Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan

dari tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut..

Fluida yang dapat dipindahkan adalah fluida inkompresibel atau fluida yang tidak

dapat dimampatkan. Prinsip kerja pompa adalah mengisap dan melakukan

penekanan terhadap fluida

Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi

mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal. Proses kerja

pompa sentrifugal yaitu aliran fluida yang radial akan menimbulkan efek

sentrifugal dari impeler diberikan kepada fluida. Jenis pompa sentrifugal atau

kompresor aliran radial akan mempunyai head yang tinggi tetapi kapasitas

alirannya rendah.

Dalam penggunaan pompa sentrifugal adanya kemungkinan kativasi pada

pompa sentrifugal yang menyebabkan penurunan kapasitas pompa kemudian

kerusakan mekanis pada impeller pompa dan juga menimbulkan getaran.

Kavitasi adalah pembentukan gelembung gas pada pompa karena tekanan

sangat rendah mencapai dibawah tekanan uap sehingga air menguap meskipun

temperaturnya normal. Maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair,

yang kemudian gelembung tersebut pecah karena mengalami tekanan yang

lebih besar yang sering mengalami kavitasi pada sisi isap pompa, Terjadinya

lubang-lubang yang disebut erosi kavitasi pada permukaan sudu dan casing

pompa sentrifugal. Kavitasi pada pompa sentrifugal dapat menurunkan unjuk

kerja pompa yang meliputi penurunan head, kapasitas dan efisiensi pompa.

ACHMAD AZHAR BASYIR 1


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sehingga dalam pelaksanaan praktikum kali ini akan melakukan

pengambilan data, pengukuran, dan perhitungan pada instalasi pompa untuk

mengetahui besarnya nilai kavitasi dan nilai efisiensi pompa sebagai tolak ukur

nilai kavitasi dan efisiensi pompa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh debit air terhadap head pompa yang terjadi pada

pompa sentrifugal?

2. Bagaimana Pengaruh debit air terhadap efisiensi pompa sentrifugal?

3. Bagaimana pengaruh debit air terhadap kavitasi yang terjadi pada pompa

sentrifugal ?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui head pompa yang terjadi pada pompa sentrifugal.

2. Untuk Mengetahui efisiensi pompa sentrifugal .

3. Untuk mengetahui terjadinya kavitasi pada pompa sentrifugal.

1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat yang akan didapatkan ialah praktikan dapat memahami proses

terjadinya kavitasi pada pompa sentrifugal.

1.5 Batasan Masalah

Batasan yang digunakan dalam Praktium Fenomena Dasar Mesin ini adalah:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pompa sentrifugal Panasonic No model

GP-129JXK.

2. Aliran dalam kondisi steady.

3. Perpindahan panas pada pompa diabaikan.

4. Getaran pada pompa diabaikan.

ACHMAD AZHAR BASYIR 2


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Fluida dan Head

Definisi dari fluida adalah substansi yang mengalir karena antar partikel satu

dengan lainnya bebas. Secara umum, fluida dibagi menjadi fluida compresible

(mampu mampat) dan incompresible (tidak mampu mampat). Karakteristik fluida

bisa dijelaskan dengan properti fluida. Adapun properti fluida yaitu temperatur,

tekanan, massa, volume spesifik, dan kerapatan massa (Anis Samsudin dan

Karnowo, 2008).

Energi fluida untuk melakukan kerja yang dinyatakan dalam feet atau kaki

tinggi tekanan (head) fluida yang mengalir. Jadi, head atau tinggi tekan

merupakan ketinggian pada mana kolom fluida harus naik untuk memperoleh

jumlah energi yang mana sama dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida

pada kondisi yang sama (Austin H. Church, 1993). Head ada dalam tiga bentuk

yang dapat saling dapat dipertukarkan, antara lain:

a) Head potential/head aktual

Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang datar. Jadi, suatu kolam

air setinggi 2 kaki atau feet mengandung jumlah energi yang disebabkan

oleh posisinya dan dikatakan fluida tersebut mempunyai head sebesar 2

feet kolam air (Austin H. Church, 1993).

b) Head kinetik/head kecepatan

Adalah suatu ukuran energi kinetik yang dikandung suatu satuan bobot

fluida yang disebabkan oleh kecepatan dan dinyatakan oleh kecepatan dan

dinyatakan oleh persamaan yang biasa dipakai untuk energi kinetik

(V2/2g), energi ini dapat dihitung dengan tabung pitot yang diletakkan

dalam aliran seperti gambar 2.1 di bawah. Kaki kedua dari manometer

ACHMAD AZHAR BASYIR 3


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dihubungkan dengan pipa aliran tegak lurus dari manometer dihubungkan

dengan pipa aliran untuk menyamakan tekanan yang ada pada pipa aliran

titik ini (Austin H. Church, 1993).

c) Head tekanan

Adalah energi yang dikandung oleh fluida akibat tekanannya dalam

persamaannya dengan 𝜌/𝛾. Jika sebuah manometer terbuka dihubungkan

dengan sudut tegak lurus aliran, maka fluida di dalam tabung akan naik

sampai ketinggian sama dengan 𝜌/𝛾 (Austin H. Church, 1993).

Gambar 2.1 Cara mengukur Head


(Sumber: Muhajir, Khairul. 2009. Karakteristik Aliran Fluida Gas-Cair Melalui Pipa
Sudden Contraction. 176-184.)

2.2 Pengertian Pompa Sentrifugal

Pompa Sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi

mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi hidrolik melalui aktivitas

sentrifugal. Energi inilah yang mengakibatkan head tekanan, head kecepatan,

dan head potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu (Sularso dan

Haruo Tahara, 2004). Sedangkan untuk gaya sentrifugal itu sendiri memiliki arti

yaitu sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerrakan sebuah benda atau

partikel melalui lintasan lengkung (melingkar).

ACHMAD AZHAR BASYIR 4


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 2.2 Pompa Sentrifugal


(Sumber: Handayani, Sri Utami. 2002. Bahan Ajar Pompa dan Kompresor. 23-41.)

2.2.1 Karakteristik Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari impeller yang dilengkapi sudu-

sudu yang dipasangkan pada poros yang berputar yang disubungi oleh

sebuah rumah (casing). Fluida memasuki impeller secara aksial dan

menerima energi yang diberikan oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan

impeller pada kecepatan yang relatif tinggi, fluida itu dikumpulkan dalam

valute yang mentransformasikan energi kinetik menjadi energi tekanan. Ini

tentu saja diikuti oleh pengurangan kecepatan.

Setiap pompa biasanya pabrik pembuatannya memberikan kurva

karakteristik yang menunjukkan unjuk kerja pompa pada berbagai kondisi

pemakaian. Karakteristik sebuah pompa digambarkan dalam kurva

karakteristik menyatakan besarnya head total, daya pompa dan efisiensi

pompa terhadap kapasitas.

2.2.2 Prinsip-prinsip Dasar Pompa Sentrifugal

Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:

a).Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi

luar sehingga kecepatan fluida meningkat.

ACHMAD AZHAR BASYIR 5


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b).Kecepatan fluida yanng tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau

diffuser) menjadi tekanan atau head.

2.2.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dikualifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara

lain sebagai berikut:

a). Kapasitas:

1. Kapasitas rendah : < 20 m3/jam

2. Kapasitas menengah : 20 – 60 m3/jam

3. Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam

b). Tekanan discharge:

1. Tekanan rendah : < 5 kg/cm2

2. Tekanan menengah : 5 - 50 kg/cm2

3. Tekanan tinggi : > 50 kg/cm2

c). Jumlah/susunan impeller dan tingkat:

1. Single stage :Terdiri dari satu impeller dan satu casing

2. Multi stage :Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri

dalam satu casing

3. Multi impeller :Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun

paralel dalam satu casing

4. Multi Impeller – Multi Stage : Kombinasi multi impeller dan multi

stage.

d). Posisi poros:

1. Poros tegak

2. Poros mendatar

e).Jumlah Suction:

1. Single suction

ACHMAD AZHAR BASYIR 6


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Double suction

f). Arah aliran keluar impeller:

1. Radial flow

2. Axial flow

3. Mixed flow

2.3 Head Pompa dan Energi Aliran

Head zat cair merupakan energi mekanik yang dikandung oleh suatu berat

zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan, dimana satuan

energi persatuan berat ekuivalen dengan satuan panjang (tinggi). Head ini

adalah jumlah dari ketiga head yaitu head tekanan/energi yang dikandung oleh

fluida akibat tekanan, head kinetik/energi yang dikandung oleh fluida dan terakhir

head potensial didasarkan pada ketinggian fluida (z) di atas bidang banding yang

mengandung sejumlah energi disebabkan posisinya.

Berbagai bentuk tinggi-tekan dapat bervariasi besarnya pada penampang

yang berbeda dengan mengabaikan rugi-rugi, penjumlahan selalus ama. Head

adalah tinggi tekan energi total yang merupakan jumlah dari tinggi tempat, tinggi

tekanan dan tinggi kecepatan yang berbeda dari garis arus yang satu ke garis

arus yang lain. Jadi persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik satu garis

lurus.

2.4 Head Total Pompa


Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dengan kapasitas

yang telah ditentukan dapat ditentukan dari kondisi instalasi pompa yang akan

dilayani.

ACHMAD AZHAR BASYIR 7


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 2.3 Head Total Pompa


(Sumber: http://deniferdiansyah.blogspot.co.id/2011/07/cara-menentukan-head-total-
pompa.html)

2.5 Efisiensi Pompa

Dalam industri pompa, banyak pekerjaan yang melibatkan dua hal

sederhana, yakni efisiensi mesin pompa sentrifugal dan motor induksi AC.

Pompa sentrifugal mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik (aliran,

kecepatan dan tekanan) dan motor AC mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Banyak sentrifugal besar menghasilkan efisiensi antara 75 – 90% dan

yang kecil biasanya ke kisaran 50 – 70%. Motor AC besar di sisi lain, dapat

mendekati efisiensi 97% dan motor lain di atas 5 HP, dapat didesain mencapai

90% hambatan.

2.6 Kavitasi

Pada sistem pemipaan yang menggunakan pompa sentrifugal sangat

mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan perbedaan

penampang yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan sampai turun di

bawah tekanan uap jenuhnya sehingga menyebabkan terjadinya fenomena yang

disebut kavitasi. Kavitasi adalah periwtiwa terbentuknya gelembung-gelembung

ACHMAD AZHAR BASYIR 8


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di

bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa.

Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang

sangat singkat. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai

terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu

sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya

berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap

jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan

menyebabkan shock pada dinding dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba

ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga

mengakibatkan tumbukan.

Gambar 2.4 Proses Kavitasi


(Sumber: Muhajir, Khairul. 2009. Karakteristik Aliran Fluida Gas-Cair Melalui Pipa
Sudden Contraction. 176-184.)

Pompa Sentrifugal mempunyai sifat-sifat teknis yang harus dipenuhi agar

dapat beroperasi dengan baik. Salah satu permasalahan yang sering terjadi

pada pompa tipe ini adalah gagalnya pompa dalam proses priming, sehingga

pompa tidak bisa mengisap dan akhirnya gagal pemompaan serta menyebabkan

kerusakan pada bagian-bagian pompa.

ACHMAD AZHAR BASYIR 9


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Ada beberapa penyebab kavitasi pada pompa sentrifugal diantaranya

adalah:

a). Vaporation (penguapan),

b). Air ingestion (masuknya udara lura ke dalam sistem),

c). Internal Recirculation (sirkulasi balik di dalam sistem),

d). Turbulance (pergolakan aliran), dan

e). Vane Passing Syndrome.

Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan

memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar daripada

NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai

pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut hal-hal

yang diperlukan untuk instalasi pompa :

a). Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus dibuat

serendah mungkin agar head statis lebih renda pula. Pipa isap harus dibuat

sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya

diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar untuk mengurangi

kerugian gesek.

b).Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar (bagian yang

mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan lebih rendah).

c).Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran

disisi isap.

d) Head total pompa harus ditentukan sedemikian rupa hingga sesuai dengan

yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.

e) Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah

harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi.

ACHMAD AZHAR BASYIR 10


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Untuk meramalkan terjadinya kavitasi pada suatu pompa, digunakan suatu

parameter sebagai dasar hubungan. Dasar hubungan ini adalah Hukum Thoma-

Moody yang menghasilkan suatu koefisien 𝜎 atau sigma atau koefisien Thoma.

Koefisien kavitasi 𝜎 adalah perbandingan antara NPSH dengan head total

pompa.

2.7 Net Positive Suction Head (NPSH)

Kavitasi terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai

dibawah tekanan uap jenuhnya. Oleh karena itu, untuk menghindari kavitasi

harus diusahakan agar tidak ada satu bagian pun dari aliran di dalam pompa

yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada

temperatur yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal ini perlu diperhatikan

dua macam tekanan yang memegang peranan, pertama tekanan yang

ditentukan oleh kndisi lingkungan dimana pompa dipasang dan kedua tekanan

yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam pompa.

Sebagai ukuran untuk keamanan pompa terhadap kaviasi telah

didefinisikan suatu Net Position Suction Head (NPSH). Dalam hal ini NPSH dapat

dibagi dua yaitu, NPSH yang tesedia pada instalasi (sistem) dan NPSH yang

diperlukan oleh pompa. Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi

maka harus dipenuhi persyaratan berikut: NPSH yang tersedia > NPSH yang

diperlukan.

2.7.1 NPSH yang Tersedia (NPSH)

NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap

pompa (ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa) dikurangi

dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. NPSH yang tersedia

merupakan tekanan absolut yang masih tersisa pada pompa setelah dikurangi

tekanan uap. Besarnya hanya tergantung pada kondisi luar pompa dimana

ACHMAD AZHAR BASYIR 11


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

pompa dipasang. Tinggi isap (h) bisa diukur dari permukaan zat cair sampai

sumbu poros pompa (untuk pompa dengan poros mendatar).

2.7.2 NPSH yang Diperlukan (NPSHR)

Tekanan di dalam pompa biasanya terdapat di suatu titik yang dekat

setelah sisi masuk sudu impeler. Hal ini disebabkan oleh kerugian head di nozel

isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan

kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu. Gambar 2.5 di bawah ini

menunjukkancara mengukur efisiensi pompa dengan memakai NPSH sebagai

parameter.

Gambar 2.5 Perubahan Kurva Karakteristik akibat Perubahan NPSH


(Santoso, Budi., Indarto., Deendarlianto Dan Thomas S.W. 2012. Fluktasi Beda
Tekanan dari Pola Aliran Slug Air-Udara pada Aliran Dua Fase Searah Pipa
Horizontal.)
Pada umumnya perubahan nilai NPSHR sudah ditentukan oleh pabrik

yang bersangkutan. Namun melalui penelitian, harga NPSHR dapat ditentukan

dengan menghubungkan pengaruh NPSH pada performansi pompa, yakni

dengan perubahan kurva performansi karena perubahan NPSH yang diperiksa.

NPSH pada titik dimana performansi mulai menuruh merupakan harga NPSHR.

Namun pengukuran titik ini sangat sukar, sehingga NPSHR dalam banyak hal

ditetapkan pada titik dimana performansi menurun 3%.

ACHMAD AZHAR BASYIR 12


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.8 Parameter Kavitasi

2.8.1 Koefisien Kavitasi Thoma.

Syarat agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi adalah NPSH

yang tersedia > NPSH yang diperlukan. Untuk penafsiran secara kasar, NPSH

yang diperlukan dapat dihitung dari konstanta kavitasi yaitu koefisien kavitasi

Thoma () yang dinyatakan dalam perbandingan antara NPSH yang diperlukan

dengan head pompa.

2.8.2 Kecepatan Spesifik (Ns)

Kecepatan spesifik dapat digunakan untuk menentukan jenis-jenis

pompa. Kecepatan spesifik untuk pompa-pompa yang sebangun (sama bentuk

impelernya) meskupun ukuran dan putarannya berbeda adalah sama. Dalam

hal ini kecepatan spesifik berlaku pada titik efisiensi tertinggi.

2.8.3 Kecepatan Spesifik Hisap (S)

Kecepatan Spesifik Hisap (S) dalam hal ini dapat menghubungkan harga

minimum yang aman untuk kondisi operasi pompa terhadap gangguan kavitasi.

Antara koefisien kavitasi Thoma () dan Kecepatan Spesifik (Ns) dengan

Kecepatan Spesifik Hisap (S) terhadap hubungan seperti yang terlihat pada

gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6 Hubungan Koefisien Thoma, Kecepatan Spesifik dan Kecepatan


Spesifik Hisap
(Santoso, Budi., Indarto., Deendarlianto Dan Thomas S.W. 2012. Fluktasi Beda Tekanan
dari Pola Aliran Slug Air-Udara pada Aliran Dua Fase Searah Pipa Horizontal.)

ACHMAD AZHAR BASYIR 13


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.9 Perhitungan

a) Kecepatan Fluida

Q
v= .......................................................................................... (2.1)
A

Dimana :

v = kecepatan fluida (m/s)

Q = debit fluida (m3/s)

A = luas penampang pipa (m)

b) Head Pompa

Pd vd2 Ps vs2
Hpompa = ( + + Zd ) − ( + + Zs ) + H t ........ (2.2)
ρ×g 2×g ρ×g 2×g

Dimana :

Ht = head loss total pompa (m)

vd = kecepatan fluida di saluran tekan (m/s)

vs = kecepatan fluida di saluran isap (m/s)

Pd = tekanan di saluran tekan (N/m2)

Ps = tekanan di saluran isap (N/m2)

Zd = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran tekan (m)

Zs = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran isap (m)

 = massa jenis fluida (kg/m3)

g = gravitasi (9,81 m/s2)

c) Daya Hidrolisis

Ph = ρ × g × Q × H ....................................................................... (2.3)

Dimana :

Ph = daya hidrolisis (watt)

 = massa jenis fluida (kg/m3)

ACHMAD AZHAR BASYIR 14


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g = gravitasi (9,81 m/s2)

Q = debit fluida (m3/s)

H = head pompa (m)

d) Daya Poros

Daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa

atau sering disebut (Break House Power) BHP. (careca F., dkk., 2011). Daya

poros ditunjukkan pada ditunjukkan pada persamaan dibawah ini :

2×π×n×T
BHP = ................................................................... (2.4)
60

Dimana :

BHP = daya poros (watt)

n = putaran motor (rpm)

T = torsi (Nm)

Berdasarkan Applied Industrial Technology, persamaan untuk Torsi adalah


sebagai berikut :

36,77 × Q × P .......................................................................... ...(2.5)


T=
n

Dimana :

T = torsi (lbs in)

Q = debit fluida (GPM)

P = tekanan (Psi)

n = putaran mesin (rpm)

e) Daya Listrik/Motor

Adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh motor yang dipakai dalam

menggerakkan pompa, yang dapat dirumuskan dengan :

Pmotor = V × I .............................................................................. (2.6)

ACHMAD AZHAR BASYIR 15


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dimana :

Pmotor = daya listrik/motor (watt)

V = besar tegangan yang dipakai oleh motor listrik (volt)

I = besar arus yang dipakai oleh motor listrik (ampere)

f) Efisiensi Motor dan Pompa

Efisiensi motor :

BHP
ηmotor = × 100% ................................................................. (2.7)
Pmotor

Dimana :

BHP = daya poros (watt)

Pmotor = daya listrik/motor (watt)

Efisiensi pompa :

Ph
ηpompa = × 100% ................................................................. (2.8)
BHP

Dimana :

Ph = daya hidrolisis (watt)

BHP = daya poros (watt)

g) Perhitungan NPSH yang tersedia (NPSHa)

Pa Pv ................................................................. (2.9)
hsv = × − hs − hls
γ γ

Dimana :

Hsv = NPSHa (m)

Pa = tekanan pada permuakaan fluida (kgf/m2)

Pv = tekanan uap jenuh (kgf/m2)

 = berat jenis zat cair (kgf/m3)

hs = head isap statis (m)

hls = kerugian head dalam pipa isap (m)

ACHMAD AZHAR BASYIR 16


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

h) Perhitungan NPSH yang diperlukan (NPSHr)

1. Kecepatan spesifik

Q0,5 ....................................................................... (2.10)


Ns = n ×
H 0,75

Dimana :

n = putaran dari impeler pompa (rpm)

Q = debit fluida (m3/s)

H = head pompa (m)

HsvN = σ × Hpompa ................................................................. (2.11)

Dimana :

 = koefisien kavitasi thoma

2. Kecepatan spesifik hisap

Kecepatan spesifik sisi hisap (S) dapat juga digunakan sebagai pengganti

koefisien kavitasi Thoma dalam menghitung NPSH yang diperlukan. Nilai

kecepatan spesifik diasumsikan 1200, berdasarkan Sularso Hubungannya

dapat dilihat pada persamaan di bawah ini :

4
n 3 2
Hsvn = ( ) × Q3 ................................................................. ......(2.12)
S

Dimana :

n = putaran dari impeler pompa (rpm)

Q = debit fluida (m3/s)

S = kecepatan spesifik sisi hisap (m/s)

ACHMAD AZHAR BASYIR 17


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Deskripsi Alat Praktikum

Gambar 3.1 Alat Praktikum

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah instalasi pompa

sentrifugal yang dirancang khusus. Terdapat 2 buah katup pada instalasi pompa

ini yaitu katup awal pada pipa isap yang berfungsi sebagai bukaan untuk fluida

masuk dan katup akhir pada pipa untuk mengeluarkan fluida. Pada instalasi

pompa ini juga terdapat 4 buah lubang yang digunakan untuk mengukur tekanan.

Terdapat saklar untuk menghidupkan dan mematikan pompa serta saklar

pengatur kecepatan pompa.

3.2 Alat dan Bahan


Berikut alat dan bahan yang digunakan pada saat Praktikum Fenomena
Dasar Mesin pada pompa sentrifugal

ACHMAD AZHAR BASYIR 18


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Pompa Sentrifugal merek Panasonic


Spesifikasi pompa air Panasonic No model GP-129JXK :
Daya motor : 125 watt
Daya hisap : 9 meter
Daya dorong : 31 meter
Kapasitas : 18 Liter/menit
Pipa : 1/2 inch
Tegangan : 220 Volt, 50 Hz
2. Bak penampungan
3. Flow Meter
4. Manometer
5. Tachometer

3.3 Prosedur Percobaan


3.2.1 Persiapan
1. Menyiapkan instalasi percobaan.
2. Memeriksa persediaan air di reservoir dan memastikan keadaannya layak
untuk percobaan.
3. Pastikan semuakatup telah terbuka
4. Memeriksa kabel-kabel daya pompa.
5. Menjalankan mesin pompa sentrifugal.

3.2.2 Percobaan
1. Besar debit 4 LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 4 LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.

ACHMAD AZHAR BASYIR 19


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4.
2. Besar debit 8 LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 8 LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4.
3. Besar debit 12LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 12LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4.
4. Besar debit 16 LPM
a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow
meter tepat berada pada 16 LPM.
b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.
c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

ACHMAD AZHAR BASYIR 20


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,
dan P4 dengan menggunakan Manometer.
e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,
P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada
posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan
seterusnya.
f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan
P4..

3.2.3 Akhir Percobaan


1. Mematikan pompa
2. Membersihkan semua peralatan yang digunakan.
3. Mengembalikan semua peralatan ke tempatnya dalam keadaan baik seperti
semula.

ACHMAD AZHAR BASYIR 21


H1F115018
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Apip. Studi kavitasi terhadap unjuk kerja pompa turbin dengan
temperatur air 36C, 44C dan 50C. 2005.
Guide, Learner. Section 11, Pumps and Compressors.

Handayani, Sri Utami. 2002. Bahan Ajar Pompa dan Kompresor. 23-41.

http://deniferdiansyah.blogspot.co.id/2011/07/cara-menentukan-head-total-
pompa.html
(Diakses:2 April 2018)

Mahasiswa BHT-TPF Program Pascasarjana Teknik Mesin FTUI 2012.


Perpindahan Kalor dan Aliran Dua Fase. 2012
Muhajir, Khairul. 2009. Karakteristik Aliran Fluida Gas-Cair Melalui Pipa Sudden
Contraction. 176-184.
Santoso, Budi., Indarto., Deendarlianto Dan Thomas S.W. 2012. Fluktasi Beda
Tekanan dari Pola Aliran Slug Air-Udara pada Aliran Dua Fase Searah
Pipa Horizontal.
Sularso. Tahara, Haruo. Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan Pompa dan
Kompresor.
Taqwa, M. Ridhah. 2008. Pengaruh peningkatan Viskositas Terhadap
Tekanandalam Pompa.

ACHMAD AZHAR BASYIR 22


H1F115018

Anda mungkin juga menyukai