Anda di halaman 1dari 7

MANUSCRIPT

LAPORAN SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN


SHARING JOURNAL

“Evaluasi Perawatan Trauma Menggunakan Metode Triss : Aplikasi Disesuaikan


Dengan Tingkat Kesalahan Klasifikasi dan W-statistik”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Departement Emergency

Oleh :

Isty Octavia K 140070300011147


Kadek Nova P. D 140070300011149
Adinda Mawada R 140070300011174
Krisna Widya B 140070300011156
I Ketut Yoga S 140070300011175
Kadek Kusuma W 140070300011157
Anisah Puspita S 140070300011144
Feronicha Gadis M 140070300011153
Achmad Zahriar. B. S 140070300011129

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Manuscript
Sharing journal

Evaluasi Perawatan Trauma Menggunakan Metode Triss : Aplikasi Disesuaikan Dengan


Tingkat Kesalahan Klasifikasi dan W-statistik
Program Profesi Ners, Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya

LATAR BELAKANG sakit menggunakan metode Triss, biasanya


Major trauma atau cedera akibat dihitung dengan W - statistik yang mewakili
trauma masih menjadi salah satu penyebab jumlah pasien bertahan hidup kurang atau
kematian terbanyak di dunia. Jumlah lebih daripada metode Triss, dengan
kematian akibat kejadian trauma diseluruh menggunakan rumus: W = 100 *
dunia mencapai angka 16.000 orang setiap [(kelangsungan hidup diamati) - (diprediksi
harinya, sehingga kurang lebih terdapat 5,8 bertahan)] / total jumlah pasien
juta jiwa yang meninggal akibat trauma (Demetriades et al, 2010).
setiap tahunnya dan diprediksi pada tahun
2020 terdapat 8,4 juta jiwa yang meninggal TUJUAN

akibat trauma (Trauma Audit and Research Tujuan dari penelitian pada jurnal ini

Network University of Manchester, 2010). Di adalah untuk menganalisis interaksi antara

Indonesia pada tahun 2011, jumlah kejadian tingkat kesalahan klasifikasi TRISS dan w-

trauma sebanyak 108.696 jiwa dengan statistik untuk menyesuaikan parameter

korban meninggal sebanyak 31.195 jiwa agar mendekati ketepatan ketika

(BPS, 2011). mengevaluasi memiprediksi dan mengamati

Dalam dua dekade terakhir literatur hasil trauma.

mengenai sistem penilaian trauma masih


METODE
menjadi masalah yang aktual, bahkan tiga TRISS adalah suatu metode yang
artikel terbanyak yang dikutip dari jurnal umum digunakan untuk mengevaluasi
trauma adalah mengenai scoring trauma kriteria hasil trauma yang mana dapat
(Ollerton JE, 2005). memperkirakan kemungkinan pasien
Metode Triss dikaji dengan trauma dapat bertahan hidup atau tidak.
menganalisa : sensitivitas, spesifisitas, Selain itu, TRISS dapat digunakan untuk
positive predictive value (PPV), negative mengevaluasi kulaitas penatalaksanaan
predictive value (NVP), false positif, false trauma di rumah sakit. Evaluasi didapatkan
negatif, dan tingkat kesalahan klasifikasi. melalui W-Statistic. W-statistic prosentase
Tingkat kesalahan klasifikasi jumlah pasien yang terbukti dapat bertahan
(misclassification) merupakan jumlah dari hidup (actual survivors) dibandingkan
nilai-nilai false positif dan false negative dengan perkiraan pasien hidup oleh
dalam persentase dan merupakan indeks berdasarkan metode TRISS (predicted
terbaik dari nilai umum Triss. Ketika kita survivors). Skor perbedaan antara actual
mengevaluasi perawatan trauma di rumah survivor dan predicted survivor bergantung
pada kebenaran metode dan kualitas yang 90. Misclasification rate = (b+c)/N= (0 +
sesungguhnya dari pelayanan trauma yang 34)/163= 20.8% dan w- statistic = (b- c)/N=
diberikan. Unexpected survivor pada TRISS (0+34)/163= -20.8%. Perhitungan Ud (FN =
pada dasarnya menggambarkan suatu error c value) talah dipertimbangkan bahwa c1=
dari hasil prediksi TRISS, akan tetapi Pd = 30 dan c2 = nonPd = 4. Jadi Adjusted
sesungguhnya di lapangan hal ini dapat misclassification rate = (b+c-Pd)/N= (0+34-
diterima, sebab menggambarkan hasil 30)/163 =2.4 % sedangkan Adjusted w- stat
penatalaksanaan trauma yang lebih baik = (b-Pd)/N = (0-30)/163 = -18.4 %. Hal ini
dibandingkan dari apa yang dipredisi oleh menunjukan bahwa metode yang digunakan
TRISS. Demikian pula unexpected death hampir mendekati prediksi hasil trauma
yang menggambarkan hasil eror yang tidak (misclassification rate secara signifikan
baik, sebab pasien yang diprediksi dapat turun dari 20.8 % sampai 2.4 %), tetapi
bertahan hidup oleh TRISS justru tidak terdapat kekurangan dalam perawatan
dapat bertahan hidup di lapangan (Sadik, et trauma (w- statistic meskipun telah
al, 2009). disesuaikan hasilnya masih negatif : -18,4)
ANALISA DATA (Sadik, et al, 2009).
Untuk mengetahui kesalahan
klasifikasi metode TRISS dapat disesuiakan PEMBAHASAN
dengan perhitungan: (b+c-Pd)/N, masng - TRISS adalah suatu metode yang
masing (FP+FN - Pd)/N atau (Us+Ud- umum digunakan untuk mengevaluasi
Pd)/N. Jika b = FP = 0. Dibandingkan kriteria hasil trauma yang mana dapat
dengan w – statistic. Pernyesuaian ini dapat memperkirakan kemungkinan pasien
menciptakan nilai yang lebih benar dan trauma dapat bertahan hidup atau tidak.
mendekati tingkat kualitas yang sebenarnya Selain itu, TRISS dapat digunakan untuk
dari institusi perawatan trauma dimana mengevaluasi kulaitas penatalaksanaan
institusi tersebut menggunakan metode trauma di rumah sakit. Evaluasi didapatkan
evaluasi ini. Ketika b = FP= 0 (no unexpecte melalui W-Statistic. W-statistic prosentase
survivors) dan adjusted w – statistic jumlah pasien yang terbukti dapat bertahan
merupakan nilai negatif dari Pd: (-Pd/N) hidup (actual survivors) dibandingkan
(Sadik, et al, 2009). dengan perkiraan pasien hidup oleh
Hasil analisa trauma tahun 2002 di berdasarkan metode TRISS (predicted
salah satu rumah sakit dari 163 pasien survivors). Skor perbedaan antara actual
mayor trauma 90 pasien dapat bertahan survivor dan predicted survivor bergantung
hidup dan 73 pasien meninggal dunia. pada kebenaran metode dan kualitas yang
Semantara dengan mengguanakan TRISS sesungguhnya dari pelayanan trauma yang
metod 124 dapat bertahan dan 39 diberikan. Unexpected survivor pada TRISS
meninggal. Semua yang dipediksi pada dasarnya menggambarkan suatu error
meninggal menggunakan metode TRISS dari hasil prediksi TRISS, akan tetapi
sudah meninggal. Jadi a=39, b=0, c= 34, d = sesungguhnya di lapangan hal ini dapat
diterima, sebab menggambarkan hasil yang dimasukan dalam formula ISS dan
penatalaksanaan trauma yang lebih baik apabila semua bagian tubuh mempunyai
dibandingkan dari apa yang dipredisi oleh score 6 (tidak bisa dipertahankan) secara
TRISS. Demikian pula unexpected death otomatis score ISS menjadi 75 dan
yang menggambarkan hasil eror yang tidka merupakan score tertinggi (Rapsang &
baik, sebab pasien yang diprediksi dapat Devajit, 2015).
bertahan hidup oleh TRISS justru tidak
AIS (Abbreviated Injury Scale) Score
dapat bertahan hidup di lapangan (Sadik, et
al, 2009). AIS menilai enam anatomis yang
terkena defek dari trauma. Scoring
APLIKASI JURNAL DI INDONESIA diberikan mulai dari 1 apabila terjadi
Penerapan penilaian trauma defek minor sampai score 6 untuk
menggunakan TRISS akan lebih mudah defek yang tidak bisa diselamatkan
dilakukan dengan menggunakan aplikasi (Rapsang & Devajit, 2015; Salim,
yang sudah secara otomatis 2015).
memformulasikan komponen-komponen AIS Injury
score
penilaian. Adapun komponen-komponen
0 Tidak ada cedera
penilaian itu terdiri dari beberapa trauma
1 Cedera minor
score seperti ISS ( injury severity score) 2 Cedera sedang
yang menggunakan penilaian AIS 3 Cedera serius, tidak
(abbreviated injury scale) score dan RTS mengancam nyawa
4 Cedera berat, survival
(revised trauma score). Dengan demikian
expected
diperlukan kemampuan tenaga kesehatan
5 Cedera kritis, survival daubtful
untuk menilai keadaan pasien trauma yang 6 Cedera fatal
disesuiakan dengan kriteria instrumen Tabel 1. Score AIS
penilaian (Sadik et al, 2009)
RTS ( Revised Trauma Score)
ISS (Injury Severity Score) RTS merupakan sistem scoring
ISS merupakan penilaian terhadap yang menilai fisiologis tubuh yang
trauma menggunakan defek yang terjadi diakibatkan oleh trauma. Terdiri dari tiga
pada bagian anatomi tubuh. Penilaian ini komponen yang dinilai yaitu, kesadaran
dipergunakan untuk pasien yang mengalami (GCS), tekanan darah sistole dan frekuensi
multiple injuries. Bagian anatomi yang dinilai pernafasan. RTS diformulasikan dengan
berdasarkan kriteria AIS, yaitu ada enam koefisien yang didaptakan dari hasil uji
bagian tubuh yang dinilai anatar lain : regresi multiple faktor yang terjadi pada
kepala, wajah, dada, perut, ekstremitas pasien trauma (Sloan et al, 2012).
termasuk pelvis dan eksternal diluar bagian
TRISS ( Trauma- Injury Severity Score)
tubuh yang disebutkan. Kemudian diambil
TRISS merupakan scoring yang
tiga score yang paling besar atau parah
digunakan untuk menganalisis kemungkinan
hidup (Ps) pasien trauma berdasarakan 37OC. Hematoma pada bagian kepala
belakang, luka memar pada bibir atas
score RTS dan ISS yang diformulasikan
dan pelipis kanan, tidak ada trauma
dengan koefisien dan indeks usia. Koefisien pada dada, tidak ada trauma abdomen,
terdapat fraktur terbuka 1/3 distal cruris
pada formula TRISS diturunkan dari regresi
sinistra dengan perdarahan ±500 cc,
multiple analisis dari database Major mual (+), muntah (+).
Trauma Outcome Study (MTOS). Indeks
Kasus 2
usia yang digunakan adalah 0 untuk usia
Ny. P usia 55 tahun jatuh dari
<55 dan 1 untuk ≥55 (Sadik et al, 2009;
sepeda motor setelah diserempet bus
Norouzi et la, 2013). ketika menyalip dari arah kiri. Klien
mengeluh nyeri skala 7 pada daerah
Dari semua formula yang menilai paha kiri dan lengan atas sebelah kiri.
Tampak luka pada paha kiri ±5cm,
kemungkinan hidup pada pasien trauma perdarahan (+) ± 150 cc, krepitasi (+),
bisa menggunakan TRISS, seperti yang tampak fragmen fractur (+). Pada lengan
atas tangan kiri terdapat deformitas (+),
sudah diterapkan beberapa rumah sakit di
luka terbuka (-). GCS 456, TD 190/100
Indonesia. Dari hasil jurnal yang kami mmHg, N 89 x/menit, RR 28 x/menit, S
37oC. Tampak jejas pada dahi, edema
dapatkan, terdapat salah satu rumah sakit di
(+) krepitasi (+) pada clavicula sisnistra,
Indonesia yang telah menggunakan sistem tidak ada trauma pada abdomen. Mual (-
penilaian trauma dengan sistem TRISS yaitu ) muntah (-).

Rumah Sakit dr. Drajat Prawiranegara yang Kasus 3


terletak di Serang, Banten (Salim, 2015).
Tn. A usia 27 tahun terjatuh
dari sepeda motor setelah diserempet
Sample Kasus mobil dari arah kiri. Klien mengeluh
nyeri pada kepala skala 4 diseluruh
Kasus 1 bagian kepala, muntah darah (+),
pemeriksaan fisik tampak luka robek
Tn. A usia 20 tahun mengalami di dagu panjang ± 4cm kedalaman ± 1
kecelakaan lalulintas jatuh dari sepeda cm, luka robek pada sudut bibir kiri ±
motor karena disrempet dari arah 1cm dan luka robek pada pelipis
samping. Klien mengeluh nyeri skala 7 kanan ± 3cm. GCS 456, TD 130/80
pada kaki kiri dan nyeri skala 4 pada mmHg, N 90 x/menit, RR 28 x/menit, S
kepala. Dengan pemeriksaan fisik 36,5oC. Tidak ada trauma pada dada
sebagai berikut : GCS 456, TD 110/70 dan abdomen.
mmHg, N 92 x/menit, RR 22 x/menit, S

Pembahasan kasus

AIS/ISS RTS TRISS


Anatomi Score Kriteria Nilai Usia Index usia
kepala 3 GCS 15 20 tahun 0
wajah 2 Sistole 110 mmHg
CALCULATOR TRISS (trauma.org)
dada 0 RR 22 x/menit
abdomen 0 ISS 22
ekstremitas 3 RTS 7,84
eksternal 1 TRISS 98,3 %
Tabel 2. Pembahasan kasus 1
AIS/ISS RTS TRISS
Anatomi Score Kriteria Nilai Usia Index usia
kepala 0 GCS 15 55 tahun 1
wajah 0 Sistole 190 mmHg CALCULATOR TRISS
dada 3 RR 28 x/menit (trauma.org)
abdomen 0 ISS 26
ekstremitas 4 RTS 7,84
eksternal 1 TRISS 87,8 %
Tabel 3. Pembahasan kasus 2

AIS/ISS RTS TRISS


Anatomi Score Kriteria Nilai Usia Index usia
kepala 2 GCS 15 27 tahun 0
wajah 3 Sistole 130 mmHg CALCULATOR TRISS
dada 0 RR 28 x/menit (trauma.org)
abdomen 0 ISS 14
ekstremitas 0 RTS 7,84
eksternal 1 TRISS 99,1 %
Tabel 4. Pembahasan kasus 3

Kasus 1 ototmatis nilai RTS tertinggi. Diformulasikan


dengan indeks usia didapatkan nilai TRISS
Dari hasil scoring AIS didapatkan
87,8 % atau dapat diartikan klien pada kasus
nilai ISS 22, dimana dihasilkan dari tiga
ini mempunyai kemungkinan bertahan hidup
anatomi yang mengalami efek dari trauma
sebesar 87,8 %
diantaranya, kepala cidera serius namun
tidak mengancam nyawa, wajah cidera Kasus 3
sedang dan pada bagian yng lain cidera
Dari hasil scoring AIS didapatkan
minor. Dari kriteria RTS didapatkan nilai
nilai ISS 14, dimana dihasilkan dari tiga
7,84, dimana dihasilkan dari tiga kriteria
anatomi yang mengalami efek dari trauma
yang menunjukan nilai normal sehingga
diantaranya, kepala cidera sedang, wajah
secara ototmatis nilai RTS tertinggi.
serius tidak menganccam nyawa dan pada
Diformulasikan dengan indeks usia
bagian yng lain cidera minor. Dari kriteria
didapatkan nilai TRISS 98,3 % atau dapat
RTS didapatkan nilai 7,84, dimana
diartikan klien pada kasus ini mempunyai
dihasilkan dari tiga kriteria yang menunjukan
kemungkinan bertahan hidup sebesar 98,3
nilai normal sehingga secara ototmatis nilai
%
RTS tertinggi. Diformulasikan dengan
Kasus 2 indeks usia didapatkan nilai TRISS 99,1 %
atau dapat diartikan klien pada kasus ini
Dari hasil scoring AIS didapatkan
mempunyai kemungkinan bertahan hidup
nilai ISS 26, dimana dihasilkan dari tiga
sebesar 99,1 %
anatomi yang mengalami efek dari trauma
diantaranya, dada cidera serius namun tidak Apabila ke tiga kasus dibandingkan
mengancam nyawa, ekstremitas cidera akan ditemui nilai TRISS atau kemungkinan
berat dan pada bagian yng lain cidera minor. bertahan hidup pada klien kasus 2 lebih
Dari kriteria RTS didapatkan nilai 7,84, rendah daripada klien di kasus 1 dan kasus
dimana dihasilkan dari tiga kriteria yang 3. Hal ini menunjukan indeks usia pada
menunjukan nilai normal sehingga secara formula TRISS berpengaruh pada hasil
prediksi (Sadik et al, 2009). Semakin tua Manchester, Alford, Manchester. DOI
usia klien akan menyebabkan prediksi 10.1007/978-0-387-89508-6_2. 13-
kemungkinan klien bertahan semakin buruk. 15.
Disamping pengaruh faktor usia, cidera Ollerton JE, Sugrue M: Citation classics in
pada regio femoral juga memperberat trauma. J Trauma 2005, 58:364-369.
kondisi klien karena terjadi perdarahan yang Norouzi V., Iraj F., Soodabe V., Majid. 2013.
tidak terkontrol. Namun pada penilaian ini Calculation of the probability of
didapatkan nilai RTS yang masih stabil, ini survival for trauma patients based on
diakibatkan trauma belum mempengaruhi trauma score and the injury severity
status hemodinamika tubuh dan score model in fatemi hospital in
membutuhkan penanganan lebih awal ardabil. Kashan University of Medical
(Sloan et al, 2012). Sciences. 2(1). 31-34.
Rapsang A,G., Devajit C,S. 2015. Scoring
KESIMPULAN
systems of severity in patients with
Dari berbagai studi hasil trauma
multiple trauma. Elsivier Espana.
tidak terelakkan menjadi elemen kunci untuk
93(4). 213-221.
mengevaluasi dan membandingkan hasil
Sadik, S Llullaku, et al. 2009. Evaluation of
antara berbagai institusi. Metode TRISS
Trauma Care Using TRISS Method:
terbukti memiliki peran penting dalam
the Role of Adjusted Misclassification
penelitian perawatan trauma.
Rate and Adjusted w-statistic. World

DAFTAR PUSTAKA Journal of Emergecny Surgery. Doi:


10.1186/1749-7922-4-2
Demetriades D, Chan L, Velmanos GV, Salim carolina. 2015. Sistem penilaian
Sava J, Preston C, Gruzinski G, Berne trauma. SMF Ilmu bedah RSUD dr.
TV: TRISS methodology: an Drajat Prawiranegara. 42(9). 702-708.
inappropriate tool for comparing Sloan E P., Max Koenigsberg, James M.
outcomes between trauma centers. J Clark, Amol Desai. 2012. The use of
Am Coll Surg 2010, 193:250-254. the revised trauma score as an entry
Lecky E., Omar B., et al. 2010. criterion in traumatic hemorrhagic
Epydemiology of polytrauma. Trauma shock studies: Data from the dclhb
Audit and Research Network, Salford clinical trials. Prehospital and Disaster
Royal Hospital, University of Medicine. 27(4).331-344.

Anda mungkin juga menyukai