Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH HASIL PENELITIAN SEDERHANA

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi


Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Purwokerto

Disusun oleh :
1.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
PURWOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Praktik Akuntansi UMKM Bidang Usaha Dagang Di Purwokerto.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Purwokerto, 06 Juni 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................iii

BAB I .............................................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 6
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 6
D. Ruang lingkup penelitian................................................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian............................................................................................................................ 6
BAB II ............................................................................................................................................................. 8
A. Telaah Pustaka .................................................................................................................................. 8
B. Pengembangan Hipotesis ............................................................................................................... 13
BAB III .......................................................................................................................................................... 15
A. Jenis Penelitian................................................................................................................................ 15
B. Objek Penelitian .............................................................................................................................. 15
C. Sumber Data dan Teknik pengambilan Data .................................................................................. 15
D. Populasi dan Sampel ....................................................................................................................... 15
E. Data dan Analisis Data .................................................................................................................... 15
BAB IV.......................................................................................................................................................... 17
A. Hasil Survey Usaha Dagang Skala Kecil dan Menengah di Purwokerto .......................................... 17
B. Analisis Penerapan penggunaan informasi akuntansi .................................................................... 28
BAB V........................................................................................................................................................... 29
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 29
B. Implikasi .......................................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 31
LAMPIRAN ................................................................................................................................................... 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu penggerak
perekonomian bangsa. UMKM memegang peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, khususnya yang sedang terjadi pada era
Masyarakat Ekonomi Asean 2016 (MEA) ini, tentu UMKM sangat dibutuhkan
kontribusinya. Oleh karena itu UMKM harus dapat bersaing dan mampu
mengambil kesempatan agar tetap dapat berkiprah dalam perekonomian
bangsa. Dalam mengambil kesempatan tersebut, UMKM sering menghadapi
kendala. Salah satu kendala yang sering ditemui yaitu proses sistem informasi
akuntasi usaha. Hal ini disebabkan karena banyak UMKM lebih terfokus pada
kegiatan operasional, akibatnya proses pencatatan dan pelaporan sering
terabaikan. Tanpa pencatatan dan pelaporan yang

4
baik, evaluasi kinerja suatu usaha tidak akan maksimal.
Dalam menjalankan aktivitas usaha, seringkali pengelola UMKM merasa
kesulitan dalam melakukan pencatatan terhadap apa yang terjadi pada
operasional usahanya (Hidayat, 2008). Kesulitan itu menyangkut aktivitas dan
penilaian atas hasil yang dicapai oleh setiap usaha. Kesulitan ini adalah imbas
dari pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Terlebih jika harus melakukan
pengukuran dan penilaian atas aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha.
Alasan atas kurangnya praktek pencatatan dan pelaporan adalah rendahnya
pendidikan dan kurangnya pemahaman pelaku UMKM tersebut dalam bidang
akuntansi (Benjamin, 1990).
Survey di lapangan menunjukkan bahwa pencatatan dan pembukuan
UMKM dilakukan dengan cara-cara sederhana dan tidak detail (Krisdiartiwi,
2008). Pencatatan hanya berupa menghitung selisih antara kas masuk dengan
kas yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi
kegiatan usaha atau nonusaha. Apabila pembukuan yang dilakukan oleh
UMKM tidak terstruktur rapi, maka pendapatan bersih yang diperoleh menjadi
tidak dapat diketahui. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap laporan
keuangan UMKM, terutama dalam laporan laba rugi. Oleh karena itu, perlu
adanya suatu standar akuntansi yang cocok diterapkan dalam UMKM supaya
dalam pencatatan operasional, khususnya pendapatan, dapat tersusun dengan
rapih.
Adapun penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Irma
Wati Kansil (2012) mengenai proses akuntansi pada UMKM yang
dilakukannya di Kota Salatiga. Dalam peneletiannya tersebut, dapat dikatakan
bahwa UMKM yang ada di Kota Salatiga belum sepenuhnya memahami proses
akuntansi. Dimulai dari pencatatan yang sedehana, sampai dengan pelaporan
yang seadanya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Vina Mukti Azaria
(2013) mengenai penerapan akuntansi pada UMKM unggulan di Kota Blitar.
Sebagian UMKM unggulan di Kota Blitar pun masih menggunakan pencatatan
dan pelaporan sederhana. Pencatatan pendapatan hanya sebagai kas masuk, dan
pencatatan beban-beban sebagai kas keluar.

5
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana UMKM dagang di
Purwokerto melakukan penyusunan laporan keuangan. Dengan laporan
keuangan tersebut diharapkan pemilik UMKM dapat mengetahui dan
mengevaluasi kondisi usahanya serta dapat menggunakan informasi dalam
laporan laba rugi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
bisnisnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah :
1. Apakah jenjang pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi ?
2. Apakah umur usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi
?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian kami adalah:.
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jenjang pendidikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh umur usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi.

D. Ruang lingkup penelitian


Ruang lingkup penelitian ini akan berfokus kepada usaha kecil dan menengah
yang berada di daerah Puwokerto, Kabupaten Banyumas.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Manfaat bagi civitas akademik :
Sebagai bahan untuk sumbangan konseptual atas khususnya di bidang
akuntansi Kelompok UKM
2. Manfaat bagi pelaku UMKM :
Sebagai referensi atas pengetahuan akan pentingnya informasi akuntansi
dalam pengambilan keputusan demi keberlanjutan usaha serta referensi
untuk pengembangan usaha.

6
3. Manfaat bagi pembuat kebijakan :
 Agar pemerintah mengetahui keadaan sebenarnya kondisi UMKM
khususnya di wilayah purwokerto
 Sebagai masukan atas perbaikan standar agar sesuai kebutuhan standar
UMKM khususnya di daerah purwokerto
 Sebagai bahan masukan atas pembenahan ditribusi informasi akuntansi
untuk UMKM khususnya di wilayah purwokerto

7
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka
1. Definisi UMKM dan Penggolonggan UMKM
Pada dasarnya terdapat beberapa definisi yang diperoleh beberapa
instansi yang berbeda untuk memberikan definisi terkait dengan usaha
mikro, kecil dan menengah. Berikut adalah definisi mengenai UMKM
menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008 dan Bank Indonesia :
Definisi menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah : Usaha mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan
merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menegah atau
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menegah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
Definisi tentang UMKM menurut Bank Indonesia Definisi UMKM
menurut Bank Indonesia dalam Arizali, (2013) Usaha kecil adalah usaha
produktif milik warga negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha
perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha
berbadan hukum seperti koperasi, bukan merupkan anak perusahaan atau
cabang yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. Memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan,
atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.200.000.000 per tahun,
sedangkan usaha menegah, merupakan usaha yang memiliki kriteria aset

8
tetapnya dengan besaran yang dibeakan antara industri manufaktur
(Rp.200.000.000 s.d Rp.5.000.000.000) dan non-manufaktur
(Rp.200.000.000 s.d Rp.600.000.000) Berdasarkan beberapa definisi
diatas dapat dikatakan bahwa usaha mikro, kecil dan menegah adalah
usaha ekonomi uang produktif yang digerakkan oleh perorangan, atau
badan usaha namun dengan mosal usaha tertentu dan keterbatasannya
dalam mengembangkan usaha, serta bukan anak perusahan atau afiliasi
yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan atau koperasi.
Kriteria dan Ciri-Ciri UMKM Dengan banyaknya definisi yang
menjelaskan tentang pengertian UMKM mala menimbulkan banyaknya
perbededaan persepsi dalam hal pengelompokan atau penggolongan
UMKM. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini yang digunakan oleh
penulis adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 sebagai dasar untuk
penggolonggan UMKM ytersebut berdasarkan kriteria yang ada sebagai
berikut :
a. Kriteria Dan Ciri-Ciri Usaha Kecil menurut Undang-Undang No.
20 Tahun 2008 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak
termsuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Memiliki jumlah tenaga
kerja 20 s.d. 99 orang. Ciri-ciri usaha kecil adalah sebagai berikut :
1) pada umumnya telah memiliki manajemen dan
porganisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih
modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain,
bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian priduksi.
2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan
menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga
memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasui oleh perbankkan,

9
3) telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan
kesehataan dll.
4) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain
izin tetangga, isin usaha, izin tempat, NPWP, upaya
pengelolaan lingkungan dll, dan sudah memiliki akses
kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
b. Kriteria Usaha Menengah adalah menurut Undang-Undang No. 20
Tahun 2008 adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Ciri-ciri usaha
menengah adalah sebagai berikut :
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Informasi Akuntansi
Informasi Menurut George dan William (2000) Informasi
merupakan data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan.Dalam bisnis, informasi itu mempunyai pengertian
yang lebih penting yaitu sebgai dasar pengambilan keputusan.Informasi
usaha membantu dalam memilih jalan keluar sekarang atau masa datang
untuk mencapai tujuan perusahan.Oleh karena itu pemprosesan data
dibutuhkan untuk memberikan perubahan terhadap data yang ada untuk
menghasilkan informasi yang berguna. Pemprosesan data untuk

10
menghasilkan informasi membutuhkan tiga operasi, yaitu data input, data
tranformation dan information output. Pada bagian output ini,
membutukan aktivitas sebelum data tersebut ditransformasikan yaitu
:recording, coding, stroring dan selecting. Data yang telah diseleksi
kemudian akan ditransformasikan dengan aktivitas pertama dan seterusnya
adalah calculating, summarizing, classifying. Setelah aktivitas klasifikasi
dilakukan maka informasi dapat dihasilkan, apakah akan ditampilkan,
diproduksi kembali atau dikomumikasikam jarak jauhGeorge dan William
(2000).
Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Suwardjono
(2002 : 5) adalah sebagai berikut :“Seni pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara
yang berdaya guna dan dalam bentuk uang, dan penginterprestasian hasil
proses tersebut.” Sedangkan pengertian akuntansi menurut Jusup (2003: 4)
dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakai jasa
akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. Dari sudut pemakainya
akuntansi didefiniskan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan ditinjau dari
sudut kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan
suatu organisasi.
Akuntansi Sebagai Suatu Proses Pada tahun 1912, sistem akuntansi
semakin berkembang menjadi suatu yang penting, hal ini karena di tahun
tersebut adanya penerapan konstitusi dengan ke-13 pasal yang
memberikan wewenang kepada negara untuk memungut pajak
pendapatan.Sebuah persoalan yang cukup serius muncul sehingga
keperluan akuntansi smekain meningkat.Karena aktivitas perusahaan
selalu berubah, maka prosedur diusun tanpa adanta perdebatan dan dikusi
secara luas (Soemarso, 2004). Sehingga pada saat itu akuntansi dikatakan
sebagai suatu prses karena para akuntan menyusun dan menggembangkan
metode guna memenuhi kebutuhan masing-masing perusahaan dengan

11
memberikan dan menghasilkan prosedur yang berbeda antar perushaan
walaupun mempunyai aktivitas sama.
3. Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan dasar yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU No.20 Tahun 2003
Bab 1, Pasal 1, Ayat 8). Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a. Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar
berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan
bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar. Pendidiakn menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menenfgah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah berfungsi sebagai
lanjutan dan perluasan pendiidkan dasar, dan dalam hubungan ke
atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
c. Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi
diselengarakan untuyk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan/atau kesenian.
Tingkat pendidikan formal yang rendah (tingkat pendidikan

12
sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum) pemilik
atau manajer akan rendah dalam penggunaan informasi akuntansi
dibandingkah tingkatan pendidikan formal yang tinggi (Perguruan
tinggi) pemilik atau manajer. Ini disebabkan materi pengajaran
akuntansi lebih tinggi diberikan diperguruan tinggi dibandingkan
dengan pendidikan yang lebih rendah (Handayani, 2011).
4. Umur usaha
Umur usaha dalam hal ini adalah lamanya suatu Usaha Mikro,
Kecil dan Menegah (UMKM) berdiri atau umur dari UMKM semenjak
usaha tersebut berdiri pada saat penulis melakukan penelitian ini
(Murniati, 2002). Dengan Asumsi bahwa semakin umur usaha tersebut
berjalan maka akan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang
sangat signifikan kearah yang positif atau negatif. Perkembangan dari
usaha tersebut tergantung dari iklim perdagangan dan persaingan yang
terjadi didunia usaha atau pasar. Dan biasanya usaha yang lebih lama
berdiri cenderung lebih berkembang karena sudah memiliki banyak
pengalaman dalam menjalankan usahanya.Dan juga usaha yang memiliki
umur yang bisa dibilang mapan lebih dapat bersaing dengan usaha/pelaku
UMKM lainnya. Holmes dan Nicholls (1998) memperlihatkan bahwa
penyedia informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Hasil penelitian
ini menyatakan bahwa perusahaan yang berdiri selama 11-20 tahun
menyediakan lebih banyak informasi akuntansi, berbeda dengan
perusahaan yang lebih tua usianya, bahwa semakin lama usia perusahaan
terdapat kecenderungan untuk menyatakan penggunaan informasi
akuntansi.

B. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Jenjang Pendidikan Terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi

13
Arizali (2013) menyatakan bahwa jenjang pendidikan berpengaruh
terhdap penggunaan informasi akuntansi. Jenjang pendidikan sangat
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi disetiap pemilik UMKM
yang nantinya akan berpengaruh terhadap persiapan dan kemampuan
pemilik UMKM dalam penggunaan informasi akuntansi. Jenjang
pendidikan yang rendah membuat pemilik UMKM kurang begitu
memahami dalam penggunaan informasi akuntansi dibandingkan dengan
pemilik UMKM yang memiliki jenjang pendidikan formal yang lebih
tinggi. Dari pernyataan tersebut maka hipotesis yang dapat dikembangkan
adalah :
H1 : Jenjang Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi
2. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pengunaan Informasi Akuntansi
Holmes dan Nicholls (1998) menyebutkan bahwa penyediaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha, perusahaan yang berdiri
selama 10tahun atau kurang, tidak menyediakan lebih banyak informasi
dibandingkan dengan perusahaan yang beridiri lebih dari 10tahun. Dari
argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :
H2: Lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pengunaan
informasi akuntansi.

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut sudjana dan
ibrahim(2001) kuantitati adalah penelitian yang didasari pada asumsi
kemudian ditentukan variabel dan selanjutnya dianalisis dengan metode-
metode penelitian yang valid.
B. Objek Penelitian
Pada penelitian ini terdapat objek penelitian berupa jenjang pendidikan
dan umur usaha yang dianalis pengaruhnya terhadap penggunaan informasi
akuntansi di UMKM yang berada di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
C. Sumber Data dan Teknik pengambilan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Husein
(2008) menjelaskan bahwa data primet adalah data yang didapat dari sumber
data pertama, baik itu dari individu atau perseorangan atau data yang
diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.
Teknik yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini yaitu
dengan metode survey cara kuisioner namun pengambilan datanya dilakukan
seperti wawancara. Hal tersebut untuk menjamin agar data terkumpul dan
mengurangi bias atas jawaban yang diberikan.
D. Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil untuk dianalisis di penelitian ini adalah UMKM
yang ada di Kota Purwokerto. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode nonprobability sampling (tidak acak), artinya UMKM
dagang ditentukan secara tidak acak. Dalam pengujian dan analisis dalam
penelitian, sampel yang digunakan adalah UMKM dengan ukuran kecil dan
menengah berdasarkan omzet.
E. Data dan Analisis Data
Data diperoleh dengan menggunakan data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui pembagian kuisioner
dan wawancara yang dilakukan pada pihak UMKM. Data yang digunakan

15
peneliti adalah jenis data kuantitatif. Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk
menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan
hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan dianalisis dalam proses
pengujian data. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan indikator
sampel. Indikator berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pada
objek penelian saat dilakukan seuvey.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Survey Usaha Dagang Skala Kecil dan Menengah di


Purwokerto
Kriteria usaha dagang skala mikro, kecil dan menengah yaitu :
Aset Omzet
Mikro ≤ Rp 50.000.000,00 ≤ Rp 300.000.000,00
Kecil Rp 50.000.000- Rp 300.000.000-2.500.000.000
500.000.000
Menengah Rp 500.000.000- Rp 2.500.000.000-
2.500.000.000 50.000.000.000
Atas dasar kriteria tersebut, kami melakukan penelitian dengan cara
wawancara ke sejumlah perusahaan dagang yang berskala kecil dan menengah
di sekitar wilayah Purwokerto. Adapun usaha dagang yang kami jadikan objek
penelitian, yaitu:
Usaha Kecil
1. Nama Usaha :CRABBY PATTY CELL
Alamat :
- Jl. Cendrawasih, Grendeng, Purwokerto Utara, Kabupaten
Banyumas
- Jl. Kapten Piere Tendean No. 36, Purwokerto Timur, Kabupaten
Banyumas.
Pemilik : Mutiara
Karyawan : 4 Orang
Usaha : Menjual berbagai perdana, pulsa, dan
aksesoris handphone.
Tahun Berdiri : 2014
Sumber Modal : Modal pribadi dan pinjaman/kredit
Omset : Rp. 240.000.000 – Rp.480.000.000 per
tahun

17
Pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang terdiri :
- Penjualan
- Laporan laba rugi
SAK : pemilik belum mengenal Standar
pencatatan sesuai standar.
2. Nama Toko : Warung Putih H.Slamet
Alamat : Jl. Cendrawasih No.45 Purwokero Utara,
Kabupaten Banyumas.
Pemilik : Slamet
Karyawan : 1 Orang
Usaha : menjual berbagai macam kebutuhan
sembako
Jenjang Pendidikan : SMA/SMK Sederajat untuk pemilik
Tahun Berdiri : 2005
Sumber Modal : Modal pribadi dan pinjaman
Omset : Rp 340.000.000 – Rp 420.000.000 per
tahun
pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang terdiri :
- Penjualan
- Laporan laba-rugi
SAK : pemilik belum mengenal Standar
pencatatan sesuai standar.

3. Nama Usaha : TokoSugar Rush


Alamat : Jl. Cendrawasih No.34A Grendeng
Purwokerto:
Pemilik : Chintiya
Karyawan : 5 Orang

18
Usaha : menjual berbagai jenis pakaian dari mulai
atasan untuk wanita, jeans, kerudung, gamis
dll.
Tahun Berdiri : 2016
Modal awal : Rp 315.000.000
Sumber Modal : Modal Pribadi
pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang
terdiri :
- Laporan Laba / Rugi berisikan pendapatan dan
pengeluaran
- Laporan Perubahan Modal
- Neraca
SAK : pemilik telah menerapkan pencatatan dan
pelaporan sesuai standar

4. Nama Toko : Toko Sabrina


Alamat : Jln. Madrani, Grendeng, Purwokerto Utara,
Kabupaten Banyumas
Pemilik : Dinar
Karyawan : 2 orang
Usaha : menjual kerudung berbagai jenis dan juga baju
muslim untuk perempuan
Jenjang Pendidikan : SMA/SMK Sederajat untuk pemilik
Pembagian tugas :
- Karyawan 1 : Kasir
- Karyawan 2 : Melayani konsumen
Tahun Berdiri : 2017
Sumber Modal : Modal Pribadi
Omset : Rp. 180.000.000- Rp 252.000.000
pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang terdiri :

19
- Penjualan
- Pendapatan
- Pengeluaran
- Persediaan
SAK : pemilik belum mengenal Standar pencatatan sesuai standar
5. SK Cell & Accecories
Nama Toko : SK Cell & Accecories
Alamat : Jalan Gerilya Rt 02 Rw 02
kelurahan Tanjung Kecamatan
PurwokertoSelatan Kabupaten
Banyumas (Sebelah SDN 1 Tanjung
Purwokerto)
Pemilik : H. Abdul Kalim
Karyawan : 2 Orang
Usaha : menjual aksesoris hp, pulsa,
perdana internet, parfum, aksesoris
rumah dan sebagainya
Jenjang Pendidikan : SMA/SMK Sederajat
Pembagian tugas :
- Pemilik : Mengelola keuangan
- 1 orang : Sebagai Kasir dan mengatur
barang masuk dan keluar
- 1 orang : Melayani Konsumen
Tahun Berdiri : 26 Juli 2017
Modal awal : Rp 75 juta
Sumber Modal : Modal Pribadi
Omzet : 15 juta sampai 20 juta perbulan
Pelatihan Akuntansi : Tidak ada, pemilik belajar sendiri
mengenai keuangannya
Pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku
yang terdiri :

20
o Laporan Laba / Rugi berisikan
pendapatan dan pengeluaran
o Penerimaan dan pengeluaran Kas
o Buku harian
SAK : pemilik belum mengenal Standar
pencatatan sesuai standar, namun
sudah menerapkan salah satu
pelaporan
Anggaran : pemilik membuat
anggaran/rencana terkait dengan kas,
pemebelian persediaanbarang yang
akan dijual

Usaha Menengah
6. Nama Toko : Optik Merdeka Purwokerto
Alamat : di Jl. Dr. Angka Purwokerto
Cabang : Terdapat 5 cabang Optik Merdeka yang tersebar
di 4 daerah, yaitu Purwokerto, Cilacap,
Banjarnegara, dan Wonosobo, dan pusatnya berada
di Purbalingga.
Pemilik : Anonim
Karyawan : Jumlah karyawan setiap cabang berbeda
tergantung kebutuhan, berkisar antara 3-8 orang.
Usaha : menjual kacamata dan perlengkapannya.
Jenjang Pendidikan : Jenjang pendidikan terakhir karyawan rata-rata
SMA.
Pembagian tugas : Tidak terdapat manager di setiap cabangnya,
pemiliklah yang langsung mengelola dan
mengontrol setiap cabang sehingga catatan
keuangan setiap cabang setiap bulannya direkap
langsung oleh pemilik.
Tahun Berdiri : 2006

21
Omzet : Rp 2.500.000.000,- setahun
Pencatatan Keuangan perbulan : Catatan keuangan yang dibuat setiap
cabang berupa catatan harian yang
mencakup catatan penjualan dan harga
jual.
SAK : Belum mengetahui
Anggaran : Untuk pembuatan anggaran, pemilik yang
menyusun langsung, sehingga setiap cabang
tidak ada anggaran yang dibuat.

7. Nama Toko : Madya Komputer


Alamat : Jl. Overste Isdiman Gang 3 No. 48B
Purwokerto
Pemilik : Anonim
Karyawan : 25 orang
Usaha : Jual beli komputer
Jenjang Pendidikan : Jenjang pendidikan terakhir pemilik yaitu
D3 Ekonomi, sedangkanjenjang pendidikan
terakhir untuk karyawan rata-rata
SMA/SMK sederajad.

Pembagian tugas : tidak terdapat manajer untuk setiap


cabangnya Tahun Berdiri : tahun 2008
Sumber Moda : Sumber modal pada awal pendirian
usaha berasal dari pribadi dan kredit
bank.
Omzet : Rp 2.500.000.000,- setahun
Pencatatan Keuangan perbulan : Toko komputer ini belum
menyusun laporan keuangan, hanya
membuat catatan-catatan keuangan
yang dibuat setiap bulannya, seperti

22
catatan penjualan dan catatan
persediaan.
SAK : belum mengetahui
8. Nama Toko : EL’S Computer
Alamat : Jl. Pierre Tendean No. 11
Purwokerto Utara.
Cabang : Terdapat 2 cabang toko yaitu di
Purwokerto dan Solo, dan pusatnya
berada di Yogyakarta.
Pemilik : Anonim
Karyawan : Jumlah karyawan yang terdapat
pada toko cabang Purwokerto
sebanyak 50 orang.

Usaha : menjual berbagai macam jenis


komputer dan laptop serta alat
elektronik lain seperti speaker, sound
system, dan lain-lain.
Jenjang Pendidikan : Jenjang pendidikan terakhir
karyawan rata-rata SMK/SMA,
namun ada juga yang lulusan dari
perguruan tinggi.
Pembagian tugas : Setiap cabang terdapat manager
yang memimpin. Manager
membawahi tiga divisi yaitu divisi
administrasi, pemasaran, dan servis.
Tahun Berdiri : tahun 2012
Sumber Modal : Sumber modal pada awal pendirian
usaha ditentukan oleh toko pusat
sehingga toko cabang di Purwokerto
tidak mengetahui sumber modal
usaha ini didirikan.

23
Omzet : sekitar Rp 48.000.000.000,- setahun
Pencatatan Keuangan perbulan : Penyusunan laporan persediaan dan
laporan gaji juga sudah diterapkan.
SAK : belum mengetahui
Anggaran : Untuk penyusunan anggaran, di
setiap cabang tidak ada anggaran
yang dibuat, namun toko pusat yang
menyusun anggaran seperti anggaran
pembelian.
9. Nama Toko : Toko Satria
Alamat : Jln. Kampus, Grendeng, Purwokerto Utara,
Kabupaten Banyumas
Pemilik : Anonim
Karyawan : 10 Orang
Usaha : menjual berbagai jenis pakaian laki laki dari mulai
kaos, jeans, jaket, topi dll.
Jenjang Pendidikan : SMA/SMK Sederajat untuk pemilik
Tahun Berdiri : 2012
Modal awal : +/- Rp.140.000.000
Sumber Modal : Modal Pribadi
Omset : Rp.720.000.000- Rp . 1.800.000.000
pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang terdiri :
- Laporan laba rugi yang meliputi pendapatan dan
pengeluaran
SAK : pemilik belum mengenal Standar pencatatan sesuai
standar
10. Nama Toko : Mahkota Acc
Alamat : Jl. Kaliputih No. 3, Purwokerto, Jawa Tengah,
Indonesia
Pemilik : Bapak Hendi
Jumlah karyawan : 30 orang

24
Cabang toko : 4 cabang
Usaha : menjual aksesoris hp, Handphone
Jenjang pendidikan :- Bagian Administrasi : D3
- Lainnya : SMA/SMK sederajat
Pembagian Tugas : - Pemilik
- Kepala toko (memimpin setiap cabang)
- Bagian administrasi
- Pelayan konsumen
- Kasir
Tahun berdiri : 2010
Modal awal : 30 juta
Sumber modal : pribadi
Omzet : 300 juta perbulan
3,6 milyar pertahun
Pelatihan Akuntansi : Tidak ada, pemilik belajar sendiri mengenai
keuangannya
Pencatatan Keuangan perbulan :
- Ada sistem persediaan
- Laporan keuangan meliputi pencatatan
pemasukan & pengeluaran, laba/rugi.
- Pemilik belum mengetahui SAK ETAP, tetapi

11. Nama Toko : Toko Wafi


Alamat : JL. Gunung Muria, Grendeng, Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas
Pemilik : Anonim
Karyawan : 8 Orang
Usaha : menjual berbagai macam kebutuhan
sembako
Jenjang Pendidikan :
a. Pemilik : SMA/SMK sederajat
b. Karyawan : SMP-SMA

25
Tahun Berdiri : 2013
Modal awal : +/- Rp. 80.000.000 – Rp.100.000.000
Sumber Modal : Modal Pribadi
Omset : Rp. 1.095.000.000 – Rp 1.460.000.000 per
tahun
pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang terdiri :
- Laporan Laba / Rugi
- Penjualan
- Pembelian
- Persediaan
SAK : pemilik belum mengenal Standar
pencatatan sesuai standar, namun sudah
menerapkan salah satu pelaporan dalam
standar
12. Nama Usaha :PINO CELL
Alamat :
- Jln. Cendrawasih, Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
- Jln. DR. HR Boenyamin, Purwokerto Utara, Kabupaten
Banyumas
- Jln. Stasiun No.1, Kober, Purwokerto Bara, Kabupaten Banyumas
Pemilik : Yadi
Karyawan : 6 Orang
Usaha : menjual kartu perdana, aksesoris,
handphone, dan pulsa.
Jenjang Pendidikan : SMA/SMK Sederajat
Tahun Berdiri : 2014
Sumber Modal : Modal Pribadi dan pinjaman daro bank
Omset : Rp 1.500.000.000 per tahun
Pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara menggunakan Microsoft
excel di satu buku yang terdiri :

26
- Laporan Laba / Rugi
- Penjualam
SAK : pemilik belum mengenal Standar pencatatan
sesuai standar tetapi sudah menerapkan salah satu
pelaporan sesuai standar
13. Nama toko :TOKO MIFTAH
Alamat :
- Jl. Gn. Muria, Karang Bawang, Grendeng, Purwokerto Utara,
Kabupaten Banyumas.
- Jl. Karangwangkal, Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.
- Jl. Raden Patah No. 100, Ledug, Purwokerto, Kabupaten
Banyumas.
Pemilik : Rohim
Karyawan : 5 Orang
Usaha : menjual berbagai macam kebutuhan
sembako
Jenjang Pendidikan :
Pemilik : SMA/SMK Sederajat
Karyawan : SMP – SMA
Tahun Berdiri : 2010
Sumber Modal : modal pribadi
Omset : Rp. 450.000.000 – Rp. 615.000.000
Pencatatan Keuangan perbulan : Pemilik mencatat semua laporan
keuangan secara manual di satu buku yang terdiri :
- Penjualan
- Laporan laba rugi
SAK : pemilik belum mengenal Standar
pencatatan sesuai standar, namun telah
melakukan salah satu pelaporan sesuai
standar.

27
B. Analisis Penerapan penggunaan informasi akuntansi
Untuk pencatatan dan pelaporan yang diterapkan oleh entitas kecil masih
sederhana dan dilakukan secara manual, sebagian besar terbatas pada
pencatatan secara harian untuk pemasukan dan pengeluaran saat itu serta saldo
sebagai hasil usaha. Pencatatan pelaporan bagi entitas kecil cenderung hanya
melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan cash basis. Mereka hanya
melakukan pencatatan ketika terjadi penerimaan atau penggunaan kas saja
sebagai dasar pencatatan. Namun terdapat salah satu usaha yang menggunakan
pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SAK yang berlaku
Berdasarkan survey entitas menengah, mereka tidak mengetahui tentang
standar yang berlaku namun mereka sadar akan pentingnya penggunaan
informasi akuntansi yang lengkap. Seperti usaha kecil mereka juga
menggunakan cash basis dalam operasional sehari-hari. Hampir seluruh
sampel yang kami ambil mencatat kas masuk dan keluar dari usaha mereka dan
telah membuat laporan laba/rugi sebagai salah satu acuan dalam pengambilan
keputusan. Hal ini menunjukkan pada skala usaha menengah, pengusaha telah
menerapkan kebijakan akuntansi yang disusun secara sederhana sebagai suatu
framework pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Pemahaman
terhadap akan pentingnya bukti transaksi dan penggunaan akun sudah
diterapkan dengan baik.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Hampir dari Keseluruhan Pelaku Usaha baik Entitas kecil maupun
menengah masih belum melakukan proses akuntansi secara standar dan sesuai
SAK yang berlaku, namun ada salah satu usaha kecil yang mengetahui standar
SAK dan menerapkanya dalam prosedur akuntansi dalam menjalankan
operasional sehari-hari, untuk sebagian besar pelaku usaha sudah melakukan
proses akuntansi tanpa mereka sadari yaitu secara cash basis dalam
menjalankan operasional keseharian usaha tersebut yaitu hanya dilakukan
dengan menghitung selisih antara kas masuk dengan kas yang keluar, tanpa
melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi kegiatan usaha atau non
usaha. Dikarenakan masih minimnya pengetahuan tentang prosedur akuntansi
yang sesuai dengan SAK sehingga membuat pelaku usaha memiliki
keterbatasan dalam pencatatan prosedur akuntansi yang sesuai dengan SAK.

B. Implikasi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu para pelaku


usaha dagang baik usaha entitas kecil maupun menengah untuk menerapkan
prosedur akuntansi sesuai dengan standar SAK yang berlaku saat ini.
Sehingga para pelaku Usaha dapat memahami akan pentingnya informasi
akuntansi dalam pengambilan keputusan demi keberlanjutan usaha serta
referensi untuk pengembangan usaha. Serta dirahapkan bermanfaat bagi
civitas akademik Sebagai bahan untuk sumbangan konseptual atas khususnya
di bidang akuntansi Kelompok UKM.

Yanng dibawah itu referensi dari hasil punya kita, dibahasain sendiri.

29
(((Penyebab kurangnya pencatatan dan pelaporan ini adalah rendahnya pendidikan
dan kurangnya pemahaman pelaku UMKM tersebut dalam bidang akuntansi
(Benjamin, 1990)
Diajari/disuruhnya oleh pemilik buat basis kas
Pencatatan hanya dilakukan dengan menghitung selisih antara kas masuk dengan
kas yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi
kegiatan usaha atau nonusaha.  basis kas
Sementara pada standar SAK ETAP dan SAK EMKM dasarannya akun-akun aset, liabilitas,
ekuitas, penghasilan, dan beban menggunakan basis akrual. SAK EMKM bahkan
menghilangkan laporan arus kas. Prakteknya kas tadi dipaksa untuk jadi akrual selain itu
juga kebanyakan pendidikan pengusahanya .....untuk bisa paham informasi akuntasi itu
bermanfaat aja kadang susah
Semakin lama usaha maka semakin usaha itu bisa menangkap transaksi apa saja atas
usaha mereka)))
((( hasil hipotesis:
Semakin lama umur usaha UMKM yang berada di Purwokerto maka makin sadar
usaha tersebut akan penggunaan informasi akuntansi sehingga mereka cenderung
akan menyusun laporan keuangan demi evaluasi kinerja usaha yang efektif dan
efisien.
Semakin tinggi jenjang pendidikan ditempuh pengusaha yang menjalankan
UMKM yang ada di daerah purwokerto maka makin sadar pengusaha itu akan
keharusan penggunaan informsi akuntansi. Namun dalam pra)))
1. Apakah UMKM dagang di Purwokerto menyusun laporan keuangan?(umur
usaha)

2. Apakah para pelaku UMKM menerapkan SAK ETAP? (jenjang pend)


Sekedar tahu tanpa ditetapkan

30
DAFTAR PUSTAKA
Arief Lukman W. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah tentang Pentingnya Pelaporan
Keuangan Berdasarkan SAK-ETAP”. Jember: Universitas Jember.
Fransisca Ade Julia, 2016, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur Perusahaan,
Omzet Usaha, Skala Usaha, Dan Pelatihan Akuntansi Terhadap
Penerapan Informasi Akuntansi Para Pelaku Ukm (Usaha Kecil
Menengah)”, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

31
LAMPIRAN
Lampiran I

Pencatatan persediaan barang

32
Pencatatan penjualan dan pembelian

33
Lampiran II
Kuisioner yang usy kemaren bikin pas awal

34
A. Hasil Wawancara
Pengetahuan Laporan Diskon Retur
No Nama UKM Pendapatan HPP Beban
Akuntansi Keuangan Penjualan Penjualan

35

Anda mungkin juga menyukai