Pina Barus
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155
Abstrak
Telah dilakukan penetuan kandungan karbohidrat, protein dan mineral (kalsium dan besi) dari air rebusan
beras dan dibandingkan dengan kandungan parameter yang sama dari susu sapi. Karbohidrat ditentukan
dengan metode Luff Schorl, protein (total) dengan metode Kjeldhal dan Mineral (kalsium dan besi)
dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari Padang Sidimpuan, Sidikalang dan Medan. Dari tiap 500 gram beras yang direbus dengan 1 liter air
diperoleh kandungan karbohidrat 0.024 gr, protein (gr) 1.78, 1.52, dan 1.12, sementara mineral kalsium
(mg): 9.48, 0.06, dan 0.24 dan besi (mg): 0.64, 0.32 dan 0.70
Dari sumber literature disebutkan bahwa kandungan karbohidrat dan protein dalam beras giling (gr): 78.9
dan 6.8, dalam nasi (gr) 40.6 dan 2.1. Kandungan kalsium 6 mgr dan masi 5 mg. Kandun gan besi 0.8
mgr dan 0.5 mgr dalam nasi tiap 100 gram
Bila dibandingkan dengan kandungan karbohidrat, protein dan mineral dalam susu sapi (gr/100 gr)
adalah 4.3 dan 3.2 serta mineral (mgr/100 gr) adalah 143 untuk kalsium dan 1.7 besi. Walaupun ternyata
masih jauh lebih kecil dari air rebusan beras tetapi masih bermanfaat untuk pengganti susu sapi
dan disaring. Filtratnya ditambah Na2CO3, bermanfaat digunakan sebagai pengganti susu
diencerkan hingga 250 ml, dikocok dan dan ada beberapa keunggulan dari air rebusan
disaring. Filtratnya dipipet 25 ml dan beras diantaranya bahwa air rebusan diperoleh
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambah dari hasil pemasakan beras yang ke dalamnya
larutan Luff Schorl, dididihkan selama 10 tidak ada ditambahkan bahan pengawet,
menit, dinginkan dan ditambah 15 ml KI 20%, sehingga terbebas dari kemungkinan zat-zat
25 ml H2SO4 25% dan dititrasi dengan Na2S2O3 kimia yang tidak diinginkan masuk ke dalam
0.1 N hingga berwarna kuning pucat, ditambah tubuh (dibandingkan dengan susu yang ke
indicator amilum dan dititrasi hingga berwarna dalamnya ditambahkan bahan pengawet).
putih susu, dicatat volume Na2S2O3. Selain itu, air rebusan beras dapat
diperoleh sebagai hasil samping yang
Penentuan Protein. seharusnya dibuang justru dimanfaatkan. Jadi
5 g air rebusan beras dimasukkan dalam dari segi ekonomi tidak merugikan, bahkan
labu Kjeldahl, ditambah 0.5 gr Se dan 35 H2SO4 menguntungkan karena mampu memberikan
didekstruksi selama 2 jam. Setelah 2 jam, asupan nutrisi tanpa mengeluarkan dana. Dalam
didinginkan, diencerkan dengan aquadest penelitian ini kandungan protein dihitung
hingga 250 ml dan ditambah NaOH 45% hingga sebagai total protein dan karbohidrat total
larutan bersifat basa dan didestilasi. Destilat sementara dalam susu biasanya karbohidrat
ditampung dalam 25 ml H3BO3 3% yang telah sebagai laktosa.
ditambah indicator campuran (metil biru dan
metil merah) dan dititrasi dengan HCl 0.1 N. KESIMPULAN
Penentuan Kadar Mineral Ca dan Fe. Air rebusan beras memiliki kandungan
50 g air rebusan beras dimasukkan dalam karbohidrat, protein dan mineral yang tidak
cawan porselin dan dikeringkan dalam oven terlalu tinggi, sungguhpun demikian air rebusan
pada suhu 100 – 105oC dan didinginkan dalam beras dapat dimanfaatkan sebagai minuman
desikator selama 30 menit. Sampel kering tambahan yang relative lebih aman dikonsumsi
dimasukkan dalam furnace pada suhu 450oC karena bebas dari adanya bahan tambahan
selama 5 jam dan abunya ditambah 10 ml (pengawet).
HNO3, dipanaskan pada hot plate selama 15
menit dan disaring. Filtrat diencerkan dalam DAFTAR PUSTAKA
labu takar 50 ml, diatur pH 2 – 3 dengan
NH4OH dan dianalisa dengan Spektrofotometer AAK, 1990, “Budidaya Tanaman Padi”,
Serapan Atom (SAA) Kanisius, Jakarta
Direktorat Gizi, 1996, “Daftar Komposisi
HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan Makanan”, Bharata Yudha,
Jakarta.
Hasil pengujian karbohidrat, protein Hadrian, 1981, “Budidaya Tanaman Padi di
dan mineral dari air rebusan beras adalah Indonesia”, Sastra Budaya, Jakarta.
sebagai berikut: Mulja, Saharman, 1995, “Analisis
Instrumental”, Airlangga University
Tabel 1. Data pengujian karbohidrat, protein, Press, Surabaya.
dan mineral Poedjiadi, Anna 1994, “Dasar-Dasar
Parameter Mineral Biokimia”, UI Press, Jakarta.
Asal
Karbohidrat Protein Soediaoetama, A, 1976, “Ilmu Gizi dan Ilmu
(g) (g) Ca
Sampel
(mg)
Besi
(mg)
Diit di Daerah Tropik”, Balai Pustaka,
Beras
Padang
Jakarta.
Sidempuan
0.024 1.78 0.48 0.68 Sudarmadji, 1981, “Analisa Bahan Makanan
Sidikalang 0.024 1.52 0.64 0.36 dan Pertanian”, Liberty, Yogyakarta.
Medan 0.024 1.12 0.24 0.70
Suhardjo, 1985, Pangan, Gizi dan Pertanian”,
UI Press, Jakarta
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa Vogel, 1994, “Kimia Analisis Kuantitatif
kadar karbohidrat, protein dan mineral yang Anorganik”, Edisi 4, Penerbik Buku
terdapat dalam air rebusan beras dapat Kedokteran EGC, Jakarta.
menyamai susu sapi. Kandungan karbohidrat,
protein dan mineral dalam air rebusan beras
memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
susu sapi. Sekalipun demikian masih
17
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 17-19
Ribu Surbakti
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155
Abstrak
Kalsium karbonat adalah suatu komposisi kimia yang secara alamiah terdapat di mana-mana dalam
berbagai bentuk antara lain: batu gamping / kapur, marmer, kulit kerang laut, mutiara, kapur tulis dan
sebagainya. Reaksi kimia yang mereaksikan karbondioksida dengan bahan kimia lainnya dapat
menghasilkan endapatn kalsium karbonat atau precipitate calcium carbonat (PCC) yang sangat penting
dalam produksi kertas dalam industri sebagai filler atau coated agent. PCC ini sangat disukai oleh bakteri
aerobik sehingga mudah tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan kertas yang tidak bagus.
Salah satu alternatif dalam menangani PCC 70% ini agar tidak ditumbuhi oleh bakteri aerobik adalah
dengan menambahkan Biotrol 120 ke dalamnya, karena Biotrol 120 dapat membunuh bakteri tersebut.
Efektifitas Biotrol 120 dalam membunuh bakteri aerob ini dapat ditentuka dengan menghitung jumlah
bakteri hidup yaitu menggunakan metode cawan tuang. Hasil yang ingin dicapai adalah untuk
mendapatkan jumlah Biotrol 120 yang optimal untuk ditambahkan ke dalam PCC 70 guna mencegah
pertumbuhan bakteri aerobik yang dapat merusak mutu dari PCC 70% tersebut sebagai bahan coating
untuk pembuatan art paper.
Indah Kiat Pulp and Paper Corporation – Tabel 1. Pengaruh penambahan Biotrol 120 ke
Perawang – Pekan Baru, Biotrol 120, PCA dalam Precipitated Calcium Carbonate
(Plate Count Agar), NA (Nutrien Agent), (PCC) terhadap pertumbuhan bakteri
Metanol, TSB (Trypticase Soy Broth) diperoleh aerobik
dari E Merck.
Konsentrasi Jumlah Bakteri (CFU /mL)
Biotrol 120 Minggu Minggu Minggu Minggu
Persiapan Media (%) Total
I II III IV
Media PCA ditimbang sebanyak 20 g,
0.25 80 168 296 196 740
dilarutkan dalam beaker glass berisi 1 liter
0.30 61 135 250 127 572
aquadest. Dipanaskan di atas hot plate sampai
0.35 47 50 83 58 238
larutan mendidih. Lalu dituang ke dalam tabung
0.40 25 166 239 159 589
reaksi masing-masing 15 ml, ditutup dengan
kapas lalu dibungkus dengan kertas. Kemudian 0.45 61 54 117 33 265
19
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 17-19
20