BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pada peranan perempuan yang akan dicapai pada 2015. MDGs tujuan ke 4 dan ke 5
sasaran MDGs adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mencakup saat sebelum hamil, waktu melahirkan dan sesudah melahirkan, pengaturan
(Habibah, 2011).
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
tetapi dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta
sebagai individu yang agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan.Remaja mulai
berpikir abstrak, senang mengkritik dan ingin mengetahui hal baru. Pertumbuhan dan
perkembangan tersebut harus didasari dengan pengetahuan yang cukup, mencoba hal
baru yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi bisa memberikan dampak yang
akan menghancurkan masa depan remaja dan keluarga. Promosi kesehatan reproduksi
pada remaja sering dikonotasikan sebagai pendidikan seks yang sebagian besar
masyarakat Indonesia masih menganggap tabu pendidikan tentang seks tersebut. Ada
lembaga pendidikan formal setingkat menengah yang masih ragu untuk melaksanakan
Masa remaja atau masa puber merupakan masa penghubung antara masa anak-
anak dengan dewasa. Wanita mengalami masa pubertas sekitar usia 12 tahun
(Proverawati dan Misaroh, 2009). Anak perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan
payudara dan rambut pubis (Myles, 2009). Memasuki usia remaja, beberapa jenis
hormon terutama hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif. Hormon ini
pematangan dan pelepasan sel telur dari ovarium (Proverawati dan Misaroh,
(Myles, 2009). Menstruasi pertama ini biasanya terjadi dalam rentang usia 10 – 16
permulaan hanya hormon estrogen saja yang dominan, estrogen yang dominan ini
senter yang lebih tinggi di otak, misalnya kecemasan dan stres dapat mempengaruhi
siklus (Prawirohardjo, 2008).Riset yang dilakukan oleh Ezra E.S pada tahun 2003
takut, tidak siap, takut orang lain tahu, bingung bagaimana cara membersihkan, takut
melihat darah, takut kena marah, takut darah haid tersebut sebagai suatu penyakit,
bingung menjelaskan pada orang lain, takut kehabisan darah, dan belum mengetahui
perempuan yang belum menarche tersebut adalah merasa cemas, gelisah, malu dan
(SMP) Negeri dengan kisaran umur 12-15 tahun dan sekitar 364.367 siswi Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Swasta dengan kisaran umur 12-15 tahun. Jumlah
keseluruhan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berumur 12-15 tahun
adalah 1.547.127. Daerah Jawa Tengah, siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri yang berumur 12-15 tahun terdapat sekitar 208.597 siswi, dan untuk siswi
4
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta dengan kisaran umur 12-15 tahun adalah
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang berumur 12-15 tahun dan sekitar 299
siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta yang berumur 12-15 tahun.
Menengah Pertama (SMP) yang cukup diminati.Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah
siswa kelas VII adalah 264 dengan jumlah siswa laki-laki adalah 113 dan jumlah
siswi perempuan adalah 151, dari jumlah siswi perempuan tersebut terdapat 46 siswi
yang belum menarche atau sekitar 40% dari jumlah siswi keseluruhan. Studi
pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 10 siswi kelas VII yang belum menarche
menunjukkan bahwa dari 10 siswi tersebut, 8 siswi diantaranya masih belum siap,
malu, cemas, bingung, gelisah dan merasa takut kalau nantinya mendapatkan
yang biasa timbul pada siswi yang belum menarche tersebut antara lain, merasa takut,
cemas, gelisah, malu dan belum siap saat nantinya mendapat menarchedan
B. Rumusan Masalah
putri yang belum mengetahui tentang menarche, siklus menstruasi menarche dan
gejala yang menyertainya. Sesuai dengan latar belakang di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan tentang menarche pada siswi kelas VII SMP Negeri 1
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
menarche pada siswi kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang menarche pada siswi kelas VII SMP
c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang menarche pada siswi kelas VII SMP
kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara tahun 2012 sebelum dan
D. Manfaat penelitian
mendapatkan menarche.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan masukan bagi tenaga
5. Bagi Peneliti
teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan sebagai bahan kajian bagi
E. Keaslian penelitian
penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan rancangan survei cross
Banjarnegara. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan status gizi, aktifitas
fisik, sosial dan ekonomi dengan usiamenarche pada remaja putri di SMP Negeri
1 Purwonegoro Banjarnegara.
tempat penelitian yang berbeda, metode dan jenis penelitian yang dilakukan
penelitian yang peneliti gunakan adalah “One Group Pretest dan Postest”, dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Menarche
a. Definisi
rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas
kulit, perubahan siklus, pertumbuhan rambut ketiak dan rambut pubis serta
9
bentuk tubuh menjadi bentuk tubuh wanita ideal (Proverawati dan Misaroh,
2009).
tahun. Interval antara periode menstruasi bervariasi sesuai usia, keadaan fisik,
sangat tidak teratur.Pada awal dan akhir siklus menstruasi bisa tidak teratur
menstruasi normal sekitar 35 – 90 ml. Kira-kira tiga per empat darah tersebut
ditemukan pada darah menstruasi, bersama dengan enzim dan fibrinolisin dari
terbentuk bekuan darah kecil yang rapuh dan kekurangan fibrin dalam vagina
karena adanya mukoprotein dan glukosa dalam keadaan basa (Benson dan
Pernoll, 2008).
dandipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Sebelum
suntuk, marah dan sedih yang disebabkan oleh adanya pelepasan beberapa
tubuh dan berbagai sistem yang ada dalam tubuh, antara lain adanya rasa nyeri
jerawat, lebih sensitif, mudah marah (emosional) dan kadang timbul perasaan
1) Usia
kandungan mendapatkan menarche pada usia lebih muda dari usia rata-
2) Aspek Psikologi
sistem anatomi dan fisiologi dari proses pubertas yaitu sebagai berikut :
11
ptuitari.
Misaroh, 2009).
3) Kesuburan
4) Lingkungan sosial
yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat memperlambat
dini.Adanya tindak kekerasan seksual pada anak dan adanya konflik dalam
positif dalam keluarga serta adanya dukungan dan tingkat stress yang
6) Ras
3 bulan dari pada anak-anak kulit putih dan rata-rata usia saat menarche
lebih cepat 9 bulan pada perempuan kulit hitam serta 2 bulan pada
usia 11 tahun berat badannya lebih berat dan badannya lebih tinggi
13
sewaktu lahir dan berat badan yang overweight dapat menentukan usia
dari film-film yang atau internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar
1) Dismenorea
beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Untuk
bahan alami yaitu dengan menjalani pola hidup sehat. Beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri menstruasi antara lain yaitu, mandi
air hangat (bisa juga mandi air hangat menggunakan aroma terapi), minum
lama dari normal yaitu 6 – 7 hari dan ganti pembalut bias sampai 5 – 6 kali
misaroh, 2009).
15
3) Amenorea
dapat melakukan diet dan olahraga. Terapi lain yang dapat dilakukan yaitu
sering dirasakan antara lain kram, nyeri perut, nyeri pada payudara, perut
dan kaki, nyeri sendi, sakit kepala, dan sulit tidur (insomnia). Gejala
tertekan, merasa tidak berguna atau bersalah, sensitif, putus asa, merasa
Jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi PMS antara lain
karbohidrat kompleks dan serat seperti roti gandum, pasta, sereal, buah
mineral.Lakukan pola hidup sehat dengan makan teratur, tidur yang cukup
2) Kesiapan mental
untuk pertama kali (menarche).Menarche adalah hal yang wajar yang pasti
remaja putri tersebut mengalami menarche sudah siap dan tidak merasa
malu atau cemas dengan adanya menstruasi karena hal itu justru
2. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain
terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena
b. Tingkat pengetahuan
6 tingkat,yaitu :
1) Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
2) Memahami (comprehension)
materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau
3) Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini
4) Analisis (analysis)
dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
19
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi(Evaluation)
Munif, 2010).
dihadapi pada masa yang lalu. Cara yang digunakan tersebut orang
masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan atau merujuk
cara tersebut, tetapi bila gagal menggunakan cara tersebut, maka tidak
akan mengulangi cara itu, dan berusaha untuk mencari cara yang lain
2010).
pemikiran.
Munif, 2010).
3. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian
fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat
internal (dari dalam diri manusia ) maupun faktor eksternal (diluar diri
manusia). Faktor internal terdiri dari faktor fisik dsn psikis. Faktor eksternal
terdiri dari faktor sosial, budaya masyarakat,l ingkungan fisik, politik, konomi,
dan sebagainya.
2) Perilaku
3) Pelayanan kesehatan
4) Hereditas (keturunan)
hidup sehat bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, atau masyarakat
status kesehatan pada anak-anaknya. Orang tua yang sehat dan gizinya
baik akan mewariskan kesehatan yang baik pada anaknya, dan orang
karena orang tua atau ibu tidak mengetahui cara memelihara kesehatan
dan tidak tahu makanan yang bergizi yang harus dimakan. Pendidikan
nereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik. Sesuai batasan
2007)
sebagai berikut :
a) Perubahan perilaku
b) Pembinaan perilaku
c) Pengembangan perilaku
(Notoatmodjo, 2007).
sasaran dari pendidikan kesehatan tersebut, materi dan alat bantu yang
b) Wawancara (Interview)
a) Ceramah
b) Seminar
c) Diskusi kelompok
b) Pidato/diskusi
c) Billboard
28
1) Media cetak
dengan kesehatan.
f) Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi
2) Media elektronik
a) Televisi
b) Radio
c) Video
d) Slide
informasi kesehatan.
e) Film strip
B. Kerangka teori
Pendidikan kesehatan
Pre test dan Post test
- Sosial
- Ekonomi
- Budaya
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
- - - - - - - - - - - - : Variabel yang tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka konsep
Tingkat pengetahuan
Pendidikan tentang menarche pada
Kesehatan siswi SMP
Media informasi :
-Media cetak
-Mediaelektronik
Keterangan :
B. Variabel penelitian
C. Definisi Operasional
D. Hipotesis
menjadi permasalahan, kebenarannya akan dibuktikan dengan fakta empiris dari hasil
penelitian yang dilakukan. Hipotesis ini ditarik dari suatu rangkaian fakta yang
F. Rancangan penelitian
1. Jenis/desain penelitian
rancangan “One Group Pretest Postest” yaitu penelitian yang tidak ada kelompok
01 02
Gambar 3.3 Bagan Jenis penelitian ; Notoatmodjo, 2007 ; Imron dan Munif, 2010
a. Populasi
karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki. Populasi terdiri dari 2 jenis,
yaitu populasi infinit (tidak terbatas) dan populasi finit (terbatas) (Imron dan
Munif, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII SMP Negeri 1
populasinya adalah 151 siswi, dari jumlah tersebut 46 siswi belum menarche.
b. Sampel
Sampel adalah objek yang akan diteliti yang mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini sampel total yang akan digunakan untuk
c. Teknik sampling
siswi yang belum menarche dan sampel total dalam penelitian ini adalah 46
3. Sumber data
a. Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian
Dalam penelitian ini, data primer berasal dari siswi kelas VII SMP Negeri 1
b. Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek
penelitian.
Dalam penelitian ini, data sekunder di dapat dari guru BK SMP Negeri 1
serta data yang diambil dari profil SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara.
pada responden untuk di isi sebelum pendidikan kesehatan dan setelah pendidikan
kesehatan.
5. Instrumen penelitian
data. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner
yang berisi 30 pertanyaan tentang menarche dan dibagikan pada responden untuk
berisi pertanyaan tentang pengertian menarche, tanda dan gejala menarche, faktor
a. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Alat ukur yang digunakan
apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak
a. Pengolahan data
1) Editing
a) Apakah lengkap
terbaca.
lainnya.
2) Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
maka semua data hasil penelitian perlu untuk disederhanakan supaya pada
3) Tabulating
sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan
b. Analisis data
menuju suatu analisis yang lebih sulit dan rumit (Imron dan Munif, 2010).
macam cara,yaitu :
1) Analisis Univariat
diukur tersebut sudah siap untuk dianalisis serta dapat dilihat gambaran
38
secara rinci. Kemudian disiapkan kembali ukuran dan bentuk konsep yang
2) Analisis Bivariat
2010).
Rumus statistik :
N(N+1)
T - [ ]
4
Z =
N ( N + 1 ) ( 2N + 1)
24
39
Keterangan :
Z = jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang
Daerah kritis :
Ha ditolak jika p > 0,050, maka tidak terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
7. Etika Penelitian
prinsip yang harus dipegang teguh (Milton, 1999 dalam Bondan Palestin yang
dikutip Notoatmodjo,2010) :
and confidentiality)
and benefits).
responden pada siswi SMP. Peneliti juga menjelaskan secara langsung pada
coding.
8. Jadwal Penelitian
Terlampir
41
BAB V
Penelitian dengan judul “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang
Brebes dilakukan pada bulan Juni Tahun 2013 dengan jumlah sampel yang
Pertama (SMP) Negeri 2 Larangan Brebes didirikan pada tahun 1985. Sekolah
Sekolah, 25 orang tenaga pengajar baik guru tetap maupun guru tidak tetap serta 6
terdiri dari 3 kelas. Kelas VII (Tujuh) dari 5 kelas berjumlah 161 anak yang terdiri
dari 73 siswa dan 90 siswi, kelas (Delapan) dari 4 kelas berjumlah 116 anak yang
terdiri dari siswa dan siswi, sedangkan kelas (Sembilan) dari 3 kelas berjumlah 94
d. SebelahTimur : Persawahan
e. Keadaan Bangunan
Analisis data yang dilakukan terhadap tiap variabel yaitu penyuluhan tentang
Tabel 5.1 Distribusi Statistik Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Menarche
(Pre Test)
Baik 3 6,5
Cukup 21 45,7
Kurang 22 47,8
Jumlah 46 100
Baik 37 80,4
Cukup 8 17,4
Kurang 1 2,2
Jumlah 46 100
2013.
Tabel 5.3 Hasil Uji T Paried Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Menarche
Variabel Mean SD P N
Hasil uji T Paried diperoleh nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho
5.3 Pembahasan
adalah merupakan hasil tahu dan ini setelah orang melakukan pengindraan
keputusan dan bertindak. Dari sini dapat dilihat juga bahwa sumber
Penelian dapat dilakukan dengan baik sesuia dengan yang direncanakan dan
peneliti membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden sebagai bentuk pre
responden sangat baik dilihat dari antusias responden dalam menerima dan
dan tidak malu mengajukan pertanyaan dari penjelasan yang masih kurang
menarche nanti serta mencatat setiap penjelasan materi dan mencatat jawaban
yaitu hal tersebut masih bisa dianggap normal, ada beberapa teori yang
2. Bagaimana cara yang paling efektif untuk menjaga kebersihan diri saat
yang bersih. Setelah buang air kecil atau buang air besar bersihkan
daerah kemaluan dengan handuk atau kain yang bersih kemudian ganti
menarche.
penjelasan yang peneliti berikan dan semoga penjelasan dan ilmu yang
Keadaan ini bisa dipahami karena pertanyaan tersebut sudah dibahas saat
Hal ini sama dengan tujuan penyuluhan yaitu agar masyarakat dapat
mempraktikkan hidup sehat bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, atau
beda.
kakak, dan ibu yang memang sudah memiliki pengalaman tentang menarche
dalam kehidupan sehari-hari. Ibu adalah faktor yang sangat penting dalam
Dilihat dari skor yang didapat responden baik sebelum dan sesudah
responden juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan penelitian ini baik
bisa dilihat saat responden mengerjakan pre test sudah ada beberapa
mencatat penjelasan yang mereka anggap penting dan nantinya dapat berguna
bagi kesehatan reproduksi mereka. Hal ini sejalan dengan tujuan dari
setelah penyuluhan.
Penyuluhan.
Hasil uji T paried test diperoleh p value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak,
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penyuluhan
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat
mengetahui keadaan yang normal dan tidak normal, serta mampu mengurangi
Penyuluhan yang dilakukan pada siswi tentang menarche memiliki tujuan untuk
menarche, agar nantinya diharapkan siswi tersebut lebih siap dalam menghadapi
menarche nantinya.
penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menyiapkan
mental remaja putri saat mengalami menarche. Saat remaja putri tersebut
mengalami menarche sudah siap dan tidak merasa malu atau cemas dengan
adanya mentruasi karena hal itu justru menunjukkan bahwa tubuh sudah beranjak
dewasa dan berbagai perubahan itu sebagai indikator untuk mempersiapkan diri
Sesui dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, melihat dari
peningkatan skor dari pre test dan post test yang artinya pengetahuan responden
lakukan telah dilakukan dengan baik sesuia dengan tujuan awal dari penelitian.
tentang menarche, siswi bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah, misal
reproduksi.
bimbingan konseling.
Penelitian ini sangat erat kaitannya dengan peran bidan sebagai pendidik. Sasaran
bidan dikomunitas antara lain, remaja,wanita usia subur, ibu hamil, ibu
melahirkan, bayi, lansia dan lain-lain. Dalam penelitian ini, sama halnya dengan
51
sasaran bidan dikomunitas salah satunya yaitu remaja. Pada usia ini remaja perlu
Penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Larangan Brebes tahun 2013
disepakati bersama.
tentang :
52
BAB VI
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswi kelas VII di SMP Negeri 2
Larangan Tahun 2013, maka diperoleh hasil uji statistik dan analisa data sebagai
berikut :
baik
kurang.
3) Hasil uji T paried Test diperoleh p value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho
6.2 Saran
kelas VII Tentang Menarche Sebelum dan Sesudah dilakukan Penyuluhan di SMP
Negeri 2 Larangan Brebes Tahun 2013, maka peneliti mempunyai saran sebagai
berikut :
1. Bagi Remaja
1. Karakteristik Responden
pengetahuan tentang menarche pada siswi kelas VII SMP Negeri 1 Bawang tahun
2012, dilakukan pada tanggal 6 Juni 2012 di Ruang Aula SMP Negeri 1 Bawang,
dengan jumlah responden yaitu 46 siswi kelas VII yang belum mendapatkan
a. Umur
responden atau 43,5%. Rata – rata umur siswi di SMP Negeri 1 Bawang yang
71,7% dan pertanyaan no 4 yaitu sebanyak 31 responden atau 67,4%. Hal ini
sangat maklum karena pertanyaan tersebut bisa dengan mudah untuk dipahami
responden atau 71,7%. Hal ini bisa dimaklumi karena pertanyaan – pertanyaan
Statistik Nilai
Mean 12,93
Standar Error mean 0,52
Median 12,00
Standar Deviation 4,06
Minimum 8,00
Maximum 26,00
kesehatan.
responden sebagai bentuk pre test. Setelah pre test dilaksanakan kemudian
menggunakan alat bantu laptop, LCD layar dan pengeras suara, dilanjutkan
dengan pemutaran video tentang organ reproduksi wanita dan menstruasi yang
gambar yang ada di video yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita
dalam bertanya dan tidak malu mengajukan pertanyaan dari penjelasan yang
1. Bagaimana jika saat umur 14 tahun atau lebih tetapi belum mendapatkan
menarche, apakah itu masih normal atau tidak, pertanyaan tersebut tentang
umur menarche. Jawaban dari peneliti yaitu hal tersebut masih bisa dianggap
normal, ada beberapa teori yang menyatakan tentang usia menarche antara
lain teori dari Proverawati dan Misaroh yang menyatakan bahwa menarche
61
biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun,dan menurutteori dari Manuaba
2. Bagaimana cara yang paling efektif untuk menjaga kebersihan diri saat
dari peneliti yaitu menjaga kebersihan diri saat menarche salah satunya yaitu
menggunakan celana dalam jangan yang ketat, terbuat dari bahan katun atau
atau buang air besar bersihkan daerah kemaluan dengan handuk atau kain
3. Jika dirumah orang tua (ibu) tidak pernah memberikan pengetahuan tentang
reproduksi, ataupun bertanya pada tenaga kesehatan yang lebih ahli supaya
dari keaktifan responden dalam bertanya, serta mencatat materi dan mencatat
dan semoga penjelasan dan ilmu yang peneliti berikan dapat bermanfaat, bisa
62
diterapkan dengan baik oleh responden dalam kehidupan sehari – harinya dan
nantinya.
19 Penanganan dismenorea
saatmenarche 44 95,7 2 4,3
20 Minuman yang mengatasi
dismenorea saat menarche 44 95,7 2 4,3
21 Pengertian amenorea 40 87,0 6 13,0
22 Bukan cara untuk mengobati
amenorea 44 95,7 2 4,3
23 Pengertian pre menstrual sindrome
(PMS) 46 100,0 0 0
24 Gejala fisik pre menstrual sindrome 43 93,5 3 6,5
25 Makanan yang baik agar terhindar
dari pre menstrual sindrome 45 97,8 1 2,2
26 Pengetahuan tentang menarche 45 97,8 1 2,2
27 Orang yang pertama memberikan
pengetahuan tentang menarche 46 100,0 0 0
28 Pentingnya pengetahuan menarche 44 95,7 2 2,2
29 Masalah fisik karena kurang
pengetahuantentang menarche 43 93,5 3 6,5
30 Risiko kurangnya kebersihan diri
saat menarche 46 100,0 0 0
yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan no 10, 23, 27, dan 30
sebanyak 45 responden atau 97,8%, pertanyaan no 19, 20, 22, dan 28 yaitu
yaitu sebanyak 43 responden atau 93,5%. Hal ini bisa dipahami karena
2. Analisis Bivariat
Tingkat pengetahuan siswi kelas VII SMP Negeri 1 Bawang sebelum dan
Tabel 4.13 Distribusi Kuesioner yang dijawab Benar oleh Responden Sebelum
dan Setelah Pendidikan Kesehatan
nilai z hitungnya sebesar – 5,911dan Asymp.Signya sebesar 0,000 (nilai p).Hal ini
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang menarche pada siswi kelas VII
A. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Umur
sebanyak 20 responden atau 43,5%. Rata – rata siswi kelas VII SMP Negeri 1
12-13 tahun (Manuaba, 2009), sedangkan menurut Pearce yang dikutip oleh
Proverawati dan Misaroh (2009), menarche biasanya muncul pada usia 11-14
tahun. Sehubungan dengan hal tersebut, remaja putri dengan rata-rata usia 11-
14 tahun perlu diberi materi atau pemahaman tentang menarche sehingga pada
usia tersebut remaja putri tidak mengalami kekhawatiran dan kegelisahan saat
(Notoatmodjo, 2007).
tersebut merupakan kebiasaan yang sering terjadi pada remaja putri saat
dan memahami pertanyaan tersebut karena pada usia mereka sekarang ini
adalah usia remaja atau pubertas, sehingga bisa dengan baik menjawab
Konseling) atau wali kelas bisa ikut bertanggungjawab untuk memberi materi
69
tenaga kesehatan lain untuk memberikan materi tentang menarche yang sangat
erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi remaja yang nantinya akan sangat
pertanyaan no 10, 23, 27, dan 30 yaitu sebanyak 46 responden atau 100,0%,
pertanyaan no 19, 20, 22, dan 28 yaitu sebanyak 44 responden atau 95,7% dan
saat pendidikan kesehatan, antusias responden juga sangat baik dan responden
masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi diri sendiri dan bagi
mayarakat, atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy life style)
(Notoatmodjo, 2007). Sejalan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini dengan
kesehatan. Dalam penelitian ini sasaran primernya adalah siswi Kelas VII
19,6%. Hal tersebut bisa dimaklumi karena menggunakan istilah asing dan
dan ibu yang memang sudah memiliki pengalaman tentang menarche memiliki
diperlukan agar masyarakat dan orang tua menyadari dan melakukan hal-hal
71
(Notoatmodjo, 2007).
Dilihat dari skor yang didapat responden baik sebelum dan setelah
nilainya mencapai 76%-100% (Arikunto, 2006). Hal ini bisa terjadi karena
kesehatan. Hal itu bisa terlihat saat responden mengerjakan pre test sudah ada
mencatat penjelasan yang mereka anggap penting dan nantinya dapat berguan
bagi kesehatn reproduksi mereka. Hal ini sejalan dengan tujuan dari penelitian
2. Analisis Bivariat
peningkatan skor sebesar76,1% (dari 10,9% menjadi 87,0%). Hal ini bisa
peneliti ajukan meskipun pertanyaan tersebut merupakan hal yang baru bagi
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami
Dilihat dari jumlah skor responden pada saat pre test dan post test,
sebesar 70%, responden no 16 (dari 10 atau 33% menjadi 30 atau 100%) dan
peningkatan yang sama yaitu sebesar 67%, dan responden no 13 (dari 10 atau
(dari 11 atau 37% menjadi 30 atau 100%), responden no 36 (dari 8 atau 27%
sebanyak 30 soal antara pre test dan post test. Dari 30 soal pre - post yang
diajukan, soal yang paling banyak responden tidak bisa menjawab sesuai
dengan urutan adalah soal no 17, 14, 13, 12,2, 11dan 21. Faktor penyebab
responden tidak bisa menjawab soal tersebut dengan baik dikarenakan soal
tersebut merupakan hal yang masih baru bagi responden dan kurangnya
tingkat pemahaman terhadap soal. Melihat dari hasil penelitian ini diharapkan
guru BP, wali kelas ataupun guru pembina dibidang kesehatan seperti guru
74
menjelaskan lebih banyak lagi tentang menarche baik didalam mata pelajaran
tentang menarche agar nantinya para siswi dapat lebih siap untuk menghadapi
artinya siswiyang sudah mempunyai perilaku hidup sehat (healthy life style)
Soal yang paling banyak dijawab benar oleh responden sesuai urutan
adalah soal no 10, 23, 27 dan 30. Hal ini disebabkan karena soal tersebut
kondusif(Notoatmodjo, 2007).
0,000 (nilai p).Hal ini menunjukkan bahwa nilai p< 0,050 yang
tentang menarche pada siswi kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara
tahun 2012.
Notoatmodjo, 2010 yaitu : cara tradisional atau kuno atau cara non ilmiah
pribadi, kebenaran secara intuitif, melalui logika atau pikiran), dan cara
pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau
lama, tetapi perubahan yang dicapai bersifat langgeng karena didasari oleh
Perilaku remaja putri dalam hal ini adalah siswi, siap menghadapi
yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk menyiapkan mental
menarche sudah siap dan tidak merasa malu atau cemas dengan adanya
menstruasi karena hal itu justru menunjukkan bahwa tubuh sudah beranjak
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, melihat dari
peningkatan skor dari pre test dan post test yang artinya pengetahuan
penelitian yang penenliti lakukan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan
tentang menarche serta sudah siap untuk menghadapi menarche. Untuk lebih
tepat di depan jalan raya, sehingga akses ke berbagai tempat lebih mudah,
kesehatan reproduksi.
pendidik. Sasaran bidan dikomunitas antara lain, remaja, WUS (Wanita Usia
Subur), ibu hamil, ibu melahirkan, bayi, lansia, dan lain-lain. Dalam penelitian
ini, sama halnya dengan sasaran bidan dikomunitas salah satunya yaitu remaja.
Pada usia ini remaja perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Brebes tentang “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Menarche
responden atau 3,3 %. Dengan hasil statistik mean 12,93, standar error mean 0,52,
dalam kategori baik sebanyak 46 responden atau 100 %. Dengan hasil statistik
mean 27,30, standar error mean 0,25, median 27,00, standar deviation
3. Hasil uji T paried Test diperoleh p value sebesar , maka Ho ditolak, berarti ada
A. Saran
Peneliti mengharapkan agar para siswi lebih aktif lagi dalam bertanya atau
mencari referensi untuk menambah pengetahuan tentang menarche agar saat
mendapat menarche bisa lebih siap.
79
Peneliti mengharapkan agar bidan atau tenaga kesehatan lain bisa secara
rutin memberikan penyuluhan tentang menarche pada siswi, khususnya siswi SMP
kelas VII agar siswi mendapat pengetahuan yang lebih banyak tentang menarche
terutama yang berhubungan dengan istilah – istilah asing tentang menarche agar
siswi lebih paham dan siswi dapat terhindar dari Infeksi Saluran Kemih pada
remaja putri.
4. Bagi peneliti lain