Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA

KULIAH KERJA NYATA-PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT (KKN-PPM)
TAHUN 2017

Tema :
PENGADAAN AIR BERSIH UNTUK UNIT PEMUKIMAN TRANSMIGRASI
SEPUNGGUR

Oleh :

Tim KKN-PPM UGM 2016

Unit KTU-01

UNIVERSITAS GADJAH MADA


2017
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Lembar Pengesahan………………………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………………………… ii
BAB I. Pendahuluan……………………………………………………… 1
BAB II. Tinjauan Pustaka………………………………………………… 4
BAB III. Metodologi……………………………………………………… 10
BAB IV. Pembahasan…………………………………………………...... 13
BAB V. Penutupan……………………………………………………….. 16
Lampiran
Rincian Anggaran………………………………………………………… 17
Rincian Lokasi Pemasangan……………………………………………… 18
Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepunggur merupakan salah satu unit pemukiman yang berlokasi di Kecamatan
Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Unit pemukiman
tersebut disiapkan pemerintah untuk program transmigrasi pada tahun 2016 dan saat
ini telah dihuni oleh transmigran baik dari dalam maupun luar pulau. Transmigran luar
pulau berasal dari Jawa Tengah sebanyak 100 kepala keluarga dan dari Daerah
Istimewa Yogyakarta sebanyak 50 kepala keluarga. Setiap kepala keluarga transmigran
berhak mendapatkan 1 unit hunian, lahan seluas satu hektar, dan jatah hidup per bulan
selama 18 bulan. Sebagai usaha pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sebagian besar
warga transmigran Unit Pemukiman Sepunggur berprofesi sebagai petani yang
mengelola lahan pemberian pemerintah seluas satu hektar tersebut. Beberapa
komoditas pertanian dapat tumbuh subur pada lahan tersebut, seperti padi, cabai dan
beberapa jenis tanaman sayur.

Sepunggur merupakan Unit Pemukiman Transmigran berlokasi di Kabupaten


Bulungan yang memiliki luas perairan daratan seluas 47.567 Hektar. Bulungan sendiri
menjadi Kabupaten yang memiliki luas perairan tertinggi kedua di Kalimantan Utara
setelah Kabupaten Tana Tidung. Meski memiliki perairan yang luas, Kabupaten
Bulungan memiliki keterbatasan air bersih. Salah satunya yakni di wilayah UPT
Sepunggur. Seperti daerah transigran pada umumnya yang memiliki keterbatasan,
Sepunggur yang merupakan lahan baru saja dibuka memiliki keterbatasan tersendiri
baik dari segi sarana prasarana, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Salah satu problema paling urgent yang mereka hadapi adalah minimnya
ketersediaan air bersih. Sampai saat ini mereka hanya mengandalkan air hujan sebagai
sumber air bersih utama. Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan akan air bersih,
sebagian warga juga membeli air bersih dari desa tetangga untuk keperluan konsumsi.
Hal tersebut diakibatkan oleh kondisi tanahnya yang bersifat asam dan jauh dari pH
normal yang layak konsumsi, sehingga apabila dikonsumsi dan digunakan dalam
jangka panjang disinyalir dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Selain itu, untuk kebutuhan lainnya warga hanya bergantung pada air pasang
surut harian dari sungai alam di sekitar unit pemukiman. Air pasang surut tersebut
berwarna keruh dan pada standar normal dapat dikatakan tidak layak digunakan.
Bahkan sebagian warga mengaku mengalami gangguan kesehatan kulit pada awal-awal
penggunaan sumber air tersebut. Namun karena keterbatasan dan kondisi yang tidak
mendukung, sampai saat ini warga tetap menggunakan sumber air tersebut untuk
keperluan seperti mandi, mencuci baju dan peralatan dapur.

Melihat kondisi demikian, Tim KKN-PPM UGM KTU 01 yang bertempat di


Unit Pemukiman Transmigran Sepunggur berinisiatif untuk mengajukan kerjasama
pengadaan air bersih di Sepunggur dengan menggunakan alat filtrasi air. Diharapkan
dengan adanya alat tersebut dapat membantu mengurangi kesulitan masyarakat dalam
mengakses air bersih. Sehingga dapat tercapai kehidupan yang lebih layak bagi warga
Unit Pemukiman Tansmigran tersebut.

1.2 Tema Kegitan


Tim KKN-PPM UGM KTU-01 ingin mengangkat tema “Pengadaan Air
Bersih Untuk Unit Pemukiman Transmigrasi Sepunggur” di tahun 2018. Dimana
kami berusaha untuk mendekatkan air bersih dengan masyarakat melalui pengadaan
alat filtrasi air untuk masing-masing RT di UPT Sepunggur serta di beberapa fasilitas
umum seperti sekolah dan masjid.
1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Tim KKN-PPM UGM KTU-01 melaui kegiatan
KKN bertema “Pengadaan Air Bersih Untuk Unit Pemukiman Transmigrasi
Sepunggur” antara lain adalah memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
mengakses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik untuk MCK
maupun untuk konsumsi.

1.4 Manfaat Kegiatan


Kegiatan KKN ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama untuk
masyarakat UPT Sepunggur sebagai target sasaran utama dari kegiatan KKN. Manfaat
yang dapat diberikan antara lain adalah ketersediaan air bersih untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari baik untuk MCK maupun konsumsi yang memenuhi
standar kesehatan dan lolos uji kelayakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
2.1.1 Definisi Air
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan terdiri
dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air mempunyai sifat yang
hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan zat yang paling penting
bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan, dan manusia) sampai saat ini selain
matahari yang merupakan sumber energi. Air dapat berupa air tawar dan air asin (air
laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses,
perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di
udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah
siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Air yang layak minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyratan Kualitas Air Minum, Pasal 1
menyatakan bahwa : “Air minum adalah air yang melalui proses 5 pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum”. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung
logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).

2.1.2 Manfaat Air


Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh
manusia itu sendiri sebagian besar dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55 % - 60 %
berat badan terdiri dari air, untuk anak – anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80
% (Notoatmodjo, 2003).
Air yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidup sehat harus memenuhi syarat
kualitas. Disamping itu harus pula dapat memenuhi secara kuantitas (jumlahnya).
Diperkirakan untuk kegiatan rumah tangga yang sederhana paling tidak membutuhkan
air sebanyak 100 L/orang/hari. Universitas Sumatera Utara Angka tersebut misalnya
untuk (Entjang, 1991):
a. Berkumur, cuci muka, sikat gigi, wudhu : 20L/orang/hari
b. Mandi/mencuci pakaian dan alat rumah tangga : 45L/orang/hari
c. Masak, minum : 5L/orang/hari
d. Menggolontor kotoran : 20L/orang/hari
e. Mengepel, mencuci kendaraan : 10L/orang/hari
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara – negara maju
tiap orang memerlukan air antara 60 – 120 liter per hari. Sedangkan di negara – negara
berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30 – 60 liter per
hari. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan
untuk minum (Notoatmodjo, 2003).

2.1.3 Kualitas Air


Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi
beberapa golongan menurut peruntukannya, yaitu:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, industri, dan PLTA.
2.2 Pengolahan Air
Pengolahan air merupakan suatu usaha untuk memperoleh sumber air baku dari
air limbah yang sebelumnya tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari
atau dikonsumsi karena air limbah masih mengandung unsur-unsur fisik dan kimia
yang dapat membahayakan masyarakat apabila menggunakannya sebagai kebutuhan
hidup sehari-hari. Maka dari itu dengan adanya pengolahan air dapat menghasilkan air
sesuai dengan standar baku yang telah ditentukan.
Menurut Sutrisno (2006), ada dua cara proses pengolahan air, yaitu :
II. Pengolahan lengkap atau Complete treatment process
Pengolahan lengkap adalah pengolahan air yang meliputi pengolahan fisik,
kimia, dan bakteriologik. Pengolahan ini biasanya dilakukan terhadap air sungai
yang kotor/keruh.
III. Pengolahan sebagian atau Partial treatment process
Pengolahan sebagian, misalnya hanya diadakan pengolahan kimiawi dan/atau
pengolahan bakteriologik saja. Dan pengolahan ini biasanya hanya dilakukan
untuk mata air bersih atau air dari sumur yang dangkal/dalam.
Tingkatan-tingkatan pengolahan (Sutrisno, 2006), yaitu :
1. Pengolahan fisik Pengolahan fisik atau yang sering disebut dengan proses filtrasi
yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan
kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar
zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.
2. Pengolahan kimia, yaitu suatu tingkatan pengolahan dengan menggunakan zat-zat
kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan
pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan pembubuhan tawas pada proses
sedimentasi.
3. Pengolahan bakteriologik Pengolahan bakteriologik atau desinfektan, yaitu suatu
tingkat pengolahan untuk membunuh/memusnahkan bakteri yang terkandung dalam
air minum yakni dengan cara membubuhkan kaporit (zat desinfektan) atau melalui
penyinaran ultraviolet
Filtrasi adalah salah satu operasi yang penting dalam proses pemurnian air.
Meskipun penyaringan dan sedimentasi menghapus sebagian besar materi tersus
pensi,tetapi tidak efektif menghilangkan partikel halus, warna, mineral terlarut dan
mikroorganisme. Dalam penyaringan, air yang dilewatkan melalui media filter untuk
menghapus partikulat yang sebelumnya tidak dihapus oleh sedimen tasi. Selama
filtrasi, masalah kekeruhan dan jenis koloid dihapus atau tertahan di media filter,
presipitat warna, dan karakteristik kimia air berubah. Kandungan bakteri air dari unit
proses sebelumnya jauh berkurang karena adanya lapisan zoologis aktif pada bagian
atas material penyaringan. James Simpson membuat filter pertama untuk Perusahaan
Air Chelsea, London, pada 1829. Bentuk paling awal adalah dari filter pasir lambat.
Filter pasir cepat diperkenalkan pada 1900- 1910 (Punmia 1979).

3.1 Media Filter


3.1.1 Pasir Zeolite
Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang
mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4]4-
dan [AlO4]5- . Kedua tetrahedral di atas dihubungkan oleh atom-atom oksigen,
menghasilkan struktur tiga dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi
oleh atom-atom logam biasanya logam-logam alkali atau alkali tanah dan
molekul air yang dapat bergerak bebas (Scot et al., 2003).
Fungsi zeolite adalah menurunkan kadar besi/mangan yang berlebihan
dalam air. Ciri-ciri air yang mengandung kadar besi yang tinggi, yaitu bau amis,
rasanya tidak tawar, lapisan atas berminyak dan banyak ditemukan kotoran halus
berwarna cokelat (www.pasirsilika.com).
3.1.2 Pasir Ferrolite
Ferrolite adalah suatu jenis mineral yang tersusun di dalamnya yang berisi
ion – ion logam, biasanya logam alkai dan alkali tanah dan molekul air. Ferrolite
dapat digunakan sebagai penghilang polutan dan mampu mengikat bakteri E.coli.
Ferrolite adalah media filter yang digunakan untuk menurunkan/menghilangkan
kandungan zat besi dan mangan yang terlalu tinggi dalam air. Kandungan kadar
besi yang tinggi dalam air menyebabkan air dapat berwarna kuning bahkan
merah dan berbau menyengat (bau besi). Ferrolite ini dapat dipergunakan untuk
media penyaringan air PAM/ sumur bor.
Ferrolite ini berbentuk butiran pasir yang telah di aktifasi secara kimia untuk
dapat menyerap kandungan besi tingkat tinggi. Fungsi Ferrolite adalah Untuk
menghilangkan kandungan besi tingkat tinggi (Fe), bau besi yang menyengat,
Mangan (Mn2+), warna kuning di air baku (www.tirtaabadi.com)
3.1.3 Karbon aktif
Karbon aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengadung 85-95%
karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan
pemanasan pada suhu tinggi. Kvech et al. (1998), menyatakan bahwa karbon
aktif adalah suatu bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran
dari bahan yang mengadung karbon melalui proses pirolisis. Sebagian dari pori-
porinya masih tertutup hidrokarbon, tar, dan senyawa organik lain.
Komponennya terdiri dari karbon terikat (fixed carbon), abu, air, nitrogen, dan
sulfur.
Karbon aktif memiliki luas permukaan yang sangat besar 1,95x106 m2 kg-1,
dengan total volume pori-porinya sebesar 10,28x10-4 m3 mg-1 dan diameter pori
rata-rata 21,6 A, sehingga sangat memungkinkan untuk dapat menyerap adsorbat
dalam jumlah yang banyak. Semakin luas permukaan pori-pori dari karbon aktif,
maka daya serapnya semakin tinggi (Allport, 1997).
3.1.4 Corosex
Corosex merupakan salah satu media filter, yang mana kandungan utamanya
adalah magnesium oksida yang bekerja dengan cara menetralisir kandungan
karbon dioksida pada air, sehingga memperbaik kondisi asam pada air, yang
menjadikan tidak korosif (www.pasirsilika.com).
3.1.5 Koagulan (Poly Alummunium Chloride/PAC)
Penambahan koagulan akan mempercepat pengendapan, karena terjadinya
penyerapan pengendapan terhadap partikel – partikel kecil dari sekitarnya
kepermukaan endapan. Dengan demikian kotoran yang halus dan lembut dari
pengolahan air akan turut mengendap. Koagulan seperti Poli alumunium Klorida
(PAC) banyak digunakan di berbagai perusahan air minum khususnya, sebab
dengan koagulan seperti ini sangat efektif untuk menghilangkan kotoran yang
terdapat dalam air dengan pembentukan flok secara sempurna.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat
Alat- alat yang dibutuhkan dalam proses filtrasi ini adalah sebagai berikut,yaitu:
1. Pipa paralon
2. Elbow
3. Teebow
4. Catridge kosongan ukuran 10”
5. Housing filter ukuran 10” warna bening
6. Housing filter ukuran 10” warna biru
7. Pompa
8. Jenset atau sumber listrik
9. Kapas
10. Tandon/profil tank
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses filtrasi ini adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Pasir Zeolite
2. Pasir Ferrolite
3. Karbon aktif
4. Corosex
5. Koagulan (Poly Alumunium Chloride)
3.3 Cara Kerja
1. Persiapkan segala alat dan bahan yang akan digunakan
2. Bahan-bahan seperti pasir zeolite, pasir ferrolite, karbon aktif, dan corosex
dimasukkan ke dalam 4 catridge kosongan ukuran 10”, hampir memenuhi
setiap catridge tersebut, yang mana urutan catridge yang akan disusun adalah
catridge pertama diisi dengan karbon aktif, catridge kedua diisi dengan
ferrolite, catridge ketiga diisi dengan zeolite dan catridge keempat diisi dengan
corosex.
3. sedangkan koagulan dimasukkan ke dalam catridge yang pertama dengan
pemisah kapas, yang mana koagulan tersebut diletakkan di kapas tersebut,
kurang lebih hampir setengah sendok teh, kemudian diratakan pada kapas
4. Setelah semua catridge terisi dengan bahan-bahan yang digunakan. Kemudian
dimasukkan ke dalam housing filter ukuran 10” dengan 3 berwarna biru dan
yang urutan terakhir menggunakan housing filter berwarna bening.
5. Persiapkan pipa yang akan digunakan untuk menyambungkan keempat housing
filter tersebut, kemudian digabungkan menjadi saatu rangkaian.
6. Rangkaian media filternya kemudian disambungkan dengan pompa sehingga
air bisa mengalir cukup deras ke media filter
7. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan listrik pada rangkaian keseluruhan,
sehingga proses filtrasi akan berjalan
8. Disediakan tempat penampungan air bersih (profil tank) yang dihasilkan dari
proses tersebut.
9. Air siap diguakan
Rangkaian Alat
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Proses filtrasi


Alat filtrasi yang diajukan ini didesain khusus untuk perairan sungai
Kalimantan terutama di daerah Sepunggur, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan
Utara. Air di daerah Sepunggur memiliki karakteristik yang berbeda dengan
kebanyakan air di daerah lain di Indonesia. Tanah Sepunggur merupakan tanah
gambut. Seperti kebanyakan lahan gambut di Kalimantan, air sumur/sumber di
Sepunggur memiliki pH asam. Bila kita merasakan air sumber tersebut seperti
terasa berkarat. Oleh sebab itu,masyarakat sekitar tidak menggunakan air sumber
untuk keperluan konsumsi meskipun airnya jernih (tidak keruh). Berbeda dengan
air sumber, air sungai yang ada di Sepunggur memiliki pH relatif netral (sekitar
6,9). Namun, air sungai yang berasal dari sungai Kayan tersebut berwarna coklat
keruh. Melihat hal tersebut, tim KKN UGM memutuskan untuk memfiltrasi air
sungai Sepunggur guna memenuhi kebutuhan air bersih di Sepunggur.
Air sungai Sepunggur berwarna coklat keruh. Kekeruhan ini disebabkan
oleh banyaknya partikel kecil (seperti lumpur) yang menjadi koloid dan sulit
dipisahkan. Selain itu, air di Sepunggur juga mengindikasikan tingginya kadar Fe
(besi). Hal ini terlihat dari beberapa tempat air sungai yang terlihat berwarna
coklat kemerahan dan berbau agak amis. Akan tetapi dengan metode yang sesuai,
air sungai dapat difiltrasi menjadi air layak konsumsi. Menyadari hal tersebut, tim
KKN UGM membuat alat filtrasi yang didesain khusus sesuai karakteristik air
sungai Sepunggur.
Alat filtrasi ini terdiri dari karbon aktif, pasir zeolite, pasir ferrolite,
corosex yang masing-masing ada dalam housing, PCA (Poly Aluminium Chloride)
sebagai koagulan, kapas, pompa, dan profil tank. Bahan-bahan di tiap housing
mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. Housing pertama diisi dengan karbon
aktif. Karbon aktif mempunyai pori yang lebih besar dari material lain sehingga
berfungsi untuk memfilter kotoran-kotoran yang cukup besar. Pada housing
pertama ini juga diberi PCA yang berfungsi sebagai koagulan untuk
menggumpalkan kotoran yang ada sehingga terbentuklah flok-flok yang mudah
untuk difiltrasi. Pasir aktif dan PCA dalam catridge ini dipisahkan dengan kapas
supaya karbon aktif tidak tersebar kemana-mana dan sekaligus sebagai penahan
agar tidak ikut arus air. Pada housing pertama ini, air sungai yang dipompa dengan
alirang yan cukup tinggi dimasukkan ke dalam catridge yang di dalamnya ada
PCA dan karbon aktif. Kotoran akan menggumpal/ terbentuk flok yang kemudian
tersaring di media karbon aktif. Kemudian pada housing kedua, catridge diisi
dengan pasir zeolite. Pasir zeolite ini berfungsi untuk memfilter zat yang relative
lebih kecil terutama ion Mn2+ dan juga minyak yang terdapat di permukaan. Selain
itu, pada housing kedua ini juga turut memfilter flok yang masih lolos dari housing
sebelumnya. Selanjutnya, pada housing ketiga berisi pasir ferrolite. Pasir ferrolite
ini berfungsi untuk penghilang bau terutama untuk memfilter ion Fe2+ dan Fe3+
yang membuat air terasa seperti bau amis. Kemudin pada housing terakhir,
catridge diisi dengan Corosex. Corosex ini berfungsi untuk mengurangi
Magnesium oksida yang ada. Housing terakhir ini berwarna bening. Hal ini
sebagai kontrol untuk mengetahui bahwa air yang terfiltrasi sudah jernih dan
ketika air yang keluar sudah tidah jernih lagi maka mengindikasikan koagulan
yang ada telah habis dan perlu untuk ditambahkan lagi. Selanjutnya air yang telah
difiltrasi ditampung dalam profil tank kemudian didistribusikan melalui pipa-pipa
yang ada dan air pun siap dikonsumsi. Proses filtrasi ini mirip dengan pengolahan
limbah air metode koagulasi-flokulasi yang banyak ditemukan pada insdustri.
Pada metode koagulasi-flokulasi air diberi koagulan dan ditampung pada bak
tertentu, kemudian setelah beberapa waktu baru dialirkan pada bak lainnya untuk
proses flokulasi. Namun, pada proses filtrasi ini koagulasi dan flokulasi dilakukan
pada satu media dan pada waktu yang sangat cepat sehingg tak membutuhkan
waktu untuk menunggu lama.
4.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode
Metode filtrasi yang dipakai ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya
yaitu :
1. Waktu filtrasi yang relatif singkat, air yang masuk ke alat filtrasi akan keluar
menjadi air bersih layak konsumsi tidak kurang dari 5 detik tergantung dari
kecepatan alian pompa air.
2. Bahan-bahan yang murah dan mudah didapat.
3. Komponen yang ada bisa diregenerasi/ tidak sekali pakai sehingga lebih
hemat.
4. Rangkaian alat yang sederhana sehingga mudah dioperasikan dan dipelajari
oleh warga.
5. Alat dan bahan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan yang diperlukan.
6. Air filtrasi dari metode ini telah diuji di Puskesmas Tanjung Selor dan
menunjukkan bahwasannya Air hasil filtrasi ini layak konsumsi.

Meskipun demikian, metode filtrasi ini juga msih ada beberapa kekurangan
yaitu :
Belum diketahuinya penggunaan maksimal tiap komponen sehingga sulit
memprediksi masa habis bahan yang terpakai. Hal ini sedikit bisa diantisipasi
dengan housing keempat yang transparan sehingga ketika air mulai kurang
jernih menandakan bahan yang ada harus diganti.
BAB V
PENUTUPAN
Demikian proposal permohonan bantuan untuk kegiatan KKN-PPM UGM KTU-01
dengan tema “Pengadaan Air Bersih Untuk Unit Pemukiman Transmigrasi
Sepunggur”. Besar harapan kami agar permohonan kami dapat dipertimbangkan untuk
kemudian direalisasikan agar dapat segera memberikan manfaat dan kemudahan akses
air bersih untuk warga Sepunggur yang aman bagi kesehatan untuk digunakan dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Semoga niat dan usaha baik ini mendapat
kemudahan dari Tuhan Yang Maha ESA.
Lampiran 1

Total kebutuhan dana untuk pengadaan alat filtrasi adalah :


10 unit x Rp 1,612,500.- = Rp 16,125,000.-
Dengan rincian sebagai berikut :
1. Rincian biaya alat dan bahan (1 set)
Alat/Bahan Satuan Harga Satuan Jumlah
Housing Warna 10'' 3 Rp 115,000.- Rp 345,000.-
Housing Bening 10" 1 Rp 115,000.- Rp 115,000.-
Catrdige Kosongan 4 Rp 35,000.- Rp 140,000.-
Pac 1 Rp 15,000.- Rp 15,000.-
Karbon Aktif 1 Rp 17,000.- Rp 17,000.-
Pasir Zeolite 1 Rp 5,000.- Rp 5,000.-
Pasir Ferrolite 1 Rp 12,000.- Rp 12,000.-
Corosex 0.5 Rp 135,000.- Rp 67,500.-
Kapas 1 Rp 10,000.- Rp 10,000.-
Pipa Pralon 3/4" 10 Rp 13,000.- Rp 130,000.-
Elbow 6 Rp 2,000.- Rp 12,000.-
Teebow 8 Rp 2,500.- Rp 20,000.-
Pompa 1 Rp 550,000.- Rp 550,000.-
Penyaring Pralon 1 Rp 20,000.- Rp 20,000.-
Kran 3 Rp 15,000.- Rp 45,000.-
T Bow 3 Rp 3,000.- Rp 9,000.-
Lain-Lain 1 Rp 100,000.- Rp 100,000.-
Total Rp 1,612,500.-
2. Rincian Lokasi Pemasangan
Lokasi Jumlah Unit
RT 26 1
RT 27 1
RT 28 1
RT 29 1
RT 30 1
RT 31 1
RT 32 1
Sekolah Dasar 1
PUSTU 1
Masjid 1
Total 10
DAFTAR PUSTAKA

Allport, H. B. 1997. Activated Carbon, Encyclopedia of Science and Technology. Mc


Graw Hill Book Company. New York.

Entjang, I., 1991, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Aditya Bakti, Bandung.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907, 2002, Air Layak Minum.

Kvech, Steve, and T. Erika. 1998. Activated Carbon. Departement of Civil and.
Environmental Engineering. Virginia Tech University. United States of America.

Kodoatie, R.J. dan R. Sjarief, 2010, Tata Ruang Air, Andi, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S., 2003, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineke Cipta, Jakarta.

Punmia, B.C., 1979, Water Supply Engineerimg, Standard Book House, Delhi.

Scott, M.A. et al., 2003, Handbook of Zeolites Science and Technology, Marcel
Dekker, New York.

Sutrisno, T., 2006, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rhineka Cipta, Jakarta.

www.pasirsilika.com., Media Filter, diakses pada 9 November 2017.

www.tirtaabadi.com., Media Filter, diakses pada 7 November 2017

Anda mungkin juga menyukai