Oleh:
Andhiarizqi Mulyawan A1L113006
Iqbal Trisakti Saputra A1L113008
Nurlana Rahayu A1L113009
Mia Adita A1L113012
Fitri Fauzia A1L113014
i
PRAKATA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang atas izin-Nya penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Budidaya Tanaman
Obat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Etik Wukir
Tini, S.P. M.P. selaku dosen pengampu Budidaya Tanaman Obat yang telah
Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya, serta penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Sejarah Tanaman Rosella .......................................................................... 3
B. Sistematika dan Klasifikasi Tanaman Rosella .......................................... 5
C. Budidaya Tanaman Rosella ...................................................................... 9
1. Syarat Tumbuh .................................................................................... 9
a. Suhu .............................................................................................. 9
b. Air ................................................................................................. 9
c. Cahaya, Panjang Hari dan Waktu Tanam ..................................... 9
d. Tanah ............................................................................................. 10
2. Pembenihan ......................................................................................... 10
3. Penanaman .......................................................................................... 12
4. Pemeliharaan ....................................................................................... 12
a. Pemupukan .................................................................................... 12
b. Pemangkasan ................................................................................. 13
c. Penyiraman.................................................................................... 14
d. Penyiangan .................................................................................... 14
e. Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................. 14
5. Panen ................................................................................................... 15
6. Pasca Panen ......................................................................................... 15
a. Sortasi............................................................................................ 15
b. Pencucian ...................................................................................... 16
c. Pengeringan ................................................................................... 16
iii
d. Sortasi Kering ............................................................................... 17
e. Pengemasan ................................................................................... 17
f. Penyimpanan ................................................................................. 17
D. Prospek dan Manfaat Tanaman Rosella .................................................... 19
III. PENUTUP ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
warisan nenek moyang. Jika melihat prospek ke depannya, saat ini budidaya
tanaman obat sangat baik dan cukup menjanjikan. Kegiatan identifikasi tanaman
perlu diperhatikan dengan seksama karena pada kegiatan ini akan diketahui jenis
atau spesies dari tanaman. Selain itu dalam budidaya tanaman yang dilakukan
produk yang dihasilkan. Jika penanganan pada saat panen dan pasca panen tidak
bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan
yaitu tanaman rosella merah (Hibiscus sabdariffa L). Budidaya tanaman rosella
merah ini sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas untuk
1
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: mengenali lebih jauh tanaman
rosella dari aspek sejarah, budidaya, klasifikasi dan sistematika, serta manfaat
2
II. PEMBAHASAN
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel
Benih tanaman bunga Rosella dibawa oleh para budak dari afrika dan kemudian
Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia. Rosella mulai
Indonesia pada saat abad ke – 14. Tanaman Rosella di daerah Indonesia lebih
dikenal sebagai mrambos hijau (Jateng), asam jarot (Padang) dan asam rejang
berbagai nama, seperti jamaican sorell (India Barat), oseille rouge (Prancis),
terdapat dua pabrik yang memproduksi selai dari rosella untuk diekspor ke Eropa,
walaupun umurnya tidak panjang. Tahun 1909 terdapat 1,6 ha kebun rosella di
Jamaika pada tahun 1887 dan pada tahun 1903 Rosella telah banyak ditanam
diFlorida bagian selatan. Tahun 1905, W.A Hobbs mencoba menanam rosella di
Filipina dan hasil panennya sangat memuaskan. Sampai saat ini produk rosella
3
Rosella dapat dimakan mentah sebagai salad. Di Indonesia Tanaman rosella
irisan jahe dan gula, lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu didihkan dan
imigran Senegal, produk rosella digunakan dalam bentuk bunga atau sirup.
Daunnya digunakan sebagai bumbu pada masakan ikan dan saat penyajian nasi.
kyaw. Rosella juga banyak dimanfaatkan sebagai produk olahan pangan bernilai
ekonomi tinggi seperti teh, sirup, selai, manisan, sebagai pewarna alami dan
perasa dalam membuat anggur rosella jeli, serta cake. (Maryani dan Kristiana,
2008).
4
B. Sistematika dan Klasifikasi Tanaman Rosella
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvaceales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Wester biasanya dimanfaatkan untuk diambil serat batangnya. Rosella tipe ini
tumbuh tegak, tidak banyak bercabang, dengan tinggi mencapai 4,8 m. Batangnya
berwarna hijau atau merah. Daunnya berwarna hijau, dan kadang –kadang
bertulang daun merah. Bunga berwarna kuning dengan kelopak berwarna hijau
atau merah, tidak berdaging, berduri, dan tidak bisa dimakan. Rosella jenis ini
semak. Dapat dibedakan atas ras bhagalpuriensi, intermedius, albus, dan ruber.
Ras bhagalpuriensi memiliki kelopak bunga berwarna hijau dengan garis merah
dan tidak dapat dimakan. Ras intermedius dan ras albus memiliki kelopak bunga
5
yang berwarna kuning kehijauan, dapat dimakan, dan menghasilkan serat. Ras
yang banyak mendapat perhatian adalah ruber, karena kelopak bunganya dapat
dimakan.
Batangnya bulat dan berkayu. Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai
merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya
berseling, terbagi ke dalam 3-7 cuping bergantung kultivar dan aksesi, dan
pinggiran daun bergerigi. Rosella memiliki daun yang panjangnya mencapai 6-15
cm dan lebarnya 5-8 cm. sementara tangkai daun berbentuk bulat, berwarna hijau,
Bunga rosella bertipe tunggal, artinya hanya terdapat satu kuntum bunga
pada setiap tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang
mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dassar bunnga pendek. Bunga ini
mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang 1 cm, pangkal
saling berlekatan, dan berwarna merah. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan
Mahkota rosella berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap
dibagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5
cm. Tangkai sari yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari
berukuran pendek dan tebal dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 5 mm.
putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah. Bunga rosella bersifat
sendiri. Buah rosella berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima
6
ruang, dan berwarna merah. Buah berukuran panjang 5 cm dan lebar 5,3 cm.
bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm.
Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.
yang paling banyak ditanam di Cina, Thailand, Meksiko, dan Afrika terutama di
Sudan, Senegal, dan Mali. Di Filipina ada tiga kultivar yang ditanam yaitu Rico,
Victor, dan Archer. Kultivar Rico dan Victor kelopaknya berwarna merah,
kadang-kadang disebut white sorrel dan lebih sering digunakan sebagai sayur. Di
dan Serat (Balittas) Malang, telah didapat 10 aksesi rosella, mulai dari 1-10 Hst.
Di India, kultivar yang baik untuk diambil kelopak segarnya adalah jenis
tahan terhadap genangan. Kultivar ini memiliki daun berseling, dengan bentuk
menjari dan helai daun berbulu. Bunga tunggal, berdiameter 4-6 cm, berada di
ketiak daun, dan mekar untuk waktu ang lebih lama. Kelopaknya berdaging, tebal,
lebar, dan tidak berbulu. Mahkota bunga umumnya berwarna kuning terang.
yang berbeda menunjukkan produksi kelopak atau tanaman yang juga berbeda.
Meskipun antara kultivar Sokoto red dan Sokoto white tidak menunjukkan
perbedaan dalam hal tinggi tanaman dan produksi biji per tanaman. Namun,
7
Perbedaan kultivar tidak hanya mempengaruhi produksi, tetapi juuga
kandungan bahan kimia dan mineral kelopak bunga. Rosella dengan kelopak
bunga berarna hijau mengandung serat kasar, asam askorbat, dan natrium yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rosella berwarna merah dan merah tua. Rosella
dengan kelopak berwarna merah mengandung zat besi lebih tinggi dibandingkan
dengan kedua kultivar lainnya. Sementara rosella dengan kelopak bunga berwarna
merah tua mengandung abu dan kalium lebih besar. Rosella kultivar Sudani
rosella kultivar Masri menunjukkan kandungan sam amino bebas dan kandungan
8
C. Budidaya Tanaman Rosella
1. Syarat Tumbuh
a. Suhu
terganggu. Rosella dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan suhu
rata-rata 42-32oC. Namun rosella masih toleran pada kisaran suhu 10-36oC.
memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 21oC.
b. Air
produksi biji. Sedangkan hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa
panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan dapat
menurunkan produksi.
ditanam pada bulan-bulan foto periode pendek akan cepat berbunga dan
pendek. Untuk keperluan diambl bunganya, waktu yang tepat adalah bulan
ditanam di lapangan pada kondisi cahaya penuh. Waktu tanam juga dapat
9
pada bulan Mei menghasilkan antosianin, protein dan karbohidrat total lebih
tinggi dibanding dengan yang ditanam pada bulan April atau Juni.
d. Tanah
yang paling cocok pada tanah yang subur dan gembur maksudnya yang
Rosella masih dapat toleran terhadap tanah masam dan agak alkalin, tetapi
tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar garam tinggi. Kemasaman
tanah (pH) optimum untuk rosella adalah 5,5-7 dan masih toleran pada pH
Curah hujan yang dibutuhkan untuk lahan tegal adalah 800-1670 mm/5
bulan atau 180 mm/bulan. Apabila ditanam pada wadah yang terbatas
2. Pembenihan
Benih tanaman rosella berasal dari bijinya dan untuk membuat benih, biji
dikembangbiakkan dengan cara disemai pada tanah yang gembur. Rosella bisa
ditanam di semua jenis tanah tapi lebih cocok di ketinggian menengah ke bawah
(dibawah 800 mdpl), diatas ketinggian tersebut umur lebih panjang. Rosella
pekarangan dan tegalan yang penting ada air untuk menyiram terutama saat
musim kemarau.
10
Bercocok tanam rosella dimulai dari menyemai biji dengan wadah. Setelah
tinggi tanaman kira-kira 10 cm atau berumur 1 bulan bisa pindah tanaman ataupun
bisa juga ditanam langsung yaitu dengan memasukkan biji rosella langsung ke
untuk obat. Pupuk kimia dan pestisida tidak digunakan dalam budidaya tanaman
Sebelum disemaikan, biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air
selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari, biji yang telah
menjadi kecambah ditanam langsung pada lahan yang telah disiapkan. Basahi
kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab
tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak
terlalu rumit. Tanda berhasilnya setek bisa dilihat dari kondisi daun selama 1
hingga 2 minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti setek
berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara setek ini mempunyai kelebihan cepat
dan mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga
90%. Jadi masih ada kemungkinan 10% tidak berhasil. Untuk meminimalkan
keadaan sehat, batang tanaman harus sudah tua supaya pertumbuhan akar
11
3. Penanaman
bertujuan agar akar tanaman dapat berkembang dengan baik. Jika benih langsung
ditanam, lubang tanaman dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan
menggunakan tugal. Tanah dicampur dengan pupuk dasar berupa pupuk kandang
dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m. Dibuat
pengolahan khusus. Bisa dibentuk bedengan ataupun diolah biasa seperti untuk
tanam yaitu 50x60 cm dengan jarak tanam 100x100 cm. Pendangiran dilakukan
sesuai kebutuhan biasanya dilakukan satu kali setelah tanaman berumur 1 bulan.
4. Pemeliharaan
a. Pemupukan
12
dianjurkan karena akan berpengaruh terhadap proses terbentuknya senyawa
kelopak bunga rosella. Selain itu kandungan N pada pupuk kandang sangat
dilakukan dalam dua tahap yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman
berumur satu bulan. Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk
kandang, sedangkan umur 3 dan 7-8 minggu setelah tanam diberi pupuk
b. Pemangkasan
yang tumbuh. Bunga rosella tumbuh pada ketiak daun, sehingga jumlah
daun per tanaman yang besar akan semakin meningkatkan produksi kelopak
13
c. Penyiraman
pada media. Hal ini diperlukan untuk menjaga kebutuhan air dan
d. Penyiangan
(Nematoda), kutu loncat, ulat, dan belalang. Penanganan hama dan penyakit
mimba dan daun sambiloto yang ditumbuk dan dicampur dengan air (100
14
5. Panen
mencapai ukuran optimal. Kondisi ini umumnya tercapai beberapa hari sebelum
kapsul berisi biji rosella membuka atau sekitar 15-20 hari setelah bunga mekar.
Secara kasat mata rosella yang siap panen ditandai dengan kulit pembungkus biji
majemuk berwarna hijau. Kematangan buah rosella dimulai dari bagian bawah
menuju ke atas. Kandungan antosianin dan asam sitrat total kelopak rosella merah
ketika biji menjadi matang penuh. Maka dari itu, waktu pemanenan yang paling
Pemetikan atau pemanenan rosella lebih mudah dilakukan pada pagi hari
daripada sore hari. Hal ini disebabkan oleh kadar air tanaman yang masih tinggi
saat pagi hari sehingga tangkai pada kelopak masih segar. Pemanenan rosella
dilakukan dengan menggunakan alat karena kelopaknya sulit dipotong dan untuk
dipisahkan dari kelopak. Biasanya biji akan dikeringkan untuk dijadikan benih
untuk ditanam kembali dan juga dapat pula dijadikan sebagai produk minuman.
6. Pasca Panen
a. Sortasi
Penyortiran penting dilakukan agar gulma dan kotoran lainnya tidak ikut
15
tercampur. Kelopak yang terserang kutu akan diselimuti oleh bahan yang
b. Pencucian
mengalir. Hal tersebut dikarenakan agar sisa kotoran yang masih menempel
pada kelopak lebih mudah dibersihkan dan agar penggunaan air tidak
kemudian ditiriskan didalam wadah yang berlubang agar air dapat menetes
dengan mudah.
c. Pengeringan
tumbuhnya jamur pada kelopak rosella ketika akan disimpan dalam waktu
dijemur di bawah sinar matahari dengan cara dihamparkan pada wadah yang
terbuat dari ayaman bambu agar tidak terbakar matahari. Jika kelopak
oven juga dapat menjadi alternatif untuk proses pengeringan. Suhu yang
digunakan tidak lebih dari 50-60°C selama 4-5 jam. Proses pengeringan
dilakukan hingga kadar air mencapai 10%, sehingga jamur tidak akan dapat
tumbuh di kelopak jika disimpan dalam waktu yang lama. Kadar air yang
16
d. Sortasi kering
dilakukan kembali agar sisa-sisa kotoran maupun tanaman lain yang masih
menempel pada kelopak tidak terbawa pada saat kelopak dikemas. Kualitas
dari kelopak akan menurun apabila masih terdapat sisa-sisa kotoran dan
tanaman lain yang masih menempel. Hal tersebut dapat menurunkan nilai
e. Pengemasan
plastik. Namun menurut Purba et.al (2013), kemasan yang paling baik
tidak menyebabkan perubahan warna, rasa dan bau simplisia serta tidak
f. Penyimpanan
terlindung dari cahaya dengan suhu 15-20°C, kelembaban relatif rendah dan
berventilasi baik. Hal ini perlu diperhatikan agar pada saat penyimpanan
dapat mengurangi risiko timbulnya bakteri atau jamur pada kelopak yang
17
Kontaminasi jamur pada simplisia tanaman obat dapat menimbulkan
pasca panen khususnya pada tanaman obat perlu dilakukan dengan sebaik-
baiknya dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar kandungan
sehingga masih tetap terjaga khasiatnya dan tidak bersifat racun jika
dikonsumsi.
18
D. Prospek dan Manfaat Tanaman Rosella
Tanaman rosella bunga merah (Hibicus sabdariffa L.) adalah rosella yang
memiliki kelopak bunga tebal (juicy) berwarna merah. Tanaman ini memiliki
diketahui bermanfaat untk pencegahan penyakit antara lain penyakit kanker dan
melancarkan buang air besar, anti kejang, anti cacing dan anti bakteri. Manfaat ini
Rosella merah dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal atau tradisional untuk
adalah antosianin. Antosianin adalah pigmen alami yang memberi warna merah
pada seduhan kelopak bunga rosella. Antosianin juga tergolong pigmen flavonoid
yang umumnya larut dalam air. Warna pigmen antosianin berwarna merah, biru,
violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah dan sayur (Winarno, 2002).
Kelopak rosella memiliki rasa masam yang cukup unik karena dapat
disebabkan karena adanya dua komponen senyawa asam yang dominan yaitu
asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat. Kandungan asam askorbat
yang sangat efektif dalam menangkal berbagai radikal bebas penyebab kanker dan
berbagai penyakit lainnya. Pada biji rosella juga terdapat asam lemak yang
19
Kelopak rosella juga mengandung 18 asam amino yang diperlukan oleh
tubuh, termasuk arginin dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel
tubuh. Beberapa jenis asam amino tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Menurut Sumirat dan Kristyan (2012), teh bunga rosella adalah salah satu
obat tradisional yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Dalam
kelopak bunga rosella terkandung senyawa aktif asam organik dan flavonoid yang
dapat menurunkan viskositas darah. Jika viskositas darah menurun maka kerja
jantung juga bisa lebih ringan sehingga tekanan darahpun akan turun.
20
Negara importir terbesar rosella saat ini adalah Jerman, diikuti oleh
Amerika, Inggris, dan Jepang. Negara pengekspor utama tanaman rosella adalah
Cina, Meksiko, Cile, India, Thailand, dan Peru. Cina menguasai sekitar 34% pasar
rosella di Amerika, diikuti oleh Meksiko dan Cile yang masing-masing menguasai
13% dan 12% pasar Amerika. Sedangkan, Negara tujuan utama ekspor Sudan
adalah Jerman.
Kualitas warna dan rasa dari bunga rosella berbeda-beda antar negara.
harga jualnya. Harga rosella kering dapat bervariasi dari $600-$1700 per ton.
sebagaimana studi kasus yang dicatat di Nigeria. Selama empat tahun terakhir
nilai jual rosella kering di Nigeria meningkat rata-rata 27% per tahun.
Tabel 2. Kisaran Harga \Rosella Kering (CIF, US$/metric ton), Maret 1997-April
1998
Supplier Warna seduhan Rasa seduhan Amerika Serikat
Cina Ungu tua Tawar $800-$1000
Sudan Merah kekuningan Asam $1500-$1700
Thaiand Merah Keunguan Manis $1000-$1200
Meksiko Merah kekuningan Asin $600-$700
Mesir (organik) Merah anggur Asam $1200-$1500
Sumber: Market Survey: Hibiscus Sabdariffa L.(1988)
Tabel 3. Rata-rata Kisaran Harga dan Harga Jual Rosella Kering/kg (Nigeria)
Tahun Kisaran Harga (US$) Rata-rata harga (US$)
2004 3,44-4,67 3,93
2005 5,16-5,90 5,41
2006 6,39-6,89 6,72
2007 7,87-8,85 7,95
Sumber : Arowosoge (2008)
21
Kualitas rosella kering terutama ditentukan oleh warna dan rasa air seduhan.
Namun, beberapa parameter lain juga perlu diperhatikan seperti kelembaban dan
kadar abu. Parameter lain yang tidak kalah penting juga menyangkut aspek
minimum 13,5% dan warna spesifik paling tidak 0,350 (diukur pada panjang
total buah segar, termasuk kelopak bunga sekitar 84,5%. Secara umum
persyaratan kualitas untuk rosella kering dapat dilihat pada tael berikut ini.
22
III. PENUTUP
lingkungan yang tinggi sehingga dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun sub
tropis. Kelopak bunga rosella merah dipanen setelah mencapai ukuran optimal.
Ditinjau dari kandungan kimia dan zat gizi kelopak bunga Rosella
sitrat, asam malat, anthocyanin, hisbicin, flavonoid dan lain-lain, yang telah
tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan lain-lain. Zat gizinya juga sangat
skala usaha rumah tangga petani maupun perusahaan, dan mempunyai prospek
23
DAFTAR PUSTAKA
Maryani, H., & Kristiana. L. 2008. Khasiat & Manfaat Rosella. Revisi. Jalarta.
Agromedia Pustaka.
Purba, Herri William Suhendra,Sitepu, Ferry Ezra dan Haryati. 2013. Viabilitas
Benih Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Berbagai Kadar Air Awal dan
Kemasan Benih. Jurnal Online Agroekoteknologi.1(2).
Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Ed. 6. Jakarta. Gramedia pustaka utama
24