8 Bab 4-2
8 Bab 4-2
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa antara masalah
gangguan fungsi otak disertai atau tanpa disertai perdarahan dan tidak
mengganggu jaringan otak. Trauma capitis atau cedera kepala merupakan salah
satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan
A. Pengkajian
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data, seperti
27 Maret 2018 pukul 08.00 WITA dengan keluhan utama pasien masuk
rumah sakit dengan keadaan tidak sadar ditandai dengan tingkat kesadaran
somnolen dan GCS E2M4V3. Dalam teori disebutkan bahwa pada kasus
84
kesadaran yang mengakibatkan terjadi gangguan suplai darah ke otak. Otak
kita sangat sensitif terhadap kondisi penurunan atau hilangnya suplai darah.
pada bagian tubuh lain, misalnya otak, otak tidak bisa menggunakan
aliaran darah tidak diperbaiki, terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki
pada jaringan otak atau infrak dalam hitungan menit. Luasnya infrak
bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat dan kekuatan
pasien mengatakan bahwa pasien masuk rumah sakit dalam keadaan tidak
sadar. Keluarga pasien mengatakan pasien muntah darah pada saat perjalanan
menuju rumah sakit, darah yang keluar berwarna hitam dan kental, Keluarga
pasien mengatakan ada darah keluar dari telinga dan hidung, Keluarga klien
hematoma pada kedua kelopak mata. Tampak luka lecet pada daerah wajah ,
bahu, jari tangan, kedua lutut dan tumit sebelah kiri. Pemeriksaan penunjang
85
B. Diagnosa Keperawatan
keperawatan biasanya berisi dua bagian yaitu deskripton atau pengubah dan
Dalam kasus ini diagnosa utama yang diangkat oleh penulis yaitu
bahwa pasien masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar. Data objektifnya
intake dan output. Etiologi karena keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar. Data objektifnya : TD : 130/90
86
dengan GCS E2M4V3. Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil hemoragic
maxilaris kiri.
C. Intervensi
diikuti dengan penurunan tekanan dara diastolik serta nafas yang tidak teratur
87
Dan pastikan klien tetap memakai oksigen selama aktivitas dan tidur dengan
sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan dara diastolik serta nafas
keseimbangan cairan pasien. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
pencegahan komplikasi sebagai hasil dari level cairan yang abnormal atau
tidak diinginkan.
dengan kondisi pasien, penulis melakukan yaitu, monitor vital sign dengan
diberikan, monitor status cairan termasuk intake dan output cairan dengan
88
dalam tubuh, dan kolaborasi pemberian cairan IV dengan rasional membantu
dengan lingkungan yang bersih dan nyaman, gunakan minyak untuk pelicin
untuk menghindari terjadinya iskemia pada jaringan, dan jaga seprei dalam
keadaan bersih dan kering dengan rasional untuk tetap mempertahankan klien
D. Implementasi
oleh penulis untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
perfusi serebral tidak efektif adalah memonitor tanda-tanda vital dengan hasil
89
gangguan sistem tubuh terutama pada pasien yang mengalami penurunan
halnya pada pasien trauma capitis. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika
Maria, 2013).
oksigen (O2) ini salah satu tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
Tinggikan posisi kepala 15-300 dengan hasil pasien berada dalam posisi
kepala 150. Pemberian posisi head up 15-300 mempunyai manfaat yang besar
90
Berdasarkan intervensi yang telah direncanakan, adapun implementasi
input dan output cairan merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan
yang masuk kedalam tubuh (Intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar
diuretik. Dua macam diuretic yang umum digunakan yaitu osmotic diuretic
menarik air dari jaringan otak kedalam pembuluh darah otak sehingga akan
adalah memonitor input dan output cairan. Defisit volume cairan terjadi
ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstrasel dalam jumlah yang
91
menyebabkan penurunan jumlah cairan ekstrasel. Untuk mengkompensasi
kondisi ini tubuh melakukan pemindahan cairan intrasel. Secara umum defisit
Keseimbangan cairan berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
hidrasi dan elastisitas kulit, juga melindungi kulit terhadap penekanan dan
yang telah dilakukan pada tanggal 28 – 30 Maret 2018 untuk resiko jatuh
92
lingkungan sekitar pasien nyaman dan aman. Memasang side rail tempat tidur
dengan hasil setelah dipasang side rail tempat tidur pasien aman dari cedera.
Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih dengan hasil lingkungan
sekitar pasien bersih, aman dan nyaman. Menganjurkan keluarga untuk selalu
tiba dan membisikkan dzikir. Dzikir adalah sebuah aktifitas ibadah dalam
memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam
al-Qur’an. Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat “Laa Ilaaha
syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir”.
dzikir seseorang lebih dekat dengan Allah. Terdapat satu ayat dalam Al
Allah) dapat menentramkan hati. Allah Azza wa Jalla berfirman dalah surat
Ar-Rad ayat 28
93
Berkaitan dengan ayat ini, Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “maksudnya,
hati akan menjadi baik dan menjadi tenang ketika menuju ke sisi Allah. Hati
menjadi tenang ketika mengingat Allah, dan hati merasa puas ketika merasa
Sebab, sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang lebih lezat dan lebih manis
bagi hati dibandingkan rasa cinta, kedekatan serta pengetahuan yang benar
seseorang pada Penciptanya, maka sebesar itu pula kadar dzikir yang akan
nya dengan bertasbih, bertahlil (membaca Laa ilaaha illallaah), bertakbir dan
dzikir-dzikir lainnya.
94
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama islam. Allah SWT
berfirman:
perawat dapat menjalin hubungan yang baik dengan pasienya. Selain itu,
pasien juga akan merasa dihargai dan diterima keadaannya di mata perawat
serta pasien akan merasa sedikit terhibur hatinya (Amiruddin, 2008). Allah
SWT berfirman:
َٰٓ
ََشهۡ رَ َٱ ۡلحرامَ َوَل َٱ ۡله ۡديَ َوَل َٱ ۡلقلئِد ََّ يَٰٓأيُّها َٱلَّذِينَ َءامنُواْ ََل َت ُ ِحلُّواْ َش َٰٓعئِرَ َٱ
َّ للِ َوَل َٱل
َضو ٗن ۚا َوإِذا َحل ۡلت ُ ۡم ۡ َربِ ِه ۡم َو ِر َّ َمن ِ ض ٗٗلۡ َل َءآَٰ ِمين َٱ ۡلب ۡيتَ َٱ ۡلحرامَ َي ۡبتغُون َف َٰٓ و
َْْۘام َأنَتعۡ تد ُوا َِ ان َق ۡو ٍم َأنَصدُّو ُك ۡم َع ِن َٱ ۡلم ۡس ِج َِد َٱ ۡلحر ۚ
ُ َفَٱصۡ طاد ُوَاْ َوََلَ َي ۡج ِرمنَّ ُك ۡم َشن
ََّ لل َإِ َّن َٱ
َلل َِ ۚ وتعاونُواْ َعلىَٱ ۡلبِ َِر َوَٱلت َّ ۡقوىَ َوَل َتعاونُواْ َعلىَٱ ۡ ِۡل ۡث َِم َوَٱ ۡلعُ ۡدو
ََّ ن َوَٱتَّقُوَاْ َٱ
َ٢َب َِ شدِيد َُٱ ۡل ِعقا
Terjemahan:
“…Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa,
dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan
bertawalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-
Nya.” (Q.S. Al-Maa-idah : 2)
pasien. Apalagi biasanya pasien yang menghadapai penyakit berat dan kronis
95
seringkali pasien diliputi oleh rasa putus asa padahal sudah berobat
Hal lain yang sepatutnya diketahui oleh seorang muslim adalah tidaklah
Allah menciptakan dan menurunkan suatu penyakit kecuali Allah juga yang
bersabda:
Sungguh besar kekuasaan ALLAH, maha tahu dan maha pemilik bagi
sisi rahasia yang ada di dunia maupun diakhirat, maka hadist diatas telah
begitulah penyakit Allah yang menurunkan penyakit dan Allah pulalah yang
96
menyembuhkan penyakit adalah dokter maupun tenaga kesehatan lain,
keselamatan dirinya pada tindakan medis dan obat-obatan dan cenderung tak
lagi percaya bahwa Allah la yang maha besar dan maha menyembuhkan kita
E. Evaluasi
dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu
efektif pada hari Rabu 28 Maret 2018 pada akhir pengelolaan kasus, dengan
yang telah dilakukan, dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria yang telah
pasien mengatakan bahwa pasien belum sadar . Objektif pasien tampak tidak
sadar, dan GCS (E2M4V3). Assesment perfusi serebral tidak efektif belum
pasien, berikan oksigen sesuai instruksi, tinggikan posisi kepala 15-300 dan
pastikan klien tetap memakai oksigen. Evaluasi pada hari kedua yaitu Kamis
pasien sudah mulai ada respon . Objektif pasien tampak mulai sadar, dan GCS
(E3M5V3). Assesment perfusi serebral tidak efektif tidak terjadi karena masih
97
monitor tanda-tanda vital, monitor tingkat kesadaran pasien, berikan oksigen
sesuai instruksi, tinggikan posisi kepala 15-300 dan pastikan klien tetap
memakai oksigen. Evaluasi pada hari ketiga yaitu Jumat 30 Maret 2018
didapatkan hasil subjektif pasien mengeluh berat pada kepala bagian kiri .
Objektif pasien tampak sadar, dan GCS (E3M6V5). Assesment perfusi serebral
intrakranial pada hari Rabu 28 Maret 2018 pada akhir pengelolaan kasus,
dilanjutkan monitor vital sign, monitor tingkat kesadaran, monitor input dan
output cairan, batasi gerakan pada kepala leher dan punggung dan kolaborasi
pemberian diuretic. Evaluasi pada hari kedua yaitu Kamis 29 Maret 2018
98
kapasitas adaptif intrakranial. Planning dilanjutkan monitor vital sign,
monitor tingkat kesadaran, monitor input dan output cairan, batasi gerakan
pada kepala leher dan punggung dan kolaborasi pemberian diuretic. Evaluasi
pada hari ketiga yaitu Jumat 30 Maret 2018 didapatkan hasil subjektif pasien
mengeluh berat kepala bagian kiri . Objektif pasien tampak sadar, tingkat
monitor input dan output cairan, batasi gerakan pada kepala leher dan
Evaluasi untuk diagnosa ketiga adalah pola nafas tidak efektif pada hari
Rabu 28 Maret 2018 pada akhir pengelolaan kasus, dengan metode SOAP
saturasi oksigen 98%. Assesment pola nafas tidak efektif belum teratasi
auskultasi suara napas dan catat adanya suara tambahan, berikan oksigen
Evaluasi pada hari kedua yaitu Kamis 29 Maret 2018 didapatkan hasil
subjektif keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah mulai ada respon .
Objektif pernafasan 16 x/m dan saturasi oksigen 100%. Assesment pola nafas
99
tidak efektif belum teratasi karena masih ditemukan indikator pola nafas tidak
status O2, auskultasi suara napas dan catat adanya suara tambahan, berikan
Evaluasi pada hari ketiga yaitu Jumat 30 Maret 2018 didapatkan hasil
saturasi oksigen 100%. Assesment pola nafas tidak efektif teratasi. Planning
auskultasi suara napas dan catat adanya suara tambahan, berikan oksigen
Evaluasi untuk diagnosa keempat adalah resiko infeksi pada hari Rabu
28 Maret 2018 pada akhir pengelolaan kasus, dengan metode SOAP untuk
setelah dipakai, pertahankan tekhnik aseptik, batasi pengunjung bila perlu dan
berika terapi antibiotik bila perlu. Evaluasi pada hari kedua yaitu Kamis 29
Maret 2018 didapatkan hasil objektif tidak ada tanda-tanda infeksi seperti
kemerahan dan pus. Assesment infeksi tidak terjadi karena tidak ditemukan
pengunjung bila perlu dan berika terapi antibiotik bila perlu. Evaluasi pada
100
hari ketiga yaitu Jumat 30 Maret 2018 didapatkan hasil objektif tidak ada
tanda-tanda infeksi seperti kemerahan dan pus. Assesment infeksi tidak terjadi
tekhnik aseptik, batasi pengunjung bila perlu dan berika terapi antibiotik bila
perlu.
101