A. Pendahuluan
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat
Tumor dapat dibagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas . daya tumbuh
tumor jinak terbatas, biasanya tumbuh ekspansif lokal, laju pertumbuhannya relatif
lambat. Tumor jinak dapat mendesak jaringan organ sekitarnya, namun biasanya
bahayanya relatif kecil. Tumor ganas sering kali tumbuh dengan pesat, bersifat
berupa benjolan unilateral yang dapat diraba, tunggal, dan tidak nyeri. WHO
adalah pembedahan dengan eksisi luas secara komplit. Peran radioterapi dan
1. Anatomi Mammae
yang erat dengan kulit, dan secara fungsional merupakan organ aksesoris dari
sistem reproduksi oleh karena memproduksi ASI pada masa laktasi. Secara
1
umum, payudara terdiri atas 2 jenis jaringan yaitu jaringan glandular (kelenjar)
dan jaringan stromal (penopang). Jaringan glandular terdiri atas jaringan kelenjar
terdiri atas jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah, dan pembuluh limfa.
setengah bola, atau keucut. Terletak pada dinding ventral thorax, meluas dari
costa II sampai coasta VI (pada usia tua atau pada mammae yang besar bisa
mencapai costa VII), di sebelah medial dibatasi oleh tepi sternum dan di sebelah
lateral mencapai linea axllaris media. Dua pertiga bagian atas mammae terletak
abdominis. 1,5,6
diameter cranio-caudal sebesar 10-12 cm, ukuran transversal sedikit lebih kecil.
Berat 150-200 gram dan pada masa laktasi dapat mencapai 400-500 gram.
Biasanya mammae sinistra sedikit lebih besar dari yang dekstra. Sternum dari
yang meluas 1-2 cm yang disebut areola mammae. Papilla mammae adalah
2
Mammae terdiri dari kelenjar, jaringan lemak, dan jaringan ikat
dibungkus oleh kulit. Kelenjar mammae tersusun dalam 15-20 lobulus, tiap
terletak radial melingkari papilla mammae. Di antara lobus ini terdapat jaringan
struktur yang longgar, yang disebut dengan celah posterior glandula mammae,
3
Gambar 1. Anatomi Mammae
(Dikutip dari kepustakaan 7)
a. Vaskularisasi
berasal dari arteri thorakalis lateralis yang bercabang dari aksillaris, dan
vena mammaria interna atau vena superficial leher. Vena profunda secara
4
Gambar 2. Vaskularisasi Mammae
(Dikutip dari kepustakaan 7)
b. Innervasi
yang berasal dari pleksus servikalis cabang ke-3 dan ke-4. Payudara sisi
interkostalis lain mempersarafi areola dan mammae sisi lateral. Kulit daerah
interkostalis.1,5,6
c. Aliran Limfatik
5
axillar) nodes, subscapular (posterior axillar) nodes, pectoral (anterior
axillar) nodes, dan interpectoral nodes (Rotter’s group). Sekitar 75% aliran
kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brachialis.
kelompok sentral aksila, dan kelenjar aksila bagian dalam, yang melalui
payudara kontralateral.1,6.
6
Gambar 3. Aliran Limfatik Mammae
(Dikutip dari kepustakaan 7)
2. Fisiologi Mammae
Fungsi faal dasar dari glandula mammae adalah mensekresi ASI dan
menyusui bayi. Fungsi lainnya adalah sebagai cirri seksual sekunder yang
penting dari wanita, termasuk organ tanda seks yang penting. Perkembangan dan
bersama dari progesterone dan estrogen dengan proporsi sesuai barulah dapat
berkembang baik.1
7
C. Definisi
dengan nama cystosarcoma philloides pada tahun 1838 karena strukturnya terdapat
kista dan secara makroskopik menyerupai daging dengan gambaran leallike pada
potongan melintang. Namun dalam kenyataannya pada tumor ini tidak selalu
digunakan lagi. Saat ini penamaan yang digunakan adalah menurut WHO (1982)
yaitu tumor phylloides yang diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu benign, borderline,
D. Epidemiologi
insidensinya 0,3%-0,5% dari semua jenis tumor payudara. Penelitian pada 8567
pasien tumor payudara pada tahun 1969 sampai 1993 hanya menemukan 31 kasus
tumor phylloides (0,37%). Secara keseluruhan 2,1 kasus per satu juta wnaita, dan
sangat jarang terjadi pada laki-laki. Sebagian besar kasus tumor phylloides terjadi
pada dekade ke-4 jarang terjadi pada remaja, tetapi dapat terjadi pada semua umur.
Insidensi tipe benign terjadi sekitar 60%-75% dari seluruh kejadian tumor
phylloides, untuk tipe borderline sekitar 12-26%, dan tipe malignant sebanyak 25%
Sampai saat ini, etiologi pasti dari tumor phylloides masih belum jelas,
8
tumor phylloides merupakan tumor monoklomal yang memperlihatkan alel inaktif
yang sama. Banyak teori mengungkapkan bahwa tumor phylloides memiliki asal
phylloides dapat terjadi sebagai hasil dari faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh
tumor.11
saluran dan lobulus, di jaringan ikat payudara, yang disebut stroma yang meliputi
jaringan lemak dan ligament yang mengelilingi saluran, lobulus, dan pembuluh
darah dan limfe di payudara. Selain sel stroma, tumor phylloides dapat juga
9
F. Klasifikasi Tumor Phylloides
G. Diagnosis
1. Manifestasi Klinis
tidak nyeri, dengan benjolan yang dapat teraba. Tumor tiba-tiba muncul dan
terus membesar, atau berupa benjolan yang awalnya menetap lalu bertambah
10
Gambar 4. Gambaran Klinik Tumor Phylloides
(Dikutip dari kepustakaan 8, 11, 12 dan 13)
2. Pemeriksaan Fisik
berukuran lebih besar ( > 2 cm – 3 cm), tetapi ukuran tumor dapat mencapai
c. Pada kasus yang tidak tertangani dengan baik, dapat terjadi luka borok kulit
11
e. Dapat disertai dengan pembesaran limfonodi regional.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
daripada fibroadenoma.
massa homogeny yang solid disertai internal echo yang berdinding tipis.
Bentuk lobus (dalam beberapa kasus bulat atau oval), fluid-filled clefts yang
12
Gambar 5. Gambaran Mammografi Tumor Phylloides
(Dikutip dari kepustakaan 11 dan 14)
13
b. Pemeriksaan Histopatologi
1) Gambaran Makrospik
dari 1-40 cm. Sebagian besar tumor berwarna abu-abu putih dan
2) Gambaran Mikrospik
14
fibroadenoma, gambaran phylloides berupa campuran stroma dan
epitel.8,11
15
Gambar 10. Gambaran Mikroskopik Tumor Phylloides
(Tipe Borderline)
(Dikutip dari kepustakaan 2)
Prinsip utama dalam terapi adalah eksisi lokal dengan batas sayatan
baik, kecuali jika ukuran payudara besar dan lokasi tumor memungkinkankan.9
16
payudara atau mastektomi 53% kasus. Rekurensi lokal terjadi pada 4 pasien
kekambuhan lokal adalah tidak sering, ini menunjukkan bahwa eksisi lokal
dengan preservasi payudara dan batas sayatan bebas tumor adalah terapi
bawah jika terdapat pembesaran KGB, tumor ukuran > 4 cm, biopsi
dan derajat selular atipikal tinggi). Jika terindikasi ada keterlibatan KGB
secara klinis atau pada pemeriksaan imaging, dapat dilakukan biopsi jarum
b. Tehnikal Lumpektomi
17
curvilinear diatas mass tanpa pengangkatan kulit juga tidak dianjurkan oleh
karena insisi ini mungkin terlalu kecil untuk mendapatkan batas sayatan
yang adekuat atau terkadang menyisakan kulit yang menonjol terutama jika
tumor dan jaringan yang diangkat besar. Eksisi fullthickness dari kulit ke
otot dinding dada akan dapat sangat membantu dalam mencapai batas insisi
juga belum teridentifikasi dengan baik. Secara garis besar, terapi sistemik
I. Prognosis
Rekurensi lokal dapat terjadi pada 28-50% kasus. Faktor yang paling
berperan dalam terjadinya rekurensi adalah batas bebas reseksi tumor yang kurang
dari 1-2 cm. Tipe pembedahan, peningkatan aktivitas mitosis dan aktivitas jaringan
18
stroma yang berlebihan juga dianggap sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Desen W. Buku ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;
2011.
Ann Arbor. Arch Pathol Lab Med. Vol 140. July 2016.
3. Limon ER, Lopez JJ, Pina VB, et al. Phylloides Tumor of the Breast: 307
Turkey; 2014.
No.1.;2014.
20
10. Altintoprak F, Kivilcim T, Dilek ON. Therapeutic Approachs to Breast
11. Mishra SP, Tiwary SK, Mishra M, Khanna AK. Phylloides Tumor of Breast: A
12. Souza JAD, Marques EF, Guatelli CM, et al. Malignant Phylloides Tumor of the
13. Ossa CA, Herazo Gil M, et al. Phylloides Tumor of the Breast: A Clinic-
14. Tamayo ES, Espejo JJ. Jimenez TG, et al. Phylloides Tumor: The Impostor.
21