𝑘2 (𝐸 ∗ )𝑓(𝐸 ∗ )
𝑑𝑘 ′ = 𝑑(𝐸 ∗ )
𝑘2 (𝐸 ∗ )
1+( )𝑀
𝑘−1
Pada sisi lain, teori Slater mengusulkan bahwa energi tidak bebas mengalir didalam
molekul. Slater menyarankan bahwa reaksi terjadi saat terjadi ‘koordinat kritis’ dalam
molekul, biasanya panjang ikatan mengembang sampai batas kritis. Didalam molekul
kompleks masingmasing mode vibrasional bervibrasi pada frekuensi yang berbeda dan
perpanjangan ikatan kritis ini terjadi saat dua mode peregangan berada dalam satu fasa.
Gambar 6.3 memperlihatkan penjelasan teoritis dari hasil eksperimen untuk isomerisasi siklo
propana dalam bingkai teori di atas.
Soal-soal:
1. Hinshelwood dan Ashley memperoleh semua konstanta laju 𝑘 ′ untuk dekomposisi dimetil
eter pada 773 K
Konstanta awal (mmol dm-3) 1.20 1.89 3.55 5.42 8.18 13.21 18.57
4 ′ −1
10 𝑘 ⁄𝑠 2.48 3.26 4.61 5.54 6.29 6.90 7.45
Gunakan teori Lindemann untuk menghitung konstanta laju batas k∞ dan konstanta laju
tahap aktivasi kolisi k1.
2. Hitunglah konstanta laju k1 untuk tahap aktivasi tumbukan dari suatu reaksi unimolekuler,
jika energi aktivasi adalah 167 kJ/mol dan s = 12.
3. Tentukan rasio konstanta laju yang dihitung menggunakan teori kolisi dengan yang
dihitung menggunakan ungkapan Hinshelwood untuk reaksi unimolekuler dengan aktivasi
energi sebesar 80 kJ/mol dan s = 8.
BAB 7
PROSES - PROSES ATOMIS DAN RADIKAL BEBAS
Diawal perkembangan kinetika kimia telah diasumsikan bahwa semua reaksi terjadi
dalam satu langkah berdasarkan persamaan stoikiometris. Sekarang telah jelas bahwa
mayoritas proses kimia melalui beberapa langkah, sehingga sebagian besar reaksi adalah
bersifat kompleks. Telah ditunjukkan bahwa dalam banyak reaksi, intermediet yang reaktif
seperti atom-atom dan radikal bebas memainkan peranan yang penting.
Untuk keperluan kinetika, radikal bebas dapat didefinisikan sebagai sebuah atom atau
spesies molekul yang mengandung satu atau lebih elektron-elektron tak berpasangan.
Monoradikal mengandung satu elektron tak berpasangan sementara diradikal seperti atom
oksigen dalam keadaan dasar (ground state) mengandung dua elektron tak berpasangan.
Molekul-molekul seperti oksida nitrat, Oksigen dan 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl yang
mengandung elektron tak berpasangan dengan definisi diatas juga dapat dipandang sebagai
radikal bebas.
Tinjauan kinetik reaksi yang melibatkan radikal bebas seringkali rumit, tetapi data laju
eksperimen terbukti bermanfaat sebagai alat bantu dalam menguraikan mekanisme reaksi
seperti ini. Tujuan dari kinetik adalah untuk mempostulasikan mekanisme reaksi yang
memiliki kesesuaian secara kualitatif dan kuantitatif dengan semua data eksperimental untuk
reaksi tersebut. Semakin dapat dipercaya data laju untuk tahap dasar dalam skema reaksi
yang diusulkan, semakin besar tingkat kepercayaan dalam mekanisme reaksi yang diusulkan.
Pada beberapa reaksi, khususnya oksidasi hidrokarbon fasa gas, ada pengembangan
secara kontinyu radikal bebas dalam sistem. Hal ini biasanya muncul saat dalam satu atau
lebih langkah satu radikal bebas bereaksi menghasilkan dua atau lebih radikal bebas. Pada
reaksi hidrogenoksigen, dua langkah seperti itu adalah:
𝐻 ∙ +𝑂2 → 𝑂𝐻 ∙ +𝑂:
𝑂: +𝐻2 → 𝑂𝐻 ∙ +𝐻 ∙
Hal ini terjadi karena oksigen molekuler dan oksigen keadaan dasar adalah spesies
biradikal. Pada reaksi ini konsentrasi radikal bebas meningkat dengan sangat cepat seperti
diilustrasikan oleh Gambar 7.1 dan ini dikenal dengan pembentukan cabang rantai (chain
branching). Laju reaksi meningkat sangat cepat dan segera menjadi tak terbatas (secara
teoritis) menyebabkan terjadinya ledakan.
Gambar 7.1 Ilustrasi pertumbuhan cepat dalam jumlah radikal bebas melalui pembentukan
Cabang.
7.1.4 Pendekatan Keadaan Mantap atau Stasioner/tunak
Dalam proses rantai linier, kondisi keadaan mantap bisa segera berlaku. Setelah waktu
induksi yang sebentar saat konsentrasi radikal bebas meningkat, konsentrasinya menjadi
mantap atau tidak berubah dan tidak mengalami perubahan sejalan dengan waktu hingga
reaktan habis bereaksi. Ini berarti laju saat radikal bebas terbentuk sama dengan laju saat zat
tersebut menghilang; yaitu
𝑑[𝑟𝑎𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙]
=0 (7.1)
𝑑𝑡
Adalah hal yang biasa untuk mengasumsikan bahwa semua radikal bebas dalam sistem
reaksi mencapai keadaan mantap dengan sangat cepat. Pendekatan ini amat membantu dalam
penurunan persamaan laju untuk proses rantai. Tanpa ini akan diperlukan penyelesaian
sejumlah persamaan diferensial. Hal tersbeut akan menjadi pekerjaan yang membosankan
tanpa bantuan komputer.