Anda di halaman 1dari 6

Membran Plasma, Transpor Aktif dan Transpor Pasif pada Sel

Egy Pradana Yudhistira

102012247

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2013

Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Telp 021-56942061, Fax 021-5631731

E-mail : egypradana14@yahoo.com

A. Pendahuluan

Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Jumlah sel
berteriliun dan berukuran mikroskopik. Sel berfungsi untuk mempertahankan suatu barier yang
selektif, berisi materi hereditas, dan melakukan aktivitas metabolik. Sel juga mempunyai
komponen-komponen utama yaitu membran plasma, sitoplasma, organel (mitokondria, ribosom,
retikulum endoplasma, lisosom, peroksisom, badan golgi, vakuola, dan nukelus). Membran
plasma berfungsi sebagai suatu barier permeabel yang selektif untuk mengatur aliran zat ke
dalam dan keluar sel. Untuk mengalirkan aliran zat ke dalam dan ke luar sel, maka sel
membutuhkan transpor zat untuk memenuhi nutrisi dan oksigen. Selan itu, sel juga menghasilkan
produk limbah yang harus diekskresikan.

Skenario Kasus

Amir kelas 7 (kelas 1 SMP) mendapat tugas dari gurunya tentang sel dan bagaimana
terjadinya berbagai proses metabolisme tubuh, dimana salah satu contohnya adalah proses
transportasi sel. Contoh yang diberikan gurunya adalah proses pembuatan sirup. Oleh gurunya
Amir diminta untuk menjelaskan dan mencari contoh-contoh yang lain tentang transportasi sel.

1
B. Pembahasan

Struktur dan Fungsi Membran Plasma

Membran plasma berperan dalam pembatas antar sel dengan lingkungan luar, dan
pembatas antara organel dengan bahan sel lainnya. Konsep tentang membran plasma terbaru
adalah model mosaik cair dimana membran terdiri dari mosaik protein dan lemak dan karena
komponen bebas berpindah-pindah di bidang membran. Membran plasma tersusun dari lapisan
ganda molekul lipid (lipid bilayer) dengan beberapa protein globular yang tertanam didalamnya,
antara lain:1-3

 Fosfolipid
Fosfolipid adalah ester dari gliserol dimana lipid ini sering ditemukan dalam membran
(fosfotidilkolin/lesitin). Lipid lainnya adalah kolesterol dan glikolipid yang merupakan
gabungan karbohidrat dan lipid.
 Protein Integral
Protein ini menembus dan tertanam dalam lapisan ganda yang berfungsi sebagai enzim
permukaan sel, pemberi tanda/antigen yang menjadi identitas jenis sel, dan jika protein
integral berikatan dengan karbohidrat dapat membentuk sisi reseptor untuk menerima
pesan kimia dari sel lain.
 Protein Perifer
Protein perifer mudah terlepas dari membran dan terlibat dalam struktur pendukung dan
perubahan bentuk membran saat pembelahan/pergerakan sel.

Membran plasma selain berfungsi sebagai pembatas antara sel dengan lingkungan luar,
membran plasma juga berfungsi untuk mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion yang
masuk dan keluar sel, sebagai reseptor (pengenal) molekul-molekul khusus (hormon) metabolit
dan agensia khas seperti bakteri dan virus, tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia, dan
sebagai reseptor perubahan lingkungan sel seperti perubahan suhu dan intensitas cahaya.

Transpor Aktif

Transpor aktif membutuhkan energi metabolik yang diperoleh dari reaksi kimia seluler
dan menggerakan molekul/ion melawan gradien konsentrasinya. Transpor aktif berawal dari

2
konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi. Transpor aktif ini melibatkan transpor aktif
primer (transpor aktif yang diperantarai carrier) dan transpor pasif (transpor massa berukuran
besar).

1. Transpor Aktif Primer (Transpor Aktif diperantarai Carrier)


Carrier adalah protein integral yang disebut “pompa”. Misalnya pada transpor aktif
primer ini adalah pompa ion Na+ dan K+ yang aktif dalam semua sel hidup. Pompa ion
Na+ dan K+ ini adalah pompa yang menukar Na+ intraseluler dengan K+ ekstraseluler.
Pompa ini mempertahankan gradien ion yang menembus membran sel. Proses pompa ion
Na+ dan K+ ini diawali dengan pengikatan Na+ yang ada di sitoplasma oleh protein
integral (pompa). Pengikatan Na+ yang akan dipompa keluar sel ini memicu fosforilasi
pompa oleh ATP. ATP yang memecah menjadi adenosin difosfat (ADP) dan fosfat
inorganik pada permukaan inferior membran akan menempel dan melepaskan energi
yang diperlukan untuk menjalankan pompa. Setelah itu, ADP lepas dari pompa, dan
pompa ion Na+ yang sebelumnya menghadap ke dalam sel akan berubah menghadap ke
luar sel. Dengan lepasnya ADP dan berubahnya posisi pompa, afinitas Na+ terhadap
pompa menjadi rendah sehingga Na+ mudah dilepaskan/dipompa keluar sel. Selanjutnya,
afinitas K+ terhadap pompa jadi tinggi sehingga K+ dari luar membran sel diikat.
Pengikatan K+ oleh pompa ini memicu defosforilasi sehinggan gugus fosfat inorganik
dilepaskan. Pelepasan fosfat inorganik ini akan mengembalikan bentuk pompa ke bentuk
semula, yaitu menghadap ke dalam sel. Pengembalian bentuk pompa ini mengakibatkan
afinitas K+ terhadap pompa menjadi rendah sehingga K+ dapat dilepaskan/dipompa ke
dalam sel. Setelah K+ dilepas ke dalam sel, Na+ yang ada di dalam sel (sitoplasma) segera
diikat oleh pompa untuk mengalami proses pemompaan seperti semula. Siklus terus
berlangsung dan berulang tanpa batas.1,3

2. Transpor Aktif Sekunder (Transpor Massa Berukuran Besar)


Transpor aktif sekunder terjadi apabila suatu bahan dipindahkan melawan gradien
elektrokimianya dan digabungkan dengan pemindahan bahan lain mengikuti penurunan
gradien elektrokimianya yang dibentuk dan dipertahankan oleh transport aktif primer.
Salah satu contoh adalah pemindahan glukosa ke dalam sel tubulus proksimal
ginjal/epitel usus bersama dengan ion Na+. Proses transport aktif sekunder ini diawali

3
dengan glukosa dengan konsentrasi rendah berikatan dengan ion Na+. Karena glukosa
adalah molekul besar, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel. Jadi, dia membutuhkan Na+
sebagai pembantu glukosa agar bisa masuk ke dalam sel. Ketika ion Na+ menempel pada
glukosa, mengakibatkan perubahan fosforilasi pompa yang menandakan bahwa glukosa
dapat masuk ke dalam sel. Lalu glukosa bersama ion Na+ masuk ke dalam sel tanpa
menggunakan ATP. Setelah itu di dalam sel, glukosa bergabung dengan protein menjadi
glikoprotein dan ion Na+ dilepaskan kembali ke luar sel dengan menggunakan transpor
aktif primer (transpor aktif diperantarai carrier).2

Transpor Pasif

Transpor pasif adalah transpor pergerakan molekul ke dalam sel tanpa menggunakan
energi. Transpor ini berlangsung dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
Transpor pasif ini melibatkan peristiwa difusi dan osmosis.

A. Difusi
Difusi adalah pergerakan acak partikel (molekul/ion) karena pengaruh energy thermalnya
sendiri dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah atau
disebut gerakan “downhill”.3 Difusi terbagi menjadi 3 yaitu:
1) Difusi Sederhana
Jika banyak molekul terkonsentrasikan pada area yang kecil, frekuensi
tumbukannya menyebabkannya menyebar keluar sampai akhirnya disebarkan ke
seluruh ruangan yang dimungkinkan. Sebagai contoh yaitu saat kita menuangkan
sirup ke dalam air atau saat kita menuangkan satu sendok penuh gula ke dalam
gelas yang berisi teh panas, gula akan larut. Awalnya molekul-molekul gula akan
sangat terkonsentrasi di bagian bawah gelas, tetapi jika kita menunggu cukup
lama, molekul gula pada akhirnya akan larut atau terdifusi dengan seluruh teh
yang ada di dalam gelas.4,5
2) Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi adalah suatu bentuk transpor pasif yang meningkatkan laju
difusi dengan menggunakan protein pembawa (carrier), dimana molekul-molekul
yang tidak larut dalam lemak atau terlalu besar dapat melewati saluran protein.
Glukosa dan asam amino dibawa menembus ke dalam membran melalui proses

4
difusi terfasilitasi ini.5 Difusi terfasilitasi ini terbagi menjadi 2 yaitu difusi
terfasilitasi dengan menggunakan saluran ion dan difusi terfasilitasi dengan
menggunakan carrier/protein pembawa. Carrier ini membantu molekul yang ada
di luar sel dengan menyesuaikan bentuknya sehingga molekul dari luar sel
tersebut dapat masuk ke dalam sel.

B. Osmosis
Osmosis adalah difusi air ke dalam sel. Osmosis terjadi secara terus menerus dari ruang
intrasel dan ekstrasel, dengan pergerakan dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah. Dorongan yang menggerakan air dari satu arah ke arah lain disebut
tekanan osmotik. Tekanan osmotik bergantung pada jumlah partikel zat yang ada didalam
larutan air tersebut. Suatu larutan yang hipertonik mengandung konsentrasi yang lebih
rendah dari bahan terlarut, atau larutan dibandingkan suatu larutan yang ada sebelumnya.
Larutan hipertonik mengandung larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan larutan pembandingnya. Molekul air cenderung bergerak ke larutan yang
hipertonik. Komposisi cairan yang mengelilingi kantong sama dengan larutan yang
terdapat di dalam kantong sebagai isotonik. Sebagai contoh, sel darah merah
mengandung sekitar 80% air. Jika sel darah merah ditempatkan di air murni, lebih banyak
molekul air akan cenderung masuk ke dalam sel daripada ke luar sel. Sel darah akan
membengkak. Akhirnya sel darah merah akan pecah ketika ditempatkan di tempat
hipotonik. Proses ini disebut hemolisis. Sebaliknya, jika sel darah merah ditempatkan
pada larutan yang hipertonik, yaitu air yang mengandung 30% garam dan 70%air, maka
lebih banyak molekul air keluar sel daripada masuk ke dalam sel. Hal ini menyebabkan
tekanan osmotik dalam sel menurun. Sel darah merah akan menyusut dan menciut jika
dimasukan ke dalam larutan yang hipertonik. Proses ini disebut krenasi.5-7

5
C. Penutup
Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sel melakukan proses absorbsi dan
ekskresi juga, dimana saat proses absorbsi dan ekskresi terjadi, sel melibatkan membran plasma
yang bersifat selektif permeabel/semipermeabel (tidak semua molekul atau ion bisa masuk)
untuk mendapatkan nutrisi dari luar sel atau untuk membuang zat sisa dari dalam sel ke luar sel.
Supaya sel dapat memperoleh nutrisi ataupun mengeluarkan zat sisa dari dalam sel, untuk itu
dibutuhkan transportasi sel dimana ada 2 jenis transportasi sel yaitu transpor aktif dan transpor
pasif. Transpor aktif adalah transpor yang membutuhkan energi, dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi. Transpor aktif meliputi transpor aktif primer dan sekunder.
Sebagai salah satu contoh dari transpor aktif primer yaitu pompa ion Na+ dan K+, sedangkan dari
transpor aktif sekunder yaitu transport molekul besar (glukosa) dengan bantuan ion Na+.
Transpor pasif adalah transpor yang tidak membutuhkan energi, dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah. Transpor pasif meliputi difusi sederhana, difusi terfasilitasi, dan
osmosis. Sebagai contohnya dari masing-masing transpor pasif adalah sirup yang dituangkan
dalam segelas air dan sel darah merah yang dimasukan ke dalam larutan hipotonik dan
hipertonik.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.34-45.

2. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar : sebuah pendekatan klinis.
Jakarta: EGC; 2000.h.127-39.

3. Sumardjo D. Pengantar kimia : buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program
strata 1 fakultas bioeksata. Jakarta: EGC; 2009.h.296-304.

4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009.h.3-10.

5. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC; 2002.h.35-9.

6. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius; 2010.h.51-9.

7. Mulyani S. Anatomi tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. 2010.h.34-7.

Anda mungkin juga menyukai