Oleh:
Kelompok 27
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Penggunaan Obat secara Rasional
2.2 Prinsip Peresepan pada Bayi dan Anak
2.3 Pertimbangan Farmakokinetik pada Anak
2.3.1 Absorpsi
2.3.2 Distribusi
2.3.3 Metabolisme
2.3.4 Ekskresi
2.4 Pertimbangan Efek Terapetik dan Efek Toksik Obat
2.5 Dosis
2.5.1 Dosis Terapi
2.5.2 Dosis Minimum
2.5.3 Dosis Maksimum
2.5.4 Dosis Toksik
2.5.5 Dosis Letal
2.6 Perhitungan Dosis
2.6.1 Perhitungan berdasarkan Berat Badan
2.5.2 Perhitungan berdasarkan Umur
2.5.3 Perhitungan berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT)
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
tertentu (anak dan usia lanjut), serta pada kehamilan. Meskipun prinsip dasar
penyesuaian dosis serta pemilihan obat yang benar-benar tepat. Selain itu,
Dalam laporan praktikum ini akan dibahas pemakaian obat pada kelompok
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara perhitungan dosis
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya obat akan diresepkan bila memang diperlukan dan dalam
obat, kurang aman, pengobatan biaya tinggi, dan sebagainya. Dalam buku
Guide to Good Prescribing yang diterbitkan oleh WHO tahun 1994 telah
penanganan.
Langkah 2: Tentukan tujuan terapi
Tujuan terapi disesuaikan untuk setiap masalah atau diagnosis yang telah
keluarga pasien.
• Penanganan farmakologik
Sebuah resep obat berisi perintah dari penulisnya kepada apoteker sebagai
pihak yang menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis dengan
jelas, mudah dibaca dan memuat informasi nama dan alamat penulis resep,
tanggal peresepan, nama dan kekuatan obat, dengan singkatan dan satuan
yang baku, bentuk sediaan dan jumlahnya, cara pemakaian dan peringatan.
Nama, umur pasien serta alamat juga dicantumkan, kemudian dibubuhi paraf
pengobatan dan mempelajari cara minum obat yang benar. Informasi yang
pasien tentang apa yang harus dilakukan bila pengobatan tidak manjur.
Pemantauan aktif berarti pasien diminta datang kembali pada waktu yang
untuk memberi obat pada seorang anak harus diambil secara seksama dengan
indikator-indikator berikut:
a. Indikasi pemberian
Sebagian besar penyakit pada anak sebetulnya dapat sembuh sendiri tanpa
Pertama, hampir 90% kasus ISPA pada anak, tergolong ringan, dan
5 hari, dengan dosis, frekuensi dan cara minum yang kadang tidak jelas.
maka harga obat menjadi tidak terjangkau. Hal ini akan menjadi kendala
individual, dampak biaya ini mungkin tidak begitu besar. Tetapi jika
kesehatan seseorang tersita untuk obat yang sama sekali tidak diperlukan.
pada anak hendaknya tetap ditaati. Beberapa jenis obat, mutlak tidak boleh
diberikan pada bayi dan anak, beberapa lagi disertai peringatan dan
sini:
• Pemberian antibiotika untuk diare akut pada anak sama sekali tidak
beralasan. Anak yang diare memerlukan cairan bukan obat, dan oralit
dianjurkan pada bayi baru lahir karena dapat menggeser bilirubin dari
sindroma Reye.
kemungkinan risiko efek sampingnya juga jauh labih besar. Untuk itu
Pemberian obat secara oral adalah yang paling dianjurkan untuk anak.
sediaan cair, tablet, puyer, atau yang lain, perlu dipertimbangkan kondisi
Sejauh ini obat-obat yang diberikan per rektal sangat sedikit, mengingat
Pemakaian obat secara inhalasi mungkin kurang cocok untuk anak. Obat
bentuk ini memerlukan cara penyedotan yang konsisten dan dalam, yang
sulit diterapkan pada anak. Akibatnya, dikhawatirkan dosis obat yang
masuk tidak dapat konsisten pula. Untuk itu nebuliser lebih dapat diterima.
Penentuan dosis obat pada anak dapat dilakukan dengan mengacu buku-
e. Lama pemberian
harus diminum.
yang sifatnya akut dan dapat sembuh sendiri (self limiting diseases) dapat
sebab itu jangan abaikan kausa penyakit. Jika sudah tidak ada
Secara umum keberhasilan terapi tidak saja ditentukan oleh tepat dan
benarnya jenis obat yang diberikan hingga cara pemakainnya, tetapi juga
jelas dan mudah dipahami oleh orang tua si anak. Dengan melibatkan
peran orang tua dan pasien secara aktif dalam proses terapetik, maka
Pada anak, ketaatan minum obat ini umumnya tergantung pada ketaatan
orang tua dalam memberikan obat secara benar dan tepat. Tingkat
pendidikan dan informasi yang diterima orang tua anak ternyata juga
anak, baik mengenai manfaat obat, cara, waktu dan lama pemberian, serta
dampak klinis yang mungkin terjadi jika obat tidak diminum sebagaimana
sebagaimana mestinya.
antara lain:
• Faktor obat
diberikan dalam bentuk cairan. Obat yang sulit ditelan (tablet terlalu
Oleh karena itu, kecuali obat-obat yang rusak oleh adanya makanan di
obat.
• Pola penyakit
tua si pasien.
Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan merangsang orang tua untuk
adalah pada penanganan diare. Dalam kasus ini orang tua hendaknya
memberitahu orang tua bahwa pemberian oralit pada diare adalah vital,
Demikian pula halnya dengan pasien atau orang tua pasien, seyogyanya
yang harus dilakukan jika setelah beberapa hari gejala tidak menghilang.
diberikan dan tindakan apa yang harus diambil jika hal itu terjadi(Bagian
2.3.1 Absorpsi
misalnya berat molekul, dan sifat lipofilik obat. Sifat fisikokimiawi obat
Pada neonatus, sekresi asam lambung relatif rendah, tetapi apakah ini
mencapai nilai normal seperti pada dewasa. Pada tahap ini obat yang
anak, terutama jika terdapat ekskoriasi kulit atau luka bakar. Dengan
keadaan ini absorpsi obat menjadi sangat tidak teratur dan sulit
diduga oleh karena obat mungkin masih tetap berada di otot dan
• Gerakan peristaltik usus bayi baru lahir relatif belum teratur, tetapi
jumlah obat yang diabsorpsi menjadi lebih besar, yang ini memberi
singkat.
2.3.2 Distribusi
• Barier darah otak pada bayi baru lahir relatif lebih permeabel. Hal ini
• Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi (neonatus) dan
baru mencapai nilai normal pada umur 1 tahun. Hal ini oleh karena
kern-ikterus.
2.3.3 Metabolisme
hepar pada bayi baru lahir + 2 kali dibandingkan anak usia 10 tahun.
paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan
2.3.4 Ekskresi
Umumnya GFR pada anak adalah sekitar 30-40% dewasa. Oleh karena
itu, pada anak obat dan metabolit aktif yang diekskresi lewat urin
jika diagnosis kerja telah ditegakkan dan keputusan pemberian obat telah
diambil, perlu pula dipikirkan dampak apa yang sekiranya terjadi pada
besar praktisi medik, obat ini dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi anak,
sehingga mudah dikendalikan dan tertarik pada hal- hal yang bermanfaat
penggunaan obat ini tidak lepas dari risiko efek samping. Efek samping
arah kenakalan anak) hingga sampai kejang. Sayangnya efek samping ini
sering luput dari perhatian praktisi medik maupun orang tua pasien.
Segi lain yang perlu diperhatikan adalah obat-obat dengan lingkup terapi
yang optimal dari teofilin tercapai jika konsentrasinya dalam darah antara 7,5-
secara individual perlu dilakukan. Lagi pula pada pemberian teofilin dalam
jangka panjang, perlu dilakukan pemeriksaan kadar obat dalam darah(Bagian
2.5 Dosis
dipakai sebagai obat dalam maupun luar. Macam-macam dosis, antara lain:
Dosis terapi dalah sejumlah dosis atau takaran obat yang diberikan
dihitung jumlah hewan yang tidur setengah jam setelah obat diberikan.
disebut ED50. Dosis yang menyebabkan efek tidur pada 10% hewan
percobaan disebut ED10 dan mngkin saja ada ED1. ED20. ED99.
ED100.
untuk orang dewasa yang berumur 20-60 tahun dengan bobot badan 58-
karena respons tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat
keracunan pada penderita dan hewan percobaan. Dalam hal ini, yang
disebut TD10, dan mungkin saja ada TD1. TD20, TD99, TD100
Dosis letal dalah dosis (takaran) obat dalam keadaan biasa dapat
Sekali lagi perlu ditekankan di sini bahwa penentuan dosis obat pada anak
juga digunakan. Untuk penentuan dosis yang lebih adekuat pada anak
pedoman terapi pada anak lainnya. Dalam keadaan terpaksa, dapat melihat
Jika informasi ini tidak ditemukan, penghitungan dosis perhitungan dosis bayi
badan, atau luas permukaan badan. Saat ini perhitungan dosis bayi dan anak
berdasarkan usia orang dewasa jarang dilakukan. Yang saat ini dipakai adalah
badan sebenarnya, perhitungan inilah yang dianggap paling baik untuk saat
ini, karena perhitungan luas permukaan telah memperhitungkan bobot badan
𝑛 (𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) + 12
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
20
b. Rumus Catzel
KASUS
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan kejang ke UGD RSP.
dan kaki kanan-kiri. Lama kejang berkisar 1 menit dan berhenti sendiri. Keluhan
lainnya adalah demam sejak 3 hari yang lalu dengan suhu tinggi disertai batuk dan
4. 1 Pembahasan
mengalami kejang selama 1 menit lalu berhenti sendiri, kejang yang dialami
baru pertama kali, terdapat gejala demam disertai batuk dan pilek diduga anak
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 380 C) akibat
suatu proses ekstrakranial, biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun,
Perhitungan :
Paracetamol
Young
=(3 x 500)/(3+12)
=100 mg
Diazepam
Tatalaksana atau penanganan yang dapat diberikan untuk anak laki- laki
tersebut dapat diberikan obat golongan Antikonvulsan yaitu diazepam. Saat ini
diazepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase akut,
absorbsinya lambat. Apabila dating dalam keadaan kejang obat yang paling
dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
maksimal 20 mg.
Untuk keluhan demam pada anak dapat diberikan obat golongan Antipiretik
yaitu paracetamol dengan dosis dewasa 500mg. Paracetamol adalah obat yang
nama acetaminophen. Cara kerja obat ini adalah dengan cara menghambat
enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada system saraf pusat menjadi
dr. Iza
SIP No. 221/JU/2018
Kedaton No.21
Telp. 0721(21xxx)
Pro : Dika
Umur : 3tahun
Alamat :Kemiling, Bandar Lampung
DAFTAR PUSTAKA