Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GIZI DAN KESEHATAN


“MINERAL”
Dosen Pembimbing :
Dra. Aulia Ajizah, M. Kes
Ratna Yulia. S. Pd., M.Pd
Oleh :
Eka Febrianti (A1C515004)
Iin Nila Sari (A1C515008)
Reni Eka Agustini (A1C515211)
Siti Azkia (A1C515020)
Syofi Salma (A1C515021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
Maret
2018

1
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, tak lupa pula shalawat
dan salam kami hanturkan kehadirat junjungan Nabi Muhammad S.a.w hingga Yaumil
Akhir. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Gizi dan kesehatan dengan Materi
“Mineral”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. kami berharap semoga makalah Gizi dan
kesehatan tentang mineral dan manfaatnya dapat melengkapi tugas penunjang kuliah
yang diberikan.
Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih, semoga makalah ini dapat memberi
manfaat, bagi kita semua.
Banjarmasin, Maret 2018

Penyusun

2
Daftar Isi

Halaman Judul ……………………………………….........……............…. i

Kata Pengantar ………………………………….........……………............ii

Daftar Isi …………………………………………….........…………...…. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………........……...……........ 1

A. Latar Belakang ………………………………….......……..............…....1

B. Rumusan Masalah ……………………………......................……….… 1

C. Tujuan Penulisan ……………………………........………................…..1

BAB II PEMBAHASAN ………………………......………………..........2


A. Pengertian Pengertian Gizi………….………......…........……………… 2
B. Penyebab Pengertian Mineral....................................................................2
C. Klasifikasi Mineral....................................................................................4

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………… 13

A. Simpulan ……………………………………………………...............13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...........14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup yang memerlukan makan, minum, menghirup
oksigen, berkembang biak, dan lain-lain. Hal tersebut merupakanaspek kebutuhan yang
tidak terlepas dari tumbuh dan berkembangnya seorang individu.Dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya, manusia memerlukan suatunutrisi penting beberapa diantaranya yakni
karbohidrat, lemak, protein,vitamin, mineral serta air. Kebutuhan akan tiap nutrisi
tersebut berbeda-beda. Kebutuhan akan karbohidrat, lemak, serta protein cenderung
lebih tinggidibandingkan dengan kebutuhan akan vitamin, mineral serta air.Tetapi,
mekanisme metabolisme karbohidrat, lemak serta protein didalam tubuh tidak akan
terjadi tanpa bantuan dari vitamin, mineral maupun air walaupun jumlah yang
dibutuhkan sangat kecil. Mineral merupakan suatu senyawa penting bagi tubuh
manusia yang tentunya berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Mineral tersebut
dibutuhkan dalam jumlah tertentu dan akan berdampak buruk apabila kelebihan
maupun kekurangan dari salah satu jenis zat tersebut.
Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai mineral beserta
macam-macam mineral dan fungsinya bagi tubuh dan mengenai akibat dari kelebihan
maupun kekurangan mineral tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Gizi ?
2. Apa pengertian Mineral ?
3. Bagaimana Klasifikasi Mineral ?
4. Apa kekurangan dan kelebihan mineral ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gizi
2. Menegtahui pengertian mineral
3. Mengetahui klasifikasi mineral
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan mineral

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering
diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertianlebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan,penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk
menghasilkantenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:
Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002: 17-18) Menjelaskan bahwa gizi adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkan energi.
Berdasarkan uraian di atas, maka gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam
makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting
bagi manusia untuk pertumbuhan.
B. Pengertian Mineral
Mineral yang kita butuhkan dapat ditemukan dalam makanan. Dalam berbagai
macam makanan, seperti daging, sereal, ikan, susu, sayur mayur, buah-buahan dan kacang-
kacangan dapat kita temukan mineral dalam berbagai jumlah. Trace elements juga
merupakan nutrien esensial yang penting bagi kelancaran fungsi tubuh, tetapi dibutuhkan
dalam jumlah lebih kecil dibandingkan dengan vitamin dan mineral. Trace elements
ditemukan dalam jumlah kecil pada berbagai macam makanan seperti daging, ikan, sereal,
susu, sayur dan kacang-kacangan
Mineral adalah unsur kimia yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan.
Unsur-unsur seperti klorin (Cl), natrium (Na),kalium (K), kalsium (Ca), Fosfor (P),
magnesium (Mg), adalah mineral yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah besar, besi (Fe),
Iodin (I), seng (Zn) adalah mineral yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah sedikit.
Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh,
namun tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan
biologiknya (ketersediaan biologis adalah tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat

5
diabsorpsi oleh tubuh). Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan
dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik.

Mineral memiliki 3 fungsi utama yaitu:


a. Membangun tulang dan gigi
b. Mengontrol keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel
c. Berperan dalam proses pembentukan energi dari makanan

Faktor-faktor yang memperngaruhi ketersediaan biologik mineral dijelaskan


dibawah ini.
1. Interaksi mineral dengan mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama
bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologiknya.
Contohnya magnesium, kalsium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2. Kalsium
yang dimakan terlalu banyak akan mengahmbat absorpsi besi. Demikian pula kebanyakan
makan seng akan menghambat absorpsi tembaga. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
dalam menggunakan suplemen mineral tanpa berkonsultasi dengan dokter.
2. Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin c meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin d
kalsiterol meningkatkan adsorpsi kalsium. Banyak vitamin membutuhkan mineral
untuk melakukan peranannya dalam metabolsme. Misalnya koenzim tiamin
membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.
3. Interaksi serat dengan mineral
Ketersediaan biologic mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan
nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam dalam serat kacang-kacangan dan
serealia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga
tidak dapat diabsorpsi. Makan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat
absorpsi kalsium, zat besi, seng dan magnesium.
a. Sumber Mineral
Sumber paling baik mineral adalah makan hewani, kecuali magnesium yang
lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari
tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu,
mineral berasal dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologic lebih tinggi

6
dari pada yang berasal dari makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih
sedikit bahan pengikat mineral daripada makanan nabati.
b. Keracunan Karena Mineral
Mineral dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan (toksik).
Pekerja tambang bila tidak berhati-hati dapat mengalami keracunan mineral,
terutama mangan. Sifat toksik ini perlu mendapat perhatian dalam penggunaan
suplemen mineral.

C. Klasifikasi Mineral
1. Berdasarkan jenisnya, klasifikasi mineral dibagi atas :
a. Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita
peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur,
sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
b. Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya: Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.

2. Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, klasifikasi mineral dibagi atas :


a. Mineral Esensial
Mineral adalah Komponen anorganik yang terdapat dalam tabel periodik unsur.
Di antara mineral yang ada di alam, hanya sekitar 17 Mineral yang diperlukan oleh
tubuh manusia, yaitu yang disebut dengan mineral esensial. Mineral esensial dapat di
kelompokan menjadi mineral makro (macro mineral) dan mineral mikro (trace
mineral). Yang termasuk mineral makro adalah kalsium (Ca), fosfor (P), Magnesium
(Mg), sodium (Na), klor (Cl), potassium (K), dan Sulfur (S). Sedangkan yang termasuk
mineral mikro adalah adalah iodin (I), seng (Zn), besi (Fe), tembaga (Cu), Flor (F),
Selenium (Se), Molibdenun (Mo), Mangan (Mn), dan Cobalt (Co).
b. Mineral Nonesensial
Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum
diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari
normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi

7
makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan
aluminium (Al).

3. Berdasarkan bentuknya, klasifikasi mineral dibagi atas :


a. Mineral Makro
mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam
tubuh kurang dari 15 mg. hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap
esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.Yang termasuk mineral makro antara
lain : natrium, klor, kalsium, kalium, fosfor, magnesium, dan sulfur.

1) Kalsium
Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan tanpa
lemak. Kira-kira 99 persen kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Komposisi belum
diketahui secara jelas, namun diperkirakan menyerupai suatu hidroksiapatit
Ca10(PO4)6(OH)2.
Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi tersebut diatas,
namun juga memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan
biokhemikdi dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot,
kerekatan seluler, tranmisi impul-impul syaraf, memelihara dan meningkatkan fungsi
membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormone. Kerangka tulang yang
merupakan cadangan besar kalsium komplek yang tidak larut, berada dalam
keseimbangan dinamik dengan kalsium bentuk larut di dalam sirkulasi.
Walaupun terutama mekanisme homeostatic yang mengontrol kadar kalsium
dalam plasma adalah kelenjar paratiroid dan metabolit vitamin d aktif, namun
sejumlah hormone, vitamin dan penghambat klasifikasi biologic dapat mempengaruhi
tubuh dalam metabolism kalsium.
Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10 mg/ 100 ml,
dan biasanya kalaupun bervariasi tidak sampai 10 persen. Kurang dari 50 persen
kalsium dalam darah dan cairan lainnya berada dalam bentuk ion bebas; sekitar jumlah
yang sama terkait pada protein, terutama albumin dan globulindan jumlah yang sangat
sedikit merupakan ikatan kompleks dengan asam organic seperti sitrat atau asam
anorganik seperti sufat dan fosfat. Kalsium diperlukan dalam mengaktifkan enzim-
enzim lipase. ATP-ase dari aktomisin dan myosin, kholinesterase serta dehidrogenase
suksinik. Peranan kalsium dalam pembekuan darah ada hubunganny dengan vitamin

8
k. mineral ini tampaknya diperluka untuk mengaktifkan protrombin yang berperan
dalam rentetan proses pembekuan darah.
Bahan makanan yang kaya akan kalsium adalah susu dan hasil olahnya (kecuali
mentega) seperti keju dan es krim. Di samping itu sayur-sayuran tertentu, brokoli,
kacang-kacangan dan buah-buahan juga merupakan sumber kalsium.
Kebutuhan:
Orang dewasa membutuhkan Kalsium 700 mg per hari.
Fungsi:
a. Membantu membangun tulang dan gigi
b. Mengatur kontraksi otot, termasuk denyut jantung
c. Berperan dalam proses pembekuan darah

2) Fosfor
Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilogram jaringan tanpa
lemak. Dari jumlah ini kira-kira 85 persen terkandung dalam kerangka tulang. Di
dalam plasma terdapat fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma. Bila butir darah merah
termasuk maka total fosfod dalam daran antara 30-45 mg/100 ml darah.
Fosfat organic merupakan bagian dari struktur badan sel dan terlibat dalam
fungsi seluler. Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi energy ATP yang diperlukan
dalam suplai energy untuk kegiatan seluler. Oksidasi karbohidrat dalam membentuk
ATP juga memerlukan fosfor karena fosforilasi adalah langkah yang harus dilalui
dalam metabolism monosakarida. Fosfolipid adalah kmponen dari semua membrane
seluler dan factor penentu permeabilitas seluler. DNA dan RNA yang merupakan
genetic utama bertanggung jawab dalam reproduksi sel, pertumbuhan dan sintesis
protein adalah senyawa fosforilasi.
Konsumsi pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusia. Karena
perannya yang sangat penting dalam metabolism pada jaringan hewan dan tanaman
maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan. Akhir-akhir ini
fosfor kurang dapat perhatian dalam perencanaan pangan karena umumnya ditemukan
bila konsumsi kalsium dan protein cukup, maka konsumsi fosfor juga cukup.
Kebutuhan Fosfor orang dewasa adalah 550 mg per hari.
Fosfor dalam makanan diabsorpsi dalam bentuk fosfat bebas. Kira-kira 60-70
persen fosfor dari makanan dapat diserap. Berbagai makanan mengandung fosfor yang
tidak langsung dapat digunakan tubuh karena usus manusia relative kekurangan enzim

9
fosfatase yang penting untuk hidrolisa ester-ester organic. Senyawa ester fosfat
organik dapat mempengaruhi adsorpsi kalsium, karena membentuk garam kalsium
yang tidak larut di dalam lumen usus.
Fungsi:
Fosfor memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. Sebagai contoh di antaranya:
a. Membantu membangun tulang dan gigi.
b. Membantu menghasilkan energi dari makanan yang kita makan

3) Magnesium
Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 0.5 gram per kilogram jaringan bebas
lemak, di mana kira-kira 60 persennya berada dalam jaringan tulang. Sebanyak
sepertiga dari magnesium tersebut berada dalam kombinasi dengan fosfat, sisanya
melekat secara bebas pada permukaan struktur mineral. Sejumlah kecil magnesium
terlarut dalam cairan ekstraseluler dan mudah bertukar dengan yang melekat pada
permukaan tulang. Hanya 1-3 mg magnesium terdapat dalam setiap 100 ml serum; dari
jumlah ini 35 peresen terikat pada protein atau terikat secara kompleks dengan
substansi lainnya yang sulit tidak bisa bertukaran.
Di antara sel-sel jaringan lemak, konsentrasi magnesium lebih tinggi daripada
mineral lainnya kecuali kalium. Kehilangan magnesium tubuh biasanya berkaitan
dengan pemecahan jaringan dan destruksi sel. Magnesium digunakan untuk respirasi
seluler, khususnya dalam fosforilasi oksidatif pada pembentuka ATP.
Pada kenyataannya magnesium diperlukan untuk semua system perubahan
fosfat. Dalam beberapa perubahan fosfat termasuk ATP dan ADP, magnesium
digantikan oleh mangan (Mn) sebagai perangsang aktifitas enzim. Magnesium
merupakan activator semua reaksi enzimatik yang memerlukan ATP: oksidasi piruvat,
konversi ketoglutarat menjadi KoA suksinil dan reaksi transketolase dari perputaran
pentose monofosfat. Beragam reaksi dalam metabolism lamak dan protein juga
memerlukan kalsium. Perubahan KoA menjadi asetat dan asam kholik membentuk
KoA asetil dan KoA kholik serta sintesis DNA dan RNA.
Kebutuhan:
Kebutuhan Magnesium adalah 300 mg perhari untuk pria dan 270 mg per hari untuk
wanita.

10
Fungsi:
Magnesium memiliki sejumlah fungsi penting, contohnya:
a. Membantu proses pembentukan energi dari makanan
b. Mendukung fungsi kelenjar paratiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon yang penting bagi kesehatan tulang

4) Natrium
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler 35-40 % terdapat
dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas
mengandung banyak natrium. Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl).
Sumber natrium yang lain berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan
yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah
mengandung sedikit natrium. Rata-rata kita mengkonsumsi 9.5 g garam (3.7/g
Natrium) per hari, seharusnya mengkonsumsi tak lebih dari 6 g garam (2.5/g Natrium).
Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.
Fungsi dari natrium antara lain :
a) Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.
b) Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan
masuk ke dalam sel.
c) Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zat-
zat yang membentuk asam.
d) Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
e) Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain
melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

5) Besi
Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g, di mana
70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan
(iron storage) yang terdiri dari feritin dan hemosiderin terdapat dalam hati, limfa dan
sumsum tulang. Besi simpanan ini berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi
hemoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya yang mempunyai fungsi fisiologis. Jumlah
besi simpanan dapat bervariasi dengan selang yang cukup lebar tanpa mempengaruhi
kesehatan. Komponen besi lainnya dalam jumlah yang sangat kecil terdapat dalam

11
jaringan padat. Mioglobin yang mengandung sekitar empat persen dari besi total
adalah protein yang memberikan warna merah pada otot tulang.
Bagian besi lainnya terdapat di dalam berbagai enzim oksidatif antara lain katalase,
mitokondria, sitokrom dan flavoprotein. Meskipun ikatan ini merupakan komponen
kecil, nemun memiliki fungsi yang sangat penting di dalam tubuh (Dallman, 1981).
Dilaporkan bahwa kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan individu, sehingga
sangat peka terhadap serangan bibit penyakit. Hal ini berhubungan erat dengan
menurunnya fungsi enzim pembentuk antibody seperti mieloperoksidase sebagai
akibat kekurangan besi tersebut (Basta, 1977).
Dalam hal penyebaran besi di dalam tubuh, Fairbanks, dkk., (1971)
mengemukakan angka yang sedikit berbeda, yaitu seperti tercantum pada tabel.

Bagian Banyaknyabesi Persentase


(mg)
Hemoglobin 2500 67.19
Cadangan 1000 26.87
(feritindan
hemosiderin)
Mioglobin 130 3.50
Pool labil 80 2.15
Enzima 8 0.21
Pengangkutan 3 0.08
Jumlah 3721 100.00

Jumlah besi dalam tubuh diatur terutama oleh penyerapan yang bervariasi. Bila besi
simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat. Mekanisme
kompensasihomeostatik ini dapat merupakan proteksi terhadap kemungkinan
berkembangnya kurang besi karena makanan yang kandungan besinya kurang. Namun
demikian khususnya pada wanita dan anak-anak, jumlah cadangan besi secara
proporsional lebih kecil. Oleh karena itu pada kedua golongan tersebut proteksi
terhadap kekurangan besi sangat kurang, khususnya kemungkinan kurang besi karena
rendahnya besi dalam makanan, infestasi parasit dan menstruasi pada wanita.

12
Banyak besi yang dimanfaatkan untuk pembentukan hemoglobin umumnya
sebesar 20-25 mg per hari. Pada kondisi dimana sumsum tulang berfungsi baik, dapat
memproduksikan sel darah merah dan hemoglobin sebesar enam kali.
Besi yang berlebihan disimpan sebagai cadangan dalam bentuk feritin dan
hemosiderin di dalam sel parenkhim hepatic, sel retikuloendotelial sumsum tulang hati
dan limfa.
Ekskresi besi dari tubuh sebanyak 0.5-1.0 mg per hari, dikeluarkan bersama-
sama urine, keringat dan feses. Dapat pula besi dalam hemoglobin keluar dai tubuh
melalui pendarahan, menstruasi dan saluran urine. Kebutuhan besi kita adalah 8.7 mg
per hari untuk pria dan 14.8 mg per hari untuk wanita.

6) Kalium
Seperti halnya natrium, kalium (K) merupakan kation penting di dalam cairan
intraseluler yang berperan dalam keseimbangan pH dan osmolalitas. Tubuh manusia
mengandung 2.6 mg kalium per kilogram berat badan bebas lemak, sel-sel syaraf dan
otot mengandung banyak kalium. Dalam jumlah kecil mineral ini dijumpai dalam
cairan ekstraseluler; kadar K dalam serum adalah 14-22 mg/ 100 ml. tampaknya
kalium mempunyai kemampuan menerobos membrane sel lebih besar dibandingkan
dengan natrium.
Ion kalium diperlukan dalam metabolism karbohidrat dan protein, namun
mekanismenya belum jelas diketahui. Pembentukan glikogen dan degradasi glucose
memerlukan kalium. Kekurangan kalium jarang diakibatkan oleh makanan kurang
mengandung mineral ini. Kekurangan kalium umumnya disebabkan karena ekskresi
yang berlebihan melalui ginjal, juga dapat terjadi karena muntah-muntah yang
berlebihan, atau diare yang berat.
Pengaruh kekurangan kalium terutama pada otot yaitu lemak urat dan dapat
menimbulkan kelumpuhan. Pengobatan defisiensi kalium harus dilakukan sangat
berhati-hati, karena bila terlalu cepat dan banyak kalium masuk ke dalam pembuluh
darah malahan dapat menimbulkan hiperkalemia yang lebih serius dari pada
hipokalemia. Kebutuhan Kalium orang dewasa adalah 3500 mg per hari.

13
Fungsi:
Kalium memiliki beberapa peran penting, di antaranya:
a. Mengendalikan keseimbangan cairan tubuh
b. Mungkin juga menurunkan tekanan darah

7) Klorida
Ion klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstraseluler dan berada
dalam betuk kombinasi dengan natrium diberbagai bagian, meskipun dalam jumlah
sedikit terikat pada protein dan substansi lainnya. Kurang dari 15 persen total klorida
tubuh terletak secara intraseluler. Klorida dalam darah dan eritrosit yang biasa dikenal
sebagai “chloride shift” suatu mekanisme homeostatic pertama dalam mengontrol pH
darah.
Walaupun klorida bersama natrium umumnya dianggap berfungsi dalam
mempertahankan pH dan osmolaritas cairan ekstraseluler, ion klorida juga berfungsi
sebagai activator amylase dan penting dalam pembentukan HCl lambung. Hal ini
sangat menarik karena meskipun klorida biasanya diangkut melewati membrane
biologic oleh diffuse pasif, namun dalam lambung dan mukosa usus ion klorida
diangkut secara aktif.

b. Mineral Mikro
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg
sehari, sedangkan Ketersediaan Biologis Mineral. Kegunaan mineral mikro lain untuk
manusia belum diketahui dengan pasti. Pengetahuan yang ada banyak diperoleh dari
hasil penelitian dengan hewan.

1) Sillicon
Silicon baru dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20 tahun lalu, konsentrasi
tertinggi terdapat dalam epidermis dan jaringan ikat. Silicon berperan dalam memulai
klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesisi kolagen. Silicon diabsorpsi dalam
bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urin. Silicon terutama terdapat dalam
makanan nabati terutama biji-bijian dan serealia utuh. Bir mengandung silicon dalam
konsentrasi tingi.

14
2) Vanadium (Va)
Vanadium berasal dari nama dewi skandinavia yang menggambarkan
kecantikannya, kemudaan, dan kekemilauan. Vanadium diduga berperan dalam fungsi
enzim-enzim yang berkaitan dengan fosforilasi. Vanadium diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tulang serta untuk reproduksi normal.
Sumber baik vanadium adalah serealia dan hasilnya. Daging, ikan dan unggas
merupakan sumber yang sedang.

3) Timah (Pb)
Timah dalam jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap sebagai kontaminasi
lingkungan. Belakangan terbukti bahwa timah pada tikus meningkatkan pertumbuhan.
Timah cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon. Timah
mempunyai pengaruh induksi terhadap enzim oksigease hem, yang menyebabkan
pemecahan hem dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung pada hem.
Belum banyak diketahui tentang kandungan timah dalam makanan.

4) Nikel (Ni)
Nikel pada tahun 1974 ditemukan sebagai zat gizi esensial untuk ayam, tikus
dan kambing. Nikel terdapat di dalam DNA dan RNA. Fungsinya mungkin
menstabilisasi struktus asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau komponen
structural berbagai enzim. Kekurangan nikel dapat menyebabkan kerusakan hati dan
alat tubuh lain. Sumber baik nikel adalah kacang-kacangan, serealia, dan produk
serealia. Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel.

5) Arsen (As) dan Boron (Bo)


Arsen diduga merupakan zat gizi esensial lain. Kebenarannya masih
memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian pada tikus dan anjing percobaan
menunjukkan bahwa boron berpengaruh terhadap metabolism mineral mikro.
Suplementasi boron pada perempuan sesudah menopause, dapat mencegah kehilangan
kalsium dan demineralisasi tulang.
Mineral mikro lain yang masih memerlukan pembuktian tentang kegunaannya adalah
perak (Ag), merkuri (Hg), stanum (Sn), barium (Ba), cadmium (Cd) dan arsen (As).

15
D. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Mineral
Kelebihan satu mineral dalam tubuh juga dapat berpengaruh pada metabolisme
tubuh yaitu sebagai berikut :
Ca : mengkonsumsi kalsium dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri
lambung dan diare
Mg : dapat mengakibatkan diare
Na : meningkatkan tekanan darah tinggi dan beresiko terhadap stroke dan
serangan jantung
P : nyeri lambung dan jika konsumsi dosis tinggi dalam waktu lama dapat
menurunkan jumlah kalsium dalam tubuh sehingga tulang lebih
beresiko terhadap afraktur.
Kalium : menyebabkan nyeri lambung, mual dan diare
Fe : konstipasi, mual dan nyeri lambung.
Boron : mengurangi fertilitas pada pria dan boron banyak terdapat pada
sayuran dan kacang-kacangan
Cobalt : berpengaruh pada jantung dan berpengaruh menurunkan fertilitas
pada pria

Kekurangan mineral ini jarang terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang
bervariasi.
Akibat Kekurangan Mineral :
Kekurangan natrium : gangguan jantung dan ginjal, lelah, kejang otot.
Kekurangan kalium : lemah otot, gangguan pernapasan & denyut jantung
Kekurangan kalsium : pembekuan darah lambat, tulang dan gigi rapuh,
pertumbuhan lambat, kejang otot.
Kekurangan fosfor : tulang dan gigi rapuh, hilang napsu makan, rakhitis,
lesu, sakit tulang.

16
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk). Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral dibagi
menjadi dua golongan, yaitu mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial
diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan
unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses
fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan
protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus
(P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe),
tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).
Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui
kegunaannya dalam tubuh, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat
menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk
hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium
(Al).

17
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier ,Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Utama.
I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit
Buku. Kedokteran EGC.
Pratiwi, D.A. 2012. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta. Erlangga
http://eprints.uny.ac.id/8842/2/bab2%20-09604227098.pdf. Diakses pada tanggal
10 Maret 2018
http://digilib.unila.ac.id/1209/7/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret
2018

18

Anda mungkin juga menyukai