Anda di halaman 1dari 6

Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 4, No.

2, Nopember 2015: 113 - 118


ISSN 1410 - 5675

PENGEMBANGAN PRODUKSI PERTANIAN LAHAN KERING


DENGAN SISTEM LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA)
DI DESA CIGADOG, DAN MANDALAGIRI KECAMATAN, LEUWISARI
KABUPATEN TASIKMALAYA

Nuraini, A., Yuwariah, Y. dan Rochayat, Y.


Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
E-mail: yuyun_yuwariahas@unpad.ac.id

ABSTRAK demografi wilayah sebagai berikut: secara geografis luas


Pengabdian kepada masyarakat program KKNM wilayahnya 5.416,55 ha, yang terdiri atas perukiman
PPMD Integratif Periode Januari-April 2014 dengan 210,45 ha, pertanian 2.298,00 ha, perkebunan 2,50 ha,
judul “Pengembangan Produksi Pertanian Lahan kolam 2.083,80 ha, alang-alang 2,50 ha, ladang 810,00
Kering dengan Sistem Low External Input Sustainable ha, dan lain-lain 9,30 ha. Batas administratif Kecamatan
Agriculture (LEISA) di Desa Cigadog dan Mandalagiri Leuwisari sebelah utara adalah Gunung Galunggung,
Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya” sebelah selatan adalah Kecamatan Singaparna, sebelah
telah dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan timur adalah Kecamatan Padakembang, dan sebelah
pengetahuan dan keterampilan petani dalam barat adalah Kecamatan Sariwangi.
mengembangkan pertanian di lahan kering dengan Prasarana perhubungan di Kecamatan Leuwisari
sistem LEISA. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa adalah: jalan kabupaten 12 km, kantor 27 gedung,
secara umum, program penyuluhan telah berhasil GOR 4, lapangan 11. Prasarana pendidikan yang ada
karena adanya peningkatan sasaran antara strategis di Kecamatan Leuwisari adalah: TK 3 buah, TPA 24,
dari tidak tahu menjadi tahu dan terampil, beberapa Madrasah 39, SD 20, MI 3, SMP 1, MTs 2, Panti
sasaran antara strategis yang diberi penyuluhan Sosial 1, dan Balai Pengobatan 1.
menyatakan ketertarikan untuk menggunakan sistem Desa Cigadog terletak di sekitar hutan dengan
LEISA dengan memenfaatkan potensi local untuk kontur tanah berbukit dan bergelombang, luas wilayahnya
produksi tanaman yang mereka usahakan khususnya sekitar 189,5 ha. Di sebelah utara Desa Cigadog berbatasan
di lahan kering, dan akan menularkan ilmunya ke dengan hutan lindung, di sebelah selatan dengan Desa
petani lainnya. Salah satu masalah yang masih menjadi Jayamukti, di sebelah timur dengan Desa Mandalagiri,
kendala dalam mendukung untuk merealisasikan dan di sebelah barat dengan Desa Linggamulya.
potensi tersebut adalah terbatasnya petugas penyuluh Desa Cigadog didominasi oleh lahan pertanian
pertanian yang harus melayani daerah yang cukup luas sehingga mata pencaharian sebagian besar penduduknya
sehingga pembinaan terhadap petani kurang maksimal adalah petani dan buruh tani. Jenis tanaman yang
sering ditanam adalah padi, kacang-kacangan, cabai,
Kata kunci: dan sayur-sayuran lainnya. Komoditas pertanian
tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi. Selain itu,
ABSTRACT pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat Cigadog
Community service program PPMD Integrative KKNM juga berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan
period from January to April 2014, with the title “ harian. Pekarangan biasanya ditanami dengan tanaman
Development of Dryland Agriculture Production Systems tahunan atau semusim; yang memiliki potensi ekonomi
with Low External Input Sustainable Agriculture ( LEISA yang cukup tinggi antara lain adalah kakao dan manggis.
) Cigadog village and sub-district Mandalagiri Leuwisari Desa Mandalagiri berada di kaki gunung
Tasikmalaya district “ has been implemented with the Galunggung yang berbatasan dengan Desa Cigadog
aim of improving the knowledge and skills of farmers in dan Jayamukti di sebelah barat, Desa Padakembang
develop agriculture in dryland with LEISA systems. The dan Desa Cisaruni di sebelah timur, Desa Ciawang
results showed that in general , counseling programs di selatan, dan Gunung Galunggung di sebelah utara.
have been successful because of the increase between the Lokasi dusun-dusunnya dimulai dari utara ke selatan
strategic objectives of not knowing to knowing and skilled , ialah Dusun Sukatani, DusunTaruju, Dusun Paniis,
some of the strategic objectives that were given counseling dan Dusun Cijambe.
expressed interest in using the system memenfaatkan Luas wilayah Desa Mandalagiri berkisar 315
LEISA the local potential for the production of plants that hektar. Lahan yang ada di Desa Mandalagiri, baik
they have earned , especially in dry land , and will pass on yang di hutan pegunungan maupun di kaki gunung
their knowledge to other farmers . One of the problems is Galunggung, dimanfaatkan oleh warga setempat
still a constraint in support to realize this potential is limited sebagai lahan pendapatan. Hutan yang ada di desa
agricultural extension officers to serve a wide area , thus itu termasuk hutan lindung dengan luas 90 hektar. Di
providing guidance to farmers less than the maximum Dusun Sukatani sebagian besar lahan digunakan untuk
berkebun, bertani, dan beternak. Para warga akan
Key words: menggunakan lahan di sekita rumah dan di daerah
pegunungan. Hasil pertaniannya antara lain berupa
PENDAHULUAN buncis, mentimun, kacang panjang, dan bawang.
Sebagian besar wilayah Desa Cigadog dan
Desa Cigadog dan Mandalagiri merupakan Mandalagiri merupakan lahan kering yang sebagian
desa yang terletak di Kecamatan Leuwisari Kabupaten besarnya merupakan lahan pertanian. Mata pencaharian
Tasikmalaya. Kecamatan Leuwisari memiliki data masyarakat sebagian besar bertani. Komoditas yang
114 Pengembangan Produksi Pertanian Lahan Kering dengan Sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA)

banyak diusahakan adalah padi yang dibudidayakan pengembangan sistim LEISA. Prinsip-prinsip ekologi
pada lahan sawah, sedangkan lahan kering banyak dasar pada LEISA dapat dikelompokkan sebagai
ditanami tanaman pangan, sayuran, dan palawija. berikut.
Usaha pertanian pada saat ini telah banyak 1) Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi
menggunakan input bahan sintetik, baik pupuk pertumbuhan tanaman (dengan mengelola bahan
maupun pestisida organik. Salah satu alternatif organik dan kehidupan dalam tanah).
usaha pertanian yang ramah lingkungan adalah 2) Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan
Low External Input Sustainable Agriculture menyeimbangkan arus unsur hara (pengikatan
(LEISA). LEISA merupakan suatu acuan pertanian nitrogen daur ulang dan pemanfaatan pupuk luar).
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya 3) Mengelola iklim mikro, air, dan pengendalian
lokal dengan kombinasi komponen usaha tani erosi.
yang sinergistik serta pemanfaatan input luar 4) Meminimalkan serangan hama dan penyakit
sebagai pelengkap untuk meningkatkan efektivitas melalui cara yang aman.
sumberdaya dan meminimalkan kerusakan 5) Melengkapi dan memadukan penggunaan sumber
lingkungan (Asandhi dll., 2005). daya genetik yang mencakup penggabungan
Low External Input Sustainable Agriculture dalam sistim pertanian terpadu dengan tingkat
lebih menekankan efisiensi penggunaan faktor keanekaragaman fungsional yang tinggi.
prduksi yang ada untuk menciptakan pertanian yang
berkelanjutan. Adapun lima prinsip dari pertanian Bidang KKNM-PPMD yang kami usulkan
berkelanjutan yaitu kemantapan secara ekologis, adalah peningkatan pendapatan petani dan kelestarian
keberlanjutan secara ekonomis, adil, manusiawi, dan lingkungan yang diupayakan melalui pelatihan sistem
luwes (Reintjes, 1999). LEISA dengan penggunaan sumber daya lokal baik
Untuk meningkatkan produksi pertanian yang benih, pupuk organik, maupun pestisida organik.
berkelanjutan dan ramah lingkungan di Desa Cigadog
dan Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten
Tasikmalaya Jawa Barat perlu dilakukan dengan BAHAN DAN METODA
sistem LEISA. Kelompok sasaran dari kegiatan
ini adalah kelompok tani, kelompok pemuda, dan Kerangka Pemecahan Masalah
kelompok PKK. Kelompok pemuda diharapkan Evaluasi dilakukan tiga kali sebagaimana
sebagai sarana “transfer of knowledge” agar teknologi diuraikan berikut ini.
itu dimanfaatkan lebih lanjut. 1) Evaluasi awal dilakukan untuk mengetahui posisi
Beberapa prinsip ekologi mendasar pengetahuan petani tentang penggunaan benih
dapat dijadikan sebagai acuan di dalam proses bersertifikat.

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah


Nuraini, A., Yuwariah, Y. dan Rochayat, Y. 115

2) Evaluasi proses dilakukan pada saat perlakuan penyediaan waktu untuk mengikuti penyuluhan tetapi
untuk mengetahui kemajuan pengetahuan sasaran. juga penyediaan lahan untuk demplot, tenaga, dan
3) Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui sarana produksi tanaman pangan dan sayuran karena
keberhasilan perlakuan seperti dari tidak tahu hasilnya akan digunakan oleh petani sendiri.
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Keberlanjutan program dilakukan dengan terus
mengadakan pembinaan dan pendampingan dalam
Metode Pelaksanaan penerapan sistem LEISA untuk peningkatan produksi
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah para pangan palawija dan sayuran di lahan kering dalam
petani tanaman pangan dan sayuran di Desa Cigadog rangka menuju desa mandiri pangan.
dan Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten
Tasikmalaya dengan pembinaan secara langsung HASIL DAN PEMBAHASAN
pada petani untuk menggunakan benih bersertifikat
serta mampu melakukan produksi, pengolahan, dan Hasil yang Dicapai
penyimpanan benih. Kegiatan dilakukan di Balai Kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa
Pertemuan Desa dan di lahan percobaan (demplot Cigadog dan Mandalagiri dimulai dengan survey
partisipatif). Kegiatan dilakukan di Balai Pertemuan potensi desa untuk melihat potensi daerah dan kearifan
Desa Cigadog dan di lahan petani (demplot partisipatif). lokal yang bisa menunjang peningkatan pertanian lahan
Kegiatan dilakukan selama 4 bulan. kering dengan sistem Low External Input Sustainable
Kegiatan ini dilakukan dengan cara yang Agriculture (LEISA). Dari hasil survey dapat disimpulkan
berikut. bahwa kedua desa mempunyai potensi yang sangat besar
1. Survei potensi desa untuk pengembangan tanaman di lahan kering dengan
Survei dilakukan untuk mengetahui daerah mana tanaman pangan, palawija, dan sayuran.
pada desa ini yang mempunyai potensi untuk Berdasarkan hasil survey tersebut kemudian
dilaksanakannya kegiatan ini sehingga dari faktor- digali permasalahan dari petani, tokoh masyarakat
faktor yang menunjangnya, kegiatan ini bisa sukses maupun kepala desa. Dari hasil diskusi dengan
terlaksana. beberapa petani ini ada beberapa permasalahan yang
2. Pengumpulan data masih menjadi kendala dalam produksi tanaman di
Pengumpulan data dilakukan untuk mendata lahan kering, antara lain:
berapa masyarakat sasaran yang tertarik untuk 1) faktor alam yaitu: curah hujan yang tidak menentu;
ikut kegiatan. 2) penggunaan benih yang seadanya dari pertanaman
3. Penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan di balai sebelumnya dan belum menggunakan benih yang
Desa Cigadog yang dapat menampung orang cukup bersertifikat
banyak. Penyuluhan dilakukan menggunakan alat 3) teknik budidaya yang masih belum sempurna dan
bantu multimedia berupa note book dan infocus. cenderung turun temurun dengan menggunakan
4. Kegiatan percontohan (demonstrasi plot/demplot pupuk anorganik yang berlebihan yang ternyata
partisipatif) tidak semakin meningkatkan hasil, tetapi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, cenderung turun karena terjadi kerusakan tanah
kemudian dilakukan kegiatan percontohan di lahan akibat pemupukan anorganik yang berlebihan;
petani setempat penggunaan potensi local untuk 4) serangan hama dan penyakit; dan
meningkatkan pertanian lahan kering dengan sistem 5) penanganan pascapanen yang masih sederhana.
LEISA. Pembinaan dilakukan dengan memonitor
perkembangan demplot. Dari hasil diskusi tersebut dapat ditarik kesimpulan
5. Pembinaan bahwa masih ada potensi untuk meningkatkan hasil
Pembinaan lanjutan dilakukan bagi petani tanaman di lahan kering di Desa Cigadog dan Mandala-
meliputi: pembinaan aspek teknik budidaya, dan giri dengan sisten LEISA di antaranya dengan penggunaan
pemasaran benih bermutu dan pemanfaatan potensi lokal untuk
menunjang sistem LEISA. Di Desa Cigadog dan
Kelompok Sasaran Mandalagiri banyak terdapat potensi lokal yang dapat
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah para dimanfaatkan untuk sistem LEISA, di antaranya banyak
petani lahan kering di Desa Cigadog dan Mandalagiri peternakan baik itu ayam, kambing, dan sapi yang
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya kotorannya dapat digunakan untuk pupuk organic. Banyak
dengan pembinaan secara langsung pada petani untuk bahan yang dapat dibuat untuk kompos, dan juga banyak
menggunakan sistem LEISA. Kegiatan dilakukan di potensi untuk pembuatan pestisida nabati. Selain bahan-
Balai Desa dan di lahan percobaan (demplot partisipatif). bahan tersebut, pola tanam di lahan kering juga masih
Berdasarkan hasil penyuluhan dan pelatihan belum optimal dan masih dapat ditingkatkan misalnya
akan dilakukan kegiatan percontohan sistem LEISA dengan multiple cropping salah satunya dengan cara
di lahan kering supaya dihasilkan pertanian yang tumpang sari. Masalah-masalah itu merupakan topik-topik
berkelanjutan. yang didiskusikan dalam bentuk penyuluhan dan tanya
jawab yang diadakan pada pertemuan dengan petani.
Partisipasi Masyarakat Kegiatan penyuluhan di Desa Cigadog dan
Masyarakat berpartisipasi dari mulai penyuluhan, Mandalagiri dilaksanakan di Balai Desa Cigadog hari
pembuatan demplot, pemeliharaan tanaman pangan, Rabu, 22 Januari 2014, pada pukul 13.00 sampai 16.00
dan sayuran yang menggunakan benih bermutu. WIB. Pelaksanaan kegiatan agak mundur dari jadwal
Partisipasi masyarakat diharapkan tidak hanya dalam yang sudah ditentukan, penyuluhan baru dimulai pukul
116 Pengembangan Produksi Pertanian Lahan Kering dengan Sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA)

14.00, karena petani baru usai bekerja dari sawah atau banyak tanaman sayuran seperti kol, bunga kol, cabe,
kebun. Penyuluhan dihadiri oleh sekitar 40 orang, dan tomat mengalami serangan penyakit meskipun sudah
peserta kebanyakan dari Desa Cigadog sedangkan menggunakan benih bermutu. Faktor alam yang sulit
perwakilan dari Desa Mandalagiri hanya sekitar 10. dikendalikan dapat diatasi dengan pengaturan pola tanam
Yang hadir pada penyuluhan merupakan tokoh-tokoh yang harus disesuaikan dengan curah hujan.
masyarakat tani yang nantinya dapat menjadi agen Selain sudah ada beberapa petani yang meng-
penerus informasi untuk disebarkan kepada petani gunakan benih bersertifikat, cukup banyak petani yang
lainnya. Jumlah kehadiran peserta penyuluhan yang sudah menggunakan pupuk organik, tetapi mereka
cukup banyak menunjukkan bahwa antusiasme petani belum secara maksimal memanfaatkan potensi lokal
cukup tinggi untuk mendapatkan informasi baru dan untuk pupuk organik. Masih sedikit petani yang sudah
juga untuk berbagi pengalaman dalam bertani khususnya tahu penggunaan mikroorganisme yang efektif untuk
tanaman di lahan kering. meningkatkan kualitas pupuk organik. Penggunaan
Penyuluhan dibuka oleh kepala Desa Cigadog pestisida nabati masih sangat terbatas karena pengetahuan
yaitu Bapak Yayat, selanjutnya materi tentang perlunya mereka masih terbatas tentang pestisida nabati.
melaksanakan pertanian berkelanjutan dan sistem Dari hasil diskusi pada kegiatan penyuluhan ini
LEISA disampaikan oleh ketua Tim pengabdian yaitu dapat diketahui bahwa sebenarnya petani sudah banyak
Prof. Dr. Ir. Yuyun Yuwariah, M.S. yang tahu tentang penggunaan bahan-bahan organik
Penyuluhan dilanjutkan dengan materi tentang untuk pupuk maupun pestisida, tetapi kebanyakan petani
faktor-faktor yang dapat menunjang sistem LEISA di masih enggan menggunakannya karena lebih mudah
antaranya perlunya penggunaan benih unggul bermutu menggunakan pupuk dan pestisida buatan pabrik karena
tinggi, pemanfaatan pupuk organik yang ada di daerah sangat mudah didapat di kios-kios pertanian dengan
setempat, cara pembuatan pupuk organik dengan dosis yang lebih rendah dari bahan-bahan organik.
penggunaan mikroorganisme yang efektif yang dapat Namun, dengan penyuluhan bahwa penggunaan bahan-
mempercepat dan meningkatkan kualitas pupuk organik. bahan anorganik lama-kelamaan akan membahayakan
Penyuluhan disampaikan oleh Dr. Ir. Anne Nuraini. lingkungan baik itu tanah maupun tanamannya itu sendiri
Penyuluhan disampaikan menggunakan power point/ dan untuk keberlanjutan pertanaman di lahan kering,
slide show dan LCD. Penyuluhan dilengkapi dengan akhirnya mereka menyadari bahaya penggunaan bahan-
alat peraga berupa beberapa jenis benih bersertifikat bahan anorganik yang berlebihan dan tidak sesuai aturan
dengan berbagai kemasan, contoh-contoh pupuk akan mengganggu pertanian yang berkelanjutan dan para
organik baik padat maupun cairan, dan mikroorganisme petani mulai sadar bahwa masih banyak potensi lokal
efektif. Materi ditutup dengan penyampaian informasi yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
bagaimana cara budidaya tanaman pangan dan sayuran Dari segi pola tanam, pengetahuan petani masih
yang baik/GAP (Good Agriculture Practices). Materi sangat terbatas mengenai berbagai jenis multiple
penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 1. cropping, tetapi beberapa petani sudah melaksanakan
tumpang sari meskipun dengan jenis tanaman yang
Tabel 1. Materi Penyuluhan masih sangat terbatas. Dengan diberikannya penyuluhan
Pertemuan Materi Pokok Bahasan
tentang beberapa manfaat tentang multiple cropping yang
dapat meningkatkan produktivitas pertanian lahan kering,
1. Pertanian - Pengertian
Berkelanjutan
para petani mulai tergerak untuk melakukan beberapa
jenis multiple cropping.
2. LEISA -Prinsip-prinsip LEISA
Pembuatan demplot, penanaman benih ber-sertifikat,
3. Pemupukan -Kesuburan fisik, kimia dan dan pemeliharaan tanaman dilakukan oleh ketua dan
biologi
anggota kelompok tani di bawah arahan tim Pengabdian
-Pupuk organik : pupuk
kandang, pupuk hayati Masyarakat dan mahasiswa KKNM seperti yang telah
-Pupuk anorganik : Urea, dijelaskan pada penyuluhan. Dokumentasi kegiatan dapat
TSP, KCl dilihat pada Lampiran. Pelaksanaan kegiatan di Desa
-Manfaat unsur hara makro Cigadog dan Mandalagiri dapat dilihat pada Tabel 2.
dan mikro Yang menjadi faktor pendorong dalam kegiatan
-Cara pemupukan
ini adalah:
4. Pengendalian - Pestisida nabati 1) keingintahuan dari para peserta yang cukup
OPT
tinggi terhadap materi-materi penyuluhan yang
5 Penggunaan - Kelas benih dan warna label diberikan;
benih yang benih
bersertifikat - Proses Sertifikasi Benih
2) antusiasme dan partisipasi aktif dari para peserta
dalam mengikuti kegiatan;
6. Penggunaan - Pupuk organik, penggunaan
3) sarana produksi pertanian (saprotan) yaitu: benih
potensi mikroorganisme lokal,
lokal untuk pestisida nabati, pola tanam tanaman pangan dan sayuran, bahan-bahan untuk
mendukung pupuk maupun pestisida organik yang mudah
sistem LEISA didapat dari local setempat;
4) adanya lahan untuk demplot yang representatif;
Dari diskusi dengan petani terungkap bahwa ada 5) peranan Kepala desa dan mahasiswa KKNM yang
juga petani yang sudah menggunakan benih bermutu tetapi sangat menunjang kegiatan ini; dan
hasilnya masih kurang memuaskan. Hal itu disebabkan oleh 6) ruang pertemuan yang cukup memadai untuk
faktor cuaca yang saat ini agak sulit diprediksi karena terjadi diadakannya penyuluhan menggunakan multimedia
curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan berupa laptop dan infokus.
Nuraini, A., Yuwariah, Y. dan Rochayat, Y. 117

Yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan dapat diukur dari pertanyaan-pertanyaan/kuosioner
ini adalah: sederhana yang dilakukan sebelum dan sesudah
1) padatnya kegiatan rutin petani di Desa Cigadog kegiatan penyuluhan seperti terlihat pada Tabel 3.
dan Mandalagiri, sehingga kurang tersedianya
Tabel 3. Indikator Pelaksanaan Kegiatan di Desa Cigadog
waktu untuk kegiatan tambahan di luar kegiatan
dan Mandalagiri
rutin sehingga pelaksanaan mundur dari jadwal
yang sudah ditentukan; Base Line Pencapaian
2) luasan lahan petani pemilik rata-rata sempit No. Indikator (Sebelum Setelah Kegiatan
yaitu berkisar antara 0,1 sampai 0,5 ha sehingga Kegiatan) (%) (%)
dirasakan kurang efisien dalam penggunaan sarana 1 Pengetahuan 25 80
produksi; dan petani tentang
3) kurang maksimalnya peranan tenaga penyuluh pertanian
berkelanjutan
karena areal tugasnya yang terlalu luas.
2 Pengetahuan 60 90
Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan di Desa Cigadog dan petani tentang
Mandalagiri Kecamatan Leuwisari, Kabupaten teknik budidaya
tanaman di lahan
Tasikmalaya.
kering
Jenis Tanggal 3 Pengetahuan dan 20 75
No. Kegiatan Uraian Pelaksanaan keterampilan
petani dalam
1 Survey dan Survey potensi 10 Juni 2014
pendataan desa untuk sistem LEISA
peserta pengembangan
kegiatan tanaman 4 Pengetahuan dan 50 90
pangan dan keterampilan
sayuran dengan petani dalam
penggunaan benih pembuatan pupuk
bersertifikat
organik
5 Pengetahuan dan 20 80
2 Pendataan peserta 2 Juli 2014 keterampilan
yang potensial petani dalam
ikut kegiatan pembuatan
Pembuatan pestisida organik
undangan kegiatan
penyuluhan 6 Keinginan 10 60
3 Persiapan tempat 14 Juli 2014 petani untuk
dan bahan-bahan menggunakan
penunjang sistem LEISA
untuk kegiatan untuk pertanian
penyuluhan
lahan kering
4 Penyuluhan Penyuluhan 15 Juli 2014
tentang Low
External Input SIMPULAN
Sustainable
Agriculture
(LEISA) Dari hasil kegiatan penyuluhan dan demonstrasi
5 Penyuluhan 15 Juli 2014 sistem LEISA untuk meningkatkan pertanian di lahan
Pengembangan kering, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Lahan Kering
dengan Sistem 1) Sumber daya alam maupun sumber daya manusia di
LEISA
Desa Cigadog dan Mandalagiri Kecamatan Leuwiari
6 Demplot Demplot dibuat 16 dan 17 Juli Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi untuk
oleh masyarakat 2014
pada lahan milik pengembangan produksi tanaman di lahan kering
masyarakat di
Desa Cigadog dan melalui sistem LEISA, karena lahan yang masih luas
Mndalagiri dengan tingkat kesuburan yang cukup serta sebagian
7 Evaluasi Evaluasi 12 Agustus 2014 besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani.
demplot dilakukan
terhadap demplot 2) Secara umum, program penyuluhan dianggap
penggunaan benih berhasil karena adanya peningkatan sasaran
bersertifikat
antara strategis dari tidak tahu menjadi tahu dan
8 Pemeliharaan Pemeliharaan 16 Juli sampai
demplot tanaman pada Oktober 2014 terampil, beberapa sasaran antara strategis yang
demplot yang diberi penyuluhan menyatakan ketertarikan untuk
dilakukan oleh
masyarakat menggunakan benih bersertifkat, pupuk dan
9 Pembinaan Pembinaan Juli-Oktober 2014 pestisida organik dengan memnfaatkan potensi
dilakukan dengan lokal, dan menggunakan pola tanam yang lebih
monitoring
melalui kontak efgektif untuk meningkatkan produksi tanaman
telepon yang mereka usahakan khususnya di lahan kering,
dan akan menularkan ilmunya ke petani lainnya.
Keberlanjutan program dilakukan dengan terus 3) Salah satu masalah yang masih menjadi kendala
mengadakan pembinaan dan pendampingan dalam dalam mendukung untuk merealisasikan potensi
hal sistem LEISA untuk meningkatkan pertanian tersebut adalah terbatasnya petugas penyuluh
di lahan kering. Dari hasil penyuluhan ini terdapat pertanian yang harus melayani daerah yang cukup
peningkatan pengetahuan dan wawasan petani luas sehingga pembinaan terhadap petani kurang
sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan yang maksimal.
118 Pengembangan Produksi Pertanian Lahan Kering dengan Sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA)

Saran 2) Perlunya penambahan petugas (penyuluh pertanian)


Dari hasil kegiatan ini disarankan hal berikut. yang terus membimbing dan memfasilitasi petani
1) Adanya tindak lanjut dari masyarakat Desa Cigadog untuk terus menerapkan pertanian berkelanjutan.
dan Mandalagiri untuk terus memanfaatkan sistem
LEISA untuk pertanian yang berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai