Anda di halaman 1dari 2

Inovasiku untuk LDTK II yang Bersinergi

Oleh : Dedi Cristian Situmorang

Sinergi adalah membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta
kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat dan berkualitas. Tujuan Sinergi adalah mempengaruhi perilaku
orang secara individu maupun kelompok untuk saling berhubungan, melalui dialog
dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu
kesuksesan.

Dalam kegiatan praktikum baik antara asisten ataupun praktikan harus terjalin sebuah
kerjasama yang baik. Keduanya haruslah saling merhargai agar hasil yang didaptkan
sesuai. Untuk itu sebagai seorang asisten dibutuhkannya sikap yang sinergi untuk
membangun hubungan kerjasama yang produktif baik antara praktikan dengan asisten
maupun antara sesama asisten,tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
Semuanya haruslah dilandasi atas dasar kekeluaragaan,saling mengingatkan satu sama
lain.
Untuk itu saya memiliki beberapa pemikiran mengenai cara untuk memperlakukan
praktikan dengan baik, dan tentunya bekerjasama dengan asisten lain, karena bagaimana
pun ini sudah dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi dimana terdapat kesamaan visi
dan misi antara yang satu dengan yang lain, hal-hal berikut bisa diterapkan dalam
kegiatan asisten.

1. Jadilah Asisten yang tidak hanya mendidik tetapi juga memotivasi

Prinsip pertama yang harus dijadikan pegangan bagi asisten praktikum saat
mendampingi praktikannya adalah memberikan sesuatu sesuai dengan kadarnya, tidak
kurang – tidak lebih, pada waktu yang tepat, tempat yang tepat, orang yang tepat,
bijaksana, dan asas manfaat. Ini hanya bisa dilakukan jika asisten praktikum peka,
mengenal, dan memahami kondisi praktikannya. Ketika praktikan mengalami kesulitan
hendaklah asisten membantu,bukannya menanyai apa yang telah dijelaskan sewaktu
pretest,asisten juga harus memberikan solusi atas permasalahan praktikan terutama
dalam kelompknya,ketika antara asisten dan praktikan terjalin komunikasi yang baik
maka terciptalah sinergi itu, jangan biarkan praktikan kebingungan baik pada saat
pretest maupun praktikum. Kita perjelas dengan contoh:

 Model praktikan yang bisa belajar mandiri berbeda dengan model praktikan
yang sulit belajar mandiri. Misal, jika asisten bertanya ke praktikan, kadang ada
yang mampu menjawab dengan benar, tapi kadang pula ada yang tidak mampu,
padahal dua-duanya sudah belajar dengan porsi yg sama.
 Model praktikan yang asal bertanya dan model praktikan yang benar-benar
butuh jawaban atas pertanyaanya. Misal, praktikan yang bertanya karena sok
aktif..., berbeda dengan praktikan yang bertanya karena penasaran ingin tahu...,
berbeda pula dengan praktikan yang bertanya untuk persiapan responsi.
 Model praktikan yang malas karena memang malas dan model praktikan yang
malas karena sesuatu. Misal, praktikan yang malas saat praktikum, malas
mengerjakan tugas, bahkan tidak melakukan persiapan apapun sebelum
praktikum terkadang disebabkan karena dia sakit tidak enak badan, punya
masalah dengan keluarga, punya masalah dengan pacar, jenuh, bosan, atau
mungkin tidak suka dengan asistennya.
 Model praktikan yang sengaja melakukan kesalahan dan model praktikan yang
sama sekali tidak sengaja melakukan kesalahan.

2. Nilai, jangan asal

Prinsip selanjutnya, nilai yang tinggi tidak selamanya memotivasi orang untuk lebih
baik, demikian pula nilai yang rendah tidak selamanya menyadarkan orang untuk
memperbaiki diri. Ada mahasiswa yg jadi malas belajar kalo nilainya terlalu bagus
karena merasa digampangkan sehingga tidak tertantang. Sebaliknya, ada mahasiswa
yg justru semnagat belajar kalo nilainya jelek karena merasa ditantang.
Simpelnya, nilai bisa mempengaruhi psikologis mahasiswa.

3. Asisten harus kompak dan satu suara

Ini yang terakhir, sesama asisten harus kompak, saling menghargai, dan profesional.
Kita tidak ingin ada asisten yang bersikap lunak agar bisa dekat dengan praktikan,
sementara asisten yang lain konsisten bersikap tegas. Misal, jika praktikan melakukan
kesalahan, maka siapapun asisten yang menghadapinya, hukum dan konsekuensi tetap
sama sesuai aturan yang disepakati.

Anda mungkin juga menyukai