Anda di halaman 1dari 2

Kelompok v

1. Imam Saputra
2. Irfan Dwi S
3. Irfan K
4. Kelvin A.P
5. M. Rizal A.P
6. M. Arif T.P

Makalah Tentang Musaqah , Muzara’ah Dan Mukhabarah


1. Musaqah
Musaqah adalah kerja sama antara pemilik kebun dan petani dimana sang pemilik
kebun menyerahkan kepada petani agar dipelihara dan hasil panennya nanti akan dibagi dua
menurut presentase yang ditentukan pada waktu akad.
Konsep musaqah merupakan konsep kerjasama yang saling menggantungkan antara
kedua belah pihak (simbiosis mutualisme). Tidak jarang para pemilik lahan tidak memiliki waktu
luang untuk merawat perkebunannya, sementara dipihak lain ada petani yang memiliki banayak
waktu luang namun tidak memiliki lahan yang bias digarap. Dengan adanya system kerja sama
musaqah, setiap pihak akan sama-sama mendapat manfaat.
Al-Musaqah berasal dari kata As Saqa. Diberi nama ini karena pepohonan penduduk
hijaz amat membutuhkan Saqi (penyiraman) dari sumur-sumur, karena itu diberi nama Musaqah
(penyiraman/pengairan).
 Hukum Musaqah
a. Hukum Musaqah Sahih
1. Segala pekerjaan yang berkenaan dengan pemeliharaan pohon diserahkan
kepada penggarap, sedang biaya yang diperlukan dalam pemeliharaan dibagi
dua.
2. Hasil dari musaqah dibagi berdasarkan kesepakatan,
3. Jika pohon tidak menghasilkan sesuatu, keduanya tidak mendapatkan apa-apa,
4. Akad adalah lazim dari kedua belah pihak,
5. Pemilik boleh memaksa penggarap untuk bekerja kecuali ada uzur,
6. Boleh menambah hasil dari ketetapan yang telah disepakati,
7. Penggarap tidak memberikan musaqah kepada penggarap lain kecuali jika di
izinkan oleh pemilik.
b. Hukum musaqah fasid
1. Mensyaratkan hasil musaqah bagi salah seorang dari yang akad,
2. Mensyaratkan salah satu bagian tertentu bagi yang akad,
3. Mensyaratkan pemilik untuk ikut dalam penggarapan,
4. Mensyaratkan pemetikan dan kelebihan pada penggarap,
5. Mensyaratkan penjagaan pada penggarap setelah pembagian
 Rukun musaqah
1. Shigat,
2. Dua orang yang akad (al-aqidain),
3. Objek musaqah (kebun dan semua pohon yang berbuah),
4. Masa kerja,
5. Buah.
2. Mukhabarah dan Muzara’ah
Menurut etimologi, muzara,ah adalah wazan “mufa’alatun” dari kata “az-zar’a” artinya
menumbuhkan. Sedangkan menurut istilah muzara’ah dan mukhabarah adalah:
a. Ulama Malikiyah; “Perkongsian dalam bercocok tanam”
b. Ulama Hanabilah: “Menyerahkan tanah kepada orang yang akan bercocok tanam atau
mengelolanya, sedangkan tanaman hasilnya tersebut dibagi antara keduanya.
c. Ulama Syafi’iyah: “Mukhabarah adalah mengelola tanah di atas sesuatu yang dihasilkan
dan benuhnya berasal dari pengelola. Adapun muzara’ah, sama seperti mukhabarah,
hanya saja benihnya berasal dari pemilik tanah.
Mukhabarah mempunyai pengertian yang sama, yaitu kerja sama antara pemilik sawah atau
tanah dengan penggarapnya, namun yang dipersoalkan disini hanya mengenai bibit pertanian
itu. Mukhabarah bibitnya berasal dari pemilik kebun, sedangkan muzara’ah bibitnya berasal dari
petani.
 Hukum muzara’ah dan mukhabarah
a. Hukum muzara’ah dan mukhabarah sahih
1. Segala keperluan untuk memelihara tanaman diserahkan kepada penggarap.
2. Pembiayaan atas tanaman dibagi antara penggarap dan pemilik tanah.
3. Hasil yang diperoleh dibagikan berdasarkan kesepakatan waktu akad.
4. Menyiram atau menjaga tanaman.
b. Hukum Muzara’ah dan mukhabarah fasid
1. Penggarap tidak berkewajiban mengelola.
2. Hasil yang keluar merupakan pemilik benih.
3. Jika dari pemilik tanah, penggarap berhak mendapatkan upah dari pekerjaannya
 Rukun muzara’ah dan mukhabarah
1. Ijab qabul (akad)
2. Penggarap dan pemilik tanah (akid)
3. Adanya obyek (ma’qud ilaih)
4. Harus ada ketentuan bagi hasil.

Anda mungkin juga menyukai