Anda di halaman 1dari 5

Gangguan dan Kelainan Pada Tulang

Gangguan dan kelainan pada tulang dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain:
1. Kesalahan nutrisi, jika kekurangan vitamin D pada anak-anak akan
mengakibatkan pertumbuhan tulang terganggu sehingga kaki dapat membengkok
(kaki O dan kaki X)
2. Gangguan karena infeksi, misalnya kuman sifilis, gonorhoe dan TBC dapat
merusak sendi-sendi pada lutut dan pangkal paha, gangguan tersebut antara lain:

a. Atritis eksudatif: peradangan pada sendi yang menyebabkan sendi terinfeksi


dan bernanah
b. Atritis sika: peradangan pada sendi hingga cairan sendi menjadi kering karena
kehilangan minyak sendi (sinovial)
c. Nekrosis: kerusakan pada selaput tulang (periosteum) hingga bagian tulang mati
dan mengering.
d. Layu sendi: keadaan tidak bertenaga pada persendian akibat rusaknya cakra
epifisis tulang rongga gerak.
3. Kesalahan sikap duduk dalam jangka waktu yang lama, dapat mengakibatkan:
a. Skoliosis: kondisi dimana tulang belakang bagian punggung membengkok kekiri
atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi duduk yang salah.

b. Lordosis: kondisi dimana tulang belakang bagian punggung membengkok ke


depan. Ini terjadi bila kita sering duduk membengkok ke depan.
c. Kifosis: merupakan kondisi yang berkebalikan dengan kondisi lordosis, dimana
tulang belakang bagian punggung membengkok ke belakang.

4. Gangguan mekanik, terjadi karena jatuh atau terkena benda keras, dapat
berakibat:
a. Memar sendi: selaput sendi sobek.
b. Urai sendi: lepasnya tulang persendian.
c. Fraktura (patah tulang): umumnya terjadi pada tulang pipa.
d. Fisura (retak tulang), dapat diperbaiki oleh periosteum dengan membentuk
kalus.
• Sumbing pada bibir dan langit-langit mulut

Sumbing pada bibir atau langit-langit mulut terjadi saat jaringan pada bibir atau mulut tidak terbentuk
dengan sempurna pada saat perkembangan janin. Sumbing pada bibir adalah tidak tertutupnya
jaringan di bibir atas hingga hidung. Sumbing pada langit-langit adalah tidak menutupnya langit-
langit mulut hingga rongga hidung.

Diperkirakan sumbing terjadi pada 1 diantara 700-1.000 kelahiran. Ini membuatnya menjadi kelainan
bawaan yang paling sering terjadi. Sumbing lebih umum terjadi pada anak-anak Asia, Latin, dan
keturunan asli Amerika. Penyebabnya diperkirakan adalah kombinasi antara faktor genetik dan
lingkungan, namun penyebab pastinya tidak diketahui.

Sumbing dapat ditangani dengan cara operasi pada bayi setelah bayi tersebut dilahirkan.

• Cerebral palsy

Cerebral palsy biasanya tidak terdeteksi hingga minggu-minggu akhir kehamilan, tergantung dari
tingkat keparahan kondisi yang terjadi. Cerebral palsy membuat terjadinya kesulitan pada
pengontrolan gerak karena adanya kerusakan otak. Orang-orang dengan cerebral palsy biasanya
mengalami kesulitan untuk menggerakkan otot-otot mereka - otot mana yang terpengaruh dan
seberapa parah otot tersebut terpengaruh bervariasi pada setiap orang.
Sekitar 70% orang dengan cerebral palsy juga memiliki keterbatasan dalam hal-hal lain, yang paling
sering terjadi adalah keterbelakangan mental (kurang intelektual). Beberapa anak dengan cerebral
palsy akan mengalami kesulitan untuk berjalan; anak lainnya bisa saja tidak dapat berbicara atau
menelan. Cerebral palsy terjadi pada 2-6 bayi dari 1.000 kelahiran.

Pada kasus cerebral palsy yang umum, biasanya penyebabnya tidak diketahui, namuan beberapa
terjadi karena lahir prematur atau kerusakan otak pada saat trimester terakhir kehamilan atau pada
saat dilahirkan.

Cerebral palsy dapat juga disebabkan oleh faktor genetik atau bisa juga disebabkan oleh adanya
luka pada kepala atau radang selaput otak (meningitis) yang terjadi setelah melahirkan. Oleh karena
itu, tidak semua cerebral palsy disebut sebagai kelainan bawaan.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah terapi guna meningkatkan keterampilan motorik, operasi,
dan peralatan lainnya atau teknologi lainnya yang dapat membantu meningkatkan kontrol dan
mobilitas otot. Latihan berbicara juga dapat membantu.

• Clubfoot (kaki bengkok pada bayi)

Clubfoot adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelainan struktural pada kaki dan
pergelangan kaki dimana tulang, sendi, otot, dan pembuluh darah terbentuk dengan tidak sempurna.
Kelainan ini bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat mengenai satu atau kedua kaki. Kaki
yang terkena kelainan ini biasanya mengarah ke bawah, masuk ke dalam, dan memiliki ruang gerak
yang terbatas.

Kelainan ini terjadi pada 1 di antara 735 kelahiran. Bayi laki-laki dapat beresiko terkena kelainan ini
2x lebih sering daripada bayi perempuan. Pada kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui,
namun beberapa kasus clubfoot terjadi sebagai hasil dari kelainan genetik, atau masalah pada
rahim ibu yang dapat mempengaruhi atau membatasi perkembangan kaki bayinya (contohnya
cairan amniotik yang terlalu sedikit).

Kondisi ini ditangani dengan mengips kaki segera setelah kelahiran. Perawatan ini berhasil pada
kebanyakan kasus. Jika tidak berhasil, operasi dan selanjutnya di gips lagi dibutuhkan untuk
perawatan clubfoot.

• Dislokasi panggul bawaan (kongenital)

Dislokasi bawaan pada panggul terjadi saat ujung atas tulang paha tidak duduk dalam kantung
tulang pelvis (panggul) dengan benar. Hal ini dapat terjadi pada satu atau kedua panggul. Kelainan
ini terjai pada 1 atau 2 dari 1.000 kelahiran, dan lebih umum terjadi pada anak perempuan, dan
cenderung ada pada riwayat keluarga. Walaupun penyebab pastinya tidak diketahui.

Biasanya kelainan ini terdeteksi pada saat kelahiran dan di-terapi segera dengan meletakan bayi
pada ayunan/gendongan empuk selama 6-9 bulan. Bila tidak terdeteksi dengan segera dan dirawat
sejak awal, akan dibutuhkan operasi untuk memperbaikinya.

• Hipotiroid kongenital

Kelainan ini terjadi pada 1 di antara 3.000-4.0000 kelahiran. Hipotiroid kongenital terjadi bila kelenjar
tiroid bayi (yang terletak pada bagian depan leher) hilang atau terbentuk dengan tidak sempurna
pada saat lahir atau adanya kelainan metabolik yang menghambat produksi hormon dari kelenjar
tiroid.

Kelainan ini menyebabkan bayi tidak dapat memproduksi hormon tiroid yang cukup, padahal
hormon ini penting untuk mendukung pertumbuhan normal dan perkembangan otak.

Keterlambatan pada perkembangan dan keterbelakangan intelektual dapat terjadi bila kondisi ini
tidak dikenali dan dirawat (dengan asupan hormon tiroid) pada beberapa minggu pertama usia bayi.
Oleh karena itu biasanya di rumah sakit diadakan pemeriksaan darah bagi bayi-bayi yang baru
dilahirkan, salah satunya untuk mendeteksi kelainan ini.

• Sindrom alkohol pada janin / Fetal alcohol syndrome (FAS)

Sindrom ini ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, keterbelakangan mental, kelainan pada
bentuk wajah, dan asalah pada sistem saraf pusat. Setiap tahun sekitar 2.000 dan 12.000 bayi
diperkirakan lahir dengan kelainan ini akibat penggunaan alkohol oleh ibu pada saat hamil. FAS
tidak dapat diobati atau dirawat, namun dapat dihindari dengan cara jangan mengkonsumsi
minuman beralkohol saat hamil.

• Kelainan para tube saraf / Neural tube defects (NTDs)

Kelainan ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, yaitu saat struktur yang berkembang menjadi
otak dan sum-sum tulang belakang sedang terbentuk. Pada kondisi normal, struktur ini akan
terbungkus menjadi satu tube pada hari ke 29 setelah konsepsi. Saat tube tidak tertutup dengan
sempurna, bayi akan mengalami NTD. Beberapa bayi dengan kelainan ini tetap dapat lahir atau
meninggal segera setelah dilahirkan.

Dua tipe bentuk NTD yang paling umum:

1. Spina bifida

Spina bifida terjadi saat ruas tulang belakang tidak menutup sempurna di sekeliling sum-sum tulang
belakang. Kelainan ini berkisar dari ringan hingga parah dan dapat diasosiasikan dengan hilangnya
fungsi kemih dan BAB, paralisis, dan kematian pada kasus yang parah.

2. Anencephali
Anacephali terjadi pada 3 dari 10.000 kelahiran. Melibatkan kekurangan bagian dari otak.

NTD adalah kelainan yang disebabkan berbagai faktor. Menurut March of Dimes, kelainan ini terjadi
pada 1 di antara 2.000 kelahrian. Penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kelainan ini menurun bila
ibu mengkonsumsi cukup asam folat sebelum dan selama kehamilan, terutama pada trimester
pertama.

Calon ibu harus memastikan bahwa ia mengkonsumsi asam folat dengan jumlah yang cukup
sebelum hamil karena tube saraf menutup 1 minggu setelah telat datang bulan - sehingga ibu-ibu
tidak boleh menunda memulai mengkonsumsi asam folat saat mereka sadar bahwa mereka tengah
hamil. Untuk itu, disarankan setiap wanita mengkonsumsi asam folat selama tahun-tahun produktif
mereka.

Anda mungkin juga menyukai