Oleh :
Meja 5 - Kelompok E
FAKULTAS FARMASI
KEDIRI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya maka laporan praktikum sediaan solida dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
A. Hasil Evaluasi.............................................................................. 11
B. Pembahasan ................................................................................. 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................ 14
iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 15
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mulut adalah salah satu bagian tubuh yang cukup vital karena
diperlukan untuk aktivitas keseharian seperti untuk bicara, makan, dan
minum. Jika mulut terserang penyakit, maka kegiatan lainpun menjadi
terganggu. Masalah mulut yang sering muncul adalah bau mulut, sariawan,
dan infeksi mulut. Selain itu, ditemukan pula masalah mulut lainnya yang
lebih kompleks, yaitu mulut kering, radang gusi, dan kanker mulut.
Mengkudu (Morinda citrifolia linn) merupakan tanaman daerah tropis
yang sejak ribuan tahun dimanfaatkan manusia untuk mengobati berbagai
penyakit. Mengkudu sudah diakui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) sebagai tanaman obat. Mengkudu termasuk dalam tujuh komoditi
unggulan dalam pengembangan jangka pendek (5 tahun), selain temulawak,
kunyit, jati belanda, sambiloto, daun salam, dan cabe jawa.
Bagian tanaman mengkudu yang paling banyak dimanfaatkan adalah
buahnya, sedangkan sediaannya yang paling popular adalah dalam bentuk jus.
Penelitian sebelumnya manyatakan bahwa buah mengukudu mengandung
saponin, flavonoid, minyak atsiri dan alkaloid yang dapat digunakan sebagai
bahan kosmetik, perawatan kulit dan rambut. Adapun efek farmakologis yang
telah terbukti yaitu imunomodulasi, reparasi dan peremajaan sel,
vasoproteksi, antioksidan, hepatoproteksi, antibiotik dan anti jamur.
1
scopoletin (mempunyai efek anti jamur), antrakuinon (digunakan untuk
melawan infeksi fungi dengan cara meningkatkan sistem imun), anti-tumor,
anti-tuberculosis, analgesic, dan xeronine (mengatasi infeksi jamur dan
meningkatkan imunitas tubuh).
Infeksi jamur pada rongga mulut yang paling sering terjadi disebabkan
oleh Candida sp. dan spesies Actinomycetes. Candida albicans adalah salah
satu spesies Candida yang merupakan organisme komersial dalam rongga
mulut, merupakan jamur dimorfik yaitu patogen oportunistik dan merupakan
flora normal di rongga mulut. Dilaporkan adanya Candida albicans sebanyak
5,7% dari 140 bayi umur 1 hari, 14,2% pada umur 7 hari dan sebanyak 82%
pada umur 4 minggu. Prevalensi tersebut selanjutnya menurun menjadi 50%
pada bayi umur 1 tahun. Candida albicans dapat menimbulkan kelainan atau
infeksi di dalam rongga mulut yang tampak dalam beberapa bentuk, yang
sering disebut sebagai moniliasis, kandidiasis, atau kandidosis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana formulasi dalam pembuatan sediaan solutio berupa obat
kumur dari ekstrak mengkudu sebagai anti jamur ?
2. Bagaimana hasil uji yang dilakukan terhadap obat kumur ekstrak
mengkudu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui formulasi dalam pembuatan sediaan solutio berupa
obat kumur dari ekstrak mengkudu sebagai anti jamur
2. Untuk mengetahui hasil uji dari obat kumur ekstrak mengkudu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
surfaktan dapat digunakan sodium lauril sulfat, Tween 80 (Mitsui,1997).
Universitas Sumatera Utara Selain bahan tersebut, menurut Jas (2007) obat
kumur juga mengandung zat tambahan lain berupa korigensia (saporis,
odoris, koloris) untuk memperbaiki rasa, aroma maupun warna. Obat kumur
harus memiliki rasa dan aroma yang dapat diterima dan memiliki sensasi rasa
yang menyegarkan mulut. Sebagai bahan korigensia yang umum dipakai
adalah peppermint oil, mentol, spearmint oil, sakarin.
Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tanaman obat
yang dapat digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit di
antaranya kanker, infeksi, artritis, diabetes, asma, hipertensi, dan luka. Bagian
buah dan daun mengkudu memiliki kemampuan sebagai antioksidan alami.
Aktivitas antioksidan memiliki hubungan yang linier positif dengan
kandungan fenol di dalam ekstrak buah mengkudu. Senyawaan fenol
terutama asam fenolat dan flavonoid merupakan antioksidan alami di dalam
buah, sayur, dan tanaman lain.
D. Tinjauan Bahan
1. Buah Mengkudu
Subkingdom : Tracheobionata
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
4
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
2. Gliserol
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon.
Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat
mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut
monogliserida, digliserida dan trigliserida.
- Tidak berbau
- Densitas 1,261
- Titik didih 290 °C Gliserol juga digunakan sebagai penghalus pada krim cukur,
sabun, dalam obat batuk dan syrup atau untuk pelembab (Hart, 1983).
5
3. Menthol
Mentol merupakan padatan kristal berwarna putih yang memiliki bau khas.
Mentol dapat disintesis dari tanaman mentol (Mentha arvensis L) dengan cara
diekstraksi, namun kesediaan bahan tanaman mentol yang tidak mencukupi maka
diperlukan proses sintesis dari bahan lain. Mentol dapat disintesis dari sitronelal,
sitronelal oleh pengaruh asam dapat diubah menjadi isolulegol dan bila isopulegol
dihidrogenasi dapat diperoleh mentol. Mentol digunakan secara luas baik dalam
bidang obat-obatan, maupun sebagai bahan yang dicampurkan dalam makanan,
minuman, pasta gigi dan sebagainya (Sastrohamidjojo, 2004).
4. Etanol
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) merupakan bahan kimia organik yang
mengandung oksigen yang paling eksotik karena kombinasi sifat-sifat uniknya
yang dapat digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman, bahan anti beku,
bahan bakar, bahan depressant dan khususnya karena kemampuannya sebagai
bahan kimia intermediet untuk menghasilkan bahan kimia yang lain. Etanol
merupakan nama IUPAC dari bahan kimia ini. Selain itu, nama etil alkohol juga
lazim digunakan. Nama alkohol nama umum yang berasal dari bahasa arab dan
merupakan gabungan dari dua kata yaitu al dan kohl yang didefinisikan sebagai
debu lembut yang digunakan oleh wanita Asia untuk menggelapkan alis mata.
Etanol merupakan senyawa penyusun minuman beralkohol. Sebagai minuman
beralkohol, etanol telah dikenal sejak dahulu oleh raja-raja Mesir. Sebagai bukti
adalah fakta tentang Nabi Nuh yang dipercaya telah berkebun anggur yang dapat
difermentasi menjadi minuman beralkohol (Kirk, 1951).
6
E. Evaluasi
7
BAB III
METODOLOGI
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mortir dan
stamper, timbangan analitik, cawan, sendok tanduk, kertas perkamen, pH
meter, piknometer, gelas ukur, kertas saring, corong, dan beaker glass.
C. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain ekstrak
kental Morinda citrifolia, gliserin, mentol, etanol 70%, dan aquadest.
D. Formulasi
No. Bahan Fungsi Rentang Formulasi
Ekstrak kental Zat aktif
1 - 10%
Morinda citrifolia (antioksidan)
2 Gliserin Pengawet < 20% 18%
Perawatan obat
3 Mentol 0,1-2,0% 1%
kumur
4 Etanol 70% Pelarut ekstrak - 15%
5 Aquadest Palarut - ad 100
8
E. Penimbangan Bahan
10
1. Ekstrak kental Morinda citrifolia = 100 𝑥 100 g = 10 g
18
2. Gliserin = 100 𝑥 100 g = 18 g
1
3. Mentol = 100 𝑥 100 g = 1 g
15
4. Etanol 70% = 100 𝑥 100 g = 15 g
56
5. Aquadest = 100 𝑥 100 𝑔 = 56 𝑔
F. Prosedur Kerja
1. Ekstraksi simplisia buah mengkudu
9
2. Pembuatan sediaan obat kumur
Menyiapkan alat
Evaluasi sediaan
A. Hasil Evaluasi
1. Uji Organoleptis
Warna : Coklat
Rasa : Dingin
2. pH : 6,06
B. Pembahasan
Pada praktikum pembuatan sediaan solutio dipilih formulasi:
R/ Esktrak Buah Mengkudu 10%
Gliserin 18%
Mentol 1%
Etanol 70% 15%
Aquadest ad 100 ml
11
digunakan, digunakan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi pada mulut
atau tenggorokan. Tujuan utama penggunaan obat kumur adalah dimaksudkan
agar obat yang terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir
sepanjang tenggorokan, dan tidak dimaksudkan agar obat itu menjadi
pelindung selaput lendir. Karena itu, obat berupa minyak yang memerlukan
zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai untuk dijadikan
obat kumur.
Sediaan solutio memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara
lain aman dalam pneggunaannya, homogen, zat aktif harus terlarut sempurna
dan stabil dalam medium, tidak boleh ada partikel yang mengapung atau
mengendap pada sistem larutan. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi
oleh obat kumur antara lain dapat membasmi kuman yang menyebabkan
gangguan kesehatan gigi dan mulut, tidak menyebabkan iritasi, tidak
mengubah indera perasa, tidak mengganggu keseimbangan flora mulut, tidak
meningkatkan resistensi mikroba, tidak menimbulkan noda pada gigi. Obat
kumur diberi penandaan penggunaan seperti “Petunjuk pengenceran sebelum
digunakan” dan “Hanya untuk kumur,tidak ditelan”.
Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan solutio kelompok kami
yaitu Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrofilia), dimana simplisia ini
berfungsi sebagai zat aktif yang memiliki khasiat sebagai anti jamur terhadap
Candida albicans. Adapun zat tambahan didalam formulasi yaitu gliserin,
mentol, etanol 70%, dan aquadest.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu merendam serbuk simplisia
100 gram dalam etanol 70% selama 3 hari dengan sesekali dilakukan
pengadukan, lalu disaring menggunakan kain flanel, esktrak cair yang didapat
kemudian dipekatkan di atas waterbath dengan derajat suhu yang sesuai
sehingga didapat ekstrak kental. Langkah selanjutnya yaitu pembuatan
sediaan solutio (gargarisma). Langkah pertama yaitu penimbangan ekstrak
buah mengkudu 10 g, gliserin 18 g, mentol 1 g, etanol 70% 15 g, dan
mengukur aquadest 56 mL. Ekstrak buah mengkudu ditambah dengan etanol
70%, aduk sampai homogen. Selanjutnya masukkan mentol dan gliserin, aduk
12
sampai homogen. Masukkan aquadest sampai volume 100 ml. Diamkan
selama 10 menit, saring sediaan, lalu masukkan ke dalam wadah.
Uji evaluasi mutu fisik emulsi yang bertujuan untuk mengetahui
kestabilan sediaan, diantaranya uji organoleptis, uji pH, dan uji berat jenis.
Berdasarkan uji organoleptis didapatkan bentuk sediaan cair solution
(gargarisma), berwarna coklat, berbau khas, rasa dingin. Berdasarkan uji pH
didapatkan pH 6,06. Hasil uji pH tersebut tidak sesuai dengan pH mulut yaitu
6,5-7,5. Berdasarkan uji berat jenis didapatkan hasil 1,0224.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada prakikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan
sediaan berupa solution (gargarisma) dikarenakan Ektrak Buah Mengkudu
memiliki khasiat sebagai anti jamur dan dengan dilakukan beberapa uji
evaluasi mutu fisik yang telah dilakukan yaitu pada uji organoleptis
dihasilkan bentuk liquida (gargarisma), warna coklat, bau khas, rasa dingin.
Pada uji pH dihasilkan pH 6,06 yang tidak masuk ke dalam kategori pH
mulut. Pada uji berat jenis menghasilkan berat jenis sebesar 1,0224.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Mitsui, Takeo. (1997). New Cosmetic science. Amsterdam: Elsveir Science. Hal.
3, 13, 121, dan 386.Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Pengembangan Teknologi TRO. 15(1) : 1-16.
15
LAMPIRAN
A. Formulasi Sediaan
1. Formulasi Jurnal
Uji pH
Uji Homogenitas
C. Kemasan