Dalam hal ini mencoba mengkaitkan antara proses pembangunan hukum dan
demokrasi, ataupun sebaiknya dengan mencoba melihat wajah dan karakteristik hukum yang
bagaimana kita temukan dalam alam yang demokratis serta wajah hukum yang seperti apa
pula dalam alam yang tidak demokratis. Jadi ada kaitan yang sangat erat antara karakteristik
regim dengan wajah hukum yang berlaku di sebuah negara.
Hukum tidaklah berada daam keadaan vakum, akan tetapi merupakan entitas yang ada
berada pada satu environment (lingkungan) dimana hukum dengan environment tersebut
terjadi hubungan yang kait-mengait. Akan tetapi hukum merupakan produk dari berbagai
elemen, termasuk didalamnya elemen politik, ekonomi, sosial, budaya dan sistem nilainya
dan agama. Oleh karena itu eksistensi hukum sangat banyak bergantung kepada faktor-faktor
yang berada di luar hukum. Jadi hukum bukanlah sesuatu yang (supreme) tertinggi. Adanya
hukum karena adanya kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lainnya.
Ilmu hukum yang secara esensial bersifat normatif karena secara normatif semua
negara mengklaim diri sebagai negara yang menganut asas demokrasi dengan menekankan
rakyat sebagai pusat kegiatan politiknya. Secara garis besar ada 5 hal yang merupakan
elemen empirik dari demokrasi yaitu:
1. Dijaminnya suatu hak-hak dasar termasuk hak berserikat, berkumpul, hak untuk
berpendapat, dan menikmati pers yang bebas.
2. Adanya pemilihan umum dilakukan secara teratur dan pemilih bebas menentuka
pilihannya tanpa paksaan.
3. Masyarakat dapat mengaktualisasi dirinya dalam kehidupan politik yaitu melakukan
partisipasi politik yang mandiri.
4. Adanya pergantian kekuasaan sebagai produk dari pemilihan umum yang bebas.
5. Adanya rekruitment politik yang bersifat terbuka untuk mengisi posisi-posisi politik di
dalam proses penyelenggaraan negara.
Adapun karakteristik regim dan produk hukum yaitu, di dalam regim sosialis/ non
demokrasi pemimpin partai bertambah sejumlah tokom militer, sedangkan di negara non
sosialis para top birokrat, pemimpin militer dan pengusahanya. Oleh karena itu orientasi
hukumnya tentu saja berfifat elistis dan selalu saja melindungi kepentingan mereka sendiri.
Politik
Ekonomi
Hukum
Sosial
Budaya