Anda di halaman 1dari 2

Mahasiswa sebagai Pendorong Perubahan Kegiatan Bermedia Sosial yang Beretika, Bijak dan

Berkualitas melalui 4i (Proteksi, Apresiasi, Kualitas Isi Dan Cross check Informasi)

“Komunikasi tanpa batas” itulah gambaran saat menggunakan media sosial. Kehadiran
media sosial telah mengeser peran utama kertas dalam berinteraksi. Media sosial merupakan
aplikasi media berbasis internet yang berfungsi sebagai sarana interaksi antar individu atau
kelompok seperti pertukaran informasi dan pendapat. Jangkauan yang luas, penyampaian
informasi yang cepat merupakan alasan aplikasi media sosial mudah diterima masyarakat dan
berkembang dengan pesat.
Namun munculnya media sosial menimbulkan permasalahan bagi penggunanya. Seperti
hilangnya batasan ruang publik, yang menyebabkan individu bebas meng-upload setiap
aktivitasnya tanpa memperhatikan content yang ada. Dan dampak negatif yang cukup besar yaitu
penyebaran berita palsu (hoax), cyber hate, cyber bullying yang cepat dan sulit untuk diatasi. Hal
inilah yang dapat merusak kerukunan hidup berbangsa, muncul sifat saling menyalahkan dan
menganggap dirinya paling benar, kurangnya cross check terhadap informasi yang beredar
menyebabkan individu salah dalam memberi penilaian.
Dari kedua sisi tersebut bagaimanakah sikap seorang mahasiswa yang harus ditampilkan?
Apakah perlu mengisolasi diri dan bersikap antimedia-sosial? Atau bebas menggunakan tanpa
peduli dengan lingkungan sekitar? Walaupun kedua pilihan masuk akal, namun kehadiran media
sosial merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihilangkan. Sebagai kaum yang terbilang
intelektual yang memiliki tiga fungsi utama yaitu agent of change, social control, dan iron stock,
mahasiswa sudah sepatutnya mampu menjadi penggerak dan pendorong perubahan kegiatan
bermedia sosial yang beretika dalam berpendapat, bijak dalam menyikapi permasalahan dan
berkualitas dalam memberikan informasi. Hal tersebut dapat dicapai dengan memperhatikan 4i
yaitu proteksi, kualitas isi, apresiasi dan cross check informasi.
a. Proteksi
Proteksi informasi yang bersifat pribadi, hal ini untuk mencegah seseorang yang memiliki niat
buruk atau sekedar mengambil keuntungan, namun menyebabkan kerugian terhadap individu
tertentu.
b. Kualitas Isi
Isi yang berkualitas merupakan informasi yang mencerdaskan, sebarkan informasi yang tidak
mengandung SARA dan bukan konten pornografi, gunakan kata-kata sopan dalam
berkomunikasi dan berpendapat antar sesama walaupun dengan sahabat atau kolega.
c. Apresiasi
Media sosial sudah menjadi ajang berkreasi, banyak informasi yang menarik dan
mencerdaskan pembaca, maka hargailah setiap informasi yang diberikan tersebut. Sekedar
mengucapkan “terima kasih” merupakan tindakan positif termudah yang memiliki efek besar.
Kemudian saat menyebarkan berita dari orang lain, alangkah baiknya jika mencantumkan
nama pengarang sebagai bentuk apresisasi kepadanya.
d. Cross check Informasi
Segala informasi yang beredar belum tentu merupakan sebuah kebenaran, hindari sifat ikut-
ikutan dan mudah melebur dalam memberi penilain. Cek terlebih dahulu kredibilitas dan
keakuratan informasi yang beredar agar didapatkan kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan, dengan cara ini maka akan meminimalkan berita palsu atau hoax.
Demikianlah cara bermedia sosial secara benar melalui 4i. Mahasiswa sebaiknya
senantiasa berusaha dalam memberikan pengarahan dan keteladanan ke lingkungan sosial agar
memiliki kesadaran, karena semua hal yang dipublikasikan akan mempengaruhi citra dan
kualitas diri seseorang. Kemudahan berkomunikasi haruslah dilakukan dengan bijaksana dan
tidak melanggar norma. Walaupun setiap individu bebas dalam berekspresi, namun dalam dunia
nyata kebebasan juga memiliki batasan yang tidak boleh dilampaui. Maka dari itu dalam
bermedia sosial beretikalah dalam berpendapat, bijaklah dalam menyikapi permasalahan dan
berkualitas dalam memberikan informasi.

Anda mungkin juga menyukai