BAB I
PENDAHULUAN
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut..
Fluida yang dapat dipindahkan adalah fluida inkompresibel atau fluida yang tidak
pompa sentrifugal yaitu aliran fluida yang radial akan menimbulkan efek
sentrifugal dari impeler diberikan kepada fluida. Jenis pompa sentrifugal atau
kompresor aliran radial akan mempunyai head yang tinggi tetapi kapasitas
alirannya rendah.
sangat rendah mencapai dibawah tekanan uap sehingga air menguap meskipun
lebih besar yang sering mengalami kavitasi pada sisi isap pompa, Terjadinya
lubang-lubang yang disebut erosi kavitasi pada permukaan sudu dan casing
kerja pompa yang meliputi penurunan head, kapasitas dan efisiensi pompa.
mengetahui besarnya nilai kavitasi dan nilai efisiensi pompa sebagai tolak ukur
1. Bagaimana pengaruh debit air terhadap head pompa yang terjadi pada
pompa sentrifugal?
3. Bagaimana pengaruh debit air terhadap kavitasi yang terjadi pada pompa
sentrifugal ?
Tujuan dari Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini antara lain adalah:
Batasan yang digunakan dalam Praktium Fenomena Dasar Mesin ini adalah:
GP-129JXK.
BAB II
DASAR TEORI
Definisi dari fluida adalah substansi yang mengalir karena antar partikel satu
dengan lainnya bebas. Secara umum, fluida dibagi menjadi fluida compresible
bisa dijelaskan dengan properti fluida. Adapun properti fluida yaitu temperatur,
tekanan, massa, volume spesifik, dan kerapatan massa (Anis Samsudin dan
Karnowo, 2008).
Energi fluida untuk melakukan kerja yang dinyatakan dalam feet atau kaki
tinggi tekanan (head) fluida yang mengalir. Jadi, head atau tinggi tekan
merupakan ketinggian pada mana kolom fluida harus naik untuk memperoleh
jumlah energi yang mana sama dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida
pada kondisi yang sama (Austin H. Church, 1993). Head ada dalam tiga bentuk
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang datar. Jadi, suatu kolam
air setinggi 2 kaki atau feet mengandung jumlah energi yang disebabkan
Adalah suatu ukuran energi kinetik yang dikandung suatu satuan bobot
fluida yang disebabkan oleh kecepatan dan dinyatakan oleh kecepatan dan
(V2/2g), energi ini dapat dihitung dengan tabung pitot yang diletakkan
dalam aliran seperti gambar 2.1 di bawah. Kaki kedua dari manometer
dengan pipa aliran untuk menyamakan tekanan yang ada pada pipa aliran
c) Head tekanan
dengan sudut tegak lurus aliran, maka fluida di dalam tabung akan naik
mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi hidrolik melalui aktivitas
dan head potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu (Sularso dan
Haruo Tahara, 2004). Sedangkan untuk gaya sentrifugal itu sendiri memiliki arti
yaitu sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerrakan sebuah benda atau
Pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari impeller yang dilengkapi sudu-
sudu yang dipasangkan pada poros yang berputar yang disubungi oleh
impeller pada kecepatan yang relatif tinggi, fluida itu dikumpulkan dalam
b).Kecepatan fluida yanng tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
a). Kapasitas:
stage.
1. Poros tegak
2. Poros mendatar
e).Jumlah Suction:
1. Single suction
2. Double suction
1. Radial flow
2. Axial flow
3. Mixed flow
Head zat cair merupakan energi mekanik yang dikandung oleh suatu berat
zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan, dimana satuan
energi persatuan berat ekuivalen dengan satuan panjang (tinggi). Head ini
adalah jumlah dari ketiga head yaitu head tekanan/energi yang dikandung oleh
fluida akibat tekanan, head kinetik/energi yang dikandung oleh fluida dan terakhir
head potensial didasarkan pada ketinggian fluida (z) di atas bidang banding yang
adalah tinggi tekan energi total yang merupakan jumlah dari tinggi tempat, tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan yang berbeda dari garis arus yang satu ke garis
arus yang lain. Jadi persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik satu garis
lurus.
yang telah ditentukan dapat ditentukan dari kondisi instalasi pompa yang akan
dilayani.
sederhana, yakni efisiensi mesin pompa sentrifugal dan motor induksi AC.
kecepatan dan tekanan) dan motor AC mengubah energi listrik menjadi energi
yang kecil biasanya ke kisaran 50 – 70%. Motor AC besar di sisi lain, dapat
mendekati efisiensi 97% dan motor lain di atas 5 HP, dapat didesain mencapai
90% hambatan.
2.6 Kavitasi
mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan perbedaan
uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di
Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang
sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya
berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap
jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan
menyebabkan shock pada dinding dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba
mengakibatkan tumbukan.
dapat beroperasi dengan baik. Salah satu permasalahan yang sering terjadi
pada pompa tipe ini adalah gagalnya pompa dalam proses priming, sehingga
pompa tidak bisa mengisap dan akhirnya gagal pemompaan serta menyebabkan
adalah:
memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar daripada
NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai
pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut hal-hal
a). Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus dibuat
serendah mungkin agar head statis lebih renda pula. Pipa isap harus dibuat
sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya
diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar untuk mengurangi
kerugian gesek.
b).Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar (bagian yang
disisi isap.
d) Head total pompa harus ditentukan sedemikian rupa hingga sesuai dengan
e) Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah
parameter sebagai dasar hubungan. Dasar hubungan ini adalah Hukum Thoma-
Moody yang menghasilkan suatu koefisien 𝜎 atau sigma atau koefisien Thoma.
pompa.
Kavitasi terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai
dibawah tekanan uap jenuhnya. Oleh karena itu, untuk menghindari kavitasi
harus diusahakan agar tidak ada satu bagian pun dari aliran di dalam pompa
yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada
ditentukan oleh kndisi lingkungan dimana pompa dipasang dan kedua tekanan
didefinisikan suatu Net Position Suction Head (NPSH). Dalam hal ini NPSH dapat
dibagi dua yaitu, NPSH yang tesedia pada instalasi (sistem) dan NPSH yang
diperlukan oleh pompa. Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi
maka harus dipenuhi persyaratan berikut: NPSH yang tersedia > NPSH yang
diperlukan.
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap
pompa (ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa) dikurangi
dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. NPSH yang tersedia
merupakan tekanan absolut yang masih tersisa pada pompa setelah dikurangi
tekanan uap. Besarnya hanya tergantung pada kondisi luar pompa dimana
pompa dipasang. Tinggi isap (h) bisa diukur dari permukaan zat cair sampai
setelah sisi masuk sudu impeler. Hal ini disebabkan oleh kerugian head di nozel
isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan
kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu. Gambar 2.5 di bawah ini
parameter.
NPSH pada titik dimana performansi mulai menuruh merupakan harga NPSHR.
Namun pengukuran titik ini sangat sukar, sehingga NPSHR dalam banyak hal
Syarat agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi adalah NPSH
yang tersedia > NPSH yang diperlukan. Untuk penafsiran secara kasar, NPSH
yang diperlukan dapat dihitung dari konstanta kavitasi yaitu koefisien kavitasi
Thoma () yang dinyatakan dalam perbandingan antara NPSH yang diperlukan
Kecepatan Spesifik Hisap (S) dalam hal ini dapat menghubungkan harga
minimum yang aman untuk kondisi operasi pompa terhadap gangguan kavitasi.
Antara koefisien kavitasi Thoma () dan Kecepatan Spesifik (Ns) dengan
Kecepatan Spesifik Hisap (S) terhadap hubungan seperti yang terlihat pada
2.9 Perhitungan
a) Kecepatan Fluida
Q
v= .......................................................................................... (2.1)
A
Dimana :
b) Head Pompa
Pd vd2 Ps vs2
Hpompa = ( + + Zd ) − ( + + Zs ) + H t ........ (2.2)
ρ×g 2×g ρ×g 2×g
Dimana :
Zd = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran tekan (m)
Zs = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran isap (m)
c) Daya Hidrolisis
Ph = ρ × g × Q × H ....................................................................... (2.3)
Dimana :
d) Daya Poros
Daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa
atau sering disebut (Break House Power) BHP. (careca F., dkk., 2011). Daya
2×π×n×T
BHP = ................................................................... (2.4)
60
Dimana :
T = torsi (Nm)
Dimana :
P = tekanan (Psi)
e) Daya Listrik/Motor
Adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh motor yang dipakai dalam
Dimana :
Efisiensi motor :
BHP
ηmotor = × 100% ................................................................. (2.7)
Pmotor
Dimana :
Efisiensi pompa :
Ph
ηpompa = × 100% ................................................................. (2.8)
BHP
Dimana :
Pa Pv ................................................................. (2.9)
hsv = × − hs − hls
γ γ
Dimana :
1. Kecepatan spesifik
Dimana :
Dimana :
Kecepatan spesifik sisi hisap (S) dapat juga digunakan sebagai pengganti
4
n 3 2
Hsvn = ( ) × Q3 ................................................................. ......(2.12)
S
Dimana :
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah instalasi pompa
sentrifugal yang dirancang khusus. Terdapat 2 buah katup pada instalasi pompa
ini yaitu katup awal pada pipa isap yang berfungsi sebagai bukaan untuk fluida
masuk dan katup akhir pada pipa untuk mengeluarkan fluida. Pada instalasi
pompa ini juga terdapat 4 buah lubang yang digunakan untuk mengukur tekanan.
3.2.2 Percobaan
1. Besar debit 4 LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 4 LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4.
2. Besar debit 8 LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 8 LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4.
3. Besar debit 12LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 12LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4.
4. Besar debit 16 LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 16 LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4..
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Apip. Studi kavitasi terhadap unjuk kerja pompa turbin dengan
temperatur air 36C, 44C dan 50C. 2005.
Guide, Learner. Section 11, Pumps and Compressors.
Handayani, Sri Utami. 2002. Bahan Ajar Pompa dan Kompresor. 23-41.
http://deniferdiansyah.blogspot.co.id/2011/07/cara-menentukan-head-total-
pompa.html
(Diakses:2 April 2018)