Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem

Menurut Mulyadi (2001:2) mengatakan “sistem adalah sekelompok unsur

yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan pendapat James A. Hall (2001:5)

mengatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang

saling berkaitan (interrelated) atau sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan

yang sama (common purpose).”

Jadi berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan sistem merupakan

kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja

sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut.

2.1.2 Akuntansi

Menurut Reeve, Warren, (2010:9) secara umum, akuntansi dapat di artikan

sebagai American Accounting Associantion sistem informasi yang menghasilkan

laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan

kondisi perusahaan. Sedangkan menurut (soemarso, 2008:3) Akuntansi.


merupakan “proses mengindentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi

ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan

tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan akuntansi merupakan

“proses pengindentifikasikan, pengukuran, pencatatan, penggolongan dan

pengikhtiarkan serta pelaporan informasi keuangan dalam suatu entitas atau

organisasi yang di tunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

rangka mengambil keputusan”.

2.1.3 Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:3) menyimpulkan bahwa “sistem akuntansi

adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikordinasikan sedemikian

rupa untuk menyediakan informasi kauangan yang dibutuhkan oleh manajemen

guna membantu memudahkan pengolahan perusahaan”.

Menurut Thomson (2005:226) “sistem akuntansi adalah metode dan

prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan

melaporkan informasi operasional dan keuangan sebuah perusahaan dengan

berbagai macam transaksi”.

Berdasarkan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem

akuntansi adalah suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam

merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan-

perusahaan tersebut.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas menurut

Mulyadi (2001:513) adalah :

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

2. Fungsi kas

3. Fungsi Akuntansi

4. Fungsi pemeriksa

2.1.6 Sisem Akuntansi Pengeluaran Kas

Menurut Mulyadi (2001:529) pengeluaran kas dengan dana kas kecil

untuk memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai diselenggarakan dengan

cara impert system.

Dalam imperst system, penyelenggarakan dan dana kas kecil dilakukan

sebagai berikut:

1. Pembentukan dan kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan

mendebit rekening dan kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini

tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali

saldo yang ditetapkan tersebut dinaikan dan dikurangi.

2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak

mengkredit rekening dana kas kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas

kecil ini dikumpulkan saja kedalam arsip sementara yang

diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil.

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang

tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran dana kas kecil.


BAB III

LAPORAN KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi dan Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Palembang selama satu bulan terhitung mulai tanggal 13 Oktober 2014 sampai

dengan 13 November 2014.

3.2 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palembang yang

berlokasi di Jl. Jendral Sudirman No.131 Palembang 30126 Sumatera Selatan.

Telepon (0711) 310 017.

3.2.1 Sejarah singkat BPJS Ketenagakerjaan

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu

tangungjawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial

ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

negara. Indonesia seperti hal nya negara berkembang lainnya, mengembangkan


program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial

yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor

formal. Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang

panjang, dimulai dari UU No.33/1947 dan UU No.2/1951 tentang kecelakaan

kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 dan PMP No.8/1956

tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP

No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang

Pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU

No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses

lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun

1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial

tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta

dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977

tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak

penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).Dan melalui PP No.36/1995 ditetapknya PT

Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program

Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal

bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya


arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya

penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang

itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat

2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan system jaminan sosial bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat

memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam

meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perusahaan PT

Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak norma tenaga

kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang

mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),

Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh

tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24

Tahun 2011.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanah undang-undang, tanggal 1

Januari 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT

Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial) ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan

program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan

penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015. Menyadari besar dan mulianya
tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan

kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program

dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini

dengan system penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS

Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan

ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

3.2.2 Visi dan Misi

BPJS Ketenagakerjaan Mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :

3.2.2.1 Visi

Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia,

terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

3.2.2.2 Misi

Sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tenaga kerja yang

memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya

bagi:

 Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan

keluarga.

 Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.

 Negara: Berperan serta dalam pembangunan.


Filosofi Badan Penyelenggara Jamian Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

 BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk

mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung

orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari

tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan

tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain.

 Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program BPJS

Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda

membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang

berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.

Motto Perusahaan

"Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja"

Nilai-Nilai Perusahaan

 Iman: Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.

 Profesional:Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif

terhadap perubahan dan pembaharuan

 Teladan: Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan

(reward & encouragement), pemberdayaan

 Integritas: Berani, komitmen, dan keterbukaan

 Kerjasama: Kebersamaan, menghargai pendapat dan menghargai orang

lain.
 Etika Kerja Perusahaan

 Teamwork : Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan

orang lain atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan

 Open Mind : Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima

gagasan-gagasan baru yang lebih baik.

 Passion : Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.

 Action : Segera melaksanakan rencana/pekerjaan/tugas yang telah

disepakati dan ditetapkan bersama

 Sense : Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki

inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan.

3.2.3 Stuktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Stuktur organisasi merupakan suatu bentuk atau wadah bagi orang-orang

yang melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh

sebuah organisasi. Dengan adanya stuktur organisasi yang baik, maka kegiatan

yang di lakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam organisasi menjadi

terkoordinasi dan tersedianya pedoman kerja untuk pengambilan keputusan serta

meminimalkan perangkap tugas sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik.

Adapun bentuk stuktur organisasi pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Palembang Sebagai Berikut :


3.2.4 Pembagian Tugas dan Wewenang Bagian yang terkait

1. Kepala Kantor Cabang

a. Mengelola kinerja cabang, sehingga target kantor cabang tercapai

dengan cara

- Mengaloksikan pekerjaan

- Mengarahkan kegiatan

- Mengkoordiasikan pelaksanaan program kerja

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM di cabang,

sehingga SDM berkualitas untuk mendukung efektifitas kerja,

dengan cara :

- Menyusun ulasan rencana pengembangn

- Mengajukan ulasan kepada atasan untuk di review

- Melaksanakan rencana dan membantu implementasinya

c. Membantu proses penilaian kinerja sesuai prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian kinerja yang valid dan akurat

d. Mengandalkan implementasi prinsip good corporate governance di

cabang, sehingga terlaksana sesuai ketentuan, dengan cara :

- Membina dan memotivasi seluruh jajarannya

- Mengendalikan pelaksanaan peraturan perusahaan atau

perundangan

e Mengola pengembangan dan penerapan program-program inovasi

di kantor cabang, guna mendukung upaya peningkatan kinerja

perusahaan secara berkesinambungan (continous improvement)


2. Sekertaris

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh

hasil penilaian yang valid dan akurat.Melaksanakan peraturan

perusahaan/perundangan,sebagai bagian dari pelaksanaan good

corporate governance.

3. Bidang Pemasaran Formal

a. Mengolah kinerja bidang pemasaran formal, sehingga target bidang

pemasaran formal tercapai, dengan cara :

- mengalokasikan pekerjaan

- mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja.

b. Menyusun ulasan rencana pengembangan SDM di bidang

pemasaran formal,guna mendukung pengembangan kualitas

pegawai,dengan cara:

- mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan dan kemampuan

- menyusun ulasan rencana pengembangan

- mengajukan ulasan program untuk di review dan di kompilasi

atasan

c. Mengkoordinir proses penilaian kinerja sesuai prosedur, guna

memperoleh hasil perolehan kinerja yang valid dan akurat

d. Mengendalikan implementasi prinsip good corporate governance

di bidang pemasaran formal dengan cara:

- membina dan memotivasi seluruh jajarannya


- mengkoordinir pelaksanaan peraturan perusahaan atau

perundangan.

4. Marketing Officer

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur,guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian

dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

5. Relationship Officer

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur,guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian

dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

6. Penata Madya Administrasi Pemasaran

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur,guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian

dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

7. Bidang Pemasaran Informal/Khusus

a. Mengolah kinerja bidang pemasaran informal, sehingga target

bidang pemasaran informal tercapai, dengan cara :

- mengalokasikan pekerjaan

- mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja


b. menyusun ulasan rencana pengembangan SDM di bidang

pemasaran informal,guna mendukung pengembangan kualitas

pegawai,dengan cara:

- mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan dan kemampuan

- menyusun ulasan rencana pengembangan

- mengajukan ulasan program untuk di review dan di kompilasi

atasan

c. mengkoordinir proses penilaian kinerja sesuai prosedur, guna

memperoleh hasil perolehan kinerja yang valid dan akurat

d. mengendalikan implementasi prinsip good corporate governance

di bidang pemasaran formal dengan cara:

- membina dan memotivasi seluruh jajarannya

- mengkoordinir pelaksanaan peraturan

perusahaan/perundangan.

8. Penata Madya Pemasaran Informal/Khusus

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian

dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

9. Penata Madya Administrasi Informal/Khusus

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat


b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian

dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

10. Penata Madya Pkp

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian

dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

11. Bidang Umum Dan SDM

1. Penata Madya Sdm

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

2. Penata Madya Umum

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

12. Bidang Keuangan Dan TI

1. Penata Madya Keuangan

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat


b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

2. Penata Madya Teknologi Informasi (TI)

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

3. Bidang Pelayanan

1. Penata Madya Pelayanan JHT-JK

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

2. Penata Madya Pelayanan Jkk

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

3. Customer Service

a. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai dengan prosedur, guna

memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat

b. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai

bagian dari pelaksanaan prinsip good corporate governance.

Anda mungkin juga menyukai