Jtptunimus GDL Intandewim 8084 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Intandewim 8084 2 Babii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh
pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu
hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer, 2004).
panas ataupun mengurangi produksi panas.Suhu rektal > 38oC (100,4 F). Suhu
inti (rektal) lebih dapat diandalkan daripada metode lain pada anak < 1 tahun
(Lalani,2011).
suhu tubuh diatas normal. Hal ini dapat diakibatkan oleh stress fisiologik seperti
ovulasi, sekresi hormon thyroid berlebihan, olah raga berat, sampai lesi sistem
syaraf pusat atau infeksi oleh mikroorganisme atau ada penjamu proses noninfeksi
diasosiasikan sebagai bahan dari respon fase akut, gejala dari suatu penyakit dan
7
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipertermia
adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat diatas rentang normal dan tubuh
Rentang normal suhu tubuh anak berkisar antara 36,5 – 37,5 °C.
B. Penyebab
keracunan atropine), atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan
panas). Ada juga yang menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak
terjadi karena reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi , dan juga karena
Menurut Sari Pediatri (2008) tiga penyebab terbanyak demam pada anak
tetapi 20% penyebab adalah infeksi virus. Sebagian besar penyebab demam pada
adanya pirogen seperti bakteri atau virus yang dapat meningkatkan suhu tubuh.
8
Dari beberapa penyebab hipertermia diatas, dapat disimpulkan bahwa
panas, akibat terpajan lama lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas), ada juga
yang menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi
C. Batasan Karakteristik
1. Konvulsi
Suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan
2. Kulit kemerah-merahan
9
4. Kejang
5. Takikardia
6. Takipnea
Fase dingin pada hipertermia akan hilang jika titik pengaturan hipotalamus
baru telah tercapai. Dan selama fase plateau, dingin akan hilang dan anak
akan merasa hangat. Hal ini juga terjadi karena adanya vasodilatasi
hipertermia meliputi :
1. Anestesia
10
nyeri karena anestesi ini dapat menyebabkan peningkatan suhu, kekakuan
2. Penurunan perspirasi
3. Dehidrasi
900 cc air tiap harinya menguap dari kulit dan paru-paru sehingga terjadi
kehilangan air dan panas. Kehilangan panas air ini yang menyebabkan
radiasi.
5. Penyakit
menjadi berat.
11
7. Peningkatan laju metabolisme
reaksi kimia dalam seluruh sel tubuh. Aktivitas yang membutuhkan reaksi
8. Medikasi
obat.
9. Trauma
menjadi berat.
tambahan. Laju metabolik meningkat saat aktivitas berlebih dan hal ini
menjadi dua yaitu mekanisme yang diaktifkan oleh dingin dan mekanisme yang
diaktifkan oleh panas. Mekanisme yang diaktifkan oleh dingin itu sendiri terdiri
12
peningkatan sekresi norepinefrin dan epinefrin) dan penurunan pengeluaran panas
endokrin walaupun tidak terjadi asupan makanan atau gerakan otot yang menjadi
Menurut Asmadi (2008) sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga
bagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lainnya, integrator
didalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dengan
kehilangan panas.Reseptor sensori yang paling banyak terdapat pada kulit. Kulit
mempunyai lebih banyak reseptor untuk dingin dan hangat dibanding reseptor
yang terdapat pada organ tubuh lain seperti lidah, saluran pernafasan, maupun
organ visera lainnya. Bila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada
13
tiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses
panas.
Efektor sistem yang lain adalah sistem saraf somatis. Bila sistem ini
misalnya menambah baju sebagai respons terhadap dingin, atau mendekati kipas
mempertahankan suhu tubuh pada angka sekitar set point (370C). Suhu tubuh
masukan dari reseptor yang berada di pusat dan perifer. Jika terjadi perubahan
14
suhu, reseptor-reseptor ini menghantarkan informasi tersebut ke termostat, yang
suhu set point yang konstan. Akan tetapi, selama infeksi substansi pirogenik
menyebabkan peningkatan set point normal tubuh, suatu proses yang dimediasi
suhu inti (internal) mencapai set point yang baru (Connel, 1997 dalam Wong,
preoptik/anterior yang disuplai oleh suatu jaringan kaya vaskuler dan sangat
G. Penatalaksanaan
pada anak-anak dengan virus influenza atau cacar air dan sindroma
15
berusia minimal 6 bulan.Dosis dihitung berdasarkan suhu awal, 5 mg/kg BB
untuk suhu kurang dari 39,1⁰C atau 10 mg/kg BB untuk suhu lebih
setiap 4 jam tetapi tidak lebih dari 5 kali dalam 24 jam. Suhu tubuh secara normal
menurun pada malam hari, 3 – 4 dosis dalam 24 jam biasanya cukup untuk
demam ditingkatkan sedikitnya 30 – 50 ml cairan per jam (misalnya air putih, jus
buah, dan cairan tanpa kafein lainnya).Intervensi lainnya adalah memakai pakaian
yang berwarna cerah, melepas jaket atau tidak menggunakan baju yang tebal, dan
dingin atau es menjadi kebiasaan para ibu saat anaknya demam.Selain itu,
turun bahkan naik dan dapat menyebabkan anak menangis, menggigil, dan
kebiruan. Metode kompres yang lebih baik adalah kompres tepid sponge
(Kolcaba,2007).
16
Kompres tepid sponge merupakan kombinasi teknik blok dengan seka.
Teknik ini menggunakan kompres blok tidak hanya disatu tempat saja, melainkan
langsung dibeberapa tempat yang memiliki pembuluh darah besar. Selain itu
masih ada perlakuan tambahan yaitu dengan memberikan seka dibeberapa area
tubuh sehingga perlakuan yang diterapkan terhadap klien ini akan semakin
komplek dan rumit dibandingkan dengan teknik yang lain. Namun dengan
sinyal ke hipotalamus lebih gencar. Selain itu pemberian seka akan mempercepat
H. Pengkajian Fokus
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
17
6. Dasar kuku terdapat adanya sianosis
I. Diagnosa keperawatan
18
2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh (00005) berhubungan dengan
regulasi suhu, tidak beraktivitas, pakaian yang tidak sesuai untuk suhu
J. Fokus Intervensi
Menurut Potter & Perry (2010) fokus intervensi dan rasional pada
diagnosa keperawatan :
Tujuan :
19
2. Klien memperoleh kenyamanan dalam 48 jam berikutnya
berikutnya
Intervensi :
(102,2oF).
20
4. Instruksikan klien untuk meningkatkan masukan cairan oral.
akibat dehidrasi.
secara konduksi.
Tujuan :
21
Hidrasi atau jumlah air dalam ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh dapat
terpenuhi.
rentang normal
Intervensi :
tiba-tiba.
pasien.
lingkungan
22
5. Catat elevasi suhu yang tepat/demam tinggi menetap dan obati secara tepat
per protokol.
pemberian intravena.
Tujuan :
37,3oC).
23
Intervensi :
periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan
(hipoksia).
(Pertahankan batas atas pada 98,6oF, tergantung pada ukuran atau usia
bayi/anak).
24
Rasional : Hipertermia dengan akibat peningkatan pada laju metabolisme,
kebutuhan oksigen dan glukosa, dan kehilangan air tidak kasat mata dapat
88oF-93oF (31oC-34oC).
7. Pantau suhu bayi atau anak bila keluar dari lingkungan hangat. Berikan
Rasional : Tanda-tanda hipertermia ini (suhu tubuh lebih besar dari 99oF
atau 37,2oC dapat berlanjut pada kerusakan otak bila tidak teratasi.
air hangat.
hipertermia.
25
4. Risiko ketidakseimbangan volume cairan (00025) berhubungan dengan
Tujuan :
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala dini kekurangan cairan, misalnya saja membran
mengkompensasi haluaran.
dengan tepat.
26
4. Timbang berat badan setiap hari.
kehilangan cairan.
diketahui ada penurunan nilai rata-rata suhu tubuh sebesar 1,4oC. Ada
27
kelompok intervensi pada menit ke 10 setelah periode tepid sponge (menit
kedua terdapat perbedaan yang bermakna antara suhu tubuh sebelum dan
bermakna antara suhu tubuh pada anak demam setelah periode tepid
28
Penelitian yang dilakukan oleh Sugihartiningsih (2011) dengan
suhu tubuh pada anak dengan demam sebelum dilakukan kompres tepid
mencapai 40,3oC dan terendah mencapai 37,8oC. Yang kedua suhu tubuh
dengan modus 37,5oC. Suhu terpanas mencapai 39,5 dan suhu terendah
menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam, dengan nilai p :000
hangat tepid sponge terjadi pada pengukuran suhu tubuh menit ke-5
sampai menit ke-90. Setelah itu tubuh anak kembali naik. Yang kedua
terjadi pada mulai menit ke-30 sampai dengan menit ke-120. Pada menit
ke-5 dan ke-15 tidak terdapat perbedaan penurunan suhu yang signifikan
29
sponge yang dilakukan ibu sangat efektif dalam menurunkan suhu tubuh
30