Anda di halaman 1dari 2

PEMILIH MUDA YANG CERDAS

Dalam kondisi masyarakat modern saat ini,dimana ini seharusnya memudahkan


masyarakat dalam bekerja atau beraktivitas. seperti alat komunikasi di gunakan untuk
mencari informasi,baik informasi untuk kebutuhan pribadi seperti lowongan
pekerjaan,berkomunikasi dll,ataupun informasi tentang publik. Tapi itu berbanding terbalik
dengan keadaan sebenarnya,dimana masyarakat khususnya para pemuda masih kebingungan
dalam menggunakan fasilitas-fasilitas moden ini.sehingga marak nya
pengangguran,bertambahnya angka kemiskinan,ataupun mudah tergiur nya dengan isu isu
yang ada di media yang belum tentu akan kebenaran nya.

Tahun 2018 ini merupakan Tahun dimana pergantian kepala daerah baik di provinsi
dan di kabupaten/kota. Jawa Barat dan Kabupaten Majalengka merupakan daerah yang
mengalami pemilihan kepala daerah. KPU RI sudah menetapkan tanggal pencoblosan
Pilkada Serentak 2018 yaitu pada tanggal 27 Juni 2018. Rencananya, ada 171 daerah yang
mengikuti Pilkada 2018.Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115
kabupaten yang akan menyelenggarakan Pilkada di 2018.

Dan ada persoalan lain di dalam pilkada itu yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Jawa Barat mencatat ada sekitar 10-12 juta jiwa potensi pemilih pemula dalam Pilkada
serentak 2018. "Perkiraan 30 persen atau sekitar 10-12 juta jiwa dari daftar penduduk
potensial pemilih pemilu (DP4) sebesar 34 juta jiwa," kata Komisioner KPU Jabar Endun
Abdulhaq di KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Kamis (1/2/2018).

Banyak persoalan yang harus segera di selesaikan tentang yang terjadi di kalangan
masyarakat khusus nya para pemuda (pemilih muda) dimana meraka kurangnya memcari
informasi,masih kesulitan memilih dan memilah isu isu yang terjadi di masyarakat,tentang
persoalan yang di butuhkan oleh mereka pribadi atau untuk perkembangan daerahnya.

Masih tak asing tentang agenda pilkada ini yang membuat masyarakat tergiur tentang
yang namanya money politik,black campaign(kampanye hitam) ataupun isu isu sara,yang
membuat tak murni lagi para pemilih ini dalam memilih pemimpin nya di 5 tahun mendatang.

apalagi yang terjadi dikalang anak muda yang notabene itu akan menjalankan negara atau
yang di sebut penerus ini harus lah segera di obati supaya budaya politik praktis yang kurang
baik ini bisa di minimalisasi.
kecerdasan dalam memilih pemimpin harus di tanam kan dengan cara di
sosialisasikan,seperti masuk akal nya visi misi sesuai dengan kebutuhan daerah nya atau
permasalah yang terjadi di daerah nya,bukan di tinjau dari banyak nya harta seorang calon
pemimpin,logis dan dapat memperkirakan akan tercapainya program para calon pemimpin
bukan di tinjau dari iming iming yang terjadi dan hanya di rasakan sesaat.

Misalnya teori situational leadership dari Hershey-Blanchard menekankan


kemampuan pemimpin untuk bersikap partisipatif atau demokratis setelah dia berhasil
meningkatkan kematangan para pengikutnya. analogi dari teori situational leadershipnya
Hershey-Blanchard yang mengatakan bahwa seorang pemimpin harus bisa memainkan
peranan dan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasinya. ini merupakan salah satu tindak
lanjut apabila nanti seorang pemimpin yang terpilih ini harus bisa melakukan program-
program yang sudah di rencanakan atau program yang sesuai waktu hasil kampanye nya itu
dan harus siap menerima saran dari masyarakat atau yang di sebut jiwa demokratis.

Jadi Pemilih muda yang cerdas itu harus di tanamkan oleh setiap insan muda yang
saat ini akan menghadapi pemilihan pemimpin untuk 5 tahun mendatang jangan sampai
pemilih muda ini memlih bukan karena hasil analisanya melainkan malah milih apa yang
diterima nya saat itu dan bersifatnya saat itu saja(money politik). seperti analisa para pemuda
saat ini tentang lowongan kerja baru,berarti pemilih muda ini mencari sosok pemimpin yang
siapuntuk membuka jembatan dalam lowongan kerja baru.

Anda mungkin juga menyukai