Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah KAA
kalender peristiwa

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA;
kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara
Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA
diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon),
India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan
ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia
dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan
melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara
imperialis lainnya.
Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada
saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang
sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka
tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin;
kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika
Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara
Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme,
khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair;
dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan
Belanda mengenai Irian Barat.
Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila
Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerusuhan dan
kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB
dan prinsip-prinsip Nehru.
Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada
1961.

Pelopor KAA

1. Ali Sastroamidjojo, Indonesia


2. Mohammad Ali Bogra, Pakistan
3. Jawaharlal Nehru, India
4. John Kotelawala, Sri Lank
5. U Nu, Myanmar

Tujuan KAA
Tujuan utama adalah menciptakan perdamaian dan ketenteramkan hidup bangsa bangsa-
bangsa yang ada di kawasan asia afrika. Tujuan lainnya:
 Memajukan kerja sama antar bangsa Asia Afrika untuk mengembangkan kepentingan
bersama,persahabatan,dan hubungan bertetangga yang baik.
 Mempertimbangkan masalah-masalah sosial ,ekonomi,dan kebudayaan negara-negara
anggota.
 Mempertimbangkan masalah-masalah khusus bangsa-bangsa di Asia Afrika,seperti
kedaulatan nasional,rasialisme dan kolonialisme.
 Meninjau kedudukan Asia Afrika serta rakyatnya di dunia ini ,serta sumbangan bagi
perdamaian dan kerja sama di dunia.

Pokok pembicaraan dalam KAA


 Usaha untuk meningkatkan kerja sama bidang ekonomi ,sosial,budaya dan HAM.
 Hak untuk menentukan nasib sendiri.
 Rasialisme(perbedaan warna kulit).
 Kerja sama internasional.
 Pelucutan senjata.
 Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
 Masalah Irian Barat.

Pelaksanaan kerja sama KAA


 Kerja sama ekonomi.
 Kerja sama kebudayaan.
 HAM dan hak menentukan nasib sendiri.
 Masalah negara-negara yang belum merdeka.
 Peningkatan kerja sama dunia.

Kilas balik
 23 Agustus 1953 - Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan
Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan
Afrika dalam perdamaian dunia.
 25 April–2 Mei 1954 - Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam
pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan
Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya
Konferensi Asia-Afrika.
 28–29 Desember 1954 - Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika,
diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang
tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.
 18–24 April 1955 - Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung.
Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali
Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal
dengan Dasasila Bandung.
Negara-negara Peserta Konperensi Asia-Afrika :
1. Afghanistan 11. Jepang 20. Turki
2. Indonesia 12. Sudan 21. Ethiopia
3. Pakistan 13. Republik 22. Liberia
4. Birma Rakyat Tiongkok 23. Vietnam (Utara)
5. IranFilipina 14. Yordania 24. Vietnam (Selatan)
6. Kamboja 15. Suriah 25. Pantai Emas
7. Irak 16. Laos 26. Libya
8. Iran 17. Thailand 27. India
9. Arab Saudi 18. Mesir 28. Nepal
10. Ceylon 19. Libanon 29. Yaman

B. Misi Garuda
Yang menjadi dasar Indonesia mengambil bagian dalam tugas misi Garuda ialah :
Sebagai anggota Dewan Keamanan PBB Landasan ideologi Indonesia (Pancasila) Landasan
Konstitusional Indonesia ( Pembukaan UUD 1945) Perwujudan dari politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif. Serangan Inggris, Prancis, dan Israel terhadap Mesir itu dinilai
telah membahayakan perdamaian dunia. Pergolakan yang terjadi di wilayah Terusan Suez
mengundang PBB untuk mencarikan jalan keluar dan mendamaikan Negara-negara yang
sedang bersengketa. Oleh katena itu, PBB mengirim pasukan perdamaian ke Mesir, yang
diberi nama United Nations Emergency Forces (UNEF) di bawah pimpinan E.L.M. Burns.
Pada tanggal 8 November 1956 pemerintah Indonesia menyatakan kesediaannya untuk ikut
serta dalam pasukan PBB dengan mengirimkan pasukan Garuda I. sebagai Komandan
Kontingen ditunjuk Letnan Kolonel Hartoyo, yang kemudian digantikan Letnan Kolonel
Saudi sampai januari 1957. Pasukan Polisi PBB dibentuk dengan anggota berjumlah 550
orang (1 Detasemen). Pada tanggal 28 Desember 1956 pasukan Indonesia untuk PBB
diresmikan oleh KSAD dengan nama Garuda.. Susunan pimpinan Pasukan Garuda I adalah:
Komandan : Letnan Kolonel Hartoyo, kemudian diganti Letnan Kolonel suadi Wakil
Komandan : Mayor Sugiarto Kepala Staf : Mayor Sudiyono Pra Komandan Kompi : Kapten
Sukarno, Kapten Harsono, dan Kapten Suprapto Misi garuda I berangkat pada tanggal 1
Januari 1957. Tugas utamanya ialah mengawasi penarikan mundur tentara Israel. Pasukan
polisi PBB yang bertugas mengawasi garis demarkasi di sekitar Gaza dan Sinai berjumlah
lebih kurang 6.000 orang. Pasukan Garuda I ternyata berhasil dengan baik dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya. Keberhasilan ini membuat Indonesia terus
menerus dipercaya oleh PBB untuk membantu memelihara perdamaian di berbagai pelosok
dunia bila terjadi sengketa. Bangsa Indonesia boleh berbangga karena kepercayaan yang
begitu besar diberikan oleh PBB untuk memelihara perdamaian dunia.

C. Deklarasi Juanda
Deklarasi Djuanda pertama dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana
Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja. Oleh karena itu deklarasi ini disebut
sebagai Deklarasi Djuanda mengacu pada tokoh Deklarasi Djuanda tersebut. Secara umum,
hasil dari deklarasi Djuanda adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut
Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi
satu kesatuan wilayah NKRI.
Sebelum adanya Deklarasi Djuanda ini, wilayah Indonesia mengacu pada Ordonansi
Hindia Belanda 1939. Dalam aturan tersebut, pulau-pulau di wilayah Indonesia dipisahkan
oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh
maksimal 3 mil dari garis pantai. Sedangkan laut yang memisahkan pulau-pulau yang ada
bebas dilewati oleh kapal asing.
Hal itu yang melandasi dibuatnya deklarasi ini. Dengan adanya Deklarasi Djuanda
menyatakan bahwa Indonesia negara kepulauan. Artinya Indonesia menganut prinsip-prinsip
negara kepulauan atau archipelago state. Artinya wilayah laut dan perairan antar pulau yang
ada di Indonesia juga termasuk dalam wilayah Republik Indonesia dan bukan merupakan
kawasan bebas negara.
Peresmian Deklarasi Juanda ini terdapat dalam UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia. Selain itu, deklarasi ini juga sudah diakui oleh dunia internasional. Pada tahun
1982, PBB menetapkannya dalam konvensi hukum laut PBB ke-III. Selanjutnya deklarasi
ini kembali dipertegas dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS
1982 bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan.
Secara umum terdapat 3 poin utama yang tertuang dalam perjanjian Djuanda, dimana
poin ketiga terdiri dari tiga poin. Berikut ini akan kami jelaskan hasil dari Deklarasi Djuanda
serta bunyi dan isi Deklarasi Djuanda lengkap beserta penjelasan dan pengaruhnya bagi
wilayah Republik Indonesia.
Deklarasi Djuanda
Isi dari Deklarasi Juanda yang ditulis pada 13 Desember 1957, menyatakan :
1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak
tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah
Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
a. Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat
b. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara
Kepulauan
c. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI
Pengaruh Deklarasi Djuanda Terhadap Wilayah Indonesia
Deklarasi Djuanda sangat berpengaruh pada wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia. Dengan adanya deklarasi ini, laut yang menjadi penghubung pulau di Indonesia
kini juga dianggap sebagai wilayah resmi Indonesia. Sebelumnya laut antar pulau dianggap
sebagai kawasan bebas dan bukan menjadi bagian dari Indonesia, karena yang diakui hanya
wilayah perairan sejauh 3 mil dari garis pantai.
Hasil Deklarasi Djuanda juga menegaskan antara darat, laut, dasar laut, udara dan
seluruh kekayaan, semua dalam satu kesatuan wilayah Indonesia. Di masa kolonialisme
Belanda, wilayah Indonesia hanya terbatas pada wilayah darat saja. Perdana Menteri
Indonesia saat itu Djuanda Kartawidjaja memiliki inisiatif untuk merubah aturan ini. Ia pun
menjadi tokoh Deklarasi Djuanda dan namanya bahkan digunakan sebagai nama deklarasi
ini.
Dalam deklarasi ini terkandung konsepsi negara maritim nusantara yang melahirkan
konsekuensi bagi pemerintah dan bangsa indonesia untuk memperjuangkan serta
mempertahankannnya hingga mendapat pengakuan internasional. Deklarasi ini sendiri baru
diakui dunia internasional pada tahun 1983 atau puluhan tahun setelah awal deklarasi. Selain
itu isi Deklarasi Juanda merupakan landasan struktural dan legalitas bagi proses integrasi
nasional indonesia sebagai negara maritim dalam posisi geografinya.
Sejak tahun 1999 lalu, tanggal 13 Desember yang menjadi tanggal dideklarasikannya
Deklarasi Djuanda diperingati sebagai Hari Nusantara Nasional. Hal ini juga kembali
dipertegas dan diresmikan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2001 tentang
Hari Nusantara. Sekian info sejarah kali ini, semoga bisa menjadi referensi pengetahuan
umum.
D. Pengerian Gerakan Non Blok
Non-Aligned Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB) adalah sebuah organisasi
internasional yang terdiri dari lebih dari 120 negara-negara yang tidak menganggap dirinya
bergabung / beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar manapun.

E. Sejarah dan Latarbelakang Gerakan Non Blok


Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu
Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-
negara Blok Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-negara Blok Barat dipimpin oleh
Amerika Serikat. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar
negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, maka
didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.

Kata "Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri
India) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru
menjabarkan lima pilar yang dapat diterapkan sebagai pedoman untuk membentuk relasi
Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian dipakai
sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut ialah:
1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian tidak saling melakukan agresi
3. Tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara lain
4. Setara dan saling menguntungkan
5. Menjaga perdamaian
Gerakan Non-Blok sendiri beawal dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-
Afrika / Konferensi Asia Afrika yaitu sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, pada
tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun
mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi blok
Barat dan blok Timur. Pendiri / Tokoh Gerakan Non Blok ini adalah 5 pemimpin dunia,
yaitu:
 Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
 Soekarno presiden Indonesia
 Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
 Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
 Kwame Nkrumah dari Ghana.

Kemudian Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam Konferensi Tingkat Tinggi


(KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu
konfensi ini dihadiri 25 negara dari berbagai belahan dunia yakni Yugoslavia (sebagai tuan
rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka,
Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko,
Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, dan Tunisia.

Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila Bandung, maka pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan Non
Blok oleh Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia saat itu). Hasil dari konferensi tersebut
juga mendaulat Josip Broz Tito sebagai Pimpinan pertama dalam Gerakan Non-Blok.
Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi
Gerakan Non Blok telah diselenggarakan yaitu di Kairo, Mesir (1964) diikuti oleh 46
negara dengan anggota yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru meraih
kemerdekaan, kemudian di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair (1973), Kolombo,
Srilangka (1976), Havana, Cuba (1979), New Delhi, India (1983),
Harare, Zimbabwe (1986), Beograd, Yugoslavia (1989), Jakarta, Indonesia (1992),
Cartagena de Indias, Kolombia (1995), Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur,
Malaysia (2003), Havana, Kuba (2006), Sharm el-Sheikh, Mesir (2009), Teheran, Iran
(2012) dan terakhir di Karakas, Venezuela pada tahun 2015.

Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an ketika


anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu Blok, terutama Blok
Timur. Sehingga muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni
Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara non blok. Atau kasus dimana
India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.
Lebih buruk lagi, beberapa anggota gerakan non blok bahkan terlibat konflik dengan
anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara Iran dengan Irak dan Pakistan dengan
India.
Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada tahun 1979 ketika terjadi invasi
Uni Soviet terhadap Afghanistan. Saat itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi
sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin
melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.

F. Tujuan Gerakan Non Blok


Tujuan GNB yaitu seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979,
adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial nasional, dan
keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme,
kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer,
pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain,
menentang segala bentuk blok politik serta kerja sama internasional berdasarkan
persamaan hak.

Dimana tujuan dari gerakan non blok diatas dapat kita jabarkan kedalam 3 poin utama,
yaitu:
1. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat
(Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang dingin.
2. Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-
negara anggota Gerakan Non-Blok.
3. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan membantu
perjuangan negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan
kemakmuran.

Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang anggotanya


saling komunikasi dan memiliki kedekatan seperti NATO / Pakta Warsawa, negara-negara
anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya
yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba
mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India
yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.

G. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok


Gerakan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik luar negeri
Indonesia karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB.
Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti
peran dan kontribusi penting Indonesia dalam mengawali penggagasan dan pendirian
GNB. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh penggagas dan pendiri
GNB. Indonesia menilai penting GNB tidak sekadar dari peran yang selama ini
dikontribusikan, tetapi juga mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari
perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.

Selain peran serta yang telah dijelaskan diatas, Berbagai Peran serta Indonesia dalam
Gerakan Non Blok dapat dijelaskan dalam beberapa poin dibawah ini:
1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut karena Gerakan Non Blok sendiri
bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun
1955.
2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang
pertama, Hal ini karena indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan
besar mengundang / mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB.
3. Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada saat itu (1-6 September
1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta
yang menghadiri KTT X GNB berjumlah 106 negara.
4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian
dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas
keadilan. Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen
diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka keberadaan Gerakan Negara Negara Non


Blok secara tegas mengacu pada hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia Afrika di
Bandung pada tahun 1955. Penggunaan istilah bangsa-bangsa non blok atau "tidak
memihak" adalah pernyataan bersama untuk menolak melibatkan diri dalam konfrontasi
ideologis antara blok Barat dan Timur. Lebih lanjut, bangsa-bangsa yang tergabung
dalam Gerakan Non-Blok lebih memfokuskan diri pada upaya perjuangan kemerdekaan
nasional, menghapuskan kemiskinan dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang.

H. PENGERTIAN ASEAN (Associatoin of Southeus East Asian Nation)

Membahas tentang pengertian ASEAN maka kita perlu


mengetahui lebih dulu apa akronim dari ASEAN itu sendiri.
Akronim dari ASEAN adalah Associatoin of Southeus East
Asian Nation. Semua kata atau frasa ASEAN berasal dari
Bahasa Inggris. Nah, untuk lebih memahami pengertiannya
maka kita perlu untuk membahas masing-masing katanya.

Kata pertama yang akan dibahas adalah Association.


Association dalam bahasa Indonesia adalah Asosiasi. Asosiasi merupakan suatu proses
interaksi yang melandasi terbentuknya suatu lembaga. Jika dikaji lebih maka Asosiasi ini
sering disebut atau disama artikan organisasi atau dapat juga disebut perserikatan. Kata
kedua adalah Southeus East. Southeus berasal dari kata South east yang merupakan
pentunjuk mata angin yang menyatakan arah tenggara. Kata ketiga yaitu Asian. Asian
merujuk nama benua yaitu Asia. Dan yang terakhir adalah nation. Nation jika diartikan
kedalam bahasa Indonesia berarti bangsa.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa ASEAN (Associatoin of
Southeus East Asian Nation) merupakan sutu perserikatan atau organisasi bangsa-bangsa
yang berada di Asia Tenggara. Secara sederhana dapat kita bahwa ASEAN ini merupakan
salah satu bentuk organisasi bangsa-bangsa. Karena pengertiannya adalah organisasi bangsa-
bangsa yang berada di Asia Tenggara, maka anggotanya juga tentu saja Negara-negara atau
bangsa-bangsa yang berada di daerah Asia Tenggara.

I. SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA ASEAN (Associatoin of Southeus East Asian


Nation)
Di Asia Tenggara pernah terjadi era dingin yang menjadi ajang persaingan
kepentingan kekuatan-kekuatan adidaya. Hal ini karena Asia Tengara merupakan tempat
yang dinilai sangat strategis dimata dunia baik itu secara geo politik maupun geo ekonomi.
Pada saat tersebut terjadi peperangan di vietnam yaitu antara Vietnam Utara dan Vitnam
Selatan. Vietnam Utara didukung oleh kekuatan blok komunis uni soviet sedangkan Vietnam
barat didukung oleh blok Amerika Serikat. Peperangan ini merupakan bukti bahwa telah
terjadi persaingan antar dua blok ediologi yang melibatkan Negara-negara yang berada di
Asia Tenggara menjadi kekuatan blok militernya. Blok komunis dari Uni Soviet meletakkan
meletakkan pangkalan militernya di Filifina sedang blok barat meletakkan pangkalan
militernya di Vietnam.
Selain masalah tersebut ternyata di Asia Tenggara juga terjadi konflik militer yang
melibatkan Laos, Kamboja dan Vietnam. Tak sampai disitu, di Asia Tenggara juga terjadi
konflik bilateral. Negara-negara yang terlibat dalam konflik bilateral ini adalah Indonesia dan
Malaysia, Kamboja dan Vietnam. Suasana bertambah keruh karena adanya konflik internal di
beberapa Negara yaitu di Indonesia, Thailand dan Vietnam.
Beberapa permasalahan diatas menyebabkan stabilitas pertahanan di Asia Tenggara
terganggu. Masalah satbilitas inilah yang mendorong para pemimpin Negara-negara di Asia
Tenggara tergerak untuk menciptakan suasana aman dan damai. Hal ini dilakukan dengan
cara mereda sikap saling curiga antara Negara-Negara di Asia Tenggara untuk mendorong
usaha pembangunan bersama.
Karena adanya kerjasama antar Negara, maka terbentuk beberapa organisasi di Asia
Tenggara. Organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
 SEATO (South East Asia Treaty Organization) dibentuk pada tahun 1954.
 ASA (Association of South East Asia) dibentuk pada tahun 1961
 Maphilindo (Malaysia-Philifina-Indonesia) dibentuk pada tahun 1963
Hal yang sangat disayangkan adalah organisasi-organisai tersebut tidak dapat
bertahan karena sengketa teritorial antar Negara anggota.
Untuk mengatasi kemelut yang terjadi terdorong untuk membentuk kembali
organisasi namun dengan cara yang lebih baik. Untuk memperoleh tujuan tersebut maka,
Menteri luar Negeri Indonesia, Malaysia, Thailan, Pilifina dan Singapura melakukan
berbagai pertemuan yang konsultatif. Hingga terbentuklah Joint Deklaration (Deklarasi
Bersama). Deklarasi ini berisikan tentang kesadaran perlunya meningkatkan saling
pengertian untuk hidup bertetangga dengan baik dan membina kerja sama antara Negara-
negara dikawasan yang terikat oleh pertalian sejarah dan budaya.
Pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, ditindak lanjuti mengenai
Deklarasi Bersama dan penandatangan Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration) yang
dikenal dengan sebutan Deklarasi Bangkok. Dengan ditanda tanginya Deklarasi tersebut
maka ASEAN telah sah menjadi salah satu Organisasi berisikan kumpulan bangsa-bangsa di
Asia tenggara. Awalnya anggota ASEAN hanya 5 negara yaitu Negara pendirinya yang
terdiri dari Negara, Indonesia, Malaysia, Thailan, Filifina dan Singapura. Kemudian saat ini
telah ada 10 negara yang tergabung menjadi anggota ASEAN.
J. TUJUAN DIBENTUKNYA ASEAN (Associatoin of Southeus East Asian Nation)
ASEAN merupakan bentuk organisasi Negara yang terdapat di Asia Tenggara.
ASEAN tidak dibentuk jika tanpa maksud dan tujuan. Tujuan dibentuknya ASEAN adalah
sebagai berikut :
1) ASEAN dibentuk untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan kemajuan
sosial dan mengembangkan kebudayaan yang ada dikawasan Asia Tenggara. Ketiga hal
ini diwujudkan melalui usaha bersama dengan semangat yang setara dan kemitraan
untuk memperkuat dasar bagi masyarakat yang makmur dan kedamaian Bangsa Asia
Tenggara.
2) Mempromosikan perdamaian bangsa-bangsa dan stabilitas regional dengan menghormati
keadilan dan supremasi hukum yang berkaitan dengan hubungan antar Negara-negara
yang berada di kawasan dan patuh kepada prinsip-prinsip PBB.
3) Mempromosikan kerja sama yang aktif dan saling membantu demi kepentingan bersama
dalam berbagai bidang. Baik itu bidang sosial, ekonomi, budaya, teknis, ilmiah dan
administratif.
4) Meningkatkan hubungan internasional antar sesama anggota dalam ASEAN.
5) Saling memberikan bantuan antara satu lain sessama anggota dalam ASEAN yang
berbentuk fasilitas pelatihan dan penelitian dibidang pendidikan professional, teknis dan
administrasi.
6) Saling berkolaborasi secara lebih efektif untuk lebih memanfaatkan pertanian dan
industri, perluasan perdagangan mereka, termasuk studi tentang masalah perdagangan
komoditas dalam taraf internasional, perbaikan transportasi dan fasilitas komunikasi dan
untuk meningkatkan standar hidup rakyat mereka.
7) Mempertahankan kerjasama yang erat dan menguntungkan dengan organisi internasional
atau regional yang ada dengan tujuan yang sama. Tujuan tersebut di upayakan dapat
dilakukan dengan cara menjelajahi semua jalan untuk kerja sama lebih dekat antara
sesama mereka sendiri.
8) Untuk mempromosikan studi Asia Tenggara.

K. PRINSIP ASEAN (Associatoin of Southeus East Asian Nation)


ASEAN memiliki prinsip dalam menjalankannya. Adapun prinsip ASEAN tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional dan
identitas nasional setiap Negara.
2) Setiap Negara berhak untuk memimpin kehadiran nasional yang bebas dari campur
tangan dan subversive pihak luar.
3) Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama Negara anggota ASEAN.
4) Penyelesaikan konflik dan perselihan secara damai.
5) Menolak menggunakan kekuatan yang mematikan.
6) Kerjasama efektif antara anggota.

ANGGOTA ASEAN (Associatoin of Southeus East Asian Nation)


Association of Southeast Asian Nation awalnya hanya beranggotakan 5 negara yang ada di
Asia Tenggara. Negara-negara tersebut merupakan Negara pendiri ASEAN. Negara pendiri
ASEAN adalah sebagai berikut:
1) Filipina
2) Indonesia
3) Malaysia
4) Singapura
5) Thailand
Pada tanggal 7 Januari 1984 Brunei Darussalam menjadi anggota ASEAN. Kemudian
selanjutnya disusul oleh Vietnam yang bergabung dengan ASEAN pada tanggal 28 Juli 1995.
Dua tahun setelahnya Laos juga telah ikut menjadi salah satu anggota ASEAN yaitu pada
tanggal 23 Juli 1997. Pada tanggal dan tahun yang sama Myanmar juga telah menjadi
anggota ASEAN. Satu tahun kemudian, pada tanggal 16 Desember 1998 Kamboja juga
mengikut sertakan diri menjadi anggota ASEAN.

Berdasarkan pemaparan diatas maka kita ketahui bahwa sejauh ini ASEAN telah
beranggotakan 10 Negara. Semua Negara yang menjadi anggotanya merupakan Negara di
Asia Tenggara. Akan tetapi terdapat beberapa Negara di Asia Tenggara yang belum
mengikut sertakan diri menjadi anggota ASEAN. Negara-negara tersebut adalah Timor Leste
dan Papua Nugini

L. PENGETIAN OKI
OKI (Organisasi Konferensi Islam) adalah sebuah
organisasi internasional dengan 57 negara anggota yang
memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan
Bangsa-Bangsa. OKI didirikan di Rabat, Maroko pada
12 Rajab 1389 H (25 September 1969) dalam
Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang
diselenggarakan sebagai reaksi terhadap terjadinya
peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus
1969 oleh pengikut fanatik Kristen dan Yahudi di
Yerusalem. OKI mengubah namanya dari sebelumnya
Organisasi Konferensi Islam pada 28 Juni 2011.
LATAR BELAKANG BERDIRINYA OKI
Beberapa hal berikut inilah yang melatar belakangi berdirinya OKI (Organisasi Konferensi
Islam):
1. Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha oleh Israel.
2. Israel menduduki negara-negara jazirah Arab yang menyebabkan perang Arab-Israel
pada tahun 1967.
3. Isreal menduduki Yarussalem.

M. TUJUAN BERDIRINYA OKI


Selain itu tujuan utama dibentuknya OKI (Organisasi Konferensi Islam) adalah sebagai
berikut:
1. Melenyapkan perbedaarn diskriminasi, kolonialisme dan rasial.
2. Memperteguh dan menjunjung tinggi perjuangan umat islam.
3. Membantu dan mendukung Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan.
4. Meningkatkan solidaritas antar negara-negara islam.
5. Melindungi tempat-tempat suci dan ibadah agama.

NEGARA-NEGARA ANGGOTA OKI:

Berikut adalah 57 Negara anggota OKI (Organisasi Konfrensi Islam) beserta tahun
bergabungnya:

1. Afganistan ( 1969 ) 4. Arab Saudi ( 1969 ).


2. Albania ( 1992 ). 5. Azerbaijan ( 1991 ).
3. Aljazair ( 1969 ). 6. Bahrain ( 1970 ).
7. Bangladesh ( 1974 ).
8. Benin ( 1982 ). 34. Mozambik ( 1994 ).
9. Brunei Darussalam ( 1984 ). 35. Niger ( 1969 ).
10. Burkina Faso ( 1975 ). 36. Nigeria ( 1986 ).
11. Chad ( 1969 ). 37. Oman ( 1970 ).
12. Djibouti ( 1978 ). 38. Pakistan ( 1969 ).
13. Gabon ( 1974 ). 39. Palestina ( 1969 ).
14. Gambia ( 1974 ). 40. Pantai Gading ( 2001 ).
15. Guinea ( 1969 ). 41. Qatar ( 1970 ).
16. Guinea Bissau ( 1974 ). 42. Senegal ( 1969 ).
17. Guyana ( 1998 ). 43. Siera Leone ( 1972 ).
18. Indonesia ( 1969 ). 44. Somalia ( 1969 ).
19. Irak ( 1976 ). 45. Sudan ( 1969 ).
20. Iran ( 1969 ). 46. Suriah ( 1970 ).
21. Kamerun ( 1975 ). 47. Suriname ( 1996 ).
22. Kazakhstan ( 1995 ). 48. Tajikistan ( 1992 ).
23. Komoro ( 1976 ). 49. Togo ( 1997 ).
24. Kirgizstan ( 1992 ). 50. Tunisia ( 1969 ).
25. Kuwait ( 1969 ). 51. Turki ( 1969 ).
26. Lebanon ( 1969 ). 52. Turkmenistan ( 1992 ).
27. Libya ( 1969 ).
28. Maladewa ( 1976 ). 53. Uganda ( 1974 ).
29. Malaysia ( 1969 ). 54. Uni Emirat Arab ( 1970 ).
30. Mali ( 1969 ). 55. Uzbekistan ( 1995 ).
31. Maroko ( 1969 ). 56. Yaman ( 1969 ).
32. Mauritania ( 1969 ). 57. Yordania ( 1969 ).
33. Mesir ( 1969 ).

Anda mungkin juga menyukai