Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI PADI

Disusun Oleh :

Devi Adhelismayani .P / 33116002

Ahmad Mujahid / 33116003

Andi Ananda .M / 33116051

Nur Ainun / 33116062

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi” ini dibuat
sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Teknologi Bioproses.

Disusun Oleh:

Devi Adhelismayani .P / 33116002

Ahmad Mujahid / 33116003

Andi Ananda .M / 33116051

Nur Ainun / 33116062

Makassar, 1 Mei 2018

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Teknologi Bioproses

Jurusan Teknik Kimia

Politeknik Negeri Ujung Pandang

Muhammad Saleh, S.T M.Si

NIP : 19670081993031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembuatan Bioetanol
Dari Jerami Padi” sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Teknologi
Bioproses.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai referensi jurnal, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, menjadi
inspirasi bagi pembaca dan dapat diterapkan di masyarakat.

Makassar, 1 Mei 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioetanol
2.2 Bahan Baku Bioetanol
2.3 Mikroba Yang Digunakan Dalam Fermentasi Bioetanol
2.4 Manfaat Bioetanol Secara Umum

BAB III CARA PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI PADI

3.1 Prosedur Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi


3.2 Diagram Alir Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi
3.3 Penerapan Bioetanol Dari Jerami Padi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui atau non renewable, keberadaannya hingga saat ini menempati
urutan pertama sebagai sumber energi. Salah satu turunan minyak bumi yang
banyak digunakan pada industri kecil dan rumah tangga adalah minyak tanah
dan saat ini pemerintah telah melakukan sedikit peralihan penggunaan dari
bahan bakar minyak tanah kedalam bentuk bahan bakar berupa gas. Namun hal
tersebut dapat memberikan efek bahaya yang sangat besar, karena apabila
partikel suatu gas tersebut keluar dan menemui suatu ruang yang memiliki
percikan api, hal itu akan menimbulkan kebakaran yang besar. Pertambahan
penduduk yang sangat pesat mengakibatkan banyaknya penggunaan bahan
bakar berupa minyak tanah dan gas pada skala rumah tangga, sehingga hal ini
dapat menyebabkan semakin berkurangnya persediaan minyak bumi. Hal ini
mendorong pemerhati untuk membuat sumber energi yang terbarukan berupa
bioetanol yang tentunya baik untuk didukung kegunaannya dan juga bersifat
ramah lingkungan serta tidak membahayakan kegunaanya untuk lingkungan.
Bioetanol mempunyai kelebihan selain ramah lingkungan,
penggunaannya sebagai bahan bakar kompor terbukti lebih hemat dan efisiensi
dalam proses pembakarannya. Selain itu, pembuatannya bisa dilakukan di
rumah dengan mudah dan lebih ekonomis dibandingkan menggunakan minyak
tanah. Bahan baku produksi bioetanol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
yaitu gula (gula tebu, gula bit, dan molase), pati (jagung, singkong, dan
kentang), dan selulosa (limbah pertanian seperti jerami padi).
Kemajuan bidang teknologi menggerakkan masyarakat untuk
memanfaatkan bahan-bahan yang tidak bermanfaat menjadi produk baru yang
bermutu. Salah satunya adalah memanfaatkan limbah jerami padi.

1
Ketersediaaan yang cukup melimpah, terutama sebagai limbah pertanian,
menjadikan bahan ini berpotensi sebagai salah satu alternatif baru bahan baku
pembuatan bioetanol. Alternatif tersebut adalah pemanfaatan bahan berselulosa.
Kandungan selulosa dalam jerami padi tinggi sehingga jerami padi sangat
potensial dikembangkan sebagai substrat dalam produksi bioetanol. Bahan
berselulosa dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol karena bahan berselulosa ini
bila dihidrolisis akan menghasilkan gula dan dilanjutkan dengan fermentasi
akan menghasilkan bioetanol.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1) Mengapa jerami padi dipilih dalam pembuatan bioetanol ?
2) Bagaimana cara pembuatan bioetanol melalui delignifikasi ?
3) Bagaimana cara pembuatan bioetanol melalui hidrolisis selulosa yang
menghasilkan gula ?
4) Bagaimana cara pembuatan bioetanol melalui fermentasi dan mikroba apa
yang digunakan?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioetanol
Krisis energi dunia merupakan masalah yang sedang dihadapi banyak
negara di dunia termasuk Indonesia. Krisis ini terjadi akibat ketergantungan
pemenuhan energi bahan bakar dunia yang berasal dari bahan bakar fosil,
sedangkan bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan ketersediaannya di dunia sangat terbatas. Oleh karena itu
sangat diperlukan usaha-usaha pencarian sumber energi alternatif untuk
mengatasi masalah krisis energi. Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah
Republik Indonesia memprogramkan suatu rancangan yaitu menggunakan
limbah-limbah pertanian sebagai pengganti bahan bakar bioetanol.
Bioetanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol
adalah C2H5OH, sedang rumus empirisnya C2H6O atau rumus bangunnya CH3-
CH2-OH. Bioetanol merupakan bagian dari kelompok metil (CH3-) yang
terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok
hidroksil (-OH). Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai
bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya terbarukan.
Bioetanol adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme.

2.2 Bahan Baku Bioetanol


Bioetanol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu gula, pati dan
selulosa. Sumber gula yang berasal dari gula tebu, gula bit, molase dan buah-
buahan dapat langsung dikonversi menjadi etanol. Sumber dari bahan berpati
seperti jagung, singkong, kentang dan akar tanaman harus dihidrolisis terlebih
dahulu menjadi gula. Sumber selulosa yang berasal dari kayu, limbah pertanian,
limbah pabrik pulp dan kertas, semuanya harus dikonversi menjadi gula dengan
bantuan asam mineral.

3
1) Ampas tebu
Bagasse atau ampas tebu merupakan limbah padat sisa penggilingan
batang tebu (Sacharum officinarum). Sebagian besar bagasse dimanfaatkan
sebagai bahan bakar boiler, namun selalu ada sisa bagasse yang tidak
termanfaatkan yang disebabkan oleh stok bagasse yang melebihi kebutuhan
pembakaran oleh boiler pabrik.. Bagasse tebu saat ini belum banyak
dimanfaatkan.
Material biomassa berupa lignoselulosa yang terdiri dari komponen-
komponen gula. Komponen gula ini berupa selulosa dan hemiselulosa yang
dengan perlakuan khusus dapat diubah menjadi gula fermentasi. Material
berbasis lignoselulosa (lignocellulosic material) memiliki substrat yang
cukup kompleks karena didalamnya terkandung lignin, polisakarida, zat
ekstraktif, dan senyawa organik lainnya.
Proses pembuatan bioetanol dari limbah ampas tebu (bagasse) dan
berapa kadar bioetanol yang dihasilkan dari limbah ampas tebu (bagasse)
melalui proses sakarifikasi dan fermentasi.
2) Bonggol pisang
Umbi batang (bonggol) pisang dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bioethanol karena bonggol pisang memiliki komposisi 76% pati,
20% air. Bonggol pisang dapat dimanfaatkan dengan diambil patinya. Pada
pembuatan bioethanol menggunakan bonggol pisang dipilih meode
hidrolisis asam dipilih karena memiliki keuntungan antara lain tidak adanya
kebutuhan penggunaan enzim karena enzim memiliki harga yang relative
mahal, hasil etanol lebih tinggi, dan mengurangi resiko kontaminasi, gula
hasil hidrolisis tidak menghambat proses hidrolisis itu sendiri dan reaksi
jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan enzim. Setelah melalui proses
hidrolisis maka selanjutnya dilakukan tahapan fermentasi.
3) Jerami padi

4
Jerami padi mengandung lignin dan hemiselulosa. Oleh karena itu,
selulosa dalam jerami padi diisolasi terlebih dahulu dengan cara
menghilangkan lignin (delignifikasi) dan dilanjutkan dengan hidrolisis. Dari
persiapan sampel serbuk jerami dihasilkan serbuk jerami berwarna cokelat
muda yang akan digunakan untuk proses delignifikasi. Delignfikasi adalah
suatu proses pembebasan lignin dari suatu senyawa kompleks. Substrat
jerami dari hasil delignifikasi kemudian dilakukan proses hidrolisis
tujuannya untuk mendapatkan glukosa. Lalu jerami padi dihidrolisis dengan
menggunakan asam klorida, lalu melalui tahap terakhir yaitu fermentasi.

2.3 Mikroba Yang Digunakan Dalam Fermentasi Bioetanol


Fermentasi bioetanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula
menjadi bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan
oleh massa sel mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah
glukosa menjadi bioethanol oleh sel-sel ragi.
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Ragi Etanol
Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir
dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah
Acetobacter xylinum, sedangkan contoh kapang adalah Rhizopus sp,
Sacharomyces cerevisiae dan sebagainya.
Untuk proses fermentasi yang menggunakan khamir / yeast. Khamir /
yeast (ragi) yang digunakan adalah Sacharomyces cereviseae. Khamir tersebut
dapat berbentuk bahan murni pada media agar – agar atau dalam bentuk yeast
yang diawetkan (dried yeast). Misalnya ragi roti dengan dasar pertimbangan
teknik dan ekonomis.
1. Clostridium thermocellum
Clostridium thermocellum adalah bakteri termofilik yang anaerobik
memiliki kemampuan mendegradasi selulosa kompleks ke bentuk etanol.

5
Selain Clostridium thermocellum, bakteri termofilik anaerob lain, Clostridium
stercorarium, baru-baru ini diketahui mempunyai pula sifat selulolitik pula.
Menutut Viljoen, et al. bahwa Clostridium thermocellum didapat setelah
mengisolasi dari kotoran kuda. Bakteri Clostridium thermocellum tersebar
luas di alam, habitatnya adalah bahan organik yang di dekomposisi.
Clostridium thermocellum dapat pula ditemukan di pengolahan limbah
pertanian, saluran pencernaan, lumpur, tanah, dan mata air panas . Clostridium
thermocellum dapat tumbuh di lingkungan anaerobiosis dan temperatur
termofilik. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 60-64 °C dan pH
optimum berkisar 6,1-7,5.
2. Zymomonas mobilis
Zymomonas mobilis dapat mengubah gula menjadi etanol melalui
fermentasi lebih cepat dari ragi dan tahan terhadap konsentrasi etanol yang
tinggi. Jadi, akan lebih menguntungkan jika enzim-enzim yang digunakan
untuk reaksi hidrolisis pati dan selulosa dapat dimasukkan ke dalam bakteri
Zymomonas mobilis, sehinggal gula yang dihasilkan dapat langsung
difermentasi menjadi etanol.
3. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan organism uniseluler yang
bersifat makhluk mikroskopis dan disebut sebagai jasad sakarolitik, yaitu
menggunakan gula sebagai sumber karbon untuk metabolisme.
Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan sejumlah gula diantaranya
sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, mannose, maltose dan maltotriosa.
Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroba yang paling banyak digunakan
pada fermentasi alcohol karena dapat berproduksi tinggi, tahan terhadap kadar
alcohol yang tinggi, tahan terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif
melakukan aktivitasnya pada suhu 4-320C.

2.4 Manfaat Bioetanol Secara Umum

6
Selain digunakan sebagai bahan bakar, berikut beberapa contoh
penggunaan etanol yang lain adalah :
1) Sebagai pelarut / solvent yang baik untuk zat organik maupun anorganik.
2) Sebagai bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid.
3) Untuk campuran minuman setelah diencerkan kadarnya dan ditambahkan
aroma dan assence sebagai desinfektan, dalam kadar yang kecil (rendah)
sebagai campuran industri farmasi, kosmetik dan preparat.
4) Sebagai antiseptik topical (permukaan) dan sebagai bahan baku pembuatan
eter dan etil ester.
5) Dapat digunakan sebagai bahan bakar (gasohol) dan sebagai sumber karbon
atau protein bersel tunggal.

7
BAB III
CARA PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI PADI

3.1 Prosedur Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi

Adapun beberapa tahapan-tahapan yang perlu kita lakukan dalam


pembuatan bioetanol, yaitu sebagai berikut.
1) Persiapan Bahan Baku
Jerami padi dicuci dengan menggunakan air, lalu dikeringkan
dibawah sinar matahari selama 2 hari, kemudian jerami padi dihaluskan
dengan menggunakan mesin penghalus. Kemudian diperoleh jerami padi
yang telah halus.

2) Proses Delignifikasi
Masukkan jerami padi ke dalam tangki yang dirangkai menggunakan
kompor, lalu tambahkan NaOH 15% sampai semua serbuk jerami padi
terendam, lalu panaskan selama 1 jam, selanjutnya saring menggunakan
saringan dan diambil residunya, kemudian residu dicuci menggunakan air
bersih dan keringkan residu di udara terbuka. Sehingga didapatkan jerami
yag bebas dari lignin.

3) Proses Hidrolisis
Semua hasil residu dimasukkan ke dalam tangki yang dirangkai
menggunakan kompor dan tambahkan HCl 0,1 N sebanyak 4500 L, lalu
dilakukan pemanasan selama 2 jam setelah itu dinginkan cairan pada udara
terbuka. Sehingga didapatkan cairan jerami yang mengandung glukosa.

4) Pembuatan Starter Sacharomyces Cereviseae


Larutan hasil hidrolisis diukur pH nya, pH larutan harus berada pada
pH 4-5, apabila pH tidak berada pada range tersebut maka tambahkan HCl
0,1 N hingga tercapai pH yang diharapkan, kemudian memasukkan hasil
hidrolisis kedalam jeregen plastik, lalu tambahkan 0,03 kg urea dan 9 kg

8
ragi roti kemudian tutup jeregen plastik kemudian diamkan pada suhu
kamar selama 1x 24 jam. Sehingga didapatkan starter sacharomyces
cereviseae

5) Proses Fermentasi
Masukkan hasil hidrolisis kedalam drum plastic, lalu tambahkan
0,27 kg urea kemudian tambahkan starter kedalam drum plastik, tutup drum
plastic dan didiamkan selama 7 hari pada suhu ruang. Maka diperoleh
larutan hasil fermentasi yaitu bioetanol.

6) Proses Pemurnian Bioetanol


Masukkan hasil dari fermentasi kedalam drum, kemudian panaskan
selama 2 jam, hingga etanol menguap. Etanol yang menguap mengalir
melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi
etanol cair. Hasil dari proses destilasi berupa bioetanol 74%.

3.2 Diagram Alir Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi

Cuci Keringkan Haluskan Jerami padi Tangki


yang halus

NaOH 15% Panaskan Saring Cuci Keringkan


c c Residu v Residu

Jerami HCl 0,1


bebas Tangki Pemanasan Dinginkan
N v
lignin

Cairan Ukur HCl Jeregen 0,03 kg 9 kg ragi


glukosa pH v v roti
0,1 N plastik urea

9
Hasil
Starter hidrolisis
Tutup Selama Sacharomyces kedalam drum
jeregen 1x24 jam Cereviseae v
plastik

0,27 kg Starter Tutup 7 hari, Bioetanol


v urea
v v v v suhu ruang v
v v

Destilasi Sederhana Bioetanol


v 74%

Kompor Bioetanol

3.3 Penerapan Bioetanol Dari Jerami Padi

Bioetanol yang dapat digunakan untuk bahan bakar pengganti minyak


tanah harus memiliki kadar bioetanol >70%, lalu dapat digunakan pada kompor
bioetanol yaitu kompor gastrik.

10
Gambar 1, Kompor Gastrik

Adapun cara penggunaan kompor gastrik yaitu mengisi botol plastik putih
dengan bioetanol, lalu taruh botol berisi bioetanol pada bagian atas kompor,
kemudian mengisi baterai 9 volt pada bagian samping kompor yang digunakan
sebagai kebutuhan listrik, lalu tekan saklar kearah depan, lalu putar knop kompor
dan pada saat lampu indikator menyala maka kompor siap untuk digunakan untuk
keperluan memasak.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bioetanol sebagai sumber energi alternative pengganti minyak tanah


telah menjadi perhatian yang serius . Hal ini didukung oleh sumber bahan baku
yang melimpah dan tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Untuk
memproduksi bioetanol cukup sederhana dan mudah dilakukan dalam industri
rumah tangga. Bioetanol dengan kadar >70% dapat digunakan untuk konsumsi
rumah tangga, untuk menghasilkan bioetanol dari jerami padi >70%, maka
jerami padi harus melewati tahap pendahuluan, tahap delignifikasi, tahap
hidrolisis, tahap fermentasi dan tahap pemurnian, dan selanjutnya dapat
digunakan pada kompor bioetanol.

4.2 Saran

Semoga makalah ini, menambah pengetahuan mengenai pembuatan


bioetanol dari jerami padi, dan dapat diterapkan langsung dilapangan.

12

Anda mungkin juga menyukai