Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu peran seorang guru dalam dunia pendidikan adalah sebagai
evaluator. Oleh karena itu kemampuan mengevaluasi seorang guru harus
maksimal ketika bertatap muka dengan para peserta didik. Keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui hasil evaluasi. Salah
satu komponen dari evaluasi pembelajaran adalah soal atau tes. Seorang guru
harus menguasai cara pembuatan dan penskoran dari sebuah jenis tes. Dengan
begitu maka diharapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat dapat
diketahui dengan jelas.
Secara umum bentuk soal terbagi ke dalam dua bagian, yakni soal essai
dan soal objektif. Soal essai adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai
dengan tuntutan pertanyaan denganmenggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri. Maka dalam test dituntut kemampuan siswa untuk
menggeneralisasikan gagasannya memalului bahasan tulisan. Soal objektif ini
lebih baru dari soal essay, tetapi bentuk test ini banyak digunakan dalam
menilaihasil belajar disekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain karena
luasnya bahan pelajaran yang dapat dicapai dalam test dan mudahnya menilai
jawaban test. Test ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang
samameskipun yang menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada
waktu yang berbeda. Test objektif lebih dikategori pada speed test.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Soal Menjodohkan?


2. Apa Karasteritik Soal Menjodohkan?
3. Bagaimana Kontruksi Soal Menjodohkan?
4. Apa Sajakah Kelebihan dan kekurangan Soal Menjodohkan?
5. Bagaimanakah Kisi-Kisi Soal Menjodohkan?
6. Bagaimanakah Contoh Soal Menjodohkan?
7. Bagaimanakah Penilaian Pada soal Menjodohkan?

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian Soal Menjodohkan


2. Mengetahui Karasteritik Soal Menjodohkan
3. Mendeskripsikan Kontruksi Soal Menjodohkan
4. Mengetahui Kelebihan dan kekurangan Soal Menjodohkan
5. Memberikan Contoh Kisi-kisi Soal menjodohkan
6. Memberikan Contoh-Contoh Soal Menjodohkan
7. Menjelaskan Cara Penilaian Pada Soal Menjodohkan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Soal Menjodohkan


Dalam proses belajar mengajar tentunya terdapat suatu tes terhadap
peserta didik. Salah satu tes yang digunakan yaitu tes menjodohkan. Menurut
Sukardi (2010: 123) item tes menjodohkan sering juga disebut matching test
item. Item tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif.
Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar.
Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus yang
berarti dengan daftar premis karena dalam kolom tersebut berisi definisi, frasa
atau kata tunggal dan kolom kedua berisi kata frasa yang disebut juga daftar
respons atau jawaban. Sedangkan menurut Burhan (2001: 91) dalam tes
bentuk menjodohkan, siswa dituntut untuk menjodohkan, mencocokkan,
menyesuaikan, atau menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan,
pernyataan biasanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kiri berupa pernyataan
pokok (stem) atau pertanyaan dan lajur kanan merupakan jawaban atas
pernyataan lajur kiri.

Pertanyaan menjodohkan ini pada umumnya kegunaannya terbatas pada


pengukuran pengetahuan yang mencakup terminologi, batasan atau definisi,
fakta, dan asosiasi konsep yang memiliki kaitan sederhana. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Cross (1992) dalam Sukardi (2010: 123) bahwa
matching test items are appropiate for identfying the relationship things; atau
item tes menjodohkan adalah tepat untuk mengidentifikasikan hubungan antar
sesuatu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes


menjodohkan merupakan tes yang memiliki dua lajur yang saling
berhubungan. Pada prinsipnya tes menjodohkan mengevaluasi pengetahuan
tentang fakta yang memiliki makna spesifik. Agar dapat digunakan sebagai
materi premis atau kolom respons, fakta harus sederhana dan jelas. Jika kedua

3
kriteria tersebut tidak dipenuhi maka tipe tes lain perlu dipertimbangkan
penggunaannya.

B. Karasteristik Soal Menjodohkan

1. Terdiri atas dua kelompok pernyataan (stimulus/premis -respons) yang


paralel
2. Kelompok satu ( kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang
harus dicari jawabannya
3. Kelompok dua ( kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-soal
4. Stimulus/Premis berupa kalimat/phrasa
5. Respons yaitu pernyataan jawaban/respons berupa kata, bilangan, gambar
/symbol
6. Jumlah soal dan jawaban sama, lebih baik lagi jika lumlah jawaban lebih
banyak dari jumlah soal

C. Kontruksi Soal Menjodohkan


1. Kata-kata dalam terjodoh (premise) dan penjodoh (response) masing-
masing harus homogen dan disusun dalam satu kelompok tersendiri.
2. Jumlah option yang dipakai tidak kurang dari 5 dan tidak lebih dari 15.
3. Premis harus dirumuskan dengan kejelasan yang maksimum dan mudah
dipahami peserta ujian. Premis diletakan di sebelah kiri dan jawaban di
sebelah kanan. Untuk memudahkan penskoran, garis kosong untuk
jawaban di letakkan di depan premis.
4. Pilihan jawaban harus disusun secara alfabetis atau kronologis. Jika
jawaban itu diatur sedemikian, siswa-siswa yang mengetahui jawaban
dapat melokalisasinya dalam daftar jawaban dalam waktu yang minim
tanpa sering membaca ulang daftar itu.
5. Petunjuk yang diberikan harus jelas menunjukkan dasar cara menjawab.
6. Semua pilihan untuk tiap pasangan menjodohkan harus dicetak dalam satu
halaman. Siswa mungkin akan menjadi bingung jika sebagian dari pilihan

4
terdapat pada halaman lain. Dalam hal ini tugas membaca soal-soal tes itu
menjadi sangat kompleks.
7. Jumlah jawaban harus banyak dari jumlah premis dalam satu perangkat,
atau satu jawaban dapat melayani beberapa premis. Jika jumlah premis dan
jawaban yang sama banyaknya, siswa akan mencoreng jawaban yang
sudah dipakai lalu menerka jawaban yang sudah dipakai lalu menerka
jawaban untuk premis yang masih tinggal
8. Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih
dari sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu
akan membingungkan murid. Juga kemungkinan akan mengurangi
homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik
dijadikan dua seri.
9. Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan
jawabannya di sebelah kanan.
10. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.

D. Kelebihan dan Kelemahan Soal Menjodohkan

o Kelebihan
1. Materi yang dicakup dalam soal luas
2. Penyusunan butir soal relatif mudah, khususnya jika dibandingkan
dengan soal pilihan ganda.
3. Ringkas dan ekonomis di!ihat dari segi rumusan butir soal dan dari segi
cara memberikan jawaban
4. Penskoran mudah dilakukan, cepat, dan obyektif.
5. Tepat untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan
pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.
6. Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang
berhubungan langsung atau tidak langsung.
7. Relatif mudah dikontruksikan.
8. Dapat meliputi seluruh bidang studi yang diuji
Mudah diskor

5
o Kelemahan
1. Hanya mengukur kemampuan mengingat
2. Sukar kehomogenan isi premis maupun respons khususnya ditinjau dari
segi kesamaan kemampuan yang hendak diukur.
3. Kemungkinan menebak jawaban benar relatif tinggi karena jumlah
pernyataan soal dengan jumlah pernyataan jawaban tidak banyak
berbeda.
4. Terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan
5. Jika suatu menjodohkan dengan jawaban yang salah, maka bisa
berpengaruh terhadap jawaban dari pertanyaan lain. Merugkan bagi
peserta tes.
E. Kisi-Kisi Soal Menjodohkan

KISI-KISI PENULISAN SOAL

UJIAN MID SEMESTER

Mata Pelajaran : IPA Alokasi Waktu:

Kelas/Program : VIII Bentuk Soal Menjodohkan

Semester : Jumlah Soal : 20

Konpetensi Dasar Materi Indikator Soal Nomor Bentuk


soal soal

Menjelaskan struktur 1. Mengetahui 2

dan fungsi sistem tentang Fungsi

eksresi pada manusia sistem Ekskresi

3.9 dan penerapannya 2. Mengetahui zat 3,7,8,1 Menjo

dalam menjaga Sistem yang 3,14 dohkan

6
kesehatan diri Ekskresi dikeluarkan

Manusia organ Ekskresi

3. Mengetahui 1,4,5,9,

struktur dan

fungsi ginjal

4. Mengetaui 4,9

proses

terbentuknya
Membuat peta
urine
pikiran (mapping
5. Mengetahui 11,13
mind) tentang
struktur dan
struktur dan fungsi
fungsi paru-
4.9 sistem eksresi pada
paru
manusia dan
6. Mengetahui 12, 14,
penerapanya dalam
struktur dan
menjaga kesehatan
fungsi kulit
diri
7. Mengetahui 3,7, 10,

struktur dan

fungsi Hati

8. Mengetahui 15,16,1

gangguan yang 7,18,19

dapat terjadi ,20

pada sistem

7
ekskresi

F. Soal Menjodohkan

No Daftar I Daftar II
1 Ginjal menyaring zat sisa yang berupa ...
ureum dari dalam
2 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang ... a. Glomerulus
sudah tidak digunakan lagi merupakan
Fungsi dari Sistem ... b. Hati

c. Hidronefrosis

3 Organ tubuh yang bertanggungjawab ... d. Tubulus kontotus


untuk mengatasi zat racun yang masuk ke
dalam tubuh adalah...
distal
4 ...

e. Augmentasi

f. Bilirubin

Bagian g. Pleura
yang ditunjukkan no. 1 adalah...
5 ...
h. Karbon dioksida

dan Uap Air

i. Kulit

j. Diabetes

Bagian
yang ditunjukkan huruf c adalah.... k. Kelebihan toxin
6 Bagian yang berperan dalam proses ...
pembentukan urin primer adalah.... l. Ekskresi
7 Zat sisa yang berasal dari sel-sel darah ...
merah yang telah rusak dan dihancurkan
oleh hati berupa ...

8
8 Organ tubuh yang mempunyai fungsi ... m. Darah
menghasilkan bilirubin adalah
9 ...
n. Vesika urunaria

o. Hati
Proses yang terjadi pada bagian 3 adalah
...
p. Albumin
10 Membantu ketersediaan kalsium dan ...
unsur-unsur penting lain dalam aliran
darah merupakan fungsi dari protein .... q. Melanin yang
dalam hati
11 Selaput pembungkus paru-paru disebut… ... tinggi
12 Suku dayak di Sumatra memiliki kulit ...
yang cenderung lebih gelap, hal tersebut
disebabkan oleh… r. Skabies
13 Sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh ...
paru-paru adalah.... s. Hepatitis
14 Ketika cuaca dingin pengeluaran zat sisa ...
metabolisme lebih banyak melalui
15 Bila kadar glukosa dalam urin 1,5%, ... t. Insulin
maka kemungkinan orang tersebut
menderita....
16 Adanya batu ginjal di dalam rongga ginjal ...
dapat menimbulkan....
17 Gangguan pada hati penyakit kuning ...
adalah....
18 Kelainan dan gangguan pada kulit yang ...
disebabkan oleh tungau adalah....
19 Penyakit kencing manis, disebabkan ...
kekurangan hormon ...
20 kerusakan fungsi hati akan ...
mengakibatkan tubuh seseorang
mengalami….

G. Penilaian Soal Menjodohkan

Skor Mentah (raw score)

Dalam memberikan skor pada item tes bentuk ojektif ini kita dapat
menggunakan dua cara yaitu:

9
1) Tanpa bobot

Biasanya digunakan bagi item yang belum diketahui tingkat kebaikannya.


Caranya ialah dengan menghitung jumlah jawaban yang betul saja. Setiap
jawaban yang betul diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Jadi, skor = jumlah jawaban yang betul.

2) Dengan bobot

Biasanya rumus ini digunakan jika item-item tes itu sudah pernah
diujicobakan dan dilaksanakan sehingga dapat diketahui tingkat
kebenarannya. Penggunaan rumus tebakan ini bukan karena kita sudah
mengetahui bahwa test itu menebak tetapi karena tes bentuk objektif ini
memang sangat memungkinkan test untuk menebak. Adapun rumus-rumus
tebakan tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk item bentuk menjodohkan (matching)

Rumus: S = SR x Wt

Keterangan :

S = skor yang dicari

SR = jumlah jawaban yang benar

Wt = weight (bobot)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tes menjodohkan merupakan tes yang memiliki dua lajur yang saling
berhubungan. Pada prinsipnya tes menjodohkan mengevaluasi
pengetahuan tentang fakta yang memiliki makna spesifik. Agar dapat
digunakan sebagai materi premis atau kolom respons, fakta harus
sederhana dan jelas. Jika kedua kriteria tersebut tidak dipenuhi maka tipe
tes lain perlu dipertimbangkan penggunaannya.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat


menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami
harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan
bermanfaat. Amin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE.

Sudijono, Anas. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagfafindo


Persada.

Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Buma


Aksara.

Sirait, Bistok. 1989. Bahan Pengajaran untuk Mata Kuliah Evaluasi Hasil
Belajar Siswa. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.

12

Anda mungkin juga menyukai