek yang dipindai. Proses pemindaian 3D dapat dilakukan secara kontak
ataupun non-kontak.
Gambar 2.1 Pada gambar 1 dijelaskan bagaimana cara kerja sistem structured
light scanning sebuah cahaya di tembakan pada layar projector yang berpola dan
akan menghasilkan bayangan yang berpola juga yang selanjutnya akan di tangkap
oleh sebuah camera dan baseline adalah jarak konstan antara projector dan camera.
2. Photogrammetry
Photogrammetri adalah teknologi berbasis pada standar fotografi dan
geometri proyektif. Prinsip photogrammetri adalah mengambil beberapa gambar
dari objek secara manual atau otomatis. Poin dapat ditambahkan secara otomatis
atau manual untuk membuat pengukuran 3D dari unsur-unsur yang diinginkan dari
objek.
3. Machine Vision
Machine Vision umumnya digunakan untuk mendeteksi dua dimensi
informasi, seperti barcode untuk memilah paket. Di mana sepasang sensor
ditempatkan pada jarak yang diketahui dari objek untuk mengambil dua gambar
secara bersamaan. Gambar yang dihasilkan digabung untuk menciptakan titik
korespondensi antara gambar. Pergeseran posisi dari pencocokan poin dikenal
sebagai perbedaan posisi dan dengan menghitung perbedaan dari setiap titik dari
dua gambar tersebut pengukuran 3D dari seluruh bagian dapat dibuat.
5. Desctructive Slicing
Desctructive slicing adalah sebuah proses dimana beberapa gambar yang
diambil dari sebuah objek di lokasi yang tetap atau irisan tipis dari objek yang
dihapus di antara masing-masing gambar. Jarak ke objek dikontrol secara tepat,
sehingga skala masingmasing gambar diketahui. Setelah mengiris semua jalan yang
dilalui objek, gambar akan menumpuk dalam software capture yang akan
menghasilkan model 3D objek.
1. Infrared Emitters
Infrared Emitters adalah sumber energi cahaya dalam spektrum inframerah.
Ini adalah dioda pemancar cahaya (LED) yang digunakan untuk mentransmisikan
sinyal inframerah dari remote control. Secara umum, semakin banyak jumlahnya
dan semakin baik pemancarnya, semakin kuat dan semakin luas sinyal yang
dihasilkan. Jarak jauh dengan pemancar kuat seringkali bisa digunakan tanpa
menunjuk perangkat yang diinginkan. Pemancar inframerah juga sebagian
bertanggung jawab atas batasan pada rentang frekuensi yang dapat dikendalikan.
Pemancar inframerah menghasilkan cahaya inframerah yang mentransmisikan
informasi dan perintah dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Biasanya satu
perangkat menerima sinyal kemudian melewati sinyal inframerah (IR) melalui
emitor ke perangkat lain.
3. Imaging Lens
Imaging Lens digunakan untuk melihat objek dalam sistem penggambaran.
Imaging Lens adalah komponen pencitraan yang digunakan dalam sistem
penggambaran untuk memfokuskan gambar objek yang diperiksa ke sensor kamera.
Bergantung pada lensa, Imaging Lens dapat digunakan untuk menghilangkan
kesalahan paralaks atau perspektif atau memberikan perbesaran yang dapat
disesuaikan, bidang pandang, atau panjang fokus. Imaging Lens memungkinkan
suatu objek dilihat dalam beberapa cara untuk menggambarkan fitur atau
karakteristik tertentu yang mungkin diinginkan pada aplikasi tertentu.
4. Tripot mount
Tripot mount merupakan alat yang berfungsi sebagai dudukan stand
penyangga dan penahan 3D Scanner, sehingga diberi Tripod alat tersebut tidak akan
bergeser ketika digunakan, hasil gambar akan lebih sempurna, dan dapat digunakan
pada tempat yang sulit dalam menganbil gambar.
2. Komputer
Komputer adalah alat yang digunakan untuk memproses gambar 3D dari hasil
3D Scanner dengan menggunakan aplikasi 3D scan. Dalam kerjanya komputer
berfungsi untuk menampilkan gambar dalam proses menggambar menggunakan
3D Scanner. Setelah proses penggambaran jadi, lalu dalam komputer di mesh
menggunakan aplikasi. Dalam menunjang agar proses scanner dapat bekerja
dibutuhkan spesifikasi minimal komputer yaitu sebagai berikut :
Supported operating systems Maximum power consumption
Max: 3m x 3m x 3m
Dimensions
5.08(w) x 7.08(h) x 1.3(d) inches Operating range
10-40° C 1mm
213cm 30 fps
RAM: 2 GB minimum
2.2 3D Printing
3D Printing atau additive manufacturing adalah suatu proses pembuatan
suatu obyek solid 3 dimensi dari suatu model digital. Proses pencetakan 3D
dikerjakan dengan proses aditif, dimana obyek dibuat dengan cara meletakkan/
menambahkan material lapis demi lapis. Metode pencetakan 3D sangat berbeda
dengan teknik pemesinan tradisional yang lebih dikenal dengan proses subtraktif
dimana pembuatan produk dengan cara mengurangi material awal melalui proses
penyayatan. (Triwibowo, 2015)
Cara kerja mesin 3D printer secara umum terbagi pada 3 tahapan proses yaitu :
1. Model objek 3D
Model Objek 3D dapat dibuat dengan menggunakan software khusus untuk model
desain 3D yang printernya mendukung contohnya seperti solidwork, catia, delcam
dll.
2. Proses Printing
Apabila desainnya sudah dibuat anda bisa langsung print di 3D printer. Kemudian
proses pencetakan pun dimulai, lamanya proses pencetakkan ini tergantung dari
besar dan ukuran model. Proses printing menggunakan prinsip dasar Additive Layer
dengan rangkaian proses mesin membaca rancangan 3D dan mulai menyusun
lapisan secara berturut-terut untuk membangun model virtual digabungkan secara
otomatis untuk membentuk susunan lengkap yg utuh.
3. Finishing
Pada tahap ini anda dapat menyempurnakan bagian-bagian kompleks yang bisa jadi
disebabkan oleh over sized atau ukuran yang berbeda dari yang diinginkan. Teknik
tambahan untuk menyempurnakan proses ini dapat pula menggunakan teknik
multiple material atau material berbeda; multiple color atau kombinasi warna.
(http://www.partner3d.com, 2014)
2.2.2 Teknik Pembuatan Produk 3D Printing
1. Stereolithography (SLA)
Merupakan teknik pertama untuk 3D Printing. Caranya adalah menambahkan
layer terus menerus pada bahan photopolymer menuju keatas. Material yang
digunakan pada awalnya adalah liquid (cairan) dan akan mengeras ketika
liquid tersebut terkena sinar ultraviolet.
2.2.4 Material
Beberapa jenis material dapat digunakan pada 3D printing, namun yang
paling banyak digunakan adalah Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
dan Polylactic acid atau Polylactide (PLA). Kedua material ini berasal dari
kelompok thermoplastik yang memiliki sifat mudah dibentuk ketika dipanaskan dan
menjadi padat kembali ketika didinginkan. Kelebihan dari material thermoplastik
yaitu dapat didaur ulang atau diproses kembali secara berulang-ulang sehingga
lebih ramah lingkungan.
Material ABS diproduksi dari bahan bakar fosil dan tidak dapat diurai secara
biologis (biodegradasi). ABS terdiri dari 15-35% acrylonitrile, 5-
30% butadiene dan 40-60% styrene. ABS lebih kuat daripada polistiren
murni. Styrene memberikan efek plastik yang mengkilap,
sedangkan butadiene yaitu zat karet memberikan ketahanan meski pada temperatur
yang rendah. ABS dapat digunakan pada kisaran temperatur -20°C hingga 80°C.
Material ABS menjadi pilihan para insinyur (engineers) dan untuk keperluan
aplikasi profesional karena ABS bersifat kuat, fleksibel dan
memiliki machinability serta ketahanan terhadap temperatur yang baik. Warna
material ABS yang ada di pasaran adalah biru, kuning, merah, abu-abu, hijau,
hitam, dan putih.
Material PLA memiliki banyak pilihan warna baik solid maupun tembus
pandang serta mengkilap sehingga menarik untuk ditampilkan. Jika
pendinginannya tepat material ini memungkinkan dicetak dengan kecepatan yag
lebih tinggi dibandingkan ABS. Material ini banyak digunakan untuk home
printing, hobby, serta digunakan di sekolah-sekolah. PLA adalah material yang
tepat bagi anda pengguna 3D printer pemula. Dengan bantuan kipas pada 3D printer
yang tepat akan membantu proses pendinginan menjadi lebih baik dan mencegah
terjadinya bengkok pada hasil printing dibandingkan material lainnya.
Setelah printing anda dapat menyelesaikan model anda dengan pengamplasan atau
dapat juga mengecat langsung ke PLA dengan cat jenis akrilik. Material ini bersifat
ramah terhadap anak-anak dan lingkungan serta dapat dengan mudah terurai
menjadi kompos (Compostable) karena berbahan dasar dari pati jagung. Adapun
warna material PLA yang ada di pasaran adalah hitam, putih, ungu, kuning, biru
dan hijau. Disamping itu tersedia juga material PLA yang tembus pandang untuk
warna bening, merah, biru dan hijau. STL File merupakan format 3D modelling
yang membuat 3D Printer melakukan tugasnya dengan nyaman dan efektif untuk
memotong objek dari layer pada saat print. Kebanyakan file STL dibuat oleh
Computer Aided Design (CAD)
2.2.5 Aplikasi