A. Latar Belakang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di berbagai
lapisan masyarakat diseluruh dunia, karena banyak manfaat yang diperoleh
dari ASI Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI
Eksklusif merupakan cara pemberian makanan yang sangat tepat dan
kesempatan terbaik bagi kelangsungan hidup bayi di usia 0 sampai 6 bulan,
dan melanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun (Harnowo, 2012).
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada
tahun 2006 WHO (World Health Organization) mengeluarkan Standar
Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di seluruh dunia yang isinya
adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun.
Sejalan dengan peraturan yang di tetapkan oleh WHO, Di Indonesia juga
menerapkan peraturan terkait pentingnya ASI Eksklusif yaitu dengan
mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang pemberian
ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan
cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun, sering kali ibu-ibu kurang
mendapatkan informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah
tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar,
dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya
(Roesli, 2000).
Dari hasil penelitian United Nation Child’s Fund (UNICEF) dari tahun
2005 hingga 2011 didapati bayi Indonesia yang mendapat ASI Eksklusif selama
6 bulan pertama ialah sebanyak 32% dan didapati 50% anak diberikan ASI
Eksklusif sehingga usia 23 bulan. Tetapi persentase ini masih rendah bila
dibandingakan dengan negara berkembang lain seperti Bangladesh didapati
43% anak diberikan asi eksklusif selama 6 bulan dan 91% anak mendapat ASI
sehingga usia 23 bulan (UNICEF, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Briawan pada
tahun 2004 diperoleh data bahwa faktor penghambat pemberian ASI Eksklusif
adalah sebagian besar (51,6%) ibu merasa khawatir bahwa ASI saja tidak
mencukupi untuk bayi sehingga bayi kurang kenyang, bayi menjadi rewel dan
pertumbuhan bayi terhambat. Faktor penghambat lainnya adalah dukungan
suami dimana suami kurang setuju ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan
tanpa pemberian makanan lainnya. Roesli (2000) berpendapat bahwa fakta
yang dapat memberi ASI Esklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal
98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa
37,9% dan ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tetang
ASI, sedangkan 70,9% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI
Eksklusif.
Hasil survei dan persentase penurunan cakupan ASI Eksklusif tersebut
merupakan bentuk rendahnya pengetahuan ibu menyusui akan manfaat dan
pentingnya ASI. Rendahnya pengetahuan ini dapat disebabkan karena ibu
belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang manfaat ASI dan kandungan
yang terdapat dalam ASI serta tentang manfaat perawatan payudara ketika
hamil sebagai upaya untuk memperlancar ASI. Pengetahuan para ibu yang
diteliti tersebut dapat dipengaruhi sumber informasi yang didapat ibu dari
lingkungan luar terutama peran media massa dalam memberikan informasi.
Informasi yang disampaikan media massa yang memengaruhi pemberian ASI
eksklusif yaitu informasi atau iklan susu formula yang sekarang ini sedang
gencar-gencarnya dilakukan oleh produsen susu. Iklan tentang susu yang
sering tampil di televisi yang menjadi faktor utama memperkenalkan ibu pada
produk susu sehingga ibu terpengaruh dan memiliki sikap bahwa susu formula
juga baik untuk bayi.
Oleh karena itu pengetahuan mengenai ASI Eksklusif merupakan
informasi yang sudah selayaknya diketahui oleh warga di Puskesmas Tumpang
khusunya warga Jeru. Sehingga hal ini mendasari diadakan penyuluhan ini dan
diharapkan warga Puskesmas Tumpang khusunya warga Jeru mengerti
tentang ASI Eksklusif.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu-ibu Puskesmas Tumpang
dapat memahami dan mengetahui tentang pencegahan ASI Eksklusif
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian dari ASI Eksklusif.
b. Menjelaskan kandungan di dalam ASI.
c. Menyebutkan manfaat dari ASI Eksklusif.
d. Menjelaskan apakah bayi cukup mendapatkan ASI.
e. Mempraktikkan cara menyusui yang baik dan benar.
f. Menjelaskan cara pemberian ASI bagi ibu yang bekerja.
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Ceramah
Tanya jawab
2. Media dan Alat bantu
Media : Leaflet.
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018
Waktu : 09.30-10.00 WIB
Tempat : PKM Tumpang
4. Materi dan pemateri
Pokok Bahasan : ASI Eksklusif.
Sub Pokok Bahasan :
- Pengertian ASI Eksklusif.
- Kandungan di dalam ASI Eksklusif.
- Manfaat ASI Eksklusif.
- Cara mengetahui bayi cukup mendapatkan ASI
- Cara menyusui yang baik dan benar
- Cara pemberian ASI bagi ibu yang bekerja
5. Peserta
Peserta: Ibu hamil dan Ibu Post Partum
Tahap
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Media Metode
kegiatan
Pendahuluan 5 1. Mengucapkan 1. Menjawab Lembar Ceramah
menit salam. salam. Evaluasi
2. Memperkenalkan 2. Memperhatika
diri. n penyaji.
3. Menjelaskan 3. Memperhatika
tujuan. n mekanisme
4. Kontrak waktu. penyuluhan.
5. Pre test 4. Menjawab
pertanyaan
Materi 15 Menjelaskan tentang: 1. Mendengarkan Leaflet Ceramah
menit 1. Pengertian ASI penyaji. dan
Eksklusif 2. Memperhatikan tanya
2. Kandungan di . jawab.
dalam ASI 3. Mengajukan
3. Manfaat ASI pertanyaan.
Eksklusif
4. Cara mengetahui
bayi cukup
mendapatkan
ASI
5. Cara menyusui
yang baik dan
benar
6. Cara pemberian
ASI bagi ibu yang
bekerja
Evaluasi 5 1. Post test 1. Menjawab Lembar Ceramah
menit pertanyaan. Evaluasi .
Penutup 5 1. Mengucapka 1. Memperhatika Ceramah
menit n terima kasih n. .
atas peran 2. Menjawab
peserta. salam.
2. Salam
penutup.
D. Evaluasi
1. Struktur
a. Koordinasi yang baik antara pemateri, peserta, selama acara
penyuluhan berlangsung
b. Persiapan peralatan untuk acara penyuluhan dapat dilakukan dengan
baik.
c. Sebelum penyuluhan telah berkoordinasi dengan bidan desa Posyandu
Jeru
2. Proses
a. Peserta aktif dalam mengikuti acara penyuluhan mulai dari awal hingga
akhir.
b. Peserta aktif menyimak materi yang disampaikan
c. Peserta sangat antusias dalam proses tanya jawab.
d. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri
3. Hasil
a. 75% peserta dapat menjelaskan materi yang disampaikan dengan baik,
meliputi :
Peserta dapat menyebutkan kembali pengertian ASI Eksklusif.
Peserta dapat menyebutkan kembali kandungan di dalam ASI.
Peserta dapat menyebutkan kembali manfaat ASI Eksklusif.
Peserta dapat menyebutkan kembali cara mengetahui bayi
cukup mendapatkan ASI
Peserta dapat menyebutkan kembali cara menyusui yang baik
dan benar
Peserta dapat menyebutkan kembali cara pemberian ASI bagi
ibu yang bekerja
E. Lampiran
1. Lampiran materi dan daftar pustaka.
2. Lampiran lembar evaluasi.
3. Lampiran media.
Lampiran Materi
1. Pengertian ASI Eksklusif
Yang dimaksud ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja selama 6
bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih serta tanpa tambahan makanan pada seperti pisang, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan
pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau
lebih
Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam
bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain.
Untuk wanita menyusui yang bekerja, berikut beberapa tips memerah ASI :
a. Peras dan pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini diperlukan
agar produksi ASI tetap terjaga.
Cara pengeluaran ASI dengan
tangan
b. Pilih waktu di mana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada
umumnya terjadi di pagi hari.
c. Semua peralatan yang akan digunakan sudah disterilkan terlebih dahulu.
B. Post Test
1. Berapa Bulan ASI Eksklusi diberikan?
2. Apa kandungan dari ASI?
3. Apa manfaat dari ASI Eksklusif?
4. Bagaimana tanda-tanda bayi cukup mendapatkan ASI?