Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN OBAT

BUDIDAYA TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

Oleh:
Andhiarizqi Mulyawan A1L113006
Iqbal Trisakti Saputra A1L113008
Nurlana Rahayu A1L113009
Mia Adita A1L113012
Fitri Fauzia A1L113014

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

i
PRAKATA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang atas izin-Nya penulis

akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Budidaya Rosella”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Budidaya Tanaman

Obat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Etik Wukir

Tini, S.P. M.P. selaku dosen pengampu Budidaya Tanaman Obat yang telah

mendukung dalam penyusunan makalah ini .

Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan pembaca umumnya, serta penulis mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 27 September 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Sejarah Tanaman Rosella .......................................................................... 3
B. Sistematika dan Klasifikasi Tanaman Rosella .......................................... 5
C. Budidaya Tanaman Rosella ...................................................................... 9
1. Syarat Tumbuh .................................................................................... 9
a. Suhu .............................................................................................. 9
b. Air ................................................................................................. 9
c. Cahaya, Panjang Hari dan Waktu Tanam ..................................... 9
d. Tanah ............................................................................................. 10
2. Pembenihan ......................................................................................... 10
3. Penanaman .......................................................................................... 12
4. Pemeliharaan ....................................................................................... 12
a. Pemupukan .................................................................................... 12
b. Pemangkasan ................................................................................. 13
c. Penyiraman.................................................................................... 14
d. Penyiangan .................................................................................... 14
e. Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................. 14
5. Panen ................................................................................................... 15
6. Pasca Panen ......................................................................................... 15
a. Sortasi............................................................................................ 15
b. Pencucian ...................................................................................... 16
c. Pengeringan ................................................................................... 16

iii
d. Sortasi Kering ............................................................................... 17
e. Pengemasan ................................................................................... 17
f. Penyimpanan ................................................................................. 17
D. Prospek dan Manfaat Tanaman Rosella .................................................... 19
III. PENUTUP ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kandungan Asam Amino Pada Ekstrak Rosella Segar .......................... 20


Tabel 2. Kisaran Harga Rosella Kering (CIF, US$/metric ton),
Maret 1997-April 1998 ........................................................................... 21
Tabel 3. Rata-rata Kisaran Harga dan
Harga Jual Rosella Kering/kg (Nigeria) ................................................. 21
Tabel 4. Persyaratan Kualitas Kelopak Kering Rosella
Untuk Pasar Ekspor................................................................................. 22

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di

negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara maju. Banyak orang

yang telah menyadari efek samping yang ditimbulkan obat-obat, sehingga

masyarakat kembali dengan menggunakan obat tradisional yang merupakan

warisan nenek moyang. Jika melihat prospek ke depannya, saat ini budidaya

tanaman obat sangat baik dan cukup menjanjikan. Kegiatan identifikasi tanaman

perlu diperhatikan dengan seksama karena pada kegiatan ini akan diketahui jenis

atau spesies dari tanaman. Selain itu dalam budidaya tanaman yang dilakukan

sesuai dengan prosedur sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas

produk yang dihasilkan. Jika penanganan pada saat panen dan pasca panen tidak

dilakukan dengan prosedur, maka kualitas produk yang dihasilkan kurang

berkhasiat dan malah akan menimbulkan racun.

Negara Indonesia berada di daerah tropis yang banyak memiliki

keanekaragaman spesies, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun

bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan

yaitu tanaman rosella merah (Hibiscus sabdariffa L). Budidaya tanaman rosella

merah ini sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas untuk

memenuhi kebutuhan pribadi. Tanaman rosella merah memberikan banyak

manfaat dibidang kesehatan. Namun pada kenyataannya pembudidayaan rosella

merah di Indonesia masih terpusat di daerah-daerah tertentu padahal

pembudidayaannya mudah dilakukan.

1
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: mengenali lebih jauh tanaman

rosella dari aspek sejarah, budidaya, klasifikasi dan sistematika, serta manfaat

yang terkandung dari tanaman rosella.

2
II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Tanaman Rosella

Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel

menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.

Benih tanaman bunga Rosella dibawa oleh para budak dari afrika dan kemudian

tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil,

Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia. Rosella mulai

ditumbuhkan di Jamaika pada tahun 1707 (Mardiah, dkk, 2009).

Diperkirakan tanaman rosella dibawa oleh pedagang India saat datang ke

Indonesia pada saat abad ke – 14. Tanaman Rosella di daerah Indonesia lebih

dikenal sebagai mrambos hijau (Jateng), asam jarot (Padang) dan asam rejang

(Muara Enim). Sedangkan di negara lain, tanaman tersebut dikenal dalam

berbagai nama, seperti jamaican sorell (India Barat), oseille rouge (Prancis),

quimbombo chino (Spanyol), karkade (Afrika Utara), dan bisap (Senegal)

(Mardiah, dkk, 2009).

Perkembangan Industri Rosella pada tahun 1892, di Queensland Australia

terdapat dua pabrik yang memproduksi selai dari rosella untuk diekspor ke Eropa,

walaupun umurnya tidak panjang. Tahun 1909 terdapat 1,6 ha kebun rosella di

Queensland. P.J. Wester menyatakan bahwa rosella dibawa ke Florida dari

Jamaika pada tahun 1887 dan pada tahun 1903 Rosella telah banyak ditanam

diFlorida bagian selatan. Tahun 1905, W.A Hobbs mencoba menanam rosella di

Filipina dan hasil panennya sangat memuaskan. Sampai saat ini produk rosella

dapat ditemui di pasar modern atau pasar tradisional di Filipina.

3
Rosella dapat dimakan mentah sebagai salad. Di Indonesia Tanaman rosella

disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya dicampur dengan

irisan jahe dan gula, lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu didihkan dan

didiamkan semalam (Mardiah, dkk, 2009). Di Amerika dan Eropa, rosella

digunakan sebagai pewarna makanan. Di Perancis khususnya daerah komunitas

imigran Senegal, produk rosella digunakan dalam bentuk bunga atau sirup.

Daunnya digunakan sebagai bumbu pada masakan ikan dan saat penyajian nasi.

Di Myanmar, daun rosella digunakan untuk membuat masakan karechin baung

kyaw. Rosella juga banyak dimanfaatkan sebagai produk olahan pangan bernilai

ekonomi tinggi seperti teh, sirup, selai, manisan, sebagai pewarna alami dan

perasa dalam membuat anggur rosella jeli, serta cake. (Maryani dan Kristiana,

2008).

4
B. Sistematika dan Klasifikasi Tanaman Rosella

Dalam taksonomi tumbuhan rosella diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Malvaceales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L. (sinonim: Hibiscus digitatus Cav.)

Varietas : Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa L.

Hibiscus sabdariffa var. ultissima Wester

Rosella tergolong tanaman semusim. Hibiscus sabdariffa varietas ultisima

Wester biasanya dimanfaatkan untuk diambil serat batangnya. Rosella tipe ini

tumbuh tegak, tidak banyak bercabang, dengan tinggi mencapai 4,8 m. Batangnya

berwarna hijau atau merah. Daunnya berwarna hijau, dan kadang –kadang

bertulang daun merah. Bunga berwarna kuning dengan kelopak berwarna hijau

atau merah, tidak berdaging, berduri, dan tidak bisa dimakan. Rosella jenis ini

batangnya mengandung serat lebih tinggi sehingga biasa digunakan untuk

membuat karung. Karena itu, dikenal pula sebagai java jute.

H. sabdariffa varietas sabdariffa, memiliki sosok lebih pendek, berbentuk

semak. Dapat dibedakan atas ras bhagalpuriensi, intermedius, albus, dan ruber.

Ras bhagalpuriensi memiliki kelopak bunga berwarna hijau dengan garis merah

dan tidak dapat dimakan. Ras intermedius dan ras albus memiliki kelopak bunga

5
yang berwarna kuning kehijauan, dapat dimakan, dan menghasilkan serat. Ras

yang banyak mendapat perhatian adalah ruber, karena kelopak bunganya dapat

dimakan.

H.sabdariffa L. varietas sabdariffa merupakan tanaman semusim, yang

tumbuh tegak, bercabang-cabang, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 3,5 m.

Batangnya bulat dan berkayu. Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai

merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya

berseling, terbagi ke dalam 3-7 cuping bergantung kultivar dan aksesi, dan

pinggiran daun bergerigi. Rosella memiliki daun yang panjangnya mencapai 6-15

cm dan lebarnya 5-8 cm. sementara tangkai daun berbentuk bulat, berwarna hijau,

dengan panjang 4-7 cm.

Bunga rosella bertipe tunggal, artinya hanya terdapat satu kuntum bunga

pada setiap tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang

mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dassar bunnga pendek. Bunga ini

mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang 1 cm, pangkal

saling berlekatan, dan berwarna merah. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan

sebagai bahan makanan dan minuman.

Mahkota rosella berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap

dibagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5

cm. Tangkai sari yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari

berukuran pendek dan tebal dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 5 mm.

putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah. Bunga rosella bersifat

hermaprodit (mempunyai bunga jantan dan betina), sehingga mampu menyerbuk

sendiri. Buah rosella berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima

6
ruang, dan berwarna merah. Buah berukuran panjang 5 cm dan lebar 5,3 cm.

bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm.

Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.

Tanaman rosella terdapat lebih dari 100 kultivar. Kultivar-kultivar komersial

yang paling banyak ditanam di Cina, Thailand, Meksiko, dan Afrika terutama di

Sudan, Senegal, dan Mali. Di Filipina ada tiga kultivar yang ditanam yaitu Rico,

Victor, dan Archer. Kultivar Rico dan Victor kelopaknya berwarna merah,

sedangkan Acher kelopaknya berwarna hijau atau hijaukeputihan, sehingga

kadang-kadang disebut white sorrel dan lebih sering digunakan sebagai sayur. Di

Indonesia rosella masih berupa aksesi. Di Balai Penelitian Tanaman Tembakau

dan Serat (Balittas) Malang, telah didapat 10 aksesi rosella, mulai dari 1-10 Hst.

Di India, kultivar yang baik untuk diambil kelopak segarnya adalah jenis

tanaman yang pendek, bercabang,tidak berbulu, kelopak berwarna merah, dan

tahan terhadap genangan. Kultivar ini memiliki daun berseling, dengan bentuk

menjari dan helai daun berbulu. Bunga tunggal, berdiameter 4-6 cm, berada di

ketiak daun, dan mekar untuk waktu ang lebih lama. Kelopaknya berdaging, tebal,

lebar, dan tidak berbulu. Mahkota bunga umumnya berwarna kuning terang.

Karakter pertumbuhan rosella sangat dipengaruhi oleh kultivar. Kultivar

yang berbeda menunjukkan produksi kelopak atau tanaman yang juga berbeda.

Meskipun antara kultivar Sokoto red dan Sokoto white tidak menunjukkan

perbedaan dalam hal tinggi tanaman dan produksi biji per tanaman. Namun,

produksi kelopak pertanaman Sokoto red lebih tinggi dibandingkan produksi

kelopak pertanaman Sokoto white.

7
Perbedaan kultivar tidak hanya mempengaruhi produksi, tetapi juuga

kandungan bahan kimia dan mineral kelopak bunga. Rosella dengan kelopak

bunga berarna hijau mengandung serat kasar, asam askorbat, dan natrium yang

lebih tinggi dibandingkan dengan rosella berwarna merah dan merah tua. Rosella

dengan kelopak berwarna merah mengandung zat besi lebih tinggi dibandingkan

dengan kedua kultivar lainnya. Sementara rosella dengan kelopak bunga berwarna

merah tua mengandung abu dan kalium lebih besar. Rosella kultivar Sudani

menunjukkan kandungan antosianin dan gula yang paling tinggi, sedangkan

rosella kultivar Masri menunjukkan kandungan sam amino bebas dan kandungan

asam total terlarut paling tinggi.

8
C. Budidaya Tanaman Rosella

1. Syarat Tumbuh

a. Suhu

Tanaman rosella tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 600

mdpl. Semakin tinggi dari permukaan laut, pertumbuhan rosella akan

terganggu. Rosella dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan suhu

rata-rata 42-32oC. Namun rosella masih toleran pada kisaran suhu 10-36oC.

Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosella

memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 21oC.

b. Air

Jika curah hujan tidak mencukupi, dapat diatasi dengan pengairan

yang baik. Periode kering dibutuhkan rosella untuk pembungaan dan

produksi biji. Sedangkan hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa

panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan dapat

menurunkan produksi.

c. Cahaya, Panjang hari dan Waktu Tanam

Rosella merupakan tanaman berhari pende (untuk induksi

pembungaan memerlukan panjang hari waktu kurang dari 12 jam). Bila

ditanam pada bulan-bulan foto periode pendek akan cepat berbunga dan

pendek. Untuk keperluan diambl bunganya, waktu yang tepat adalah bulan

April-Mei. Rosella toleran terhadap sedikit naungan dan dapat tumbuh di

green house, tetapi pertumbuhan terbaik ditunjukkan pada tanaman yang

ditanam di lapangan pada kondisi cahaya penuh. Waktu tanam juga dapat

mempengaruhi kandungan kimia kelopak rosella. Rosella yang ditanam

9
pada bulan Mei menghasilkan antosianin, protein dan karbohidrat total lebih

tinggi dibanding dengan yang ditanam pada bulan April atau Juni.

d. Tanah

Tanaman rosella dapat diusahakan disegala macam tanah akan tetapi

yang paling cocok pada tanah yang subur dan gembur maksudnya yang

mempunyai struktur yang dalam, bertekstur ringan dan berdrainase baik.

Rosella masih dapat toleran terhadap tanah masam dan agak alkalin, tetapi

tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar garam tinggi. Kemasaman

tanah (pH) optimum untuk rosella adalah 5,5-7 dan masih toleran pada pH

4,5-8,5. Selama pertumbuhan rosella tidak tahan terhadap genangan air.

Curah hujan yang dibutuhkan untuk lahan tegal adalah 800-1670 mm/5

bulan atau 180 mm/bulan. Apabila ditanam pada wadah yang terbatas

ukurannya seperti pada polibag yang berukuran sedang (diameter 30 cm),

pertumbuhan tanaman rosella menjadi tidak optimal dengan tinggi tanaman

kurang dari 1 m. Akibatnya produksi bunga menjadi lebih rendah.

2. Pembenihan

Benih tanaman rosella berasal dari bijinya dan untuk membuat benih, biji

bunga rosella dikeringkan selama 4 hari. Setelah kering biji bisa

dikembangbiakkan dengan cara disemai pada tanah yang gembur. Rosella bisa

ditanam di semua jenis tanah tapi lebih cocok di ketinggian menengah ke bawah

(dibawah 800 mdpl), diatas ketinggian tersebut umur lebih panjang. Rosella

sangat cocok ditanam di lahan-lahan yang kurang dimanfaatkan seperti

pekarangan dan tegalan yang penting ada air untuk menyiram terutama saat

musim kemarau.

10
Bercocok tanam rosella dimulai dari menyemai biji dengan wadah. Setelah

tinggi tanaman kira-kira 10 cm atau berumur 1 bulan bisa pindah tanaman ataupun

bisa juga ditanam langsung yaitu dengan memasukkan biji rosella langsung ke

lubang tanam. Rosella dibudidayakan secara organik karena hasilnya digunakan

untuk obat. Pupuk kimia dan pestisida tidak digunakan dalam budidaya tanaman

ini. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.

Sebelum disemaikan, biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air

selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari, biji yang telah

menjadi kecambah ditanam langsung pada lahan yang telah disiapkan. Basahi

kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat

berkecambah (biasanya 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya biji

oleh serangga tanah atau pembusukkan jika ditanam langsung.

Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab

tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak

terlalu rumit. Tanda berhasilnya setek bisa dilihat dari kondisi daun selama 1

hingga 2 minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti setek

berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara setek ini mempunyai kelebihan cepat

dan mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga

90%. Jadi masih ada kemungkinan 10% tidak berhasil. Untuk meminimalkan

usaha kegagalan saat melakukan pemotongan setek dipastikan pohon dalam

keadaan sehat, batang tanaman harus sudah tua supaya pertumbuhan akar

maksimal dan menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang teduh.

11
3. Penanaman

Penanaman rosella dilakukan dengan pengolahan lahan terlebih dahulu yang

bertujuan agar akar tanaman dapat berkembang dengan baik. Jika benih langsung

ditanam, lubang tanaman dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan

menggunakan tugal. Tanah dicampur dengan pupuk dasar berupa pupuk kandang

dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m. Dibuat

alur atau bedengan setinggi 15-20cm.

Tanah yang digunakan untuk penanaman rosella tidak memerlukan

pengolahan khusus. Bisa dibentuk bedengan ataupun diolah biasa seperti untuk

menanam jagung. Penggunaan pupuk bisa dengan pupuk kandang. Pupuk

kandang yang ditaburkan setelah pengolahan tanah. kemudian dibuat lubang

tanam yaitu 50x60 cm dengan jarak tanam 100x100 cm. Pendangiran dilakukan

sesuai kebutuhan biasanya dilakukan satu kali setelah tanaman berumur 1 bulan.

Setelah pendangiran diberikan kembali pupuk kompos sebagai pupuk susulan.

4. Pemeliharaan

a. Pemupukan

Pemupukan merupakan usaha untuk menambah unsur hara yang

dibutuhkan olah tanaman sehingga kebutuhan hara tanaman dapat tercukupi.

Pemupukan sebelum penanaman atau sebagai pupuk dasar digunakan pupuk

kandang. Pemberian pupuk kandang atau organik pada awal penanaman

diperlukan khususnya pada jenis tanaman obat karena akan membantu

memperbaiki tekstur tanah dan menyediakan unsur hara terutama unsur

Nitrogen, Phosfor dan Kalium serta mineral lainnya yang diperlukan

tanaman untuk tumbuh dan berkembang.pemberian pupuk anorganik tidak

12
dianjurkan karena akan berpengaruh terhadap proses terbentuknya senyawa

metabolis sekunder pada tanaman. Tanaman rosella merah mengandung

banyak senyawa metabolis sekunder. Kandungan Nitrogen dan Kalium

mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat pada

kelopak bunga rosella. Selain itu kandungan N pada pupuk kandang sangat

mendukung pertumbuhan tanaman yang sangat cepat dan K mendukung

kekuatan batang tanaman. Sedangkan kandungan P selain mempengaruhi

pertumbuhan akar juga mendorong pembentukkan bunga. Pemberian pupuk

dilakukan dalam dua tahap yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman

berumur satu bulan. Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk

kandang, sedangkan umur 3 dan 7-8 minggu setelah tanam diberi pupuk

urea sebanyak 30-40 gram tiap tanam.

b. Pemangkasan

Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominans apikal

(pengaruh penghambatan ujung pucuk terhadap pertumbuhan tunas

dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang)

ke samping. Jumlah cabang yang banyak akan meningkatkan jumlah daun

yang tumbuh. Bunga rosella tumbuh pada ketiak daun, sehingga jumlah

daun per tanaman yang besar akan semakin meningkatkan produksi kelopak

bunga. Pemangkasan akan menghasilkan tanaman yang kompak dengan

percabangan yang banyak sebagai tembat tumbuhnya bunga. Untuk

meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada umur 2

bulan setelah tanam.

13
c. Penyiraman

Awal penyiraman tanaman dilakukan pada saat benih mulai ditanam

pada media. Hal ini diperlukan untuk menjaga kebutuhan air dan

kelembaban media terutama pada awal pertumbuhan. Setelah itu

penyiraman cukup dilakukan pada waktu pagi hari. Frekuensi penyiraman

tanaman disesuaikan dengan cuaca dan kelembaban tanah. pada dasarnya

tanaman rosella tidak terlalu banyak membutuhkan air.

d. Penyiangan

Tujuan dari penyiangan adalah utnuk menghilangkan gulma yang

tumbuh disekitar tanaman utama agar tidak mengganggu proses

pertumbuhan. Penyiangan dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan

merabut gulma secara langsung dengan tangan.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman rosella adalah sejenis cendawan

phytopthora. Hama yang menyerang adalah Heterodera radicicola

(Nematoda), kutu loncat, ulat, dan belalang. Penanganan hama dan penyakit

dilakukan menggunakan pestisida organik misalnya menggunakan daun

mimba dan daun sambiloto yang ditumbuk dan dicampur dengan air (100

gram dalam 5 L air) yang kemudian disemprotkan keseluruh bagian

tanaman yang terserang.

14
5. Panen

Kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa L.) dipanen setelah

mencapai ukuran optimal. Kondisi ini umumnya tercapai beberapa hari sebelum

kapsul berisi biji rosella membuka atau sekitar 15-20 hari setelah bunga mekar.

Secara kasat mata rosella yang siap panen ditandai dengan kulit pembungkus biji

majemuk berwarna hijau. Kematangan buah rosella dimulai dari bagian bawah

menuju ke atas. Kandungan antosianin dan asam sitrat total kelopak rosella merah

mencapai puncaknya saat bunga berumur 60 hari, kemudian menurun sedikit

ketika biji menjadi matang penuh. Maka dari itu, waktu pemanenan yang paling

tepat adalah pada saat bunga berumur + 60 hari

Pemetikan atau pemanenan rosella lebih mudah dilakukan pada pagi hari

daripada sore hari. Hal ini disebabkan oleh kadar air tanaman yang masih tinggi

saat pagi hari sehingga tangkai pada kelopak masih segar. Pemanenan rosella

dilakukan dengan menggunakan alat karena kelopaknya sulit dipotong dan untuk

menghindari kerusakan. Setelah dipanen,buah atau kapsul yang berisi biji

dipisahkan dari kelopak. Biasanya biji akan dikeringkan untuk dijadikan benih

untuk ditanam kembali dan juga dapat pula dijadikan sebagai produk minuman.

Sedangkan kelopak rosella dapat diolah menjadi berbagai macam produk

makanan dan minuman yang menyehatkan, seperti teh rosella.

6. Pasca Panen

a. Sortasi

Kelopak bunga rosella yang telah dipanen dipisahkan berdasarkan

tingkat serangan hama dan penyakit, tingkat kematangan dan ukuran.

Penyortiran penting dilakukan agar gulma dan kotoran lainnya tidak ikut

15
tercampur. Kelopak yang terserang kutu akan diselimuti oleh bahan yang

berwarna putih sehingga perlu dipisahkan dan dibersihkan terlebih dahulu.

b. Pencucian

Pada proses pencucian sebaiknya menggunakan air bersih yang

mengalir. Hal tersebut dikarenakan agar sisa kotoran yang masih menempel

pada kelopak lebih mudah dibersihkan dan agar penggunaan air tidak

menyebabkan kontaminasi pada kelopak yang dicuci. Setelah dicuci,

kemudian ditiriskan didalam wadah yang berlubang agar air dapat menetes

dengan mudah.

c. Pengeringan

Kegiatan pengeringan perlu dilakukan agar dapat mengurangi risiko

tumbuhnya jamur pada kelopak rosella ketika akan disimpan dalam waktu

yang lama. Energi panas matahari dapat dimanfaatkan untuk proses

pengeringan kelopak. Teknik pengeringannya adalah kelopak rosella

dijemur di bawah sinar matahari dengan cara dihamparkan pada wadah yang

terbuat dari ayaman bambu agar tidak terbakar matahari. Jika kelopak

terbakar matahari maka dapat menyebabkan kerusakan secara fisik maupun

senyawa metabolis sekunder yang terkandung didalamnya. Penggunaan

oven juga dapat menjadi alternatif untuk proses pengeringan. Suhu yang

digunakan tidak lebih dari 50-60°C selama 4-5 jam. Proses pengeringan

dilakukan hingga kadar air mencapai 10%, sehingga jamur tidak akan dapat

tumbuh di kelopak jika disimpan dalam waktu yang lama. Kadar air yang

terlalu tinggi ketika disimpan akan menyebabkan peningkatan kadar air

yang cepat dan mengurangi daya simpannya (Purba et.al, 2013).

16
d. Sortasi kering

Penyortiran ulang pada kelopak yang sudah dikeringkan perlu

dilakukan kembali agar sisa-sisa kotoran maupun tanaman lain yang masih

menempel pada kelopak tidak terbawa pada saat kelopak dikemas. Kualitas

dari kelopak akan menurun apabila masih terdapat sisa-sisa kotoran dan

tanaman lain yang masih menempel. Hal tersebut dapat menurunkan nilai

ekonomis dari kelopak.

e. Pengemasan

Bahan pengemas yang biasadigunakan adalah bahan yang terbuat dari

plastik. Namun menurut Purba et.al (2013), kemasan yang paling baik

digunakan untuk rosella adalah aluminium foil. Kelopak kering rosella

dapat dikemas dalam bentuk kemasan konsumen atau kemasan pedagang

(curah) tergantung pemesanan. Bahan pengemas harus bersifat netral, yaitu

tidak menimbulkan reaksi dengan simplisia atau produk (inert) sehingga

tidak menyebabkan perubahan warna, rasa dan bau simplisia serta tidak

bersifat racun (toksik) pada saat penyimpanan.

f. Penyimpanan

Kelopak rosella yang sudah kering disimpan di tempat yang

terlindung dari cahaya dengan suhu 15-20°C, kelembaban relatif rendah dan

berventilasi baik. Hal ini perlu diperhatikan agar pada saat penyimpanan

dapat mengurangi risiko timbulnya bakteri atau jamur pada kelopak yang

dapat menurunkan kualitas. Simplisia dalam bentuk kering ini dapat

disimpan sampai jangka waktu 6 bulan, dengan syarat ruang tempat

penyimpanan sesuai dengan standar ruang penyimpanan.

17
Kontaminasi jamur pada simplisia tanaman obat dapat menimbulkan

proses enzimatis tertentu pada bahan setelah dipanen, yang menyebabkan

perubahan metabolisme tanaman obat. Perubahan tersebut dapat

menghasilkan senyawa aktif tertentu yang bersifat racun (toksik) yang

berbahaya jika dikonsumsi. Oleh sebab itu penanganan dalam kegiatan

pasca panen khususnya pada tanaman obat perlu dilakukan dengan sebaik-

baiknya dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar kandungan

senyawa metabolis sekunder pada tanaman obat tidak mengalami kerusakan

sehingga masih tetap terjaga khasiatnya dan tidak bersifat racun jika

dikonsumsi.

18
D. Prospek dan Manfaat Tanaman Rosella

Tanaman rosella bunga merah (Hibicus sabdariffa L.) adalah rosella yang

memiliki kelopak bunga tebal (juicy) berwarna merah. Tanaman ini memiliki

kandungan antioksidan yang sangat tinggi pada kelopak bunganya. Selain

diketahui bermanfaat untk pencegahan penyakit antara lain penyakit kanker dan

radang, mengendalikan tekanan darah, melancaran peredaran darah dan

melancarkan buang air besar, anti kejang, anti cacing dan anti bakteri. Manfaat ini

disebabkan karena kelopak bunga rosella mengandung vitamin C, vitamin A,

protein, mineral, asam amino, gossypeptin, anthocyanin, dan glucoside hibiscin,

asam organik, polisakarida, dan flavonoid (Maryani dan Kristiana, 2005).

Rosella merah dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal atau tradisional untuk

menyembuhkan berbagi penyakit. Kandungan antioksidan yang paling berperan

adalah antosianin. Antosianin adalah pigmen alami yang memberi warna merah

pada seduhan kelopak bunga rosella. Antosianin juga tergolong pigmen flavonoid

yang umumnya larut dalam air. Warna pigmen antosianin berwarna merah, biru,

violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah dan sayur (Winarno, 2002).

Kelopak rosella memiliki rasa masam yang cukup unik karena dapat

memberikan perasaan yang menyegarkan setelah dikonsumsi. Rasa masam ini

disebabkan karena adanya dua komponen senyawa asam yang dominan yaitu

asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat. Kandungan asam askorbat

(vitamin C) dan betakarotin yang tinggi merupakan sumber antioksidan alami

yang sangat efektif dalam menangkal berbagai radikal bebas penyebab kanker dan

berbagai penyakit lainnya. Pada biji rosella juga terdapat asam lemak yang

diantaranya adalah asam palmitat, asam oleat dan asam linoleat.

19
Kelopak rosella juga mengandung 18 asam amino yang diperlukan oleh

tubuh, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel

tubuh. Beberapa jenis asam amino tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Asam Amino Pada Ekstrak Rosella Segar


Jenis Asam Amino Kandungan (mg/100 gr)
Arginin 3,6
Cystine 1,3
Histidin 1,5
Isoleusin 3,0
Leusin 5,0
Lisin 3,9
Metionin 1,0
Fenilalanin 3,2
Threonine 3,0
Triptopan 1,5
Tirosin 2,2
Valin 3,8
Asam aspartat 16,3
Asam glutamat 7,2
Alanin 3,7
Glisin 3,8
Prolin 5,6
Serin 3,5
Sumber: Mardiah, dkk (2009) .

Menurut Sumirat dan Kristyan (2012), teh bunga rosella adalah salah satu

obat tradisional yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Dalam

kelopak bunga rosella terkandung senyawa aktif asam organik dan flavonoid yang

dapat menurunkan viskositas darah. Jika viskositas darah menurun maka kerja

jantung juga bisa lebih ringan sehingga tekanan darahpun akan turun.

20
Negara importir terbesar rosella saat ini adalah Jerman, diikuti oleh

Amerika, Inggris, dan Jepang. Negara pengekspor utama tanaman rosella adalah

Cina, Meksiko, Cile, India, Thailand, dan Peru. Cina menguasai sekitar 34% pasar

rosella di Amerika, diikuti oleh Meksiko dan Cile yang masing-masing menguasai

13% dan 12% pasar Amerika. Sedangkan, Negara tujuan utama ekspor Sudan

adalah Jerman.

Kualitas warna dan rasa dari bunga rosella berbeda-beda antar negara.

Perbedaan kualitas masing-masing negara tersebut akan memengaruhi tingkat

harga jualnya. Harga rosella kering dapat bervariasi dari $600-$1700 per ton.

Rata-rata harga rosella kering memperlihatkan kecenderungan meningkat

sebagaimana studi kasus yang dicatat di Nigeria. Selama empat tahun terakhir

nilai jual rosella kering di Nigeria meningkat rata-rata 27% per tahun.

Tabel 2. Kisaran Harga \Rosella Kering (CIF, US$/metric ton), Maret 1997-April
1998
Supplier Warna seduhan Rasa seduhan Amerika Serikat
Cina Ungu tua Tawar $800-$1000
Sudan Merah kekuningan Asam $1500-$1700
Thaiand Merah Keunguan Manis $1000-$1200
Meksiko Merah kekuningan Asin $600-$700
Mesir (organik) Merah anggur Asam $1200-$1500
Sumber: Market Survey: Hibiscus Sabdariffa L.(1988)

Tabel 3. Rata-rata Kisaran Harga dan Harga Jual Rosella Kering/kg (Nigeria)
Tahun Kisaran Harga (US$) Rata-rata harga (US$)
2004 3,44-4,67 3,93
2005 5,16-5,90 5,41
2006 6,39-6,89 6,72
2007 7,87-8,85 7,95
Sumber : Arowosoge (2008)

21
Kualitas rosella kering terutama ditentukan oleh warna dan rasa air seduhan.

Namun, beberapa parameter lain juga perlu diperhatikan seperti kelembaban dan

kadar abu. Parameter lain yang tidak kalah penting juga menyangkut aspek

mikrobiologi sebagai indikasi keamanan produk untuk dikonsumsi.

Untuk keperluan ekspor, para petani perlu mengikuti persyaratan yang

diminta oleh importir. Di German Journal of Medicaments tahun 1996,

mensyaratkan kandungan asam nitrat yang terdapat pada kelopak rosella

minimum 13,5% dan warna spesifik paling tidak 0,350 (diukur pada panjang

gelombang 520 nm menggunakan air sebagai cairan pengonyrol). Kandungan air

total buah segar, termasuk kelopak bunga sekitar 84,5%. Secara umum

persyaratan kualitas untuk rosella kering dapat dilihat pada tael berikut ini.

Tabel 4. Persyaratan Kualitas Kelopak Kering Rosella Untuk Pasar Ekspor


Persyaratan kualitas Nilai maksimum dan minimum
Rasa dan aroma Spesifik-varietas, aromatik, segar lebih
lama, rasa yang tajam
Kebersihan Bebas dari benda asing seperti pasir,
batu, batang, dan serangga
Bobot Kering minimum 90,0%
Kandungan air maksimal 12,0%
Abu total maksimal 11,0%
Abu asam hidroklorik terlarut maksimal 2,5%
Residu
Pestisida Tidak terukur
Metil bromide dan etilen oksida Tidak terukur
Mikroorganisme
Bakteri aerob maksimal 107 /gram
Khamir dan cendawan maksimal 104 /gram
Escherichia coli maksimal 102 /gram
Enterobacteriaceae maksimal 104 /gram
Salmonella Tidak terukur dalam 20 gram
Mycotoxins
A atoxin B1 maksimal 2 µg/kg
Total a atoxins B1,B2,G1,G2 maksimal 4 µg/kg
Sumber: Naturland e.V. – 1st edition (2000)

22
III. PENUTUP

Tanaman Rosella Hibiscus Sabdariffa L. berasal dari Jamaica (Afrika),

dalam pertumbuhannya mempunyai kemampuan adaptasi terhadap faktor

lingkungan yang tinggi sehingga dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun sub

tropis. Kelopak bunga rosella merah dipanen setelah mencapai ukuran optimal.

Sedangkan pasca panen Rosella terdiri dari sortasi, pencucian, pengeringan,

sortasi kering, pengemasan, dan penyimpanan.

Ditinjau dari kandungan kimia dan zat gizi kelopak bunga Rosella

mengandung macam senyawa kimia seperti asam-asam organik, misalnya asam

sitrat, asam malat, anthocyanin, hisbicin, flavonoid dan lain-lain, yang telah

dibuktikan secara empiris dapat menyembuhkan: penyakit kanker, mengendalikan

tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan lain-lain. Zat gizinya juga sangat

komplit seperti: Vitamin A (betakaroten), Vitamin B, protein, lemak, kalsium dan

lain-lain. Oleh karena itu tanaman Rosella mempunyai peluang untuk

dikembangkan di Indonesia sebagai satu tanaman unggulan agrbisnis, baik dalam

skala usaha rumah tangga petani maupun perusahaan, dan mempunyai prospek

yang baik dikembangkan sebagai tanaman obat tradisional.

23
DAFTAR PUSTAKA

Agums, 2008. Kesegaran Rosella Semakin Dinikmati. Majalah Herba Indonesia,


Jakarta.

Kurniasih. 2013. Budidaya Mahkota Dewa dan Rosella. Pustaka Baru


Press.Yogyakarta.

Mardiah, Arifah R, Reki W, Sawarni H. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Rosella


Si Merah Segudang Manfaat. Jakarta. Agromedia pustaka

Maryani, H., & Kristiana. L. 2008. Khasiat & Manfaat Rosella. Revisi. Jalarta.
Agromedia Pustaka.

Purba, Herri William Suhendra,Sitepu, Ferry Ezra dan Haryati. 2013. Viabilitas
Benih Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Berbagai Kadar Air Awal dan
Kemasan Benih. Jurnal Online Agroekoteknologi.1(2).

Sumirat, Widhi, Kristyan Wijayanto.2012. Pengaruh Pemanfaatan Teh Bunga


Rosella Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi.
Jurnal AKP. 5(1).

Wijayanti, Puspita. 2010. Budidaya Tanaman Obat Rosella Merah (Hibiscus


Sabdariffa L.) dan Pemanfaatan Senyawa Metabolis Sekundernya
di PT. Temu Kencono, Semarang. Tugas Akhir UNS. Surakarta.

Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Ed. 6. Jakarta. Gramedia pustaka utama

24

Anda mungkin juga menyukai