Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT


TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN
BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL

Ika Kusuma Nugraheni1, Robby Haryadi2


1) Staf Pengajar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut
2) Mahasiswa Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut
email: robyharyadi31@gmail.com
ika.kusuma.n@politala.ac.id

Naskah diterima: 17 Juni 2017 ; Naskah disetujui: 28 Juni 2017

ABSTRAK

Kelangkaan bahan bakar minyak dan kualitas udara yang semakin memburuk memberikan pengaruh
terhadap kehidupan. Meningkatnya volume kendaraan menambah kedua permasalahan menjadi semakin
parah. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan bahan
bakar alternatif yaitu etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari emisi gas
buang yang terkandung (CO dan HC rendah) dari campuran etanol dengan premium, menganalisis
bahan bakar dari campuran etanol dengan premium pada tiap varian untuk menentukan jumlah
kandungan etanol yang tepat agar menghasilkan emisi gas buang yang baik. Sepeda motor empat tak
satu silinder yang digunakan adalah sepeda motor Honda Beat 108cc tahun 2010. Bahan bakar yang
digunakan untuk penelitian ini adalah premium murni (E 0), campuran etanol 5% + premium 95% (E 5),
campuran etanol 10% + premium 90% (E 10), campuran etanol 15% + premium 85% (E 15), campuran
etanol 20% + premium 80% (E20), dan pertalite sebagai pembanding. Etanol yang digunakan adalah
etanol dengan kandungan 95%. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pencampuran etanol
pada premium terhadap kandungan emisi gas buang. Kandungan emisi CO terendah dihasilkan bahan
bakar campuran E10 yaitu sebesar 0,11% vol. Kandungan HC terendah dihasilkan bahan bakar
campuran E15 sebesar 1567,6 ppm vol. Hasil penelitian ini masih di bawah nilai ambang batas emisi gas
buang berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006. Penambahan etanol
E10 adalah yang paling efektif dalam menurunkan kadar emisi gas buang yaitu sebesar 8%.

Kata kunci : emisi gas buang, etanol, premium

PENDAHULUAN aktivitas kendaraan bermotor [1]. Pencemaran udara


tersebut disebabkan oleh emisi gas buang yang buruk.
Sampai saat ini kebutuhan manusia akan bahan Salah satu yang mempengaruhi kandungan
bakar masih didominasi hasil olahan dari minyak bumi. emisi gas buang adalah kualitas pembakaran yang
Minyak bumi masih menjadi penggerak utama ditentukan salah satunya oleh kualitas campuran udara
perekonomian dunia, hal ini dikarenakan penggunaaan dengan bahan bakar. Istilah untuk menyebutkan
alat-alat industri dan transportasi untuk distribusi perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar
kebutuhan pokok masih menggunakan bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran biasa disebut
olahan dari minyak bumi. Terbentuknya minyak bumi Air Fuel Ratio (AFR). Secara teori, AFR ideal untuk
membutuhkan waktu jutaan tahun dan termasuk bahan bakar bensin adalah 14,7:1, artinya untuk
sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, akan membakar 1 gram bensin dibutuhkan 14,7 gram udara.
tetapi konsumsi bahan bakar semakin meningkat dari Kenyataan di lapangan terkadang tidak selalu sesuai
tahun ketahun. dengan teori. Untuk membandingkan antara kondisi
Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar nyata dengan teori, dirumuskan suatu perhitungan yang
minyak dalam jumlah yang besar, perkembangan disebut dengan istilah lambda (λ), jika jumlah udara
volume lalu lintas di perkotaan Indonesia yang yang tersedia untuk pembakaran sesuai dengan teori
mencapai 15% pertahun merupakan sumber (λ=1), berarti campuran tersebut ideal, memungkinkan
pencemaran udara yang terbesar dimana 70% pembakaran terjadi secara sempurna. Selain jumlah
pencemaran udara diperkotaan disebabkan oleh udara, untuk membantu tercapainya pembakaran yang
baik adalah dengan kualitas bahan bakar yang baik.

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 22
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471

Kehadiran teknologi kendaraan bermotor tidak baik berupa produk maupun buangan.
dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, karena Biomassa merupakan sumber daya yang
sangat membantu dalam pekerjaan. Langkah alternatif terbaharui karena jumlahnya yang berlimpah
yang dapat diambil untuk dapat menghemat cadangan dan berkesinambungan sehingga berpotensi
minyak bumi dan mengurangi polusi udara salah sebagai alternatif bahan bakar untuk
satunya dengan menemukan bahan bakar alternatif menggantikan bahan bakar fosil.
yang lebih ramah lingkungan. Eetanol atau alkohol adalah senyawa
Etanol atau yang sering disebut alkohol, hidrokarbon berupa gugus hydroxyl (-OH)
merupakan bahan bakar yang berasal dari biomassa. dengan 2 atom karbon (C). Spesies alkohol
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan yang banyak digunakan adalah CH3CH2OH
melalui proses fotosintesis baik berupa produk maupun yang disebut metal alkohol (metanol),
buangan. Biomassa merupakan sumber daya yang C2H5OH yang disebut iso propil alkohol (IPA)
terbaharui karena jumlahnya yang berlimpah, atau propanal-2 [2].
berkesinambungan dan berpotensi sebagai alternatif
bahan bakar untuk menggantikan bahan bakar fosil. 2. Emisi Gas Buang Motor Bensin
Etanol dapat dicampur dengan premium agar Emisi gas buang merupakan zat pencemar
menurunkan kadar emisi gas buang. Beberapa fungsi yang dihasilkan dari proses pembakaran motor
penambahan Etanol pada bahan bakar adalah sebagai (a) bensin. Zat pencemar dari hasil pembakaran atau
octane booster, artinya mampu menaikkan angka oktan uap bahan bakar bensin ini dapat dibagi menjadi
dengan dampak positif pada efisiensi bahan bakar dan empat macam yaitu CO (carbon monoxide), HC
mesin, (b) oxygenating agent, yakni mengandung oksigen (hydrocarbon), NOx (nitrogen oxide), dan timah
sehingga menyempurnakan pembakaran dan hitam/timbal (Pb). Bila bensin terbakar, maka akan
meminimalkan pencemaran udara, dan (c) fuel extender, terjadi reaksi dengan oksigen membentuk CO2
yaitu menghemat bahan bakar fosil [2]. (carbon dioxide) dan H2O. Pada negara-negara
Dari latar belakang diatas, maka tujuan dari yang memiliki emisi gas buang yang ketat, ada
penulisan ini yaitu mengetahui karakteristik dari emisi lima unsur yang diukur yaitu senyawa CO, HC,
gas buang yang terkandung dari campuran etanol CO2, O2, dan NOx. Sedangkan pada negara-negara
dengan premium, dan menganalisis bahan bakar dari standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya
campuran etanol dengan premium pada tiap varian mengukur empat unsur dalam gas buang yaitu
untuk menentukan jumlah kandungan etanol yang tepat senyawa CO, HC, CO2, dan O2.
agar menghasilkan emisi gas buang yang baik. a. Karbon Monoksida (CO)
Gas CO dihasilkan oleh pembakaran yang
TINJAUAN PUSTAKA tidak normal karena kekurangan oksigen pada
campuran udara dan bahan bakar. Ketika
1. Bahan Bakar dalam pembakaran terdapat cukup oksigen
Bahan bakar adalah suatu materi apa saja maka akan terbentuk CO2. CO2 termasuk
yang bisa dirubah menjadi energi. Berdasarkan polutan namun digunakan oleh tumbuhan
bentuknya, ada bahan bakar padat, bahan bakar untuk memproduksi oksigen. CO biasanya
cair dan bahan bakar gas. Sedangkan menurut ditemukan pada saluran pembuangan
asalnya, bahan bakar dibagi menjadi bahan bakar (exhaust), tetapi bisa juga ditemui pada
nabati, bahan bakar mineral, dan bahan bakar fosil. crankcase. CO mempunyai sifat tidak
a. Premium berwarna dan tidak berasa. Jika rasio udara
Premium merupakan bahan bakar minyak jenis dan bahan bakar kekurangan oksigen, maka
distilat berwarna kuning jernih, warna tersebut jumlah gas CO yang dihasilkan juga semakin
akibat adanya zat pewarna tambahan (dye) [2]. meningkat.
b. Pertalite b. Hidrokarbon (HC)
Pertalite adalah bahan bakar minyak dari Hidrokarbon dihasilkan dari bahan bakar yang
pertamina dengan RON 90. Pertalite tidak terbakar keseluruhan saat proses
dihasilkan dengan penambahan zat aditif pembakaran. Emisi hidrokarbon memiliki sifat
dalam proses pengolahannya dikilang minyak. berbau, mudah menguap, dan bereaksi lebih
Selain itu, RON 90 membuat pembakaran lanjut dengan NOx menjadi senyawa fotokimia
pada mesin kendaraan dengan teknologi dan dapat menyebabkan hujan asam/berasap.
terkini lebih baik dibandingkan dengan Senyawa fotokimia yang terbentuk dari emisi
premium yang memiliki RON 88. HC dapat mengakibatkan mata pedih, sakit
c. Etanol tenggorokan, dan gangguan pernafasan.
Eetanol atau yang sering disebut alkohol, Hidrokarbon juga bersifat carcinogens atau
merupakan bahan bakar yang berasal dari dapat menyebabkan kanker, fotokimia dan dapat
biomassa. Biomassa adalah bahan organik menyebabkan hujan asam/berasap. Senyawa
yang dihasilkan melalui proses fotosintesis fotokimia yang terbentuk dari emisi

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 23
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471
HC dapat mengakibatkan mata pedih, sakit Gas NOx mempunyai sifat tidak berwarna,

tenggorokan, dan gangguan pernafasan. tidak berasa, dan tidak berbau saat keluar dari
Hidrokarbon juga bersifat carcinogens atau mesin, namun ketika bersentuhan dengan
dapat menyebabkan kanker. oksigen pada atmosfir berubah menjadi NO2
c. Karbon Dioksida (CO2) yangbersifatkemerahandandapat
Karbon dioksida berasal dari pembakaran menimbulkan hujan asam. Gas NOx ini dapat
sempurna hidrokarbon termasuk minyak bumi menyebabkan iritasi mata, gatal pada
dan gas alam. Sebenarnya gas karbon dioksida tenggorokan, pemicu asma dan kanker paru-
tidak berbahayabagi manusia. Namun, paru, serta gangguan fungsi jantung.
kenaikan kadar CO2 telah mengakibatkan f. Timah Hitam (Pb)
meningkanya suhu di permukaan bumi. Timah hitam dapat ditemukan pada bensin
Fenomena inilah yang disebut efek rumah yang mengandung TEL yang mempunyai
kaca. Efek rumah kaca adalah suatu peristiwa rumus kimia Pb(C2H5)4 untuk meningkatkan
di alam dimana sinar matahari dapat nilai oktan. Ketika proses pembakaran
menenmbus atap kaca, tetapi sinar infra merah berlangsung di ruang bakar, maka TEL
yang dipantulkan tidak bisa menembusnya. tersebut berubah menjadi partikel halus yang
Sinar matahari tidak bisa keluar tetap berada berupa timah hitam dan ikut keluar ketika
dalam rumah kaca dan mengakibatkan suhu langkah buang. Timah hitam (Pb) merupakan
dalam rumah kaca meningkat. Seperti itu juga logam berat berbahaya yang dapat menyerang
karbon dioksida di udara, ia dapat melewati saraf dan mempengaruhi kinerja otak,
sinar ultra violet dan sinar tampak, tetapi penurunan IQ, bahkan dalam jangka panjang
menahan sinar infra merah yang dipantulkan ke dapat menyebabkan kematian. Pada saat kita
bumi. Akibatnya suhu bumi naik jika kadar mengalami stress, Pb diremobilisasi dari tulang
CO2 di udara naik. Pada proses pembakaran dan masuk ke peredaran darah sehingga
konsentrasi CO2 menunjukan secara langsung menimbulkan resiko terjadinya keracunan.
status hasil pembakaran di ruang bakar. Keracunan ini akan berkelanjutan dalam
Semakin tinggi semakin baik. Saat AFR berada peredaran darah manusia, yang paling
di angka ideal, emisi CO2 berkisar 12% sampai berbahaya terjadi pada ibu-ibu hamil atau
15%. Apabila AFR terlalu kurus atau terlalu sedang menyusui. Udara yang dihirup ibu-ibu
gemuk, maka konsentrasi CO2 akan turun hamil atau sedang menyusui akan diserap pula
drastis. oleh anaknya. Secara tidak langsung anaknya
d. Oksigen (O2) menyerap racun-racun Pb didalam tubuh
Konsentrasi dari oksigen pada gas buang ibunya.
berbanding terbalik dengan konsentrasi CO2.
Untuk mendapatkan pembakaran yang
sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke METODOLOGI
ruang bakar harus mencukupi untuk setiap
molekul hidrokarbon. Dalam ruang bakar, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
campuran oksigen dan bensin dapat terbakar premium murni, pertalite, dan etanol dengan kadar 95%.
dengan sempurna apabila bentuk dari ruang Parameter yang diukur adalah kandungan emisi gas
bakar tersebut melengkung secara sempurna. buang yang terkandung tiap bahan bakar yaitu CO, HC,
Kondisi ini memungkinkan molekul bensin CO2, O2, dan lambda. Pengukuran dilakukan pada
dengan molekul udara dapat dengan mudah kondisi idle dan pengambilan data dilakukan sebanyak
bertemu untuk bereaksi dengan sempurna pada lima kali.
proses pembakaran. Sayangnya, ruang bakar Alat yang digunakan untuk mengukur emisi gas
tidak dapat sempurna melengkung dan halus buang adalah Automotive Gas Analyzer merek KOENG
sehingga memungkinkan molekul bensin dan motor yang digunakan untuk pengujian ini adalah
seolah-olah bersembunyi dari molekul oksigen sepeda motor Honda Beat 108cc tahun 2010 dengan
dan menyebabkan proses pembakaran tidak spesifikasi sebagai berikut :
terjadi dengan sempurna. • Tipe mesin 4 langkah, SOHC.
e. Nitrogen Oksida (NOx) • Sistem pendingin, pendingin udara dan kipas
Nitrogen oksida dihasilkan melalui temperatur • Diameter langkah : 50 x 55 mm
pembakaran yang tinggi. Saat temperatur • Volume langkah : 108 cc
pembakaran mencapai 1.370 °C, nitrogen dan • Perbandingan kompresi : 9,2 : 1
oksigen dalam udara bergabung sehingga • Busi: ND U24EPR9, NGK CPR8EA-9
menghasilkan nitrogen oksida. Selama udara di
• Sistem pengapian: DC - CDI, Baterai.
atmosfir masih mengandung 78% nitrogen, gas
tersebut tidak dapat dicegah memasuki ruang Pengujian emisi mula-mula dilakukan dengan
bakar.
pengambilan data premium murni tanpa campuran (E0),

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 24
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471

kemudian E5 (campuran etanol 5% dan premium 95%), sebagai pembanding. Data-data yang diperoleh
E10 (campuran etanol 10% dan premium 90%), E15 kemudian diolah dan dianalisis untuk memproleh
(campuran etanol 15% dan premium 85%), E 20 (campuran kesimpulan.
etanol 20% dan premium 80%), dan pertalite

HASIL dan PEMBAHASAN bakar premium-etanol terhadap kadar emisi gas buang
pada sepeda motor Honda Beat 108cc tahun 2010.
Dari hasil uji emisi pada penggunaan bahan bakar Hasil rata-rata dapat dibaca pada Tabel 1 :
premium murni dan variasi campuran bahan

Tabel 1 Hasil Pengujian Emisi Gas Buang

Hasil Pengujian Emisi Gas Buang Honda Beat 108cc


Kandungan tahun 2010 Kondisi
Emisi Mesin
Premium E5 E10 E15 E20 Pertalite

CO 0,12 0,09 0,11 0,13 0,11 0,16 Idle


(% vol)

HC 1779,8 1890,2 1796 1567,6 2139,6 1118,4 Idle


(ppm)

CO2 4,36 3,90 4,76 4,66 4,24 6,04 Idle


(% vol)

O2 14,07 14,39 13,00 13,58 13,99 11,40 Idle


(% vol)

Lambda 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,97 Idle

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 25
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471

Sedangkan untuk mendiskripsikan hasil penelitian kaya (kelebihan bahan bakar) konsentrasi HC juga
ini maka dapat digambarkan grafik tiap kandungan akan naik akibat dari adanya bahan bakar yang belum
emisi sebagai berikut: bereaksi dengan udara yang dikarenakan pasokan
udara tidak cukup untuk bereaksi menjadi sempurna,
0.2 sehingga ada sebagian hidrokarbon yang keluar pada
KARBON MONOKSIDA (CO) 0.16 saat proses pembuangan.
0.15 0.12 0.11 0.13 0.11
0.09
CO % vol

0.1 KARBON DIOKSIDA (CO2)


0.05 8 4.36 4.76 4.66 6.04
0 3.9 4.24
6

Co 2 % vol
4
2
0

BAHAN BAKAR
Gambar 1 Hasil emisi CO
BAHAN BAKAR
Kadar CO tertinggi dihasilkan oleh bahan bakar
pertalite. Tingginya kadar CO pada bahan bakar
pertalite dikarenakan kurangnya udara atau oksigen Gambar 3 Hasil emisi CO2
pada saat pembakaran. Pada bahan bakar yang
dicampur etanol, kadar CO terhitung lebih rendah dari Pertalite menghasilkan emisi gas buang CO 2 paling
bahan bakar premium dan pertalite. Hal ini dapat tinggi, semakin tinggi kadar emisi gas buang CO 2 maka
disebabkan karena etanol mengandung oksigen, semakin sempurna proses pembakaran yang terjadi
sehingga lebih mampu mengubah unsur C dan O diruang bakar. Pada bahan bakar yang menggunakan
menjadi CO2 pada pembakaran mesin. campuran etanol, kadar CO2 pada setiap variasi bahan
bakar mengalami peningkatan seiring konsentrasi etanol
HIDROKARBON (HC) yang ditambahkan. Pada bahan bakar E5 terhitung
2500 1796 2139.6 rendah, dan meningkat pada bahan bakar E10 kandungan
1779.81890.2 1567.6
HC ppm vol

2000 1118.4 CO2 semakin meningkat. Rendahnya kadar CO2 pada


1500 bahan bakar dimungkinkan karena pada kondisi idle
1000
500 sudut pengapian cenderung mundur, sehingga berakibat
0 pembakaran terlambat. Unsur yang terkandung dalam
bahan bakar akan terbakar melalui pembakaran yang
dihasilkan oleh bunga api atau busi. Pembakaran yang
terlambat menyebabkan unsur C dan
BAHAN BAKAR O tidak berubah menjadi CO2. Rendahnya kadar CO2
juga dimungkinkan karena AFR yang terlalu kurus
Gambar 2 Hasil emisi HC
atau terlalu kaya, apabila campuran terlalu banyak
oksigen atau bahan bakar, maka ada sebagian unsur O
Kandungan HC pada bahan bakar E20 terhitung yang tidak beriaksi dengan unsur C dan tidak berubah
sangat tinggi dan melebihi ambang batas yang telah menjadi CO2.
ditetapkan yaitu sebesar 2000 ppm. HC adalah bahan
bakar yang belum terbakar tetapi sudah keluar
bersama-sama dengan gas buang ke atmosfer. OKSIGEN (O2)
Tingginya kadar HC disebabkan oleh pembakaran 20 14.07 14.39 13 13.58 13.99
yang kurang sempurna, yaitu karena kurangnya 15 11.4
oksigen atau bahan bakar sehingga ada sebagian bahan
o 2 % vol

10
bakar yang belum terbakar dan keluar masih dalam
5
bentuk hidrokarbon. Pada bahan bakar pertalite
kandungan HC terhitung sangat rendah karena bahan 0
bakar pertalite mampu menghasilkan pembakaran
lebih baik dibandingkan dengan premium dan bahan
bakar dengan campuran etanol.
Apabila campuran kurus (kurang bahan bakar), BAHAN BAKAR
maka kosentrasi HC menjadi naik, hal ini disebabkan
Gambar 4 Hasil emisi Oksigen
karena kurangnya pasokan bahan bakar sehingga
menyebabkan rambatan bunga api menjadi lambat dan
Konsentrasi dari oksigen pada gas buang
bahan bakar akan segera keluar sebelum terbakar
kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi
dengan sempurna. Sedangkan pada kondisi campuran
CO2. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 26
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471

sempurna, maka oksigen yang masuk ke ruang bakar Penambahan etanol juga berdampak pada kandungan
harus mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon, CO2 yang lebih baik dibandingkan dengan premium
semakin kecil nilai oksigen maka semakin bagus. Pada murni. Bahan bakar yang menggunakan etanol 10%
bahan bakar premium dan E5 terhitung tinggi dan atau E10 mampu menghasilkan kandungan CO 2
turun pada bahan bakar E10, hal ini disebabkan karena sebesar 4,76 % vol, lebih baik 9,17 % dari pada
AFR terlalu kurus (kurang bahan bakar) pada saat premium murni yang menghasilkan CO2 sebesar 4,36
pembakaran. Sedangkan pada bahan bakar pertalite, % vol. Sedangkan pada kandungan O2, penambahan
rendahnya kadar oksigen disebabkan AFR yang kaya etanol juga berdampak lebih baik yaitu mampu
(kelebihan bahan bakar). menurunkan O2 sebesar 7,6 % pada E10 dan 3,4 %
pada E15. Penggunaan etanol mampu mengurangi O 2
karena etanol memiliki unsur O2 di dalamnya sehingga
LAMBDA membantu pembakaran diruang bakar lebih sempurna.
2.01 2 2 2 2 2

2 KESIMPULAN
1.99 1.97
1.98 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian,
1.97
Nilailambda

1.96 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


1.95 1. Penambahan etanol mampu menghasilkan kadar
BAHAN BAKAR emsi gas buang yang lebih baik dari pada premium
murni yaitu dapat menurunkan kadar gas polutan
CO sebesar 8,3 % dan HC sebesar 11,9 %, namun
penambahan etanol masih belum lebih baik
dibandingkan dengan bahan bakar pertalite yang
mampu menghasilkan pembakaran lebih sempurna
Gambar 5 Hasil emisi lambda dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik.
2. Penambahan etanol E10 adalah yang paling efektif
Nilai lambda merupakan kesimpulan proses dalam menghasilkan emisi gas buang yang lebih
pembakaran yang terjadi di mesin, jika lambda sama baik yaitu mampu menurunkan kadar emisi sebesar
dengan 1 (satu), berarti pembakaran bahan bakar di 8 % dan tidak melebihi ambang batas yang telah
mesin sangat efisien atau ideal, dalam artian ditetapkan oleh Mentri Lingkungan Hidup Nomer
komposisi bahan bakar dan udara benar-benar 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas
tercampur secara homogen. Tingginya nilai lambda Buang Kendaraan Bermotor.
dimungkinkan terjadi karena campuran bahan bakar
terlalu kurus atau kebanyakan udara pada proses
pembakaran. Turunnya nilai lambda pada bahan bakar DAFTAR PUSTAKA
pertalite di mungkinkan karena pembakaran
menggunakan bahan bakar pertalite di ruang bakar
[1] Kusminingrum, Nanny, dan G. Gunawan. Polusi
lebih baik dibandingkan dengan bahan bakar premium
Udara Akibat Aktivita Kendaraan Bermotor di
dan bahan bakar menggunakan campuran etanol.
Jalan Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Artikel
Dari beberapa grafik di atas, dapat disimpulkan
Penelitian.
bahwa penggunaan bahan bakar menggunakan
[2] Prihandana, R, K. Noerwijati, P. G. Adinurani, D.
campuran etanol yang menghasilkan emisi gas buang
Setyaningsih, S. Setiadi, dan R.Hendroko. 2008.
yang lebih baik adalah pada bahan bakar campuran
Bioetanol Ubi kayu: Bahan Bakar Masa Depan.
etanol E10 dan E15.
Jakarta:Agromedia
Pada bahan bakar premium murni kandungan CO
[3] Fauji, Mukhamad., 2015. Pengaruh Bioetanol
yang dihasilkan sebesar 0,12 % vol, sedangkan pada
Terhadap Lambda Dan Emisi Gas Buang Pada
bahan bakar yang menggunakan etanol mampu
Sepeda Motor Empat Tak Satu Silinder Berbahan
menurunkan kadar CO sebesar 8,34 % menjadi 0,11 %
Bakar Premium. Skripsi: Fakultas Teknik
vol pada campuran bahan bakar E10. Bahan bakar
Universitas Negeri Semarang.
etanol juga mampu menurunkan kandungan HC
[4] Hardjono. A. (2001). Teknologi Minyak Bumi.
sebesar 11,9 % pada bahan bakar E15 yang mampu
Yogyakarta: Gadjah Mada
menghasilkan HC sebesar 1567,6 ppm sedangkan
[5] Permen. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
premium murni 1779,8 ppm. Namun pada komposisi
nomor 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas
penambahan etanol 20 % atau E20 kandungan HC
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama
meningkat dan melebihi ambang batas yang ditetapkan
oleh pemerintah. Kandungan HC meningkat karena [6] Raharjo, Winarno Dwi, dan Karnowo. 2008.
terdapat kandungan air pada etanol, sehingga air Mesin Konversi Energi. Buku Ajar. Semarang:
Unnes Press
tersebut menjadi sisa gas polutan berupa uap dan
menghasilkan kadar HC yang tinggi. [7] Suparyanto, Karno MW, dan Basori. Analisis
Penggunaan X Power dan Variasi Campuran

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 27
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471

Bahan Bakar Premium – Etanol terhadap Kadar


Gas Polutan CO dan HC pada Sepeda Motor
Supra X 125 Tahun 2009. Artikel
[8] Winangun, Kuntang., 2011. Uji emisi
penggunaan bioetanol dari tetes tebu sebagai
campuran premium dengan oktan booster pada
sepeda motor yamaha vega ZR 2009.
[9] Wiratmaja, IG. 2010. Pengujian Karakteristik
Fisika Biogasoline Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Pengganti Bensin Murni. Cakra M.
Volume 4. Nomor 2:145-154.

Nugraheni dan Haryadi. Pengujian Emisi Gas Buang Motor Bensin Empat Tak Satu Silinder | 28

Anda mungkin juga menyukai