Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL IV

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

PERBANDINGAN PRODUKSI HIDROGEN DENGAN ENERGI


NUKLIR PROSES ELEKTROLISIS DAN STEAM REFORMING

DJATI H. SALIMY, IDA N. FINAHARI


Pusat Pengembangan Energi Nuklir - BATAN
Jl. Abdul Rohim Kuningan Barat, Mampang Prapatan
Jakarta 12710 Telp./Faks. (021)5204243
Email: djatihs@batan.go.id

Abstrak

PERBANDINGAN PRODUKSI HIDROGEN DENGAN ENERGI NUKLIR PROSES ELEKTROLISIS


DAN STEAM REFORMING. Makalah membahas perbandingan produksi hidrogen dengan energi nuklir
untuk 2 buah teknologi proses produksi hidrogen yaitu proses elektrolisis dan steam reforming.
Perbandingan ditinjau dari sisi kerugian dan keuntungan, efisiensi termal, dan perkiraan awal biaya
produksi, serta status teknologi. Kedua proses merupakan teknologi yang sudah proven, dan telah dipakai
secara luas dengan sumber energi non nuklir. Pada aplikasi energi nuklir sebagai sumber energi, steam
reforming harus dibangun di dekat lokasi PLTN karena energi nuklir yang dimanfaatkan dalam bentuk
panas. Ini berimplikasi diperlukannya sejumlah perhatian khusus terkait dengan masalah keselamatan
nuklir. Efisiensi termal proses steam reforming (~85%) sekitar 3 kali lebih bagus daripada proses
elektrolisis (25-40%). Perkiraan awal biaya produksi juga menunjukkan bahwa steam reforming jauh lebih
murah. Meskipun begitu dari sisi bahan baku, elektrolisis lebih menguntungkan karena ketersediaan bahan
baku yang tak terbatas dan terbarukan. Untuk aplikasi energi nuklir, proses steam reforming segera
memasuki tahap operasi demonstration plant dengan memanfaatkan reaktor riset HTTR. Sedang untuk
operasi komersial, masih menunggu komersialisasi HTGR. Efisiensi termal proses elektrolisis bisa
dioptimalkan dengan memanfaatkan listrik PLTN suhu tinggi yang efisiensi konversi ke listriknya lebih
besar. Di samping itu, operasi elektrolisis dengan memanfaatkan beban peak off listrik, akan
menguntungkan secara ekonomi.

Kata kunci: steam reforming, electrolisis, efisiensi termal, HTGR

Abstract

COMPARISON OF NUCLEAR HYDROGEN PRODUCTION BETWEEN ELECTROLYSIS AND


STEAM REFORMING PROCESS. Paper describes comparison of nuclear hydrogen production for two
proven technology processes: electrolysis and steam reforming processes. The comparison is analyzed from
the point of advantages and disadvantages, thermal efficiency, preliminary estimation of production cost,
and technology statues. Both of two processes are proven technology and already used commercially with
the non nuclear energy as the energy source. For nuclear energy utilization, steam reforming should be build
near the nuclear power plant, since the form of nuclear energy utilized is process heat. Some special
attentions associated with nuclear safety are needed. Thermal efficiency of steam reforming (~85%) is about
three time of electrolysis (25-40%). Preliminary estimation of production cost also showed that steam
reforming is far cheaper than production cost of electrolysis, even when implemented with a nuclear reactor.
However, from the point of raw material, electrolysis more advantage since the unlimited and renewable raw
material. For nuclear application, test production of nuclear steam reforming will soon be fully operated by
utilization of HTTR. Meanwhile, for commercial operation this process still wait the commercialization of
HTGR. Thermal efficiency of electrolysis can be optimized by utilization of high temperature nuclear power
plant which have the high efficiency of electricity conversion. Beside that, costs may be reduced by using
offpeak electricity for the electrolysis production.

Keywords: steam reforming, electrolysis, thermal efficiency, HTGR

Djati H Salimy dkk 175 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

(yang bersumber dari hidrogen) oleh


PENDAHULUAN
industri-industri otomotif terkemuka dunia
Melonjaknya harga minyak bumi dunia sejak lebih dari 50 tahun terakhir mulai
(yang mencapai 145 USD per barel), diikuti menunjukkan titik terang dalam
dengan meningkatnya harga bahan bakar fosil pemanfaatan fuel cell berbasis hidrogen
lain. Di sisi lain, isu lingkungan global yang sebagai bahan bakar kendaraan. Jika hasil
menuntut tingkat kualitas lingkungan yang ujicoba ini memberikan hasil yang positif
lebih baik, mendorong berbagai pakar energi diperkirakan pada akhir dasawarsa ini akan
untuk mengembangkan energi yang lebih ramah menjadi awal era mobil fuel cell di dunia.
lingkungan dan mendukung keamanan pasokan Pada saat itulah akan terjadi lonjakan
berkesinambungan. Para pakar energi di permintaan hidrogen dalam jumlah sangat
negara-negara maju seperti Amerika, Jepang besar. Sebagai contoh, studi di Amerika
dan Eropa sepakat bahwa hidrogen sangat menunjukkan bahwa jika era mobil fuel cell
dimungkinkan menjadi alternatif bahan bakar dimulai, Amerika sendiri membutuhkan
masa depan. Litbang hidrogen terus sekitar 40 juta ton hidrogen per tahun untuk
dikembangkan dengan sangat intensif untuk menggerakkan sekitar 100 juta mesin-mesin
menyongsong era energi berbasis hidrogen mobil fuel cell[2].
yang diramalkan akan tercapai pada dasawarsa
Dari sisi produksi, selama ini produksi
2050.
hidrogen lebih mengandalkan proses berbahan
Litbang energi di negara-negara maju
baku gas alam atau bahan bakar fosil lain.
sepakat bahwa energi masa depan harus
Diperkirakan lebih dari 85% kebutuhan
mempunyai karakteristik sebagai berikut[1]:
hidrogen dunia diproduksi melalui proses steam
1. Teknologi energi masa depan harus bersifat
reforming gas alam. Isu lingkungan global dan
dapat dikembangkan, karena kebutuhan
semakin menipisnya cadangan bahan bakar
energi akan terus meningkat
fosil mendorong berbagai litbang produksi
2. Sumber energi masa depan harus ramah
hidrogen dengan bahan baku air. Produksi
lingkungan
hidrogen berbahan baku air menguntungkan
3. Sistem distribusi yang efektif harus mampu
dari segi lingkungan dan ketersediaan bahan
diciptakan, sehingga energi benar-benar
baku yang melimpah. Sampai saat ini,
dapat terjangkau secara luas dan
elektrolisis merupakan satu-satunya proses
memperbaiki taraf hidup manusia
produksi hidrogen dari air yang sudah
4. Harus aman baik dari sisi produksi,
komersial. Prosesnya sendiri telah mantap
transportasi, penyimpanan, maupun
dengan efisiensi termal yang tinggi (~85%),
penggunaannya
tapi karena proses ini hanya bisa berlangsung
5. Teknologi energi harus ekonomis.
dengan energi penggerak reaksi dalam bentuk
6. Sebagai energy carrier, hidrogen cukup
listrik, dan efisiensi konversi listrik relatif
menjanjikan dan memenuhi karakteristik
rendah (<35%) sehingga total efisiensi
energi masa depan.
termalnya menjadi sangat rendah hanya sekitar
7. Konsumsi hidrogen dunia terus meningkat
25-30%.
pesat, misalnya untuk industri pupuk dan
Konsep aplikasi energi nuklir sebagai
kilang minyak, saat ini permintaannya
sumber energi (panas dan listrik) bagi industri
mencapai 50 juta ton per tahun, dengan laju
telah dikaji lebih dari 50 tahun. Reaktor suhu
sekitar 4-10% per tahun dan diperkirakan
tinggi berpendingin gas (HTGR) yang
akan meningkat terus dengan laju yang lebih
beroperasi pada suhu tinggi (~1000C)
cepat. Pada kilang minyak, hidrogen
diperkirakan merupakan jenis reaktor yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan
sangat potensial menyumbangkan produksi
bakar transportasi dengan kadar hidrogen
energinya untuk kebutuhan industri. Jika
sekitar 15% sehingga diperoleh bahan bakar
sampai saat ini dari reaktor nuklir komersial
transportasi (gasoline, jetfuel) yang ramah
hanya menghasilkan listrik, ada suatu prediksi
lingkungan. Hidrogen juga merupakan
bahwa nantinya reaktor nuklir juga bisa
kandidat bahan bakar transportasi yang
menghasilkan hidrogen sebagai energi
paling menjanjikan di masa yang akan [3]
alternatif .
datang. Berbagai ujicoba kendaraan fuel cell

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 176 Djati H Salimy dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Dalam makalah ini akan dibahas mendominasi, tetapi dimungkinkan akan


perbandingan produksi hidrogen dengan tergeser oleh proses berbahan baku air, karena
memanfaatkan panas nuklir, antara proses beberapa alasan:
steam reforming dan proses elektrolisis. Tujuan a. Gas alam bukanlah bahan terbarukan
studi adalah untuk memahami berbagai aspek sehingga ada batas keekonmian tertentu
terkait keuntungan dan kerugian kedua proses yang memungkinkan sebagai bahan baku,
produksi hidrogen yang telah komersial. sementara air sebagai bahan baku relatif
melimpah dan terbarukan
PRODUKSI HIDROGEN DAN PERAN
b. Harga gas alam sebagai komoditi energi
ENERGI NUKLIR
juga terus meningkat
Produksi Hidrogen c. Tuntutan lingkungan, mengingat produksi
berbasis bahan bakar fosil akan mengemisi
Hidrogen merupakan unsur paling CO2 dalam jumlah cukup besar.
melimpah di alam semesta, dan nomor tiga
terbanyak di permukaan bumi. Tetapi gas Peran Energi Nuklir
hidrogen murni hampir tidak ada di permukaan Selama ini industri nuklir berasumsi
bumi, karena gas hidrogen bereaksi dengan bahwa listrik merupakan energy carrier utama,
unsur lain membentuk persenyawaan yang lebih sehingga listriklah produk utama reaktor nuklir
stabil. Kelimpahan persenyawaan hidrogen sejak beroperasinya reaktor nuklir pertama di
dalam bentuk air dan bahan bakar fosil, relatif dunia. Di masa depan, asumsi ini boleh jadi
tak terbatas jumlahnya. Karena hidrogen murni tidak sepenuhnya benar, karena berbagai kajian
hampir tidak ada, maka hidrogen tidak bisa terbaru menyatakan bahwa hidrogen bisa
disebut sebagai sumber energi, tetapi sebagai menjadi energy carrier terbesar pada era tahun
energy carrier seperti halnya dengan listrik. 2050-an[3]. Jika industri nuklir ingin menjadi
Energy carrier merupakan media yang praktis sumber energi masa depan, industri nuklir harus
untuk menyimpan, mentransfer, maupun mengantisipasi kemungkinan menjadikan
menggunakan energi. Sebagai energy carrier, hidrogen sebagai salah satu produk utama
hidrogen harus mudah disimpan, mudah reaktor nuklir. Konsep aplikasi energi nuklir
digunakan, dan mudah dikonversi menjadi sebagai sumber energi bagi industri telah dikaji
berbagai bentuk energi. lebih dari 50 tahun.
Hidrogen alam tidak ada di permukaan Panas produk reaksi fisi nuklir yang
bumi, sehingga hidrogen harus dibuat. Pada dihasilkan reaktor daya, dapat dimanfaatkan
prinsipnya, hidrogen bisa diperoleh dengan sebagai sumber energi panas untuk kebutuhan
memecah senyawa yang paling banyak industri. Berbagai litbang telah dilakukan, dan
mengandung unsur hidrogen. Sampai saat ini, beberapa diantaranya sudah mencapai tahap
produksi hidrogen skala komersial yang paling komersial terutama untuk aplikasi reaktor nuklir
maju adalah produksi hidrogen berbasis bahan suhu rendah (kurang dari 300oC). Aplikasi suhu
bakar fosil dan air. Untuk produksi hidrogen rendah yang sudah beroperasi diantaranya
dengan bahan baku bahan bakar fosil, steam adalah proses desalinasi dan district heating di
reforming metana merupakan proses yang negara-negara dengan musim dingin panjang.
paling maju di dunia. Lebih dari 85% Aplikasi reaktor nuklir suhu medium (500-
kebutuhan hidrogen dunia dipasok dengan 600oC) juga terus dikembangkan di negara-
sistem produksi steam reforming metana. negara maju seperti aplikasi panas reaktor
Produksi hidrogen dengan bahan baku air yang pembiak cepat untuk pencairan batubara proses
sudah komersial adalah proses elektrolisis. langsung di Rusia. Untuk aplikasi panas nuklir
Sayangnya, karena proses elektrolisis suhu tinggi, reaktor suhu tinggi berpendingin
membutuhkan listrik dalam jumlah besar gas (HTGR) yang beroperasi pada suhu tinggi
sebagai pemicu terjadinya reaksi, sehingga (~1000oC) diperkirakan merupakan jenis
proses ini memberikan efisiensi termal total reaktor yang sangat potensial menyumbangkan
yang relatif rendah. Proses elektrolisis hanya produksi energinya untuk kebutuhan industri.
bisa ekonomis jika tersedia listrik dalam jumlah Contoh aplikasi panas nuklir suhu tinggi antara
besar dengan harga murah. Meskipun proses lain: gasifikasi batubara, produksi hidrogen
steam reforming sampai saat ini masih

Djati H Salimy dkk 177 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

(steam reforming, proses termokimia, gasifikasi PROSES ELEKTROLISIS


batubara)[4].
Elektrolisis adalah suatu proses
Dari sisi ketersediaan sebagai sumber
penguraian molekul air (H2O) menjadi hidrogen
energi, bahan bakar nuklir diperkirakan akan
(H2) dan oksigen (O2) dengan energi pemicu
mampu memasok energi untuk kebutuhan
reaksi berupa energi listrik. Proses ini dapat
antara 50-100 tahun, jika diasumsikan daur
berlangsung ketika 2 buah elektroda
bahan bakar nuklir sekali pakai (once through)
ditempatkan dalam air dan arus searah
yang dipakai. Jika dimanfaatkan model daur
dilewatkan diantara 2 elektroda tersebut.
dengan olah ulang, atau sistem reaktor
Hidrogen terbentuk pada katoda, sementara
pembiak, energi nuklir bisa dipakai untuk masa
oksigen pada anoda. Selama ini elektrolisis
yang relatif tak terbatas[1]. Disamping itu,
dikenal sebagai produksi hidrogen dari air yang
energi nuklir merupakan sumber energi yang
paling efektif dengan tingkat kemurnian tinggi,
tidak mengemisi CO2 ke lingkungan.
tapi terbatas untuk skala kecil. Reaksi yang
Produksi Hidrogen dengan Energi Nuklir terjadi adalah sebagai berikut[6] :
Produksi hidrogen dengan memanfaatkan
energi nuklir sebagai sumber energi akan Katoda 2 H 2 O + 2e − → H 2 + 2OH −
menguntungkan dari sisi pengurangan
penggunaan bahan bakar fosil, yang
Anoda 2OH − → 12 O2 + H 2 O + 2e −
berimplikasi langsung pada pengurangan laju
emisi CO2 ke lingkungan. Sebagai gambaran,
proses steam reforming gas alam dengan panas
Total Reaksi H 2 O → H 2 + 12 O2
nuklir, akan menghemat pembakaran gas alam
sebagai sumber energi panas. Kebutuhan gas Besarnya energi bebas standar, entalpi,
alam pada proses sebatas sebagai bahan baku, dan entropy masing-masing adalah ∆G = 1,23
sedang kebutuhan energi panas yang secara V, ∆H = 285,85 kJ/mol, dan ∆S = 70,08 J/kmol.
konvensional dilakukan dengan membakar gas Energi bebas sebesar 1,23 V merupakan
alam, dapat dikurangi dalam jumlah yang cukup tegangan bolak balik yang menyatakan
signifikan. tegangan minimal yang diperlukan untuk dapat
Dalam makalah ini akan dibandingkan 2 berlangsungnya reaksi. Total energi (∆H) yang
proses produksi hidrogen yang sudah komersial diperlukan agar reaksi dapat berlangsung dapat
yaitu steam reforming dan elektrolisis, jika dipasok dengan energi listrik, energi panas, atau
proses tersebut dijalankan dengan energi nuklir gabungan keduanya. Menurut termodinamika,
sebagai sumber energi. Pada setiap proses, ∆H bisa diperoleh dengan rumus ∆G = ∆H -
input yang dibutuhkan adalah bahan baku dan T∆S, dan karena ∆S positif maka kerja yang
energi nuklir, dengan output hidrogen dan diperlukan dari energi listrik (∆G) dapat
produk samping, serta kehilangan energi. diturunkan dengan mengoperasikan proses pada
Skema proses untuk menentukan efisiensi suhu yang lebih tinggi.
proses dapat dilihat pada Gambar 1. Efisiensi
termal proses produksi didifinisikan sebagai
nilai kalor hidrogen yang dihasilkan dibagi
dengan total energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi hidrogen[1,5]. Energi yang
dibutuhkan dalam proses dapat berupa panas,
maupun kerja.

Gambar 1. Skema Proses Produksi[1,5] Gambar 2. Kondisi Operasi Proses Elektrolisis[6]

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 178 Djati H Salimy dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Pada Gambar 2 ditunjukkan hubungan Energi nuklir yang dimanfaatkan oleh


antara suhu operasi proses elektrolisis dengan proses elektrolisis dalam bentuk listrik,
potensial listrik, semakin tinggi suhu operasi sehingga lokasi pabrik tidak harus berdekatan
elektrolisis akan semakin kecil energi listrik dengan PLTN, dan hal ini tidak terlalu
yang dibutuhkan. Keterbatasan teknologi suhu terkendala dengan permasalahan keselamatan
tinggi menyebabkan proses elektrolisis yang nuklir. Selain itu, air sebagai bahan baku
mula-mula dikembangkan beroperasi pada suhu merupakan sumber terbarukan yang relatif
tidak terlalu tinggi (kurang dari 100oC), melimpah, sehingga proses elektrolisis lebih
sehingga proses elektrolisis yang sudah ramah lingkungan.
komersial saat ini adalah proses dengan suhu
Status Teknologi
rendah. Efisiensi termal proses elektrolisis
biasanya sekitar 75%, tapi karena efisiensi Meskipun proses elektrolisis telah
termal konversi panas ke listrik sangat rendah, digunakan secara luas, tapi pemanfaatanya
sehingga total efisiensi proses ini menjadi masih terbatas untuk kapasitas kecil, mengingat
sangat rendah hanya sekitar 25%. Maksimum efisiensi termalnya yang sangat rendah.
efisiensi termal yang dimungkinkan adalah 45% Meskipun begitu sejumlah litbang telah berhasil
jika digunakan sistem dengan efisiensi sel yang meningkatkan efisiensi termal proses
tinggi (90%) dan sumber listrik energi nuklir elektrolisis. Sel elektrolisis yang bekerja pada
suhu tinggi yang memanfaatkan turbin gas suhu dan tekanan tinggi, mampu memisahkan
sebagai perangkat konversi listrik. Dengan hidrogen dan oksigen dengan tingkat efisiensi
tingkat efisiensi termal produksi listrik 50%, sampai 90%. Kombinasi sel elektrolisis
maksimum efisiensi termal proses elektrolisis efisiensi tinggi, dengan PLTN generasi maju
dengan energi nuklir adalah 45%. Skema proses yang efisiensinya juga tinggi, ditambah
elektrolisis dapat dilihat pada Gambar 3. pemanfaatan listrik pada kondisi peak off akan
memberi dampak keuntungan ekonomi yang
cukup signifikan[7].
STEAM REFORMING
Steam reforming merupakan proses
termokimia yang umum dipakai pada industri
yang memproduksi hidrogen. Proses steam
reforming melibatkan reaksi metana (atau gas
alam) dengan kukus pada suhu tinggi. Skema
proses dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 3. Diagram Proses Elektrolisis[1,5]
Keuntungan dan Kerugian
Kerugian utama pada proses elektrolisis
adalah karena efisiensi termalnya yang rendah,
karena sangat rendahnya konversi listrik yang
menjadi pemicu terjadinya reaksi elektrolisis.
Jika listrik bisa dihasilkan dengan reaktor nuklir
suhu tinggi yang efisiensi termalnya lebih Gambar 4. Diagram Proses Steam Reforming[1]
tinggi, efisiensi termal proses dapat
ditingkatkan. Disamping itu, jika listrik dapat Ada 2 reaksi utama yang terjadi pada
diperoleh dengan harga murah, proses proses steam reforming. Yang pertama, reaksi
elektrolisis juga akan cukup ekonomis. Skema reforming yang merupakan reaksi sangat
kerjasama antara operator pembangkit listrik endotermis yang terjadi pada suhu tinggi
dan pabrik elektrolisis dapat menurunkan biaya menggunakan katalisator. Reaksi kedua adalah
produksi hidrogen dengan memanfaatkan listrik shift reaction, merupakan reaksi eksotermis
pada kondisi peak off untuk mengoperasikan yang bertujuan untuk mengontrol kuantitas
pabrik hidrogen. produk yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan
dengan proses penghilangan CO2 dan

Djati H Salimy dkk 179 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

pemurnian hidrogen. Persamaan reaksi dan Keuntungan dan Kerugian


tahapan proses dapat dilihat pada Tabel 1.
Kemurnian gas hidrogen hasil proses
steam reforming perlu ditingkatkan. Kadar CO2
Tabel 1. Persamaan Reaksi dan dapat dihilangkan atau dikurangi dengan proses
Tahap Proses Steam Reforming[8,9] penyerapan alkalin menggunakan larutan amina
atau larutan NaOH, kemudian dilakukan
Persamaan pendinginan untuk proses pemurnian. Proses
Tahap Nama Reaksi ∆H
Reaksi pemurnian yang dilakukan pada proses steam
1 CH4 + H2O → Reforming - 206.20 reforming, memerlukan biaya tersendiri. Proses
CO + 3H2 kJ/mol ini tidak dilakukan pada proses elektrolisis.
2 CO + H2O → Shift 41.20 Meskipun proses steam reforming telah
CO2 + H2 Reaction kJ/mol sangat maju, dan penguasaan teknologi PLTN
3 Tahap pemisahan dan pemurnian produk
juga sudah memadai, namun masalah kopel
Proses konvensional steam reforming, nuklir suhu tinggi dengan proses kimia
terjadi pada reaktor kimia yang disebut memerlukan perlakuan khusus terkait dengan
reformer pada suhu sekitar 800-900ºC. Untuk faktor keselamatan. Sebagai antarmuka antara
mengoperasikan proses endotermis suhu tinggi, proses nuklir dan kimia, biasanya digunakan
kebutuhan panas dipasok dengan membakar penukar panas intermediate (IHX) yang
bahan bakar fosil sebagai sumber energi panas. memisahkan zona nuklir dengan zona non
Efisiensi termal proses steam reforming bisa nuklir. Pada IHX, mengalir gas helium
mencapai 85%. Ide pemanfaatan panas nuklir pendingin HTGR pada suhu sekitar 950oC.
adalah menggantikan bahan bakar fosil yang Panas helium primer ini dipindahkan ke helium
dibakar sebagai sumber panas dengan sekunder yang relatif bebas kontaminasi
memanfaatkan panas nuklir suhu tinggi. radioaktif. Meskipun begitu, hidrogen dapat
Penggantian ini menguntungkan ditinjau dari mendifusi melalui dinding logam, sehingga
sisi penghematan bahan bakar fosil, yang tercampur dengan gas helium. Sirkulasi
berimplikasi langsung pada pengurangan laju hidrogen yang tercampur gas helium ke reaktor
emisi gas rumah kaca. nuklir dapat menghasilkan tritium yang dapat
mendifusi melalui dinding pipa pemanas helium
dan mengkontaminasi produk. Hal lain adalah
terkait penggunaan matriks grafit. Kontaminasi
hidrogen pada grafit di reaktor nuklir dapat
mengakibatkan korosi grafit[8].
Status Teknologi
Litbang kopel nuklir dengan proses
steam reforming dilakukan sangat intensif di
Amerika, Jepang, China dan Afrika Selatan.
Studi di Jepang yang dilakukan oleh JAEA
telah dinyatakan selesai dan memasuki tahap
Gambar 5. Kopel HTGR dengan implementasi proses[9]. Pada awal dasawarsa
Steam Reforming[8,9] 2010 diharapkan proses kopel nuklir dengan
Pada Gambar 5 ditampilkan diagram produksi hidrogen dapat dioperasikan.
proses kopel reaktor nuklir suhu tinggi dengan Meskipun begitu, karena belum ada satupun
proses steam reforming gas alam. Litbang di reaktor suhu tinggi yang beroperasi secara
Jepang merupakan litbang paling maju di dunia. komersial, operasi komersial produksi nuklir
Litbangnya dianggap sudah selesai, dan hidrogen diperkirakan masih membutuhkan
memasuki tahap implementasi proses. Proses waktu yang cukup lama.
kopel nuklir hidrogen ini diharapkan dapat PEMBAHASAN
beroperasi pada awal dasawarsa 2010, dan
menjadi proses pertama di dunia kopel nuklir Pada Tabel 2 ditunjukkan rangkuman
suhu tinggi dengan proses kimia. perbandingan antara proses elektrolisis dengan

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 180 Djati H Salimy dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

proses steam reforming. Perbandingan komersial. Meskipun begitu, pabrik skala


mencakup keuntungan dan kerugian, efisiensi demonstration plant akan segera dioperasikan
termal, dan perkiraan awal biaya produksi. pada awal dasawarsa 2010 di Jepang dengan
Tabel 2 menunjukkan bahwa proses steam memanfaatkan reaktor suhu tinggi skala riset.
reforming merupakan proses yang paling Jika era energi hidrogen segera masuk,
murah, bahkan jika proses tersebut proses elektrolisis dan proses konvensional
mengimplementasikan pemanfaatan energi steam reforming (energi panas bahan bakar
nuklir sebagai sumber energi panas. Dari aspek fosil) diperkirakan menjadi andalan proses yang
keselamatan, proses elektrolisis lebih aman dari paling siap. Peran energi nuklir masih sebatas
paparan radioaktif mengingat energi nuklir sebagai penyedia listrik yang murah atau
yang dibutuhkan adalah dalam bentuk listrik. kompetitif untuk menjalankan proses
Sedang pada proses steam reforming, karena elektrolisis. Kolaborasi pabrik hidrogen dengan
energi yang dibutuhkan dalam bentuk panas operator pembangkit listrik, diharapkan dapat
nuklir yang dibawa oleh pendingin reaktor suhu memanfaatkan peak off beban listrik, sehingga
tinggi, maka pabrik harus berlokasi di dekat proses elektrolisis dapat diproduksi
reaktor nuklir. Perlu kajian serius terkait dengan menggunakan listrik pada harga yang murah.
kemungkinan aliran kontaminasi radioaktif dari Peran energi nuklir baru akan optimal jika
zona nuklir ke zona proses, dan sebaliknya dari reaktor HTGR telah beroperasi secara
zona kimia ke zona nuklir. komersial sebagai penyedia energi panas untuk
Dari sisi implementasi proses, elektroisis proses steam reforming. Disamping itu
lebih siap karena yang dibutuhkan hanya listrik pemanfaatan reaktor nuklir maju HTGR yang
untuk menjalankan proses. Sementara untuk efisiensi termalnya tinggi juga akan
proses steam reforming, masih dibutuhkan meningkatkan efisiensi termal proses
sejumlah kajian mengingat reaktor suhu tinggi elektrolisis
HTGR belum ada yang beroperasi secara

Tabel 2. Perbandingan Proses Ealektrolisis dan Steam Reforming[1, 9, 10]

No Proses Elektrolisis Proses Steam Reforming


Metode paling sederhana, hanya
Metoda dengan efisiensi termal paling
membutuhkan air dan listrik
tinggi
Ramah lingkungan
Teknologinya sudah proven
Teknologinya sudah proven
1 Keuntungan Suhu operasi sesuai untuk aplikasi
Ideal untuk daerah terpencil
panas nuklir suhu tinggi
Tak tergantung bahan bakar fosil
Biaya produksi paling rendah
Potensial untuk memanfaatkan listrik
pada beban peak off
Membutuhkan listrik yang efisiensinya Ketergantungan pada bahan bakar fosil
sangat rendah, mahal, dan tidak Mengemisi CO2
2 Kerugian
efisien Harus dibangun dekat dengan reaktor
Biaya produksi mahal nuklir
3 Efisiensi Termal 25-45% 70-85%
Perkiraan awal
4 $1,83/kg - $2,73/kg hidrogen $0,80/kg hidrogen
biaya produksi
Proven dan siap beroperasi Operasi skala demonstration plant akan
Sejumlah pengembangan masih segera beroperasi pada awal 2010.
5 Status Teknologi
dimungkinkan untuk meningkatkan Operasi komersial menunggu
efisiensi komersialisasi HTGR

Djati H Salimy dkk 181 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

5. SATO, S, 1979, Thermochemical Hydrogen


KESIMPULAN Production, in Solar-hydrogen Energy
Dari analisis perbandingan proses system, (ed.) T. Ohta, Pergamon Press,
elektrolisis dan steam reforming dapat Oxford.
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 6. ATTILIO, B., and SHARON, B., 1995,
1. Efisiensi termal proses steam reforming jauh Encyclopedia of Energy Technology and the
lebih tinggi daripada proses elektrolisis, Environment, Volume 3, John Wiley & Sons,
sehingga perkiraan biaya produksi hidrogen Inc., New York.
juga jauh lebih murah. Meskipun begitu, 7. WALTER, L., WADE, S., LEWIS, D., 2002,
komersialisasi proses steam reforming “Transition to a Nuclear/Hydrogen Energy
dengan panas nuklir masih menunggu System”, World Nuclear Association Annual
komersialisasi reaktor HTGR. Symposium, London.
2. Jika era energi hidrogen segera masuk yang
8. FUJIMOTO, N., SAIKUSA, A., HADA, K.,
ditandai dengan lonjakan permintaan
SUDO, Y., 1992, “Safety Analysis and
hidrogen dalam jumlah besar, proses Considerations for HTTR Steam Reforming
elektrolisis dan steam reforming Hydrogen/Methanol Co-production System”,
konvensional yang akan memainkan peran Technical Committee Meeting on High
utama sebagai proses produksi hidrogen. Temperature Application of Nuclear Energy,
3. Proses elektrolisis menguntungkan dari sisi Oarai, Japan.
ketersediaan bahan baku yang melimpah,
9. FUJIMOTO, N., FUJIKAWA, S., HAYASHI,
dan dari sisi emisi gas CO2 yang relatif H., NAKAZAWA, T., IYOKU, T.,
kecil. Proses elektrolisis juga potensial KAWASAKI, K., 2005, “Present Status of
untuk produksi skala kecil pada daerah HTTR Project, Achievement of 950C of
terpencil, ketika pasokan hidrogen Reactor Outlet Cooolant Temperature”,
terkendala proses penyimpanan dan atau GTHTR300C for Hydrogehn Cogeneration,
transportasi. OECD/NEA 3rd Information Exchange
4. Aplikasi energi nuklir pada proses steam Meeting on the Nuclear Production of
reforming menguntungkan dari sisi Hydrogen, Oarai.
penghematan pembakaran bahan bakar fosil, 10. MASAO, H., SHIOZAWA, S., 2005,
yang berimplikasi pada pengurangan laju “Research and Development for nuclear
emisi CO2. production of hydrogen in Japan”,
5. Karena beroperasi pada suhu tinggi, HTGR OECD/NEA 3rd Information Exchange
menjanjikan efisiensi termal produksi listrik Meeting on the Nuclear Production of
yang tinggi. Pemanfaatan listrik HTGR Hydrogen, Oarai.
dengan proses elektrolisis akan
meningkatkan efisiensi termal proses
elektrolisis.
DAFTAR PUSTAKA
1. CROSBIE, L. M., 2003, CHAPIN, D.,
“Hydrogen Production by Nuclear Heat,
GENES4/ ANP2003”, Sep. 15-19, 2003 ,
Kyoto, JAPAN
2. US-DOE, 2002, “National Hydrogen Energy
Roadmap”, National Hydrogen Energy
Roadmap Workshop, Washington DC.
3. CHARLES, W. F., 2002, “Hydrogen,
electricity, and nuclear power”, Nuclear
News, Sept.
4. IAEA-TECDOC 1085, 1999, “Hydrogen as an
Energy Carrier and Its Production by Nuclear
Power”, IAEA Publication, Vienna.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 182 Djati H Salimy dkk

Anda mungkin juga menyukai