Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Sains Kimia (Suplemen)

Vol 9, No.3, 2005: 15-16

STUDI PENENTUAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN


DAN MINERAL DALAM AIR REBUSAN BERAS SEBAGAI
MINUMAN PENGGANTI SUSU

Pina Barus
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Telah dilakukan penetuan kandungan karbohidrat, protein dan mineral (kalsium dan besi) dari air rebusan
beras dan dibandingkan dengan kandungan parameter yang sama dari susu sapi. Karbohidrat ditentukan
dengan metode Luff Schorl, protein (total) dengan metode Kjeldhal dan Mineral (kalsium dan besi)
dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari Padang Sidimpuan, Sidikalang dan Medan. Dari tiap 500 gram beras yang direbus dengan 1 liter air
diperoleh kandungan karbohidrat 0.024 gr, protein (gr) 1.78, 1.52, dan 1.12, sementara mineral kalsium
(mg): 9.48, 0.06, dan 0.24 dan besi (mg): 0.64, 0.32 dan 0.70
Dari sumber literature disebutkan bahwa kandungan karbohidrat dan protein dalam beras giling (gr): 78.9
dan 6.8, dalam nasi (gr) 40.6 dan 2.1. Kandungan kalsium 6 mgr dan masi 5 mg. Kandun gan besi 0.8
mgr dan 0.5 mgr dalam nasi tiap 100 gram
Bila dibandingkan dengan kandungan karbohidrat, protein dan mineral dalam susu sapi (gr/100 gr)
adalah 4.3 dan 3.2 serta mineral (mgr/100 gr) adalah 143 untuk kalsium dan 1.7 besi. Walaupun ternyata
masih jauh lebih kecil dari air rebusan beras tetapi masih bermanfaat untuk pengganti susu sapi

Kata kunci: karbohidrat, protein, mineral, susu.

PENDAHULUAN manfaatnya bagi kesehatan tubuh, karena itu


perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
Beras merupakan salah satu kebutuhan kandungan karbohidrat, protein dan mineral
pokok bagi masyarakat Indonesia. Beras sebagai yang terkandung di dalam air rebusan beras.
bahan makanan mengandung nilai gizi yang
cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat BAHAN DAN METODE
sebesar 360 kalori, protein sebesar 6.8 gr dan
kandungan mineral seperti Ca dan Fe masing- Alat dan Bahan
masing 6 dan 0.8 mg.
Beras dalam proses pemasakkannya Alat
menjadi masi menghasilkan sisa air rebusan Peralatan analisa total protein Kjeldahl,
yang berlebih dan oleh masyarakat air rebusan Spektrofotometer Serapan Atom, dan peralatan
ini sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh gelas lainnya.
anak-anak. Mereka beranggapan bahwa air
rebusan beras ini memiliki kandungan gizi yang Bahan
cukup baik untuk kesehatan sehingga dengan
alasan tersebut masyarakat yang tingkat Selenium, H2SO4, NaOH, H3BO3, larutan
ekonominya rendah menganggap air rebusan Luff Schorl, HCl, Pb(CH3COO)2, KI, N2CO3,
beras ini dapat dimanfaatkan sebagai minuman Na2S2O3, NH4OH.
alternative pengganti susu yang harganya
relative mahal.
Kebiasaan masyarakat untuk
mengkonsumsi air rebusan beras telah Penentuan Karbohidrat
berlangsung dalam jangka waktu yang lama 10 g air rebusan beras ditambah 50 ml
tanpa mereka mengetahui seberapa besar aquadest, Pb asetat, diencerkan hingga 100 ml
16
Studi penentuan kandungan karbohidrat , protein dan mineral
(Pina Barus)

dan disaring. Filtratnya ditambah Na2CO3, bermanfaat digunakan sebagai pengganti susu
diencerkan hingga 250 ml, dikocok dan dan ada beberapa keunggulan dari air rebusan
disaring. Filtratnya dipipet 25 ml dan beras diantaranya bahwa air rebusan diperoleh
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambah dari hasil pemasakan beras yang ke dalamnya
larutan Luff Schorl, dididihkan selama 10 tidak ada ditambahkan bahan pengawet,
menit, dinginkan dan ditambah 15 ml KI 20%, sehingga terbebas dari kemungkinan zat-zat
25 ml H2SO4 25% dan dititrasi dengan Na2S2O3 kimia yang tidak diinginkan masuk ke dalam
0.1 N hingga berwarna kuning pucat, ditambah tubuh (dibandingkan dengan susu yang ke
indicator amilum dan dititrasi hingga berwarna dalamnya ditambahkan bahan pengawet).
putih susu, dicatat volume Na2S2O3. Selain itu, air rebusan beras dapat
diperoleh sebagai hasil samping yang
Penentuan Protein. seharusnya dibuang justru dimanfaatkan. Jadi
5 g air rebusan beras dimasukkan dalam dari segi ekonomi tidak merugikan, bahkan
labu Kjeldahl, ditambah 0.5 gr Se dan 35 H2SO4 menguntungkan karena mampu memberikan
didekstruksi selama 2 jam. Setelah 2 jam, asupan nutrisi tanpa mengeluarkan dana. Dalam
didinginkan, diencerkan dengan aquadest penelitian ini kandungan protein dihitung
hingga 250 ml dan ditambah NaOH 45% hingga sebagai total protein dan karbohidrat total
larutan bersifat basa dan didestilasi. Destilat sementara dalam susu biasanya karbohidrat
ditampung dalam 25 ml H3BO3 3% yang telah sebagai laktosa.
ditambah indicator campuran (metil biru dan
metil merah) dan dititrasi dengan HCl 0.1 N. KESIMPULAN

Penentuan Kadar Mineral Ca dan Fe. Air rebusan beras memiliki kandungan
50 g air rebusan beras dimasukkan dalam karbohidrat, protein dan mineral yang tidak
cawan porselin dan dikeringkan dalam oven terlalu tinggi, sungguhpun demikian air rebusan
pada suhu 100 – 105oC dan didinginkan dalam beras dapat dimanfaatkan sebagai minuman
desikator selama 30 menit. Sampel kering tambahan yang relative lebih aman dikonsumsi
dimasukkan dalam furnace pada suhu 450oC karena bebas dari adanya bahan tambahan
selama 5 jam dan abunya ditambah 10 ml (pengawet).
HNO3, dipanaskan pada hot plate selama 15
menit dan disaring. Filtrat diencerkan dalam DAFTAR PUSTAKA
labu takar 50 ml, diatur pH 2 – 3 dengan
NH4OH dan dianalisa dengan Spektrofotometer AAK, 1990, “Budidaya Tanaman Padi”,
Serapan Atom (SAA) Kanisius, Jakarta
Direktorat Gizi, 1996, “Daftar Komposisi
HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan Makanan”, Bharata Yudha,
Jakarta.
Hasil pengujian karbohidrat, protein Hadrian, 1981, “Budidaya Tanaman Padi di
dan mineral dari air rebusan beras adalah Indonesia”, Sastra Budaya, Jakarta.
sebagai berikut: Mulja, Saharman, 1995, “Analisis
Instrumental”, Airlangga University
Tabel 1. Data pengujian karbohidrat, protein, Press, Surabaya.
dan mineral Poedjiadi, Anna 1994, “Dasar-Dasar
Parameter Mineral Biokimia”, UI Press, Jakarta.
Asal
Karbohidrat Protein Soediaoetama, A, 1976, “Ilmu Gizi dan Ilmu
(g) (g) Ca
Sampel
(mg)
Besi
(mg)
Diit di Daerah Tropik”, Balai Pustaka,
Beras
Padang
Jakarta.
Sidempuan
0.024 1.78 0.48 0.68 Sudarmadji, 1981, “Analisa Bahan Makanan
Sidikalang 0.024 1.52 0.64 0.36 dan Pertanian”, Liberty, Yogyakarta.
Medan 0.024 1.12 0.24 0.70
Suhardjo, 1985, Pangan, Gizi dan Pertanian”,
UI Press, Jakarta
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa Vogel, 1994, “Kimia Analisis Kuantitatif
kadar karbohidrat, protein dan mineral yang Anorganik”, Edisi 4, Penerbik Buku
terdapat dalam air rebusan beras dapat Kedokteran EGC, Jakarta.
menyamai susu sapi. Kandungan karbohidrat,
protein dan mineral dalam air rebusan beras
memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
susu sapi. Sekalipun demikian masih

17
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 17-19

PENGARUH PENAMBAHAN BIOTROL 120 KE DALAM


PRECIPITATED CALCIUM CARBONAT (PCC) 70% TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI AEROBIK

Ribu Surbakti
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Kalsium karbonat adalah suatu komposisi kimia yang secara alamiah terdapat di mana-mana dalam
berbagai bentuk antara lain: batu gamping / kapur, marmer, kulit kerang laut, mutiara, kapur tulis dan
sebagainya. Reaksi kimia yang mereaksikan karbondioksida dengan bahan kimia lainnya dapat
menghasilkan endapatn kalsium karbonat atau precipitate calcium carbonat (PCC) yang sangat penting
dalam produksi kertas dalam industri sebagai filler atau coated agent. PCC ini sangat disukai oleh bakteri
aerobik sehingga mudah tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan kertas yang tidak bagus.
Salah satu alternatif dalam menangani PCC 70% ini agar tidak ditumbuhi oleh bakteri aerobik adalah
dengan menambahkan Biotrol 120 ke dalamnya, karena Biotrol 120 dapat membunuh bakteri tersebut.
Efektifitas Biotrol 120 dalam membunuh bakteri aerob ini dapat ditentuka dengan menghitung jumlah
bakteri hidup yaitu menggunakan metode cawan tuang. Hasil yang ingin dicapai adalah untuk
mendapatkan jumlah Biotrol 120 yang optimal untuk ditambahkan ke dalam PCC 70 guna mencegah
pertumbuhan bakteri aerobik yang dapat merusak mutu dari PCC 70% tersebut sebagai bahan coating
untuk pembuatan art paper.

Kata kunci: biotrol 120, kalsium karbonat, bakteri aerobik.

PENDAHULUAN Produk yang sangat didambakan oleh


mesin pembuat kertas (paling tidak saat ini)
Kalsium karbonat (calcium karbonat) adalah suatu produk yang sangat khusus yang
adalah suatu komposisi kimia yang secara disebut MEGAFIL. Produk PCC ini unjuk
alamiah terdapat di mana-mana dalam berbagai kerjanya sangat baik pada mesin kertas karena
bentuk antara lain: batu gamping/kapur, merupakan suatu filler yang sangat baik. Ini
marmer, kulit kerang laut, mutiara, kapur tulis berarti bahwa mesin pembuat kertas dapat lebih
dan sebagainya. Reaksi kimia yang mereaksikan banyak lagi menambahkan produk ini ke dalam
karbondioksida dengan bahan kimia yang kertas yang dihasilkan, sehingga
lainnya dapat menghasilkan endapan kalsium memungkinkan mengurangi penggunaan bubur
karbonat atau precipitate calcium carbonate kayu (yang jauh lebih mahal) sementara kualitas
(PCC) yang sangat penting dalam produksi kertas tetap dipertahankan baik.
kertas dalam industri sebagai filler atau coated
agent. BAHAN DAN METODE
Dengan menggunakan teknik (metode)
pengendapan (precipitation) dapat dihasilkan Alat dan Bahan
bermacam-macam jenis kristal PCC yang
berbeda-beda. Teknologi ini berperan untuk Alat
mengontrol ukuran, bentuk (morphology), Oven, Vorteks, Autoklaf, Coulter
karakteristik permukaan (area permukaan dan Counter, Inkubator, Fermentor, Hot Plate.
sifat kimiawi) kristal serta mengontrol
komposisi dan karakteristik dasar kimia yang Bahan
dimiliki kristal dalam proses pembuatan kertas. PCC 70% (Precipitated Calcium
Carbonat) diperoleh dari industri kertas PT.
18
Pengaruh penambahan biotrol 120 ke dalam precipitated calcium carbonat
(Ribu Surbakti)

Indah Kiat Pulp and Paper Corporation – Tabel 1. Pengaruh penambahan Biotrol 120 ke
Perawang – Pekan Baru, Biotrol 120, PCA dalam Precipitated Calcium Carbonate
(Plate Count Agar), NA (Nutrien Agent), (PCC) terhadap pertumbuhan bakteri
Metanol, TSB (Trypticase Soy Broth) diperoleh aerobik
dari E Merck.
Konsentrasi Jumlah Bakteri (CFU /mL)
Biotrol 120 Minggu Minggu Minggu Minggu
Persiapan Media (%) Total
I II III IV
Media PCA ditimbang sebanyak 20 g,
0.25 80 168 296 196 740
dilarutkan dalam beaker glass berisi 1 liter
0.30 61 135 250 127 572
aquadest. Dipanaskan di atas hot plate sampai
0.35 47 50 83 58 238
larutan mendidih. Lalu dituang ke dalam tabung
0.40 25 166 239 159 589
reaksi masing-masing 15 ml, ditutup dengan
kapas lalu dibungkus dengan kertas. Kemudian 0.45 61 54 117 33 265

disterilkan dalam Autoklaf pada suhu 121oC,


tekanan 1 atm selama 15 menit. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa pada penambahan Biotrol 120
Persiapan Sampel dengan konsentrasi 0.35% ke dalam PCC 70%
Sebanyak 1 liter PCC 70% dimasukkan diperoleh jumlah total bakteri yang hidup
ke dalam alat fermentor modifikasi, ditambah selama 4 minggu jauh lebih sedikit yaitu
Biotrol 120 dengan masing-masing konsentrasi sebanyak 238 (CFU/mL) dibandingkan dengan
0.25, 0.30, 0.35, 0.40 dan 0.45%. Pada tiap konsentrasi yang lain. Semakin lama waktu
perlakuan diaduk dengan stirer dan diinkubasi inkubasi dari PCC 70% tersebut maka
selama 7, 14, 21 dan 28 hari. pertumbuhan bakteri semakin meningkat. Hal
ini disebabkan karena menurunnya daya kerja
Penentuan Jumlah Bakteri dengan Metode antimikrobial yaitu Biotrol 120 dalam
Cawan Tuang. menghambat pertumbuhan bakteri aerobik.
Pada hari ke-7, dari setiap sampel Namun setelah minggu IV pertumbuhan bakteri
diambil 1 ml, lalu dibuat pengenceran 10-1, 10-2, aerobik tersebut menurun, hal ini disebabkan
10-3 dan selanjutnya sesuai keperluan. bahan makanan yang tersedia dalam PCC 70%
Kemudian dari tiap pengenceran ditanam ke semakin menurun atau bahkan habis sehingga
media PCA dengan metode Cawan Tuang. tidak cukup bagi pertumbuhan bakteri
Diinkubasi dan dihitung jumlah bakteri pada selanjutnya.
tiap pengenceran dan dicatat sebagai data. Lalu
pengamatan diteruskan dan dilakukan KESIMPULAN
penanaman pada media PCA pada hari ke-14,
21 dan 28. Konsentrasi Biotrol 120 yang optimal
untuk ditambahkan ke dalam PCC 70% guna
HASIL DAN PEMBAHASAN mencegah pertumbuhan bakteri aerobik yang
dapat merusak mutu dari PCC 70% tersebut
Dalam penelitian ini diharapkan sebagai bahan coating untuk pembuatan art
konsentrasi Biotrol 120 yang digunakan sekecil paper adalah pada konsentrasi 0.35% dan
mungkin dengan daya hambat sebesar mungkin kombinasi perlakuan ulangan yang paling baik
sehingga dari segi ekonomisnya sangat besar adalah pada Biotrol 120 dengan konsentrasi
pengaruhnya bagi industri kertas yang 0.35% (B3) dengan waktu fermentasi 3 minggu
menggunakan PCC 70% sebagai bahan coating (L3)
dalam produksi kertas.
Dari hasil penelitian yang telah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan, secara umum dapat diketahui bahwa
variasi konsentrasi Biotrol 120 ke dalam Bibana W. 1994, “Analisis Mikroba di
Precipitated Calcium Carbonat (PCC) Laboratorium”, PT. Raja Grafindo
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan Persada, Jakarta, Halaman 47 – 57, 67 –
bakteri aerob yang berarti. 68.
Document. No. 002/MF/20/VII/97, 1997
“Material Safety Data Sheet Biotrol
120”, PT. Mega Formulatama, Pekan
BAru.
Ernest, FM and Harman, SM., 1989.
“Comparison of Several Bases in the

19
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 17-19

Bisulfite Pulping of Wood”, Canada.


Page 110 – 111.
HACH 1998. “World Headquarters” Hach
Company, Loveland, CO 80539 U.S.A.
ICIP, 1998, “Indonesia Cleaner
Industrial Production Program”
Kenji S., Akira Y. 1998, “Applied and
Environmental Microbiology”,
Department of Applied Chemistry,
Faculty of Enginering, The University of
Tokyo, Tokyo 133 – 0032, Japan. Page
3397 – 3402
Nilsson P. and Larsson KO., 1981. “Paper Web
Performance in a Press Nip”, Pulping and
Paper Mag. Of Canada. Page 438.
Norman N. Potter., 1986, “Food Science”,
Fourth Edition, Deperatment of Food
Science Cornell University Ithaca, New
York. Page 157.
Sumber. Initial Training Manual, 1997, “PT.
Indah Kiat Pulp and Paper Corporation”
Revisi Original, Halaman 3.
Sumber. RKI & RPI., 1998 “PT. Inti
Indorayon Utama”
Sumber. Sinar Mas Speciality Minerals 1997,
“PT. Indah Kiat Pulp and Paper
Corporation”, Perawang, Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai