Tekananpanasdanmetodepengukurannya PDF
Tekananpanasdanmetodepengukurannya PDF
DI TEMPAT KERJA
HENDRA
DISAMPAIKAN PADA
Temperatur lingkungan
Sumber (Fundamental of Industrial Hygiene 5th edition, Chapter 12, Thermal Stress)
Gambar 3. Normal responses to heat stress exposures and how they can lead to heat-related disorders
KONSEP PENGUKURAN
Pengukuran temperatur lingkungan kerja maupun pajanan panas personal dilakukan
dengan memperhatikan alasan berikut: (ACGIH, 2007)
a. Asesmen secara kualitatif terhadap pajanan panas di tempat kerja mengindikasikan
adanya kemungkinan terjadinya tekanan panas.
b. Apabila terdapat informasi atau laporan tentang ketindaknyamanan berkaitan
dengan tekanan panas di tempat kerja.
c. Penilaian secara profesional (professional judgment) mengindikasikan adanya
kondisi terjadinya tekanan panas.
2. Suhu basah alami dan bola (Natural wet bulb temperature) - Tnwb
Pengukuran suhu basah alami dilakukan dengan menggunakan termometer yang
dilengkapi dengan kain katun yang basah. Untuk mendapatkan pengukuran yang
akurat, maka sebaiknya menggunakan kain katun yang bersih serta air yang sudah
disuling (distilasi).
5. Kecepatan Angin
Kecepatan angin sangat penting perannya dalam proses pertukaran panas antara
tubuh dan lingkungan khususnya melalui proses konveksi dan evaporasi. Kecepatan
angin umumnya dinyatakan dalam feet per minute (fpm) atau meter per second
(m/sec).
Kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Terdapat dua jenis
anemometer yaitu: a) vane anemometer dan b) thermoanemometer. Perbandingan
kedua termometer tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Perbandingan vane anemometer dan thermo anemometer dalam pengukuran
kecepatan angin
Pada saat ini peralatan untuk mengukur temperatur di lingkungan kerja sudah
sangat modern dan mampu mengukur berbagai indikator dalam satu alat. Gambar
berikut adalah contoh beberapa alat pengukuran temperatur lingkungan yang bisa
mengukur suhu kering, suhu basah alami dan bola, suhu radian, dan kelembaban
secara terintegrasi.
METODE PENGUKURAN
Dalam melakukan pengukuran temperatur lingkungan dan pajanan panas personal
di tempat kerja beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
• Penentuan sampel
• Langkah pengukuran
• Kalkulasi hasil pengukuran
Dari tiga alasan di atas, adanya pekerja yang melaksanakan pekerjaan dan
berpotensi mengalami tekanan panas merupakan alasan yang penting untuk layak
atau tidaknya suatu area dijadikan sebagai titik pengukuran. Suatu lingkungan kerja
yang mempunyai sumber panas dan/atau terpajan panas bukan prioritas untuk
diukur apabila di area tersebut tidak ada pekerja yang bekerja dan berpotensi untuk
mengalami tekanan panas.
Aspek lain yang harus diperhatikan adalah jumlah titik pengukuran. Tidak ada
formula yang baku untuk menentukan berapa jumlah titik pengukuran pada suatu
area yang mempunyai panas yang tinggi. Secara umum jumlah titik pengukuran
dipengaruhi oleh jumlah sumber panas dan luas area yang terpajan panas yang
mana terdapat aktivitas pekerja di area tersebut. Secara professional judgment kita
boleh saja menetapkan setiap area dengan luas 5 x 5 meter diwakili oleh 1 (satu)
titik pengukuran. Namun pendekatan yang umum digunakan untuk menentukan
suatu titik pengukuran adalah area yang panas yang merupakan zona aktivitas dan
pergerakan pekerja selama bekerja di area tersebut. Selama kita yakin bahwa semua
area kerja yang mempunyai indikasi menyebabkan tekanan panas pada pekerja
sudah diukur, maka jumlah titik pengukuran yang diperoleh dianggap cukup.
2. Lama pengukuran
Berdasarkan SNI- 16-7061-2004 tentang Pengukuran iklim kerja (panas) dengan
parameter indeks suhu basah dan bola tidak dijelaskan berapa pengukuran
dilakukan pada setiap titik pengukuran. SNI-16-7061-2004 hanya menyatakan
bahwa pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali selama 8 jam kerja, yaitu pada awal
shift, tengah shift, dan di akhir shift.
Menurut OSHA Technical Manual lama pengukuran indeks WBGT dapat
dilakukan secara kontinyu (selama 8 jam kerja) atau hanya pada waktu-waktu
paparan tertentu. Pengukuran seharusnya dilakukan dengan periode waktu minimal
60 menit. Sedangkan untuk pajanan yang terputus-putus minimal selama 120 menit.
3. Langkah pengukuran (Contoh pengukuran dengan menggunakan Questempo 34)
a) Tahap persiapan
Beberapa hal yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:
• Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain: Questempo 34, Tripod
kamera, aquadest, kain katun, dan baterai yang sesuai.
• Pastikan alat dalam kondisi baik dan berfungsi dengan benar serta masih
dalam masa kalibrasi, terutama Questempo 34.
• Periksa apakah daya baterai pada alat masih memadai. Lihat petunjuk pada
buku manual alat tentang minimal daya baterai yang diperkenankan.
• Lakukan kalibrasi internal dengan alat kalibrasi yang tersedia. Pastikan
bahwa perbedaan pembacaan dengan ukuran pada kalibrasi tidak lebih dari
0,5.
• Kemudian lakukan pengaturan pada alat dengan mengikuti petunjuk pada
buku manual. Beberapa aspek yang diatur adalah: tanggal, waktu, bahasa,
satuan pengukuran, logging rate, heat index. Pastikan bahwa semua
pengaturan sesuai dengan ketentuan.
• Pasang alat pada tripod kamera dan bawa alat ke lokasi atau titik
pengukuran.
b) Tahap pengukuran
• Letakkan alat pada titik pengukuran dan sesuaikan ketinggian sensor
dengan kondisi pekerja. Lihat buku manual.
• Buka tutup termometer suhu basah alami dan tutup ujung termometer
dengan kain katun yang sudah disediakan. Basahi kain katun dengan
aquadest secukupnya sampai pada wadah tersedia cukup aquadest untuk
menjamin agar termometer tetap basah selama pengukuran.
• Nyalakan alat dan biarkan alat selama beberapa menit untuk proses
adaptasi dengan kondisi titik pengukuran. Waktu untuk adaptasi terdapat
pada manual.
• Setelah melewati masa adaptasi, aktifkan tombol untuk logging atau proses
penyimpanan data dan data temperatur lingkungan akan disimpan di dalam
memori alat berdasarkan kelipatan waktu yang digunakan (logging rate).
Waktu pengukuran mulai dihitung sejak proses logging berjalan.
• Biarkan alat di titik pengukuran sesuai dengan waktu pengukuran yang
diinginkan.
• Bila telah selesai, non aktifkan fungsi logging dan kemudian alat bisa
pindah ke titik pengukuran yang lain atau data yang ada sudah bisa
dipindahkan ke komputer atau di cetak/print.
• Bila pengukuran dilanjutkan ke titik pengukuran yang lain tanpa harus
melakukan pemindahan data, maka langkah pengukuran diulang dari
langkah ketiga.
2. Langkah pengukuran
a) Tahap persiapan
Beberapa hal yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:
• Pastikan alat ukur yang digunakan berfungsi, dalam kondisi baik, dan
masih dalam masa kalibrasi.
• Lakukan pengaturan alat sesuai dengan buku petunjuk pengoperasian dan
kriteria pengukuran yang diinginkan.
• Lakukan kalibrasi sesuai dengan buku petunjuk pengoperasian
• Pasang alat ukur pada pekerja sesuai dengan posisi dan cara pemasangan
yang benar menurut buku petunjuk pengoperasian
• Beritahu pekerja hal-hal yang harus diperhatikan selama proses
pengukuran.
b) Tahap pengukuran
Setelah alat terpasang dengan benar, maka selanjutnya adalah sebagai berikut:
• Aktifkan alat dan proses pengukuran mulai dilakukan
• Pastikan bahwa pekerja bekerja sesuai dengan aktivitas yang biasa
dilakukan.
• Bila pengukuran telah selesai, matikan alat dan lepaskan alat dari tubuh
pekerja.
c) Tahap setelah pengukuran
• Data hasil pengukuran dapat segera diketahui dengan memindahkan alat ke
komputer, di cetak, atau dibaca langsung pada alat sesuai dengan
spesifikasi alat.
Tabel 4. Paparan panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB (dalam oC WBGT)
Alokasi
waktu untuk WBGT (Nilai WBGT dalam oC) Batas tindakan (Nilai WBGT dalam oC)
siklus kerja
dan Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat
pemulihan Berat Berat
75-100 % 31.0 28.0 - - 28.0 25.0 - -
50-75% 31.0 29.0 27.5 - 28.5 26.0 24.0 -
25-50% 32.0 30.0 29.0 28.0 29.5 27.0 25.5 24.5
0- 25% 32.5 31.5 30.0 30.0 30.0 29.0 28.0 27.0
DAFTAR PUSTAKA
1. ACGIH, TLVs and BEI 2007
4. Industrial Environment it’s Evaluation and Control, Chapter 31, Thermal Standard
and Measurement Techniques
6. SNI 16-7061-2004, Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu
basah dan bola